Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Polysulfone Membrane with UV-Photografting Technique and it Application at Soya Milk Filtration Processing Bambang Piluharto; Achmad Sjaifullah; Istiqomah Rahmawati; Maryanto Maryanto
Jurnal ILMU DASAR Vol 14 No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.36 KB) | DOI: 10.19184/jid.v14i1.480

Abstract

In the separation process of solution containing protein, interaction between membrane surface and protein can cause fouling irreversibely. So, efficiency of filtration process will decline. In this research, to improve the effeciency of filtration was done by modification of membrane using UV-photografting technique. Acrylic acid had been introduced topolysulphone membrane via this technique. The hydrophylic membrane was obtained. The membrane performance was evaluated in soymilk fouling test. The first step of research had obtained PSF membrane optimation about PSF 18%. In second step, the research was focused on the modification and characterization of PSF membrane by UV-Fotografting tehchnique. In this technique, monomer concentration and radiation time was used as variable. As the result, PSF membrane had been modificated succesfully by UV- photografting tehchnique with optimum condition in 15 minutes time radiation and concentration of acrylic acid 5%. Performance of modified membranes (flux and permselectivity) were better than unmodified membranes. The fouling test showed that the modified membranes have reduced fouling degree significantly. Keywords : Ultrafiltration membrane, UV-photografting, flux and permselectivity, fouling
Optimization of Microwave-Assisted Alkali Pretreatment for Enhancement of Delignification Process of Cocoa Pod Husk Maktum Muharja; Rizki Fitria Darmayanti; Bekti Palupi; Istiqomah Rahmawati; Boy Arief Fachri; Felix Arie Setiawan; Helda Wika Amini; Meta Fitri Rizkiana; Atiqa Rahmawati; Ari Susanti; Ditta Kharisma Yolanda Putri
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis 2021: BCREC Volume 16 Issue 1 Year 2021 (March 2021)
Publisher : Department of Chemical Engineering - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9767/bcrec.16.1.8872.31-43

Abstract

In this study, the optimization of microwave-assisted alkaline (MAA) pretreatment is performed to attain the optimal operating parameters for the delignification of cocoa pod husk (CPH). The MAA performance was examined by heating the CPH solid with different particle sizes (60–120 mesh) and NaOH solution with a different sample to a solvent (SS) ratio (0.02–0.05 g/L), for short irradiation time (1–4 min). Box-Behnken Design (BBD) was utilized to optimize the percentage of lignocellulose composition changes. The results show that by enlarging particle size, the content of lignin and cellulose decreased while hemicellulose increased. By prolong irradiation time, the content of lignin and hemicellulose decreased while cellulose elevated. On the other hand, increasing the SS ratio was not significant for hemicellulose content changes. From FTIR and SEM characterization, the MAA drove the removal of lignin and hemicellulose of CPH and increased cellulose slightly. Supported by kinetic study which conducted in this work, it was exhibited that MAA pretreatment technology is an effective delignification method of CPH which can tackle the bottleneck of its commercial biofuel production. Copyright © 2021 by Authors, Published by BCREC Group. This is an open access article under the CC BY-SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0). 
Pemberdayaan UKM Batik Kabupaten Jember dalam Pengelolaan Limbah Cair dengan Metode Green Technolgy Bekti Palupi; Istiqomah Rahmawati; Atiqa Rahmawati; Gregah Pangayoman Hartono Putro; Arfian Alwi Firmansyah
Dedikasi:Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2021): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/dedikasi.v1i2.76

Abstract

Peningkatan jumlah produksi batik memberikan dampak terhadap lingkungan karena limbah cair yang dihasilkan selama proses pembuatan batik. Penggunaan air dalam proses pembuatan batik rata-rata 25-50 m3 per meter kain. Produksi batik di Indonesia sekitar 500 juta meter per tahun sehingga membutuhkan air 25 juta m3 yang setara dengan kebutuhan air bersih untuk 2500 rumah tangga. Persediaan air bersih tersebut menjadi limbah cair batik dengan volume yang besar, warna yang keruh, dan bau yang menyengat. Limbah cair batik memiliki kandungan pH, Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi. Solusi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah(1) penyuluhan mengenai kandungan kimia, dampak dan bahaya limbah industri batik terhadap ligkungan dan kehidupan manusia di sekitar kawasan industri, (2) penyuluhan/sosialisasi metode-metode yang dapat diaplikasikan untuk menangani limbah industri batik, (3) Penyuluhan/sosialisasi penggunaan dan perawatan teknologi tepat guna mesin pengolah limbah batik sebagai solusi mengurangi pencemaran limbah batik pada lingkungan hidup, (4) penyerahan teknologi tepat guna berupa green technology alat pengelolaan limbah batik.
Pengembangan Potensi Ekonomi Desa Sidomekar Melalui Pembuatan Produk Unggulan Berupa Hand Sanitizer Berbasiskan Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Boy Arief Fachri; Istiqomah Rahmawati; Bekti Palupi; Meta Fitri Rizkiana; Nurtsulutsiyah Nurtsulutsiyah; Habibatul Inayah Harti Arini
Dedikasi:Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/dedikasi.v2i1.130

Abstract

Penurunan daya beli konsumen pada masa pandemi Covid19 berdampak pada penurunan penjualan bahan pangan. Hal tersebut juga termasuk buah jeruk. Kelompok Tani Desa Sidomekar Kecamatan Semboro Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah di Jember yang menghasilkan buah jeruk atau lebih dikenal dengan Jeruk Semboro. Program pengolahan dan pemanfaatan kulit jeruk dilatar belakangi oleh permasalahan penjualan dan potensi besar kulit jeruk yang belum dimanfaatkan dengan baik sebagai produk unggulan desa. Solusi yang ditawarkan adalah peningkatan nilai jual kulit jeruk melalui pengolahan dan pemanfaatan kulit jeruk menjadi hand sanitizer. Namun Kelompok Tani Desa Sidomekar tidak dapat mengolah kulit jeruk menjadi minyak atsiri dikarenakan beberapa permasalahan yaitu belum memiliki alat ekstraksi dan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan alat ekstraksi. Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat Desa Sidomekar dalam mengolah kulit jeruk menjadi minyak atsiri agar terciptanya pengelolaan produk unggulan desa dengan sistem manajemen yang baik dan berkelanjutan serta meningkatkan perekonomian. Metode yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan adalah dengan mengembangkan alat ekstraksi kulit jeruk, sosialisasi program, pelatihan penggunaan alat ekstraksi, serta pendampingan mitra dalam produksi hand sanitizer. Program dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 di Desa Sidomekar. Perubahan penting terhadap masyarakat yakni merubah paradigma masyarakat dari menjual buah jeruk secara langsung menuju pengolahan kulit jeruk menjadi produk unggulan hand sanitizer.Kata kunci: Desa Sidomekar, hand sanitizer, kulit jeruk, minyak atsiri
Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Menjadi Nata de Musa di Kabupaten Lumajang Bekti Palupi; Istiqomah Rahmawati; Felix Arie Setiawan
Warta Pengabdian Vol 14 No 3 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i3.14873

Abstract

Kabupaten Lumajang merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan tapal kuda Provinsi Jawa Timur dengan sentra industri pengolahan pisang Karunia Jaya di Desa Kalipenggung, Kecamatan Randuagung. Usaha pengolahan pisang yang secara langsung mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lumajang, baik dari sektor pemasukan maupun tenaga kerja sehingga keberlangsungannya sangat penting demi kemajuan daerah Lumajang sebagai sentra industri pertanian. Kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi produk unggulan seperti Nata de Musa, tepung kulit pisang, bioplastik, dll. melalui serangkaian proses produksi. Melimpahnya kulit pisang dari sisa produksi pengolahan pisang dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan karena kulit pisang memiliki komposisi air 68,90%, karbohidrat 18,50%, lemak 2,11%, protein 0,32% dan komposisi kandungan kimia lainnya. Tingginya kandungan karbohidrat dari kulit pisang membuat bahan ini sangat cocok untuk digunakan sebagai bahan dasar nata de musa. Oleh karena itu, pembuatan nata dari kulit pisang sangat cocok sebagai diversifikasi produk olahan kulit pisang. Kegiatan dibagi menjadi dua tahapan yakni sosialisasi terkait pemanfaatan kulit pisang menjadi nata dan praktik langsung pembuatan nata dari kulit pisang. Kegiatan ini menghasilkanwawasan tambahan bagi masyarakat bahwa limbah kulit pisang tidak hanya dibuang atau dijadikan pakan ternak dimana limbah kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi Nata de Musa sehingga memiliki nilai tambah.Produk Nata de Musa dapat dijadikan sebagai produk unggulan Desa Kalipenggung dan meningkatkan perekonomian warga.
Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Berbasis Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Limbah Batang Tembakau sebagai Pewarna Alami Batik di Desa Tamansari Bekti Palupi; Istiqomah Rahmawati; Meta Fitri Rizkiana
Warta Pengabdian Vol 12 No 4 (2018): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v12i4.9293

Abstract

Jember memiliki komoditas tembakau yang cukup melimpah, salah satu daerah penghasil tembakau adalah di kawasan Wuluhan. Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik, Universitas Jember dengan mitra yaitu Kelompok Tani Karunia Tembakau yang terletak di Desa Tamansari, bertujuan untuk mengatasi permasalahan mitra. Bagian tembakau yang laku dijual para petani adalah daun tembakau, sedangkan batang tembakau tidak dimanfaatkan dan menumpuk menjadi limbah. Upaya mengurangi limbah batang tembakau dan menambah nilai guna dapat dilakukan dengan memanfaatkan batang tembakau menjadi pewarna alami batik. Penggunaan pewarna alami pada kain batik juga berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan pewarna sintetis pada industri batik. Pewarna alami dari batang tembakau dapat dimanfaatkan oleh pengrajin batik yang ada di wilayah Jember dan sekitarnya. Pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan batang tembakau menjadi pewarna alami batik diharapkan mampu meningkatkan ekonomi Kelompok Tani Karunia Tembakau di Desa Tamansari. Penyelesaian masalah dari mitra dilakukan dalam skema pengabdian masyarakat dengan tahapan pemberian sosialisasi tentang pengelolaan dan pengolahan limbah batang tembakau menjadi pewarna alami batik, menginisiasi dan memberikan bantuan kepada masyarakat contoh satu set alat produksi pewarna alami dalam skala rumah tangga, pemberian sosialisasi terkait proses pengemasan dan pemasaran produk, serta menginisiasi proses pemasaran produk dengan mengundang distributor dan konsumen potensial. Hasil dari program pengabdian masyarakat ini adalah diharapkan Kelompok Tani Karunia Tembakau Desa Tamansari mampu mengolah limbah batang tembakau menjadi pewarna alami batik secara mandiri dan kontinyu. Kata kunci: Batang tembakau, Pewarna alami batik, Desa Tamansari
Peningkatan Kapasitas Masyarakat di Desa Pujer Baru Dengan Pemanfaatan Tanaman Beluntas Sebagai Bahan Baku Essential Oil dan Turunannya Bekti Palupi; Boy Arief Fachri; Istiqomah Rahmawati; Meta Fitri Rizkiana
Warta Pengabdian Vol 15 No 1 (2021): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v15i1.14874

Abstract

Permasalahan yang teridentifikasi dari Desa Pujer Baru adalah tingkat kesejahteraan ekonomi yang masih rendah. Masyarakat setempat di daerah Desa Pujer Baru masih belum memanfaatkan pekarangan warga secara optimal, pengetahuan warga yang rendah, terbatasnya infrastruktur, dana pengembangan desa yang belum optimal, dan kurangnya akses masyarakat terhadap informasi dan teknologi. Solusi yang ditawarkan adalah pengoptimalan pekarangan warga dengan penanaman tanaman beluntas. Beluntas dapat digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri dan turunannya. Penanaman tanaman beluntas dapat berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dimana tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai bahan baku produk unggulan daerah. Penyelesaian masalah dari mitra dilakukan dalam skema pengabdian masyarakat dengan tahapan pemberian sosialisasi tentang kandungan, manfaat dan nilai ekonomi beluntas, pemberian sosialisasi terkait proses pengemasan produk, menginisiasi produksi essential oil dan turunannya, serta memberikan Teknologi Tepat Guna kepada masyarakat berupa alat ekstraksi beluntas. Hasil dari program pengabdian masyarakat ini adalah Penduduk Desa Pujer Baru, Maesan, Bondowoso mampu menghasilkan essential oil dari beluntas secara mandiri dan kontinu.
EXTRACTION OF ROBUSTA COFFEE HUSK WASTE FROM TANAH WULAN VILLAGE MAESAN DISTRICT BONDOWOSO DISTRICT WITH ETHYL ACETATE AND ITS ANTIOXIDANT ACTIVITIES Helda Wika Amini; Wiwik Pratiwi; Gregah Pangayoman Hartanto P; Bekti Palupi; Boy Arief Fachri; Meta Fitri Rizkiana; Istiqomah Rahmawati
UNEJ e-Proceeding 2022: E-Prosiding Kolokium Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is the 4th largest coffee-producing country in the world. One of the coffee producers in the Bondowoso area of ​​East Java is Tanah Wulan Village. This village is located in the Argopuro Mountains Cluster, which produces coffee, especially Robusta coffee. In processing coffee cherries into coffee beans, the husk of the coffee cherries becomes the most significant waste from this process, reaching 40%-45%. However, the use of coffee husk waste is still limited as fertilizer and animal feed. So that there is a need for research to explore the potential of abundant coffee husk waste, one of which is about the antioxidant potential of robusta coffee husk produced in Tanah Wulan village. This study aimed to determine the percentage yield of robusta coffee husk extraction with ethyl acetate solvent and analyze its antioxidant activity. The robusta coffee husk extraction with ethyl acetate produces a dark green solid with a yield of 1.09%. From the analysis of antioxidants using DPPH, the IC50 was obtained at 96.5 mg/L with a strong category of antioxidants. However, the antioxidant activity of coffee husk extract is still much lower than the comparison compound for vitamin C, with an IC50 value of 3.68 mg/L (powerful category). So that, further research needs to be done to increase the antioxidant activity of coffee husk waste.
The EFFECT OF MICROORGANISM NUTRITION ON THE FERMENTATION PROCESS ON BIOETHANOL CONCENTRATION FROM TOBACCO STALKS Bekti Palupi; Boy Arief Fachri; Istiqomah Rahmawati; Meta Fitri Rizkiana; Helda Wika Amini; Nikita Meidi; Dini Rahmawaty
UNEJ e-Proceeding 2022: E-Prosiding Kolokium Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tobacco is one of the abundant biomass resources, especially in Jember Regency. Tobacco stalk has potential as a raw material for bioethanol and has more economic value than just being used as firewood. One of the new renewable energy that comes from biomass is biofuel. The currently developed biofuels are biodiesel and bioethanol. Compared to fuel oil, bioethanol's advantages include having a high octane number (106-110), increasing combustion efficiency, and reducing pollutant emissions. Besides being used to fulfill energy needs, bioethanol can also be used as a raw material in the pharmaceutical, cosmetic, and various alcohol derivatives industries. The Covid-19 pandemic has also made the need for ethanol increase. The scarcity of hand sanitizer products has made the price soar. The raw material for the hand sanitizer is ethanol, so the need for ethanol also increases. Bioethanol production, in general, has a 4-step process. The processes are pretreatment, hydrolysis, fermentation, and distillation. This study focused on the fermentation process with the aim of knowing the effect of microorganism nutrition on the concentration of bioethanol from tobacco stalks. Fermentation is done with the yeast Saccharomyces Cerevisiae. The addition of nutrients in the fermentation process greatly affects the concentration of ethanol that will be produced. The addition of optimal nutrients in this study was shown in the addition of 1.3% of the total initial volume of the sample or 0.325gram with a concentration result of 23.9%. Keywords: bioethanol, microorganism nutrition, fermentation, tobacco stalks
Penerapan Response Surface Methodology dalam Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi Antosianin pada Limbah Kulit Kakao dengan Metode Maserasi Menggunakan Pelarut Etanol Istiqomah Rahmawati; Boy Arief Fachri; Nurtsulutsiyah Nurtsulutsiyah; Yakub Hendrikson Manurung; Muhammad Reza; Meta Fitri Rizkiana; Helda Wika Amini
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.063 KB) | DOI: 10.17977/um0260v6i12022p024

Abstract

Antosianin dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam kulit kakao. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel input dan mengembangkan model prediksi yang digunakan dalam optimasi kondisi proses ekstraksi antosianin. Ekstraksi antosianin dalam kulit kakao dilakukan menggunakan metode maserasi. Variable proses ekstraksi yang dioptimasi meliputi ukuran partikel (0,105; 0,125; 0,149; 0,177; 0,25 mm), rasio bahan/pelarut (0,0045; 0,0125; 0,0375; 0,0625; 0,0795 g/mL), dan waktu (7,5; 24;  48; 72; 79 jam). Program Design Expert vs11 dengan Response Surface Methodology (RSM) Box-Behnken Design digunakan dalam penelitian dan dilakukan pemilihan kondisi proses dari kombinasi faktor-faktor yang menghasilkan respon yang optimal. Hubungan antar variabel terhadap respon konsentrasi antosianin yang dimodelkan :Y=0,2129-0,0483A+0,0816B+0,0069C-0,0219AB-0,0271AC+0,0174BC+0,0298A2-0,0349B2 +0,0504C2(A adalah ukuran partikel; B adalah rasio kulit kakao:pelarut; dan C adalah waktu).Nilai respon optimal konsentrasi antosianin adalah 0,479 M dengan kondisi ukuran partikel pada proses ekstraksi 0,105 mm, rasio kulit kakao/etanol adalah 0,0625 g/mL, dan waktu ekstraksi adalah 72 jam