Novindra Novindra
Staf Pengajar Departemen Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ekonomi Pertanian, Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS LAND RENT DAN DAYA SAING PERTANIAN PADI ORGANIK DI KABUPATEN TASIKMALAYA Asti Istiqomah; Nindyantoro Nindyantoro; Novindra Novindra
Journal of Agriculture, Resource and Environmental Economics Vol. 2 No. 1 (2019): JURNAL EKONOMI PERTANIAN SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
Publisher : Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.58 KB) | DOI: 10.29244/jaree.v2i1.25929

Abstract

Konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian merupakan ancaman nyata terhadap ketahanan pangan terutama bagi daerah penghasil pangan di Jawa Barat. Konversi lahan terjadi pada umumnya disebabkan land rent sektor pertanian rendah secara relatif dibanding dengan sektor lain seperti industri maupun perumahan. Pemerintah telah mengupayakan pencegahan konversi lahan pertanian melalui undang-undang lahan pertanian berkelanjutan. Kasus sistem pertanian padi organik yang diterapkan di Kabupaten Tasikmalaya merupakan praktek terbaik (best practices) bagaimana upaya pemerintah daerah meningkatkan land rent sektor pertanian melalui introduksi teknologi tesebut. Tingkat penerapan sistem pertanian organik di Tasikmalaya pada tahun 2012 sebesar 21% dari total luas lahan sawah yang tersedia yaitu 49.500 hektar. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh besarnya land rent padi organik per satu musim tanam per hektar adalah Rp 15.348.317 atau Rp 46.044.951 per tahun. Nilai Rasio Sumberdaya Domestik (DRC), menunjukkan bahwa usahatani padi organik yang dilakukan oleh petani telah efisien dan mempunyai keunggulan komparatif serta mampu bertahan tanpa bantuan atau intervensi pemerintah.
DAMPAK BANTUAN PENANGGULANGAN/PENGENTASAN KEMISKINAN TERHADAP PRODUKSI, PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI Novindra Novindra; Bonar M Sinaga; Sri Hartoyo; Bernard B. deRosari; Hastuti Hastuti; Ferdy Adif I. Fallo; Dea Amanda
Journal of Agriculture, Resource and Environmental Economics Vol. 2 No. 1 (2019): JURNAL EKONOMI PERTANIAN SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
Publisher : Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.988 KB) | DOI: 10.29244/jaree.v2i1.25977

Abstract

Program bantuan penanggulangan/pengentasan kemiskinan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan, menggunakan instrumen peningkatan produksi dan daya beli (pengeluaran) untuk meningkatkan kesejahteraan rumahtangga. Tujuan penelitian: (1) mengidentifikasi sumber, jenis, jumlah bantuan penanggulangan/pengentasan kemiskinan yang diterima oleh rumahtangga petani, (2) menganalisis biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani, (3) menganalisis pendapatan dan pengeluaran (indikator kesejahteraan) rumahtangga petani. Penelitian di Kabupaten Timor Tengah Selatan (Desa Kualin dan Nulle) dan Kabupaten Kupang (Desa Ponain dan Tesabela) Provinsi NTT yang ditentukan secara purposive karena merupakan daerah sentra populasi sapi dan rumahtangga penerima skim kredit dan bantuan modal. Sumber kredit yang diterima rumahtangga petani berasal dari bank (umum dan non umum) dan bantuan modal dari pemerintah (pusat dan daerah) dan non pemerintah. Nilai kredit dan bantuan modal yang diterima rumahtangga petani tertinggi di Desa Tesabela namun alokasinya untuk biaya usahatani terendah. Pendapatan usahatani tertinggi di Desa Kualin yang terutama bersumber dari pendapatan usaha ternak (44%), sedangkan total pendapatan rumahtangga petani tertinggi di Desa Ponain terutama bersumber dari pendapatan usaha non pertanian. Total Pengeluaran rumahtangga (kesejahteraan) tertinggi di Desa Tesabela terutama alokasi untuk pengeluaran investasi (49%), sedangkan Desa Kualin total pengeluaran rumahtangga terendah tetapi alokasi untuk pengeluaran konsumsi tertinggi (51%).