Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Pemanfaatan Pangkasan Biomasa Gamal dan Rumput Gajah sebagai Pupuk Hijau dalam Upaya Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) A Prasetia; Jefri Sembiring; Rangga Kusumah; Yopi Tamelan
Agrikultura Vol 32, No 3 (2021): Desember, 2021
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v32i3.32562

Abstract

Komoditi jagung telah banyak dikembangkan di Kabupaten Merauke. Kondisi geografis Kabupaten Merauke yang merupakan dataran rendah tidak memiliki gunung berapi yang dapat menambah atau memperbaiki kesuburan tanah sehingga kebutuhan nutrisi tanaman selama ini berasal dari penambahan pupuk anorganik dan pola tanam monokultur yang dilakukan para petani sehingga semakin menurunkan kesuburan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan pangkasan biomasa gamal dan rumput gajah sebagai upaya peningkatan pertumbuhan dan produksi jagung. Penelitian dilaksanakan di Desa Yasa Mulya Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke Provinsi Papua pada bulan Maret sampai September 2018. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Komponen setiap perlakuan yaitu P0 (sistem monokultur jagung), P1 (jagung dan biomasa gamal), P2 (jagung dan biomasa rumput gajah), P3 (jagung, biomasa gamal, dan rumput gajah). Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris biji per tongkol, berat tongkol tanaman dan produksi tanaman per plot. Data yang diperoleh dianalisis varians (ANOVA) pada level 10% dan dilanjutkan dengan uji beda nyata (BNT). Hasil penelitian menujukkan bahwa pemanfaatan pangkasan biomasa gamal dan rumput gajah memberikan pengaruh pada tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tongkol, jumlah baris biji per tongkol, berat tongkol tanaman dan produksi tanaman per plot. Perlakuan jagung, biomasa gamal dan rumput gajah dalam luasan 100 m2 mencapai 4,5 kg/plot apabila dikonversi ke satuan hektar maka produksinya mencapai 4.500 kg/ha (4,50 ton).
PENYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK SERTA PESTISIDA NABATI UNTUK MENUNJANG KEAMANAN PANGAN DI KAMPUNG NASEM Jefri Sembiring; Diana S. Susanti; Andri Prasetia; Johanna Mendes
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 5 No. 2 (2020): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 2 MEI 2020
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i2.10129

Abstract

The purpose of this service is to build the Nasem village into a safe, friendly and prosperous village of agrotourism by developing organic farming. The current condition of the residents of Nasem village usually still buys the necessities of life from outside the Nasem village, both vegetables and other ingredients. Organic agriculture is a production management system that can improve soil health and the quality of soil ecosystems and crop production. In its implementation, organic agriculture focuses on the use of natural materials that can improve and even improve soil quality. The development and application of the organic farming approach continues to increase along with the increasing clarity of the negative impacts and increasing population awareness about the dangers of using chemicals. Organic farming system that aims to maintain harmony with the natural system, by utilizing and developing as much as possible natural processes in the management of farming. Planting vegetables such as leeks, petsay, cabbage and kale need the right cultivation techniques so that increased production can be in line with the quality of the products produced. The Nasem village farmers do not have the knowledge and skills to grow vegetables after returning from the neighbouring state of Papua New Guinea. For this reason, it is very necessary to conduct training in organic farming skills so that the concept has been applied by the Nasem community from the start. It is expected in the future that Nasem village farmers can produce vegetable products that are free of pesticides and chemical fertilizers. In addition, with the training to plant vegetables organically, it will improve the economy of the community and make people consume healthy vegetables. This service is expected to be carried out continuously.Keywords: Nasem, organic, agrotourism. ABSTRAKPengabdian ini bertujuan untuk membangun kampung Nasem menjadi kampung Agrowisata yang aman, ramah dan makmur dengan mengembangkan pertanian organik. Kondisi pada saat ini warga kampung Nasem biasanya masih membeli kebutuhan hidup  dari luar kampung Nasem baik itu sayuran maupun bahan lain. Pertanian organik merupakan sistem manajemen produksi yang dapat meningkatkan kesehatan tanah maupun kualitas ekosistem tanah dan produksi tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada peng-gunaan bahan alam yang dapat memperbaiki bahkan meningkatkan kualitas tanah.  Perkembangan dan penerapan pendekatan pertanian organik terus meningkat seiring dengan semakin jelasnya dampak negatif dan bertambahnya kesadaran penduduk tentang bahaya penggunaan bahan-bahan kimia. Sistem pertanian organik yang bertujuan untuk tetap menjaga keselarasan  dengan sistem alami, dengan memanfaatkan dan mengembangkan semaksimal mungkin proses-proses alami dalam pengelolaan usaha tani. Penanaman sayur-sayuran seperti bawang daun, petsay, kubis dan kangkung perlu adanya teknik budidaya yang tepat sehingga peningkatan produksi dapat selaras dengan kualitas produk yang dihasilkan.  Para petani kampung Nasem belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk bercocok tanam sayur pasca kembali dari negara tetangga Papua New Guinea. Untuk itu sangat perlu dilakukan pelatihan keterampilan bercocok tanam organik sehingga dari awal konsep ini sudah diterapkan oleh masyarakat Nasem. Hal ini diharapkan kedepan bahwa petani kampung Nasem dapat menghasilkan produk sayuran yang bebas pestisida dan pupuk kimia. Selain itu dengan adanya pelatihan bercocok tanam sayur-sayuran secara organik akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuat masyarakat mengkonsumsi sayuran sehat. Pengabdian ini diharapkan akan dilakukan secara berkesinambungan.Kata kunci: Nasem, organik, agrowisata.
PEMBUATAN TEKNOLOGI BIOFLOK UNTUK PEMELIHARAAN IKAN GABUS DI KAMPUNG TAMBAT Rosa Pangaribuan; Jefri Sembiring
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 7 No. 2 (2022): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 7 NO. 2 MEI 2022
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v7i2.14449

Abstract

Lokasi pengabdian kepada masyarakat dilakukan di Kampung Tambat Distrik Tanah Miring dengan pertimbangan hasil survey, hasil penelitian dan permasalahan dari keberadaan ikan gabus di perairan. Di Kampung Tambat terdapat rawa yang sangat berpotensi dalam produktivitas ikan, salah satunya ikan gabus. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan wirausaha yang menyediakan lapangan kerja buat diri sendiri maupun masyarakat sekitar, yang mandiri, ulet, gigih, komunikatif dan professional dalam bidang perikanan.  Pemanfaatan ikan gabus di masyarakat luas sudah menjadi hal yang sangat menarik karena mempunyai nilai ekonomis penting diantaranya sebagai produk olahan, makanan sampai dengan produk untuk kesehatan karena mengandung Albumin. Oleh sebab itu guna tersedianya stok ikan gabus di pasaran maka perlu adanya usaha budidaya yang dijalankan oleh masyarakat dalam hal ini pemuda kampung guna peningkatan ekonomi masyarakat. Selama ini ikan gabus hanya tersedia pada musim hujan sedangkan pada musim kemarau ikan sangat sulit didapatkan karena masyarakat sangat tergantung pada alam. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan cara sosialisasi dan pendampingan langsung cara pembuatan bioflok dari pembuatan kolam sampai pada pemeliharaan ikan. Pada akhir kegiatan dilaksanakan monitoring dan evaluasi serta pendampingan berkelanjutan. Hasil dan dampak dari pengabdian ini adalah masyarakat dapat membuat kolam bioflok, memelihara ikan dan memiliki pengetahuan tentang strategi pemasaran. Kata kunci: Bioflok, Ikan gabus, Merauke.   ABSTRACT The location of community service is carried out in Tambat Village, Tanah Miring District with consideration of survey results, research results and problems from the presence of snakehead fish in the waters. In Kampung Tambat there is a swamp that has the potential for fish productivity, one of which is snakehead fish. This activity aims to create entrepreneurs who provide employment opportunities for themselves and the surrounding community, who are independent, tenacious, persistent, communicative and professional in the field of fisheries. The use of snakehead fish in the wider community has become a very interesting thing because it has important economic values such as processed products, food to products for health because it contains albumin. Therefore, in order to provide cork fish stocks on the market, it is necessary to have a cultivation business run by the community, in this case the village youth, in order to improve the community's economy. So far, snakehead fish is only available in the rainy season, while in the dry season, fish is very difficult to find because people are very dependent on nature. The method of implementing this activity is carried out by means of socialization and direct assistance on how to make bioflocs from making ponds to raising fish. At the end of the activity, monitoring and evaluation as well as ongoing assistance are carried out. The result and impact of this service is that the community can build biofloc ponds, raise fish and have knowledge of marketing strategies. Keywords: Biofloc, Snakehead fish, Merauke.
PENGARUH DOSIS ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG TERHADAP KEPADATAN POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN Spodoptera exigua PADA TANAMAN BAWANG MERAH jefri ando sembiring; Andre Prasetya
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.6.1.47-56

Abstract

ABSTRAKTanaman bawang merah memiliki permasalahan yang cukup kompleks dalam mempertahankan jumlah produksi. Organisme penggangu tanaman (OPT) merupakan salah satu masalah penting dalam mempertahankan hasil tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis arang sekam dan pupuk kandang terhadap kepadatan populasi dan intensitas serangan S. exigua pada tanaman bawang merah. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK-F) dua faktor dengan faktor pertama yaitu dosis arang sekam (A) dan faktor kedua dosis pupuk kandang sapi (P). Hasilnya menunjukkan bahwa kepadatan populasi dan intensitas serangan larva S. exigua tertinggi pada tanaman bawang merah terdapat pada penggunaan dosis arang sekam 60 ton/ha dan pupuk kandang 40 ton/ha. Sedangkan kepadatan populasi dan intensitas serangan terendah terdapat pada perlakuan tanpa arang sekam dan pupuk kandang 20 ton/ha. ABSTRACTOnion plants have a quite complex problems in maintaining production quality caused by plant pests. Plant disturbing organisms is one of the important problems in maintaining the agricultural production. The purpose of this study was to determine the effect of husk charcoal and cow manure dose on the density and intensity of S. exigua attacks. The design used in this study was a factorial randomized block design (RAK-F) two factors with the first factor being the dose of husk charcoal (A) and the second factor was the dose of cow manure (P). The highest population density of S. exigua larvae in shallot plants was when 60 ton/Ha husk charcoal and 40 ton/Ha of cow manure was used. Meanwhile the lowest population density of S. exigua larvae in shallot plants when no husk charcoal was used and 20 ton/Ha of cow manure.
RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN DAUN BAWANG (Allium fistulosum L.) TERHADAP APLIKASI KOMBINASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KOMPOS Maria Tenlima; Jefri Sembiring
Musamus Journal of Agrotechnology Research Vol 1 No 1 (2018): MJAR
Publisher : Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.281 KB) | DOI: 10.35724/mjar.v1i1.1701

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman daun bawang (Allium Fistulosum L) pada aplikasi kombinasi antara pupuk organik cair dan kompos. Penelitian ini dilaksanakan di Screen House, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Musamus. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dua faktor. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan yang diberikan secara statistik tidak berpengaruh nyata pada berbagai kombinasi kompos dan pupuk cair pada pertumbuhan daun bawang. Meski demikian, perlakuan kombinasi antara 40 g kompos dan 2,4 ml l-1 pupuk organik cair (K2N2) menunjukkan rata-rata tinggi tanaman terbaik (22 cm), sementara rata-rata jumlah daun maksimal (4,33) diperoleh pada kombinasi 60 g/tanaman kompos, dan 4 ml l-1 pupuk organik cair (K3N3). Penelitian ini juga menkonfirmasi bahwa penggunaan pupuk memberikan hasil yang lebih baik pada berbagai kombinasi perlakuan, dibandingkan dengan kontrol. Kata kunci: Pupuk organik cair; kompos; daun bawang.
Karakterisasi sekuen DNA gen mtCO-1 hama penggerek pucuk (Hypsipyla sp.) pada tanaman mahoni (Swietenia macrophylla King) di Kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara Jusuf Manueke; Jefry Sembiring; Dantje Tarore
Jurnal Entomologi Indonesia Vol 17 No 1 (2020): Maret
Publisher : Perhimpunan Entomologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.675 KB) | DOI: 10.5994/jei.17.1.53

Abstract

Hypsiphyla sp. include the Order Lepidoptera, Family Pyralidae. These insects is one of the important pests on mahogany plants (Swietenia macrophylla King.).  This pest has been found to attack S. macrophylla plants in North Sulawesi, especially in the area of mahogany plant centers namely North Minahasa Regency and Tomohon City. The aim of the study was to determine the CO1 gen profile of mahogany shoots borer (Hypsipyla sp.) on mahogany plant (Swietenia macrophylla) in Minahasa Regency and Tomohon City, North Sulawersi Province. The method used is descriptive method, consists of extraction or purification of total double strands DNA (dsDNA), amplification of CO1 gene by PCR method, visualization of PCR results with atomatic electrophoresis qiagen, and sequencing. The sequenced data that is the construction of the phylogeny tree are described according to clusters which give the morphometric character of each sample. The results of the analysis of genetic differences between Hypsipyla sp. origin of North Minahasa and Tomohon namely 3.8%–4.4%. Hypsipyla sp. origin of North Minahasa and Tomohon with H. grandella namely 9.0%–9.3%. Based on the results of this analysis it can be seen that the kinship of Hypsipyla sp. in North Minahasa Regency and Tomohon City it is closer to H. robusta than H. grandella. Results of cluster analysis of Hypsipyla sp. in North Minahasa Regency and Tomohon City, North Sulawesi Province compared to H. robusta and H. grandella in the Gen Bank mapped in the phylogeny tree construction indicate that Hypsipyla sp. in North Mihasa Regency and Tomohon City, North Sulawesi Province already exists or forms a separate clade with H. robusta and H. grandella clades in Bank Gen.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak Telur Ayam Maria Rizki Rismayanti; Nina Maksimiliana Ginting; Jefri Sembiring
Musamus Journal of Agribusiness Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan dalam melihat variabel apa saja yang dapat berpengaruh kepada pendapatan pengusaha telur. Penelitian dilakukan di Distrik Merauke. Responden dalam penelitian ini diambil 13 .responden yang dipilih secara purposive sampling. Analisis digunakan regresi, uji asumsi klasik dan revenue cost ratio (R/C). Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa faktor yang berpengaruh pendapatan yaitu biaya pakan (X2) dan biaya tenaga kerja (X4). Sementara itu untuk faktor biaya bibit (X1) dan biaya obat-obatan (X3) tidak mempengaruhi pendapatan peternak telur ayam ras.
Strategi Pemasaran Industri Rumah Tangga Pengolahan Ubi Kayu Putri Iriana; Riza Facrizal; Jefri Sembiring
Musamus Journal of Agribusiness Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) serta merumuskan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan industri rumah tangga pengolahan singkong. Metode yang digunakan adalah teknik analisis SWOT dan deskriptif kualitatif. Penentuan strategi yang dipilih dilakukan dengan matriks QSPM. Penelitian dilakukan di Desa Wenda Asri Kecamatan Jagebob pada bulan Agustus – September 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor IFAS (Internal Factor Summary) dalam pengolahan singkong yaitu ketersediaan bahan baku, tenaga kerja terampil, tenaga kerja terdidik, keawetan olahan manisan. kentang. Kayu yang dihasilkan baik, ketersediaan tenaga kerja, memiliki harga yang baik, sedangkan faktor IFAS (Internal Factor Summary) dalam pengolahan singkong adalah peluang pasar yang tinggi, dukungan hukum adat, memiliki izin usaha, harga bahan baku yang stabil, tidak ada fluktuasi harga. harga pengolahan singkong. harga yang relatif stabil, dukungan dari pemerintah dan masyarakat sekitar. Ancaman terdiri dari; kurangnya sosialisasi dan motivasi dari pemerintah, kurangnya pendampingan sprodi, sertifikasi pengolahan singkong, pendampingan pemerintah dilakukan. Alternatif yang diperlukan untuk meningkatkan produksi pengolahan singkong di Desa Wenda Asri Kecamatan Jagebob adalah: 1) Memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam untuk meningkatkan produksi, 2) Melibatkan pemerintah daerah dalam proses pemasaran melalui pelatihan sistem online, 3) meningkatkan produksi. untuk memenuhi permintaan pasar 4) Melakukan pelatihan manajemen usaha, sistem pemasaran dan promosi produk bagi pelaku usaha yang memiliki izin usaha, 5) Meningkatkan kualitas dan produksi pengolahan singkong untuk memperluas dan memenuhi permintaan pasar, 6) Pemerintah berpartisipasi dalam singkong industri pengolahan singkong dengan memberikan bantuan pendidikan informal untuk pengolahan singkong, 7) Adanya bantuan permodalan untuk memajukan pengolahan singkong dengan pengolahan yang baik, 8) Pemerintah memberikan bantuan input produksi yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka memaksimalkan potensi industri pengolahan singkong , 9) Peningkatan teknologi pengawetan kayu olahan singkong . Dari hasil matriks QSPM, dari 9 alternatif strategi terdapat satu strategi yang mendapatkan totalattractiveness tertinggi yaitu melakukan pelatihan manajemen usaha, sistem pemasaran dan promosi produk bagi pelaku usaha yang memiliki izin usaha dengan skor TAS tertinggi. sebesar 67 dan strategi terakhir yang akan dilakukan adalah peningkatan teknologi pengolahan singkong dengan Nilai Daya Tarik Total terkecil dengan skor 34.
Isolasi Bakteri Potensial Probiotik pada Saluran Pencernaan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) sebagai Bahan Pakan untuk Menunjang Pertumbuhan dan Antibodi Ikan Rosa Delima Pangaribuan; Jefri Sembiring
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 11, No 1 (2022): Maret
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/sainsmat111224672022

Abstract

Pakan ikan menjadi bagian terpenting pada keberhasilan suatu budidaya ikan. Pada umumnya kualitas pakan diperhatikan untuk memacu peningkatan pertumbuhan. Namun, sudah saatnya ada inovasi pakan ikan yang juga dapat meningkatkan ketahanan ikan terhadap paparan pencemaran. Bakteri probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme menguntungkan yang meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi inangnya. Penggunan bakteri probiotik untuk ikan pada pakan  sangat bepengaruh  terhadap meningkatkan pertumbuhan dan fungsi kekebalan tubuh. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Musamus dan Laboratorium Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas II Merauke.  Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan perlakuan dosis yang diujikan:  1. Pakan tanpa penambahan probiotik (Kontrol / K)  2. Pakan + Probiotik X. 10 ml/Kg pakan 3. Pakan + Probiotik X. 10 ml/Kg pakan + molase 10 v/v probiotik  4. Pakan + Probiotik X. 20 ml/Kg pakan  5. Pakan + Probiotik X. 20 ml/Kg pakan + molase 10 v/v probiotik  Setelah 30 hari pemeliharaan, perlakuan uji selanjutnya dianalisis untuk menentukan perlakuan terbaik. Berdasarkan hasil penelitian Probiotik yang ditemukan pada usus ikan nila adalah Lactobacillus sp. Pakan + Probiotik X. 20 ml/Kg pakan + molase 10 v/v probiotik adalah kombinasi terbaik. Penambahan probiotik pada pellet komersil dapat digunakan sebagai imunostimulan, hal ini terbukti dengan terjadinya penambahan berat dan panjang ikan. Potensi jeroan ikan mujair sebagai imunostimulan perlu terus dikaji  untuk diterapkan kepada pembudidaya ikan untuk menekan penggunaan antibiotik/obat-obatan dalam usaha penanggulangan penyakit, dan dengan demikian dapat meningkatkan produksi. Kata kunci: Ikan Nila, Lactobacillus sp, Probiotik.
SERANGGA-SERANGGA YANG BERASOSIASI PADA TANAMAN KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGAEA L) DI KAMPUNG ANGGER PERMEGI DISTRIK JAGEBOB KABUPATEN MERAUKE Jefri Sembiring; Amad Arifin; Andri Prasetia; Mariana Lusia
Musamus Journal of Agrotechnology Research Vol 3 No 1 (2020): MJAR
Publisher : Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mjar.v3i1.4569

Abstract

Abstract This study aims to determine the various types of insects that exist in peanut plants (Arachis hypogaea L). The research was carried out in Angger Permegi Village and the Agrotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture, Musamus University, Merauke from July 2020 to April 2021. Sampling was carried out using two techniques, namely using soil traps and yellow glue. The results obtained were in the Vegetative phase Absolute Density Value (KM), Relative Density (KR) (%), Absolute Frequency (FM), Relative Frequency (FR) (%) in each insect genus the highest was the Syrphidae family with the value of KM (22.67), KR (0.23), FM (0.67), FM (3.24) and FR (0.23). Meanwhile, in the generative phase, the highest absolute and relative density values ​​were in the Aphididae family with KM = 50.50 and KR = 0.12%, while the lowest was in the Gryllotalpidae family with KM = 4 and KR = 0.01%. Key words : Peanuts, Diversity of insects, Merauke