Izmi Yulianah
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN EMPAT POPULASI F2 TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BUDIDAYA ORGANIK Wulandari, Jeany Eka; Yulianah, Izmi; Saptadi, Darmawan
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 5 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/304

Abstract

Peningkatan produksi tomat dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan bahan tanam melalui program pemuliaan tanaman. Seleksi adalah salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan program pemuliaan. Pelaksanaan seleksi secara visual, belum bisa berjalan efektif dan memberikan hasil yang memuaskan tanpa berpedoman pada nilai parameter genetiknya seperti nilai keragaman genetik, heritabilitas dan kemajuan genetik harapan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui keragaman genetik, pendugaan nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan pada empat populasi F2 tanaman tomat pada budidaya organik. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Tanjung, Malang. Hasil penelitian menunjukan bahwa keragaman genetik pada semua karakter kuantitatif empat populasi F2 memiliki kriteria luas; kecuali umur berbunga, jumlah bunga, jumlah buah per tandan, tinggi tanaman dan bobot per buah. Nilai duga heritabilitas pada empat populasi F2 yang memiliki nilai tinggi adalah umur berbunga, jumlah bunga, jumlah buah per tandan, tinggi tanaman,  fruit set, bobot buah total per tanaman dan umur akhir panen. Nilai kemajuan genetik harapan pada empat populasi F2 adalah tinggi kecuali umur berbunga, jumlah bunga, jumlah buah per tandan, tinggi tanaman, fruit set, bobot per buah, umur awal panen dan umur akhir panen.
PENGARUH TEKNIK EKSTRAKSI DAN VARIETAS TERHADAP VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) Prasetya, Widdi; Yulianah, Izmi; Purnamaningsih, Sri Lestari
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/374

Abstract

Biji tomat memiliki lendir yang mengandung zat inhibitor bagi benih tomat. Lendir yang menempel pada benih  menghambat proses perkecambahan. Pada umumnya lendir pada tomat  buah lebih pekat karena kandungan airnya lebih rendah dibandingkan tomat sayur. Permasalahan yang muncul ialah menentukan cara yang efektif untuk menghilangkan lendir pada biji tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik ekstraksi yang efektif pada dua varietas  yang berbeda terhadap viabilitas benih tomat selama masa simpan 12 minggu di dalam suhu ruang. Bahan yang digunakan ialah tomat varietas Royal 58 dan Servo, HCl, kapur tohor, dan air. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari dua faktor, dan diulang sebanyak empat kali. Faktor pertama adalah varietas (tomat buah dan tomat sayur). Faktor kedua ialah perlakuan teknik ekstraksi. Analisis data yang digunakan adalah uji F. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, pada bulan Desember 2014 hingga Maret 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, interaksi varietas dengan teknik ekstraksi memberikan pengaruh yang sangat nyata pada kecepatan tumbuh, daya berkecambah keserempakan tumbuh dan nyata pada kadar air. Varietas Royal 58 dengan teknik fermentasi selama 24 jam dapat mempertahankan viabilitas selama masa simpan 12 minggu.
PENURUNAN KETEGARAN (INBREEDING DEPRESSION) PADA GENERASI F1, S1 DAN S2 POPULASI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Wulan W, Putri Nawang; Yulianah, Izmi; Damanhuri, Damanhuri
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/408

Abstract

Tanaman Jagung (Zea mays L.) sangat penting bagi kehidupan manusia, untuk memperoleh hasil optimal, diantaranya dengan menggunakan varietas hibrida. Pembentukan varietas hibrida amat tergantung terhadap tersedianya galur murni sebagai tetua. Galur murni diperoleh melalui penyerbukan sendiri (selfing) selama 5-7 generasi. Selfing pada jagung akan merubah konstitusi genetiknya menjadi homozigot. Selfing terjadi tekanan silang dalam (inbreeding depression). Tujuan penelitian  ini adalah mempelajari penurunan ketegaran atau tingkat depresi silang dalam (inbreeding depression) akibat penyerbukan sendiri pada generasi F1, S1 dan S2 populasi tanaman jagung. Penelitian  dilaksanakan di Desa Capang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan pada bulan Desember 2014-bulan Mei 2015. Bahan tanam berupa 24 genotip tanaman jagung yang terdiri dari 8 genotip generasi F1, 8 genotip generasi S1 dan 8 genotip generasi S2. Rancangan yang digunakan adalah blok tunggal tanpa ulangan. Setiap genotip ditanam dalam 1 baris dengan jumah 50 tananam per baris, total populasinya 1200 tanaman jagung. Data dianalisis dengan uji t taraf  nyata 5%. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan depresi silang dalam pada beberapa karakter pengamatan kuantitatif. Genotip yang tingkat depresi silang dalamnya paling tinggi adalah B1, B2, B3, B4 dan P1. Karakter kualitatif seperti bentuk dan warna biji yang diamati secara visual menunjukkan terjadi perubahan penampilan antar generasi yang diuji.
PENDUGAAN VARIABILITAS DAN HERITABILITAS 18 FAMILI F5 CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.) Ayu, Dyan Kusumaning; Yulianah, Izmi; Respatijarti, Respatijarti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 5 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.676 KB) | DOI: 10.21776/436

Abstract

Peningkatan produksi cabai merah besar dapat dilakukan dengan perbaikan karakter melalui program pemuliaan tanaman. Variabilitas genetik yang luas pada cabai, merupakan modal dasar bagi program pemuliaan tanaman. Selain variabilitas genetik perlu juga diketahui parameter genetik seperti heritabilitas yang akan dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk menduga nilai variabilitas dan heritabilitas pada 18 famili F5 cabai merah besar (Capsicum annuum L.) serta mendapatkan famili terbaik dan seragam hasil seleksi pada 18 famili F5 cabai merah besar. Percobaan menggunakan metode single plot yang terdiri dari 18 famili cabai merah F5 hasil persilangan TW2 X PBC473. Setiap famili ditanam sebanyak 60 tanaman pada F5 dan 20 tanaman pada Tetua (Parental). Hasil penelitian menunjukkan variabilitas fenotipe pada seluruh famili F5 cabai merah besar adalah sempit, antara lain karakter umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, tinggi dikotomus, diameter batang, bobot per buah, diameter buah, dan panjang buah. Begitu pula variabilitas genetik pada seluruh famili adalah sempit, yaitu pada karakter umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, tinggi dikotomus, diameter batang, bobot per buah, bobot buah total, diameter buah, dan panjang buah. Nilai duga heritabilitas seluruh famili F5 bervariasi antara rendah sampai tinggi yaitu berkisar antara 0 – 84%. Karakter kuantitatif yang memiliki nilai variabilitas dan heritabilitas yang rendah dapat dijadikan sebagai karakter seleksi.
UJI TOLERANSI SALINITAS PADA BERBAGAI VARIETAS CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) Kusuma, Devi Mira; Yulianah, Izmi; Purnamaningsih, Sri Lestari
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 6 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/459

Abstract

Cabai besar (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis cukup penting. Penyempitan lahan pertanian akibat alih fungsi lahan menyebabkan pergeseran lahan pertanian yang subur ke lahan marjinal seperti lahan salin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan varietas cabai besar yang toleran terhadap cekaman salinitas. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai April 2015 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan pada penelitian ini mencakup polibag, sekop, gelas ukur, sprayer, meteran, tali rafia, timbangan analitik, gunting, kamera digital dan alat tulis. Bahan yang digunakan pada penelitian ini mencakup benih cabai besar, air, NaCl, tanah, pupuk kompos, pupuk daun dan pestisida. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor dan diulang 3 kali. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan NaCl: 0 ppm (S0) dan 8.000 ppm (S1). Faktor kedua adalah varietas cabai besar: Trisula (V1), Gantari (V2), Branang (V3), Lingga (V4) dan Ciko (V5). Analisis data menggunakan parameter penapisan: Intensitas Cekaman (IC), Indeks Toleransi (IT), Indeks Sensitivitas Cekaman (ISC) dan persentase penurunan hasil untuk mengetahui tingkat toleransi tiap varietas terhadap cekaman salinitas. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah dan bobot buah per tanaman mengalami cekaman berat akibat salinitas berdasarkan nilai IC. Namun Varietas Gantari menunjukkan toleransi salinitas yang lebih baik dibandingkan varietas lain yang diujikan berdasarkan nilai IT, ISC dan persentase penurunan hasil yang lebih rendah pada keempat peubah tersebut.
PENAMPILAN SIFAT KETAHANAN PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum) DAN PRODUKTIVITAS TINGGI TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PADA 24 FAMILI F5 Sholeh, Aziz; Yulianah, Izmi; Purnamaningsih, Sri Lestari
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 6 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/465

Abstract

Rendahnya produktivitas cabai disebabkan oleh serangan hama dan penyakit. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman cabai ialah penyakit layu bakteri. Program pemuliaan tanaman ialah salah satu upaya untuk mendapatkan tanaman yang tahan terhadap serangan layu bakteri dan meningkatkan produktivitas tanaman cabai merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan cabai merah (Capsicum annuum L.) terhadap serangan layu bakteri (Ralstonia solanacearum) dan produktivitas tinggi pada 24 famili F5 yang berdaya hasil tinggi. Percobaan menggunakan metode single plot yang terdiri dari 24 famili F5 cabai merah. Setiap famili ditanam sebanyak 60 tanaman dan 20 tanaman pada tetua. Alat  dan bahan yang digunakan penelitian ialah rak tray, plastik semai, gembor, cangkul, meteran, alat pelubang mulsa, ajir bambu, tali rafia, timbangan analitik, papan penelitian, bambu, kamera, ose, petridish, pinset, bunsen, erlenmeyer, backer glass, botol media, glass L, auotoclave, LAFC, spektrofotometer, tabung reaksi, pipet, alat tulis, cocopeat, pupuk kompos, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, pepton, casein, glukosa, aquades, agar, TZC, dan 24 famili cabai merah generasi F5. Penelitian dilaksanakan di Desa Gesingan, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang pada bulan Februari hingga Agustus 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 24 famili cabai merah, terdapat 22 famili terseleksi berdasarkan ketahanan penyakit layu bakteri. Berdasarkan respon ketahanan penyakit layu bakteri dan produktivitas tanaman, didapatkan 5 famili yang terpilih yaitu famili A3 8 14, A4 92 12, B2 46 6, B5 27 20 dan B6 42 13.
KERAGAMAN PLASMA NUTFAH BAMBU DI KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR Prajaka, Nanang Wahyu; Yulianah, Izmi; Ardiarini, Noer Rahmi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 7 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/480

Abstract

Bambu merupakan tanaman monokotil (berkeping satu) dan termasuk keluarga rerumputan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bambu berdasarkan karakter morfologi, serta mengetahui keragaman jenis bambu yang ada di Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan mulai April hingga Juli 2015 di 4 kecamatan di Kabupaten Malang yaitu Kecamatan Tajinan, Kecamatan Wonosari, Kecamatan Wajak, dan Kecamatan Kromengan. Alat yang digunakan meliputi alat tulis, penggaris, form pengamatan karakter morfologi bambu, kamera, meteran, pisau, gunting, parang, gergaji, cetok, pedoman color chart RHS, termometer, klinometer, dan altimeter. Bahan yang digunakan meliputi kertas label, plastik sampel, tali rafia dan plasma nutfah bambu di lokasi penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yang meliputi observasi, wawancara dan pengamatan karakter morfologi tanaman bambu. Hasil dari penelitian bambu di Kabupaten Malang diperoleh 13 jenis (spesies) yang termasuk ke dalam 5 marga yaitu Bambusa, Schizostachyum, Gigantochloa, Dendrocalamus dan Phyllostachys. Pada identifikasi tingkat spesies, masing-masing bambu yang ditemukan dengan masih menggunakan nama lokal dapat ditentukan masing-masing nama ilmiahnya. Nama-nama bambu yang ditemukan sebagai berikut Bambu Ampel (Bambusa vulgaris), Bambu Apus (Gigantochloa apus), Bambu Jabal (Schizostachyum aequiramosum), Bambu Jakarta (Phyllostachys aurea), Bambu Jawa (Gigantochloa atter), Bambu Kuning (Bambusa vulgaris var. Striata.), Bambu Ori (Bambusa blumeana), Bambu Petung (Dendrocalamus asper), Bambu Rampal Kuning (Schizostachyum brachycladum), Bambu Rampal (Schizostachyum zollingeri), Bambu Tutul (Bambusa maculata), Bambu Wuluh (Schizostachyum silicatum), dan Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea).
EVALUASI KARAKTERISTIK DAN KERAGAMAN 16 GENOTIP TANAMAN KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus L.) Putri Ardi, Nur Atikah; Yulianah, Izmi; Kuswanto, Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 8 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/500

Abstract

Indonesia ialah salah satu negara yang memiliki plasma nutfah tanaman kecipir yang cukup beragam. Keragaman ini dapat dimanfaatkan untuk program pemuliaan tanaman. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik fenotip dan keragaman 16 genoitp tanaman kecipir. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui karakteristik fenotip dan keragaman dari masing-masing genotip. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 genotip tanaman kecipir lokal. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2014-Agustus 2014 di Kebun Percobaan Jatikerto Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian disusun menggunakan petak tunggal dengan metode pengamatan tanaman tunggal (single plant). Hasil penelitian menunjukkan pada karakter  warna daun, bentuk daun dan warna polong menunjukkan keseragaman. Karakter warna bunga, warna biji dan bentuk polong menunjukkan hasil beragam. Nilai KKF dan KKG sebagian besar masuk dalam kategori rendah. Nilai heritabilitas masuk dalam kategori rendah hingga tinggi.
STUDI KEBERHASILAN PERSILANGAN KACANG BOGOR (Vigna Subtteranea (L.)) GALUR INTRODUKSI DAN GALUR LOKAL Alfiyah, Layinnati; Yulianah, Izmi; Kuswanto, Kuswanto
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 12 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.653 KB) | DOI: 10.21776/603

Abstract

Kacang bogor merupakan salah satu kacang-kacangan yang belum terlalu diperhatikan di Indonesia. Perbaikan varietas yang dapat dilakukan melalui penggabungan sifat-sifat genetik yang diinginkan salah satunya melalui persilangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan  persilangan antara galur lokal dengan galur introduksi dan persilangan antar galur lokal. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah terdapat tingkat keberhasilan persilangan antara galur lokal dan introduksi dan antar galur lokal. Hasil penelitian menunjukkan pada karakter kualitatif pada galur introduksi sudah seragam kecuali pada warna biji dan bentuk daun sedangkan pada galur lokal sudah seragam kecuali dari bentuk daun dan bentuk biji. Hasil persentase keberhasilan persilangan galur lokal dengan galur introduksi pada rasio jumlah polong dibagi jumlah bunga yang termasuk kedalam compatible pada kombinasi TKB 1 x Tvsu, compatible sebagian yang memiliki nilai tertinggi pada kombinasi BBL 10.1 x Thailand lokal sedangkan untuk incompatible pada kombinasi BBL 6.2.1 x TVsu 1483. Berdasarkan rasio jumlah polong dibagi jumlah bunga pada persilangan galur lokal dengan galur lokal yang termasuk kedalam compatible yang memiliki nilai tertinggi pada kombinasi TKB 1 x BBL 10.1 sedangkan kombinasi yang termasuk compatible sebagian tertinggi pada kombinasi BBL 6.2.1 x BBL 6.1.1 dan incompatible pada kombinasi BBL 10.1 x BBL 6.1.1.
PENAMPILAN DAN PENDUGAAN HERITABILITAS 9 POPULASI S3 TANAMAN SEMANGKA (Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum dan Nakai) Abdurrahman, Saifullah; Yulianah, Izmi; Saptadi, Darmawan
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.057 KB) | DOI: 10.21776/622

Abstract

Produksi buah semangka untuk konsumsi nasional membutuhkan benih sebanyak 14,7 ton, sedangkan produksi benih dalam negeri hanya 12,5 ton, oleh sebab itu membutuhkan impor benih sebanyak 2,2 ton benih (BPS, 2015). Untuk mendapatkan galur murni superior diperlukan kegiatan pemuliaan, pemurnian dan seleksi. Penelitian ini untuk mengetahui keragaman beberapa karakter populasi S3. Menduga nilai heritabilitas beberapa karakter yang memiliki peluang untuk program seleksi selanjutnya, serta mendapatkan individu dan populasi terbaik. Percobaan menggunakan metode single plot terdiri 9 populasi. Setiap populasi ditanam 25 tanaman S3 dan 75 tanaman pembanding yakni gadis manis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada parameter kualitatif, 9 populasi semangka S3 masih menunjukan adanya keragaman akibat segregasi. Keragaman fenotipe dan genetik hampir semua karakter rendah kecuali bobot buah, tebal kulit buah dan padatan total terlarut. Nilai duga heritabilitas tiap karakter pada populasi bervariasi berkisar 0 – 0.99. Karakter kuantitatif dengan nilai keragaman rendah dan heritabilitas tinggi dijadikan karakter seleksi. Seleksi berpedoman juga pada sifat penciri khusus.