Izmi Yulianah
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

UJI KETAHANAN 10 GENOTIP PADI MERAH (Oryza sativa L.) TERHADAP PENYAKIT BLAS DAUN (Pyricularia oryzae Cav.) RAS 173 Prabawa, Putu Shantiawan; Yulianah, Izmi; Basuki, Nur
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 6 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/227

Abstract

Penggunaan varietas padi merahtahan penyakit blasadalah solusi yang efektif untuk meningkatkan hasil padi merah, tetapi varietas tahan yang ada ketahanannya mudah patah. Hal ini karena beragamnya ras penyakit blas yang berkembang, salah satunya yang paling virulen adalah ras 173. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ras cendawan yang menyerang, menguji ketahanan 10 genotip padi merah,mengetahui keragaman dan menduga apakah sifat tersebut dapat diwariskan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2014, di desa Ketawang, Gondanglegi, kabupaten Malang. Bahan yang digunakan adalah 10 genotip lokal padi merah dan 2 varietas pembanding. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil penelitian menunjukkan ras cendawan P. oryzae Cav yang terdapat pada lokasi penelitian adalah ras 173. Terdapat dua genotip yaitu Mandel dan Yaiti yang memiliki penampilan terbaik pada semua karakter ketahanan seperti periode laten, jumlah bercak berspora, jumlah bercak tidak berspora, skor tingkat ketahanan dan intensitas serangan penyakit. Karakter jumlah bercak berspora dan jumlah bercak tidak berspora memiliki nilai KKG yang tinggi, sedangkan karakter tingkat ketahanan dan intensitas serangan memiliki nilai KKG yang rendah. Karakter jumlah bercak, tingkat ketahanan dan intensitas serangan memiliki kriteria heritabilitas tinggi. Kata kunci : Padi Merah, Penyakit Blas, Ketahanan, Keragaman, Heritabilitas
OBSERVASI PERTUMBUHAN BIBIT NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN SENGON (Paraserianthes falcataria) PADA KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DAS BRANTAS JAWA TIMUR Simbolon, Forastero; Yulianah, Izmi; Damanhuri, Damanhuri
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 6 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/228

Abstract

Kebun Bibit Rakyat (KBR) merupakan program pemerintah untuk menyediakan bahan tanam berupa bibit tanaman hutan dan jenis bibit tanaman serbaguna (MPTS) yang dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok tani, terutama di pedesaan (Permenhut no 17 Tahun 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan benih nangka dan sengon setelah semai serta laju pertumbuhan bibit setelah tanam ke lapang pada program Kebun Bibit Rakyat (KBR) Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Jawa Timur. Metode yang digunakan pada observasi ini adalah metode observasi lapangan yaitu dengan cara pengambilan data melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara terhadap petani. Lokasi pengamatan pada tanaman nangka adalah L1, L2, L3, L4, L5 dan untuk tanaman sengon adalah L1, L2, L3, L4, L5, L6, L7, L8. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah DAS Brantas Jawa Timur yaitu Kab. Blitar, Kab. Kediri, Kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek dan Kab. Malang. Hasil observasi penelitian yang diperoleh dari pengamatan di lapangan bahwa dari grafik pertumbuhan benih nangka dan sengon saat di persemaian, lokasi yang menunjukkan pertumbuhan benih nangka yang baik adalah L4 dan lokasi yang menunjukkan pertumbuhan benih sengon yang baik adalah L6. Pada saat bibit ditanam ke lapang dari hasil grafik laju pertumbuhan nangka dan sengon, laju pertumbuhan yang baik terhadap tanaman nangka adalah L2 dan lokasi yang menunjukkan laju pertumbuhan yang baik terhadap tanaman sengon adalah L2, L8 dan L6. Kata kunci: KBR, DAS, Observasi, Bibit
UJI KETAHANAN 14 GALUR CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum spp) DAN LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum) Palupi, Hendra; Yulianah, Izmi; Respatijarti, Respatijarti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 8 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/245

Abstract

Permasalahan pada tanaman cabai (Capsicum annuum L.) adalah penyakit antraknosa dan layu bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan 14 galur cabai terhadap penyakit antraknosa, layu bakteri dan karakter komponen hasil. Penelitian dilaksanakan di desa Gesingan, kecamatan Pujon, kabupaten Malang pada bulan Januari – Juli 2014. Bahan yang digunakan adalah 14 galur cabai besar asal dari lokal dan Introduksi. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kejadian penyakit layu bakteri pada masing-masing galur memiliki kriteria tahan dengan kisaran 3,33 %-13,06 %. Untuk penyakit antraknosa galur yang memiliki kriteria moderat yaitu galur 119.1.4 (21,63) dan 114.11.5. (20,20 %). Kemudian kriteria tahan terdapat pada galur 118.6 (10,72 %) dan 053.30.6 (10,13 %). Kriteria sangat tahan dengan rerata kejadian penyakit yang terendah yakni galur 055.1 (1,14 %). Karakter Komponen hasil tertinggi untuk panjang buah; diameter buah; panjang tangkai buah; bobot/buah; bobot buah/tanaman dan jumlah buah/tanaman berturut-turut terdapat pada galur 116.7.2 dan galur 051.20.1. Uji ketahanan penyakit antraknosa dan layu bakteri menunjukkan kriteria ketahanan yang berbeda pada galur yang diuji. Kata kunci: Cabai besar, Galur, Antraknosa, Layu Bakteri, Komponen Hasil.
HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN 7 FAMILI POPULASI F3 HASIL PERSILANGAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) TW 2 X PBC 473 Hastuti, Ni Made Dwi; Yulianah, Izmi; Saptadi, Darmawan
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/261

Abstract

Seleksi adalah salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan program pemuliaan cabai. Seleksi akan lebih efektif jika didukung oleh pengetahuan yang lengkap tentang nilai heritabilitas dan kemajuan genetik pada karakter yang diinginkan oleh pemulia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik, pendugaan nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan pada 7 famili populasi F3 tanaman cabai besar hasil persilangan TW 2 x PBC 473. Penelitian dilaksanakan di Desa Patok, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Pecobaan dilakukan dengan menggunakan metode single plant dengan bahan tanam yang digunakan adalah 7 famili Populasi F3 serta tetuanya yaitu TW 2 dan PBC 473. Hasil penelitian menunjukan bahwa keragaman genetik karakter kuantitatif pada 7 famili yang memiliki kriteria luas yaitu umur berbunga, umur panen, bobot buah baik, bobot buah total, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah baik, jumlah buah jelek, dan jumlah buah total. Nilai duga heritabilitas pada 7 famili memiliki kriteria rendah sampai tinggi. Karakter kuantitatif yang memiliki nilai duga heritabilitas tinggi adalah umur berbunga, begitu juga nilai kemajuan genetik harapan memiliki kriteria rendah sampai tinggi. Karakter kuantitatif yang memiliki nilai kemajuan genetik harapan tinggi yaitu umur berbunga, bobot buah baik, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah baik, jumlah buah jelek, dan jumlah buah total. Kata kunci: Cabai besar, populasi F3, heritabilitas, kemajuan genetik
SELECTION THE YIELD OF WHEAT (Triticum aestivum L.) LINES IN MIDDLE LAND AND UPLAND Yulianah, Izmi; Kurnia, Catur Suciari; Kendarini, Niken; Ashari, Sumeru
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 34, No 3 (2012)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v34i3.183

Abstract

Development of wheat can be carried out by cultivating wheat which is able to adapt well and has high productivity in Indonesia. The research was conducted in middle latitude and upland located in Dadaprejo and Cangar with the altitude of 560 m and 1650 m above sea level respectively from May to December 2011. The materials used in this research comprised thirteen wheat lines and two treated varieties. The experiment conducted in each location was arranged using randomly blocked design repeated three times. The data obtained in each location were analysed with variant analysis which was then followed by advanced experiment using 5% LSD. The result showed that six wheat lines were able to adapt and produced higher yields than Selayar varieties in the upland , namely 38, 82, G-17, G-20, H-14, H-19 and in the middle land obtained three lines that is line 82 , G-17 and H-19. Difference of yield decreases between upland and middle land is significant (14.09%).   Keywords: wheat, selection, yield, middle land, upland
Seleksi 21 Galur Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) Berdasarkan Karakter Kualitas Polong yang diinginkan Konsumen Bramastyo, Doni; Saptadi, Darmawan; Yulianah, Izmi
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2020.005.1.6

Abstract

Winged bean (Psophocarpus tertragonolobus L.) belongs to the Fabaceae family with many benefits (multifunctional). Winged bean pods have a lot of nutrients that are good enough for the body. The utilization of fresh winged bean pods is still very low by the community. This can be caused by several factors, one of which is the quality attributes and economic value possessed by winged bean commodities which are still relatively low when compared to other vegetables. In the agricultural industry, improving quality is very necessary because it will affect consumer decisions in choosing and buying. This study aims to determine the characteristics of the pods favored by consumers so that potential lines can be developed based on consumer preferences. The study was conducted in November 2017 to September 2018 with two methods, namely a field trial conducted in Dadaprejo Village, Junrejo District, Batu City, Malang, East Java and a market survey conducted in Malang City. Field experiments were carried out using a Randomized Block Design (RBD). Observation variables were divided into two, namely quantitative variables consisting of pod length and increased pod hardness, and qualitative variables consisting of pod shape, color, taste, and hardness. The results showed that there were lines that had the potential to be developed based on the preferences of consumers, these lines were PTL 2.1. Other lines of these lines, other lines that are close to similar potential are lines of UB 1.1, DJB 2, DJB 1, NSM 2.1 and MDM 1.2.
HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) Widyawati, Zuri; Yulianah, Izmi; Respatijarti, Respatijarti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.605 KB) | DOI: 10.21776/102

Abstract

Peningkatan produksi cabai besar dapat dilakukan dengan perbaikan bahan tanam melalui program pemuliaan tanaman. Kegiatan pemuliaan tanaman pada tanaman cabai besar diawali dengan meningkatkan keragaman genetiknya. Selain keragaman genetik perlu juga diketahui parameter genetik seperti heritabilitas dan estimasi kemajuan genetik yang akan dicapai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keragaman genetik, pendugaan nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan pada populasi F2 tanaman cabai besar. Penelitian dilaksanakan di Desa Pandesari, Kec. Pujon, Malang pada bulan Maret – Agustus 2013. Percobaan menggunakan metode pengamatan single plant dengan menanam dua populasi F2 dan dua populasi F1. Jumlah tanaman pada masing-masing populasi F2 sebanyak 200 tanaman,  sedangkan pada populasi F1 sebanyak 20 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman genetik pada semua karakter kuantitatif yang diamati kecuali karakter panjang tangkai buah,diameter buah dan tebal daging buah, nilai duga heritabilitas tinggi pada semua karakter kuantitatif yang diamati kecuali karakter umur berbunga, bobot buah total dan umur panen, sedangkan nilai duga kemajuan genetik harapan tinggi pada semua karakter kuantitatif yang diamati kecuali karakter umur panen. Karakter kuantitatif yang memiliki nilai heritabilitas dan kemajuan genetik tinggi dapat dijadikan karakter seleksi. Kata kunci : cabai besar, populasi F2, heritabilitas, kemajuan genetik harapan
INTERAKSI GENOTIPE LINGKUNGAN GALUR-GALUR HARAPAN KACANG PANJANG(Vigna sesquipedalis L. Fruwirth) BERPOLONG UNGU DI DUA LOKASI Cahyaningrum, Descha Giatri; Yulianah, Izmi; Kuswanto, Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman Vol 2, No 5 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.145 KB) | DOI: 10.21776/124

Abstract

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi maupun kualitas kacang panjang adalah merakit varietas unggul kacang panjang berpolong ungu dengan hasil produksi tinggi dan beradaptasi luas. Pengujian bertujuan untuk mengetahui interaksi genotipe lingkungan enam galur harapan kacang panjang berpolong ungu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2013 di dua lokasi lahan pertanian di kecamatan Lawang, lokasi desa Srigading dan lokasi desa Sumberporong. Materi genetik yang digunakan adalah enam galur harapan kacang panjang berpolong ungu hasil penelitian pendahuluan dengan dua pembanding yaitu UBPU1 41, UBPU1 130, UBPU1 222, UBPU1 365, UBPU2 202, UBPU3 153, varietas Brawijaya 4 dan Bagong 2. Penelitian menggunakan RAK rancangan tersarang dengan tiga ulangan. Data karakter kualitatif disajikan dalam bentuk statistika deskriptif, sedangkan karakter kuantitatif dianalisa dengan menggunakan analisis ragam pada masing-masing lokasi dan dilanjutkan dengan analisis ragam gabungan. Jika diperoleh interaksi genotip lingkungan yang nyata maka di uji lanjutan dengan BNJ 5 %. Dari hasil penelitian diperoleh terjadi interaksi genotipe lingkungan pada karakter kuantitatif yang meliputi karakter rata-rata bobot polong (g) dan jumlah polong per tanaman. Karakter umur berbunga (hst), umur panen (hst), panjang polong (cm), jumlah biji, dan bobot 200 biji (g) menunjukkan interkasi genotipe lingkungan yang tidak nyata. Galur terbaik yang sesuai ditanam di lokasi Srigading UBPU1 130. Galur terbaik yang sesuai ditanam di lokasi Sumberporong UBPU1 41, UBPU1 130, UBP3 153. Galur UBPU1 130 dapat ditanam pada lokasi Srigading dan lokasi Sumberporong. Kata kunci:  interaksi, galur, lokasi, Vigna sesquipedalis L.
PENAMPILAN 12 FAMILI BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) F4 BERPOLONG UNGU Permatasari, Intan; Yulianah, Izmi; Kuswanto, Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.899 KB) | DOI: 10.21776/190

Abstract

Kacang buncis merupakan salah satu jenis kacang sayur yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Untuk menekan nilai impor sayuran polong-polongan, khususnya buncis, perlu adanya suatu peningkatan produksi dalam negeri, salah satunya dengan perakitan varietas unggul baru berdaya hasil tinggi dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan 12 famili buncis (Phaseolus vulgaris L.) F4 berpolong ungu. Bahan tanam yang digunakan ialah benih F4 yaitu 12 famili buncis polong ungu hasil persilangan tanaman buncis varietas introduksi dengan varietas lokal (GKCS-6, GKCS-54, GKCS-97, GKCS-108, GIPQ-12, GIPQ-23, GIPQ-35, GKPQ-12, GKPQ-19, PQGK-1, PQGI-169, dan MCS-13), dengan 5 tetua (2 introduksi yaitu Purple Queen (PQ) dan Cherokee Sun (CS), 3 lokal yaitu Gogo Kuning (GK), Gilik Ijo (GI), dan Mantili (M)). Bahan penelitian lain meliputi furadan, benlext, pupuk kandang ayam dan NPK (16:16:16), mulsa plastik hitam perak dan label nama famili. Penelitian disusun tanpa menggunakan rancangan percobaan. Penelitian dilaksanakan di lahan milik petani yang terletak di Desa Kajang Lor Kecamatan Junrejo, Kabupaten Batu. Penelitian dilaksanakan pada Januari sampai dengan April 2014. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penampilan 12 famili F4 buncis polong ungu yang seragam dalam tipe pertumbuhan merambat, warna batang ungu, warna bunga ungu, dan warna polong ungu tua, yaitu famili PQGK-1, PQGI-169 dan GIPQ-35. Famili buncis polong ungu dalam kriteria keragaman genetik rendah yaitu antara 0 - 22% pada famili PQGK-1, PQGI-169 dan GIPQ-35. Kata kunci: Kacang Buncis, Famili, Keragaman, Penampilan.
SELEKSI CALON TETUA GALUR MANDUL JANTAN (F1) PADI HIBRIDA (Oryza sativa L.) TERHADAP STERILITAS POLEN DAN KETAHANAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (Xanthomonas oryzae) Purnamasari, Festhya Rytha; Yulianah, Izmi; Soetopo, Lita
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.375 KB) | DOI: 10.21776/216

Abstract

Calon tetua galur mandul jantan (F1) padi hibrida merupakan hasil persilangan antara galur mandul jantan (P1) dengan P2 (pewaris sifat tahan hawar daun bakteri). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui sterilitas polen galur F1 dan karakter morfologis galur F1 serta (2) mengetahui ketahanan galur F1 terhadap penyakit hawar daun bakteri. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari–Mei 2013 di lahan riset PT. DuPont Indonesia (Pioneer) yang berada di desa Ngijo, kecamatan Karangploso, kabupaten Malang. 106 galur F1 (galur 13CCMS001A – 13CCMS108A) ditanam berdasarkan rancangan acak kelompok perluasan (augmented design) dan perbedaan rata-rata  antar galur dan kultivar pembanding didasarkan pada hasil uji LSI (Least Significant Increase) pada taraf 5%. Rancangan percobaan terdiri dari 6 blok acak. Tiap blok terdiri atas 19 plot percobaan, yaitu 18 plot galur F1 dan 1 plot cek. Cek terdiri atas varietas peka (IR64) dan varietas tahan (IRBB21 dan IRBB7). Pengamatan meliputi : (1) sterilitas polen diamati menggunakan mikroskop; (2) pengamatan karakter warna polen dan posisi malai; (3) skoring serangan penyakit; dan (4) intensitas serangan penyakit. Berdasarkan hasil seleksi yang diperoleh terhadap ke empat pengamatan tersebut, diperoleh 14 galur F1 terpilih hasil seleksi. Kata kunci: Galur Mandul Jantan, Augmented Design, Sterilitas Polen, Hawar Daun Bakteri