Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Lumbung Inovasi: Journal of Community Service

Workshop Pembuatan Pelet Ikan Berbasis Black Soldier Fly Larva di PT Kharisma Inti Usaha Alan Dwi Wibowo; Novianti Adi Rohmanna; Zuliyan Agus Nur Muchlis Majid; Muhammad Arwani; Dessy Maulidya Maharani; Arief RM Akbar; Hikma Ellya; Rila Rahma Apriani; Nukhak Nufita Sari; Ronny Mulyawan; Linda Rahmawati; Danang Yugo Pratomo; Baimy Alexander; Hartoni Hartoni
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.954

Abstract

Black soldier fly larva merupakan salah satu agen pendegradasi limbah organik. PT KIU merupakan salah satu industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Salah satu limbah yang dihasilkan adalah solid decanter. Solid decanter dapat menjadi subtract yang tepat untuk black soldier fly larva (BSFL). Selain dapat emngurangi limbah organik, BSFL juga mengahasilkan biomassa dengan kandungan protein yang tinggi. Salah stau produk yang dapat diproduksi dari biomassa BSFL adalah pelet ikan. Produksi pelet ikan dirasa mampu mendukung sirkular ekonomi di PT KIU. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karywanan di PT KIU dalam mengelola pelet ikan berbasis BSFL. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan karwayan PT KIU. Kegiatan dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu analisis permasalahan, perumusan masalah, pelaksanaan, pendampingan, dan evaluasi. Pada proses pelaksanaan di lakukan kegiatan workshop dan pelatihan pembuatan pelet berbasis BSFL. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan PT KIU di bidang pemanfaatan BSFL sebagai pelet. Disamping itu juga dilakukan pembuatan scenario peningkatan pendapatan. Diestimasikan terdapat penambahan pendapatan sekitar 318.260 per bulan, atau sekitar Rp. 3.819.120/tahun untuk setiap pekerja dalam  kelompok yang terdiri dari 10 pekerja. Black Soldier Fly Larva Based Fish Pellet Making Workshop at PT Kharisma Inti Usaha Black soldier fly larva was one of the organic waste degrading agents. PT KIU was one of the palm oil plantation and processing industries. One of the wastes generated was a solid decanter. Solid decanters can be used as the substrate of black soldier fly larvae (BSFL). Besides BSFL reduced organic waste, BSFL also produces biomass with high protein content. One of the products that can be produced from BSFL biomass is fish pellets. The production of fish pellets could support the circular economy at PT KIU. The goal of this program was to increase the knowledge and skills of employees at PT KIU in managing BSFL-based fish pellets. In addition, this activity also aimed to improve the welfare of PT KIU employees. Activities are carried out through several stages: problem analysis, problem-solving, implementation, mentoring, and evaluation.  Workshops and training about how to make pellet was the main process. The results show that the knowledge and skills of PT KIU employees about the pellets production process are incresing. Besides that, a scenario for increasing revenue is also carried out. It is estimated that there will be an additional income of around 318,260 per month, or around Rp. 3,819,120/year for each worker in a group of 10 workers
Pengabdian kepada Masyarakat: Pengenalan Penyakit Tanaman Padi dan Teknik Pengendaliannya di Desa Bentok Darat, Bati-bati, Kalimantan Selatan Noorkomala Sari; Akhmad Gazali; Akhmad Rizali; Hairu Suparto; Jumar Jumar; Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita Sari; Hikma Ellya; Riza Adrianoor Saputra; Muhammad Imam Nugraha; Ronny Mulyawan; Merry Awalia; Sitti Waahidaturrahmah
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i1.1130

Abstract

Beberapa permasalahan terjadi di Desa Bentok Darat salah satunya penurunan produksi padi akibat serangan gejala nekrosis dan lesi pada daun dan juga malai yang mengalami patah leher diduga mengalami penyakit blas yang disebabkan oleh jamur Pyricularia dengan ditemukannya miselia putih pada benih padi. Pada wawancara dengan ketua kelompok tani permasalahan ini ditenggarai iklim desa yang terus-terusan diguyur hujan berturut-turut setelah  mengalami kemarau yang panjang. Karena itulah perlu dilakukan penyuluhan tentang pengenalan penyakit penting pada padi dan teknik pengendaliannya dengan menerapkan prinsip pengelolaan penyakit terpadu atau mengutamakan keseimbangan ekosistem dalam mengendalikan pertumbuhan dan penyebaran patogen. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat petani Desa Bentok Darat dalam mencegah masalah penyakit pada padi dan cara pengelolaan lingkungan yang baik serta pengendalian terpadu. Metode kegiatan meliputi pengisian kuisioner, pembukaan, ceramah, diskusi dan pengisian kuisioner yang bertujuan untuk mengetahui manfaat kegiatan dalam meningkatkan pemahaman tentang penyakit padi dan cara pengendaliannya. Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Jurusan Agroekoteknologi kepada mitra Kelompok Tani Desa Bentok Darat, Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut menghasilkan peningkatan pemahaman warga tani Desa Bentok darat mengenai jenis-jenis penyakit penting pada padi dan agen patogen penyebabnya sebesar 85,71%. Kegiatan ini berperan sekali dalam meningkatkan pemahaman petani di Desa Bentok Darat mengenai informasi cara pengendalian penyakit di padi dengan nilai pengetahuan warga desa meningkat sebesar 100% tentang cara lain atau teknis pengendaliannya menggunakan POC plus, pestisida nabati dan agensia hayati. Seratus persen responden menjawab kegiatan ini menimbulkan rasa senang karena memperoleh manfaat dalam peningkatan informasi dan pengetahuan dalam mengetahui jenis penyakit padi dan cara pengendaliannya. Community Service: Introduction to Rice Plant Diseases and Their Control Techniques in Bentok Darat Village, Bati-bati, South Kalimantan  One of the problems that occurred in Bentok Darat Village was a decrease in rice production due to attacks of symptoms of necrosis and lesions on leaves and panicles with broken necks suspected of being affected by blast disease caused by Pyricularia fungus with white mycelia found in rice seeds. In an interview with the head of the farmer group, it is suspected that the climate in the village continues to rain after experiencing a long dry season. Therefore it is necessary to carry out counseling about the introduction of important diseases in rice plants and their control techniques by applying the principles of integrated disease control or prioritizing ecosystem balance in controlling the growth and spread of pathogens. This activity aims to provide insight to the farming community of Bentok Darat Village in preventing rice disease problems as well as good environmental management and integrated control. Activity methods include filling out questionnaires, opening, lectures, discussions and filling out questionnaires which aim to find out the benefits of activities in increasing understanding of rice diseases and how to deal with them Community service activities by the Department of Agroecotechnology for Farmer Group partners in Bentok Darat Village, Bati-bati District, Tanah Laut Regency resulted in an increase in information and knowledge of the farmers in Bentok Darat Village regarding important types of diseases in rice and their causative pathogens by 85.71%. This activity played a major role in increasing the knowledge of farmers in Bentok Darat Village regarding the information on how to control diseases in rice with the value of the villagers' knowledge rising by 100% about other methods or control techniques using POC plus, vegetable pesticides, and biological agents. One hundred percent of respondents answered that this activity caused a sense of pleasure because it benefited from increasing information and knowledge about the types of rice diseases and how to control them
Introduksi Bahaya Penggunaan Pestisida Dan Pemanfaatan Daun Sirsak Sebagai Biopestisida Pada Masyarakat Palam Novianti Adi Rohmanna; Rila Rahma Apriani; Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita Sari; Hikma Ellya; Rony Mulyawan; Zuliyan Agus Nur Muchlis Majid
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i2.1197

Abstract

Desa Palam merupakan salah satu kecamatan Cempaka yang memiliki banyak rumah tangga petani, dan sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah petani. Pertanian menjadi salah satu sektor penting dalam menjaga stabilitas ketersediaan pangan. Permasalahan yang dihadapi oleh petani desa Palam adalah serangan hama dan penyakit tanaman. Hal tersebut mengakibatkan kerugian besar bagi. Untuk mengatasi hal tersebut, petani menggunakan pestisida kimia. Kegiatan pemberdayaan dilakukan untuk mengedukasi bahaya penggunaan pestisida kimia dan memperkenalkan daun sirsak sebagai bahan baku biopestisida. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2021 di desa Palam, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru dan melibatkan sekitar 20 peserta. Kegiatan ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap input (pendataan), proses (sosialisasi dan pendistribusian benih sirsak), dan tahap output. Hasil program menunjukkan bahwa indikator kegiatan telah tercapai. Setelah diberikan sosialisasi, sebanyak 90% peserta menjadi lebih memahami akan bahaya pestisida kimia terhadap lingkungan dan kesehatan. Selain itu, petani juga mengetahui potensi daun sirsak sebagai biopestisida. Kegiatan ini diharapkan dapat berkelanjutan dan mendapatkan pendampingan lebih intensif dari pemerintah. Introduction Of Pesticide Hazard And Utilization Of Soursop Leaves As Biopesticide In The Palam Society Palam Village is one of the Cempaka sub-districts, which has many farmer households, and most of the people's livelihoods are farmers. Agriculture is one of the crucial sectors in supporting the stability of food availability. Pests and plant diseases are a problem for farmers. It resulted in significant losses. To overcome this, farmers use chemical pesticides. Empowerment programs are carried out to educate the hazards of using chemical pesticides and introduce soursop leaves as biopesticides. This activity was held in July 2021 in Palam village, Cempaka district, Banjarbaru, and involved about 20 participants. This activity consists of 3 stages: the input stage (data collection), the process (socialization and distribution of soursop seeds), and the output stage. The results of the program indicate that the activity indicators have been achieved. After being given socialization, 90% audiens become more aware of the hazards of chemical pesticides to the environment and health. In addition, farmers also know the potential of soursop leaves as a biopesticide. This activity is expected to be sustainable and get more intensive assistance from the government.