Budi Setiawati
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong

Published : 85 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

MONITORING EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KEBUN KARET UNGGUL DI KABUPATEN TABALONG TAHUN 2014 Budi Setiawati
Jurnal PubBis Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.198 KB)

Abstract

Tujuan monitoring dan evaluasi program CSR PT.Adaro Indonesia adalah ingin mengetahui dan menganalisis dampak program pengembangan kebun karet unggul yang telah dilaksanakan oleh CSR PT. Adaro Indonesia pada tahun 2007 melalui pemanfaatan bantuan bibit karet unggul yang ditanam dilihat dari jumlah Penelitian monev dilakukan secara kualitatif, yaitu menggunakan metode evaluasi. Teknik pengumpulan data dalam monev menggunakan teknik wawancara, kuesioner (angket), dokumentasi, dan observasi. Optimalisasi pemanfaatan penanaman bibit karet unggul serta perawatannya. Seperti, bantuan bibit karet unggul yang diberikan oleh PT.Adaro Indonesia melalui Dinas Perkebunan dilihat dari pemanfaatan dan perawatannya dapat dikatakan belum optimal hal ini disebabkan sebagian bibit banyak yang mati sebelum ditanam dan bibit tersebut bukan bibit unggul, bibit yang diberikan berbentuk stum bukan berbentuk polibex. Dalam mengatasi hama penyakit sangat dikeluhkan oleh anggota petani karet, sebab tidak adanya pelatihan/penyuluhan tentang mengatasi hama penyakit yang bisa mematikan banyak pohon karet, biasanya pohon tersebut tumbang dengan sendirinya, akibat kurang intensnya PPL datang melakukan penyuluhan. Hasil yang mereka peroleh tidak maksimal. Sistem penanaman sebagian besar mengikuti anjuran dari PPL, tapi tidak sedikit dari mereka mempunyai inisiatif dan cara tersendiri. Hal ini menyesuaikan kondisi tingkat kesuburan tanah. Sistem panen yang dilakukan oleh kelompok petani sebagian besar pohon karetnya berproduksi, tetapi ada sebagian pohon yang tidak dapat disadap karena bukan dari bibit unggul dan kualitasnya tidak terlalu bagus sehingga getah karetnya lambat keluar. Sebagian besar dari mereka tidak melibatkan orang lain dalam menyadap karetnya, karena itu akan mengurangi angka pendapatan yaitu sistem bagi hasil.Outcomes/dampak bantuan bibit karet unggul seperti bantuan bibit karet unggul yang diberikan oleh PT.Adaro Indonesia tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan petani karet, hal ini dikarenakan bibit yang diterima oleh kelompok petani bukan bibit karet unggul sehingga secara ekonomi hasil yang didapat belum memuaskan ditambah harga karet saat ini menurun. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan petani karet. Akibatnya mereka tidak memiliki tabungan. Kata Kunci : Monitoring, Evaluasi Program, Kebun Karet Unggul
OPTIMALISASI KINERJA PELAYANAN DI SEKTOR PUBLIK BERBASIS PELAKU (INDIVIDU) Budi Setiawati
Jurnal PubBis Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.312 KB) | DOI: 10.35722/pubbis.v4i1.230

Abstract

Sesuai dengan apa yang disimpulkan oleh World Development Report 2004 dan hasil penelitian Governance and Desentralization Survey (GDS) 2002, menunjukan bahwa masih terdapat buruknya pelayanan publik dinegeri ini. GDS 2002 menemukan tiga masalah penting yang banyak terjadi di lapangan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu pertama, besarnya diskriminasi pelayanan. Penyelenggaraan pelayanan masih amat dipengaruhi oleh hubungan per-konco-an, kesamaan afiliasi politik, etnis, dan agama. Kedua, tidak adanya kepastian biaya dan waktu pelayanan. ketiga, rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik. Ini merupakan konsekuensi logis dari adanya diskriminasi pelayanan dan ketidak pastian tadi. (Agus Dwiyanto, dkk, 2003). Salah satu mewujudkan kinerja pemerintahan yang bersih dan efisien, tanggap, dan akuntabel dapat dijelaskan dengan mengoptimalisasi kinerja pelayanan publik berbasis pelaku (individu) dalam managemen kinerja disektor publik (Mahmudi, 2005) adalah sebagai berikut: pertama penampilan, semua Aparatur Sipil Negara baik kedudukan yang paling rendah sampai yang paling tinggi harus memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam melayani masyarakat, Kedua ,disiplin dan ketaatan terhadap aturan, semua apartur dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai komitmen dan keteguhan hati, tekad yang mantap dan janji untuk melakukan atau mewujudkan suatu yang diyakini. Ketiga, Kemauan dan Kemampuan belajar. seluruh aparatur Negara dalam menjalankan tugasnya harus memiliki prinsip tidak ada yang tidak bisa semua bisa apabila ada kemauan yang keras dalam diri individu. Keempat, hubungan dengan pelanggan, bawahan, rekan kerja, dan atasan, kebersamaan untuk menjalin hubungan yang baik adalah suatu sikap dan perilaku individu yang terbawa kedalam suatu ruang atau waktu yang sama menunjukkan tingkah laku secara spontan. Kelima, motivasi diri, semangat yang berasal dari dalam atau dari luar yang mendorong prilaku individu sampai pada tingkatnya yang tertinggi. Keenam, Kecermatan, ketelitian, keterampilan, dan kecepatan, dan kualitas dalam bekerja, apabila semua pegawai memiliki ketekunan, cekatan, kehati-hatian, rajin, mendalami sesuatu pekerjaan yang secara konsisten berkelanjutan sesuai dengan komitmen yang disepakati, kesabaran, tidak emosional, tidak tegesa-gesa. Ketujuh, kemampuan beradaptasi,bekerja sama, dan kerja tim, setiap aparatur yang terkena mutasi antar lembaga maupun antar bagian bagian dalam pekerjaan harus dapat menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang baru, walaupun ada pekerjaan atau job yang tidak sesuai dengan latarbelakang pendidikan akibat dari ABS dan Like and des Like. Kedelapan,Kemampuan mengatasi masalah, keberanian dan kearifan ( mengambil keputusan dan menangani konflik ) dengan cepat dan tepat waktu. Kesembilan, Kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan, seluruh aparatur dalam menjalankan tugas pemberian pelayanan yang baik mampu berkomunikasi baik secara tertulis maupun secara lisan. Kesepuluh, Kemampuan memimpin dan mengorganisasi, tugas pemimpin sebagai pelaku melakukan keserasian, keselarasan dan kesimbangan (3K) terhadap tugas-tugas organisasi. Kesebelas, Loyalitas, sifat rela berkorban dan jiwa pengabdian terhadap instansi, bangsa, negara, dan taat serta setia dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Kata kunci : Optimalisasi ; Kinerja ; Pelayanan Publik
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN SKCK POLRES TABALONG KABUPATEN TABALONG Budi Setiawati
Jurnal PubBis Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1529.413 KB) | DOI: 10.35722/pubbis.v5i1.377

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan SKCK di Polres Tabalong, dimana dalam mengukur kepuasan masyarakat melalui 2 peraturan pemerintah yakni untuk mengukur IKM digunakan 9 unsur yang tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14/KEP/M.PAN/2017 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah dan untuk melihat kinerja petugas pelayanan yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik. Dalam penelitian ini, tingkat kepuasan masyarakat akan lebihbanyak membandingkan harapan masyarakat dengan kenyataan dengan pihak yang memberi pelayanan yaitu dengan mengukur kinerja petugas pelayanan. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang memohon pembuatan SKCK. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kinerja petugas pelayanan SKCK dapat meningkatkan kepuasan masyarakat di Polres Tabalong. Kata Kunci: Indeks Kepuasan Masyarakat, Pelayanan, SKCK
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN KEPOLISIAN RESORT BALANGAN Budi Setiawati
Jurnal PubBis Vol 6 No 1 (2022)
Publisher : stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1316.033 KB) | DOI: 10.35722/pubbis.v6i1.583

Abstract

Penelitian kepuasan masyarakat ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan kepolisian resor Balangan pada pelayanan surat ijin mengemudi (SIM). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, tekhnik pengumpulan data menggunakan angket, analisis data menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat dari PermenPan RB Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik dengan pengolahan data menggunakan statistik sederhana berdsarkan distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 91,70 dan Indeks Harapan Masyarakat sebesar 91,40 di polres Balangan dan berada pada kategori sangat baik. Artinya dari 9 unsur dimensi indeks kepuasan masyarakat dari PermenPan RB Nomor 14 Tahun 2017 telah diimplentasikan dengan baik, sehingga kinerja pelayanan dirasakan mampu memberikan kepuasan kepada pengguna layanan di Polres Balangan. Kata kunci: Tingkat Kepuasan Masyarakat, Kinerja Pelayanan Organisasi Publik.
MONITORING EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KEBUN KARET UNGGUL DI KABUPATEN TABALONG TAHUN 2014 Budi Setiawati
Jurnal PubBis Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.198 KB) | DOI: 10.35722/pubbis.v1i2.10

Abstract

Tujuan monitoring dan evaluasi program CSR PT.Adaro Indonesia adalah ingin mengetahui dan menganalisis dampak program pengembangan kebun karet unggul yang telah dilaksanakan oleh CSR PT. Adaro Indonesia pada tahun 2007 melalui pemanfaatan bantuan bibit karet unggul yang ditanam dilihat dari jumlah Penelitian monev dilakukan secara kualitatif, yaitu menggunakan metode evaluasi. Teknik pengumpulan data dalam monev menggunakan teknik wawancara, kuesioner (angket), dokumentasi, dan observasi. Optimalisasi pemanfaatan penanaman bibit karet unggul serta perawatannya. Seperti, bantuan bibit karet unggul yang diberikan oleh PT.Adaro Indonesia melalui Dinas Perkebunan dilihat dari pemanfaatan dan perawatannya dapat dikatakan belum optimal hal ini disebabkan sebagian bibit banyak yang mati sebelum ditanam dan bibit tersebut bukan bibit unggul, bibit yang diberikan berbentuk stum bukan berbentuk polibex. Dalam mengatasi hama penyakit sangat dikeluhkan oleh anggota petani karet, sebab tidak adanya pelatihan/penyuluhan tentang mengatasi hama penyakit yang bisa mematikan banyak pohon karet, biasanya pohon tersebut tumbang dengan sendirinya, akibat kurang intensnya PPL datang melakukan penyuluhan. Hasil yang mereka peroleh tidak maksimal. Sistem penanaman sebagian besar mengikuti anjuran dari PPL, tapi tidak sedikit dari mereka mempunyai inisiatif dan cara tersendiri. Hal ini menyesuaikan kondisi tingkat kesuburan tanah. Sistem panen yang dilakukan oleh kelompok petani sebagian besar pohon karetnya berproduksi, tetapi ada sebagian pohon yang tidak dapat disadap karena bukan dari bibit unggul dan kualitasnya tidak terlalu bagus sehingga getah karetnya lambat keluar. Sebagian besar dari mereka tidak melibatkan orang lain dalam menyadap karetnya, karena itu akan mengurangi angka pendapatan yaitu sistem bagi hasil.Outcomes/dampak bantuan bibit karet unggul seperti bantuan bibit karet unggul yang diberikan oleh PT.Adaro Indonesia tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan petani karet, hal ini dikarenakan bibit yang diterima oleh kelompok petani bukan bibit karet unggul sehingga secara ekonomi hasil yang didapat belum memuaskan ditambah harga karet saat ini menurun. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan petani karet. Akibatnya mereka tidak memiliki tabungan. Kata Kunci : Monitoring, Evaluasi Program, Kebun Karet Unggul
OPINI MASYARAKAT TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DASAR PADA SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) DI KABUPATEN TABALONG Jauhar Arifin; Budi Setiawati; Kiswanul Arifin
Jurnal PubBis Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.381 KB) | DOI: 10.35722/pubbis.v2i2.41

Abstract

This study aims to test and explain community Opinion against the quality of basic education and empowerment School Committee on elementary school in Tabalong Regency with 96 people samples. The data is processed by using a descriptive analysis. The results of this research show the quality standard of education elementary school in Tabalong Regency based on National Education Standards are expressed quite well. Views of several indicators of the quality of education primary school Land in Tabalong Regency based on National Education Standards are expressed quite well. Views of several indicators of the quality of education in primary school Tabalong Regency Indicator Standard compentensi Standard content, Graduation, standards Management, standards and Assessment Standard cost can catagore very good, while Standard process with catagore good, Standard Competencies and produce educators with catagore is quite good as well as the standards and infrastructure with Availability of facilities owned by the school Committee on SDN in Tabalong Regency, was largely unavailable, or available but not complete. This will cause no empower School Committee on elementary school in Tabalong Regency. Keywords: opinion of the communit;, the quality of education; school Committee
ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DESA UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN USAHA TANI DI DESA MATARAH KECAMATAN DUSUN TIMUR KABUPATEN BARITO TIMUR Budi Setiawati; Ahmad Farhani
Jurnal PubBis Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.992 KB) | DOI: 10.35722/pubbis.v3i2.62

Abstract

The purpose of this research is to find out and analyze the performance Government of the village for the construction of road infrastructure Farmer in the village of Dusun Matarah East Barito Regency East. as well as to know and analyze the factors that hamper the performance Government of the village for the construction of road infrastructure Farmer in the village of Dusun Matarah East Barito Regency East. This study used a qualitative research approach is descriptive in nature. Techniques of data collection, through interviews and documentation. Key informants include PJ village chief, head of Government Affairs and development, Chairman of the BPD, and two communities. Interactive model of data analysis techniques belonging to Miles, Huberman and Saldana. The results of this study showed that the Government's Performance, the village of Dusun Matarah East Barito Regency East in the construction of road infrastructure Farmer during this already well underway, based on indicators: productivity, Responsiveness, Corporate Responsibility, Accountability. Factors that hinder the performance of the Government in the development of road infrastructure Village Farmer is: Internal factors; The lack of ability of Government HR village, the rising prices of materials. External Factors; The lack of participation of the community, the existence of a society that does not support the construction of road infrastructure farmer. Based on the research results, it is recommended to the Government of the village, and the public needs to be done coaching and training in the form of an increase in the ability of the Government apparatus HR village, The village government need to hold more socialization to provide insight into the mindset of the community, namely, the need to support the development of this farmer road to the welfare of society itself, to community need awareness of yourself to participate in the construction of road infrastructure, for achievement of a farmer a progress. Keywords : The Government's Performance; The Village; The Construction Of Infrastructure
OPTIMALISASI KINERJA PELAYANAN DI SEKTOR PUBLIK BERBASIS PELAKU (INDIVIDU) Budi Setiawati
Jurnal PubBis Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.312 KB) | DOI: 10.35722/pubbis.v4i1.230

Abstract

Sesuai dengan apa yang disimpulkan oleh World Development Report 2004 dan hasil penelitian Governance and Desentralization Survey (GDS) 2002, menunjukan bahwa masih terdapat buruknya pelayanan publik dinegeri ini. GDS 2002 menemukan tiga masalah penting yang banyak terjadi di lapangan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu pertama, besarnya diskriminasi pelayanan. Penyelenggaraan pelayanan masih amat dipengaruhi oleh hubungan per-konco-an, kesamaan afiliasi politik, etnis, dan agama. Kedua, tidak adanya kepastian biaya dan waktu pelayanan. ketiga, rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik. Ini merupakan konsekuensi logis dari adanya diskriminasi pelayanan dan ketidak pastian tadi. (Agus Dwiyanto, dkk, 2003). Salah satu mewujudkan kinerja pemerintahan yang bersih dan efisien, tanggap, dan akuntabel dapat dijelaskan dengan mengoptimalisasi kinerja pelayanan publik berbasis pelaku (individu) dalam managemen kinerja disektor publik (Mahmudi, 2005) adalah sebagai berikut: pertama penampilan, semua Aparatur Sipil Negara baik kedudukan yang paling rendah sampai yang paling tinggi harus memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam melayani masyarakat, Kedua ,disiplin dan ketaatan terhadap aturan, semua apartur dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai komitmen dan keteguhan hati, tekad yang mantap dan janji untuk melakukan atau mewujudkan suatu yang diyakini. Ketiga, Kemauan dan Kemampuan belajar. seluruh aparatur Negara dalam menjalankan tugasnya harus memiliki prinsip tidak ada yang tidak bisa semua bisa apabila ada kemauan yang keras dalam diri individu. Keempat, hubungan dengan pelanggan, bawahan, rekan kerja, dan atasan, kebersamaan untuk menjalin hubungan yang baik adalah suatu sikap dan perilaku individu yang terbawa kedalam suatu ruang atau waktu yang sama menunjukkan tingkah laku secara spontan. Kelima, motivasi diri, semangat yang berasal dari dalam atau dari luar yang mendorong prilaku individu sampai pada tingkatnya yang tertinggi. Keenam, Kecermatan, ketelitian, keterampilan, dan kecepatan, dan kualitas dalam bekerja, apabila semua pegawai memiliki ketekunan, cekatan, kehati-hatian, rajin, mendalami sesuatu pekerjaan yang secara konsisten berkelanjutan sesuai dengan komitmen yang disepakati, kesabaran, tidak emosional, tidak tegesa-gesa. Ketujuh, kemampuan beradaptasi,bekerja sama, dan kerja tim, setiap aparatur yang terkena mutasi antar lembaga maupun antar bagian bagian dalam pekerjaan harus dapat menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang baru, walaupun ada pekerjaan atau job yang tidak sesuai dengan latarbelakang pendidikan akibat dari ABS dan Like and des Like. Kedelapan,Kemampuan mengatasi masalah, keberanian dan kearifan ( mengambil keputusan dan menangani konflik ) dengan cepat dan tepat waktu. Kesembilan, Kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan, seluruh aparatur dalam menjalankan tugas pemberian pelayanan yang baik mampu berkomunikasi baik secara tertulis maupun secara lisan. Kesepuluh, Kemampuan memimpin dan mengorganisasi, tugas pemimpin sebagai pelaku melakukan keserasian, keselarasan dan kesimbangan (3K) terhadap tugas-tugas organisasi. Kesebelas, Loyalitas, sifat rela berkorban dan jiwa pengabdian terhadap instansi, bangsa, negara, dan taat serta setia dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Kata kunci : Optimalisasi ; Kinerja ; Pelayanan Publik
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN SKCK POLRES TABALONG KABUPATEN TABALONG Budi Setiawati
Jurnal PubBis Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1529.413 KB) | DOI: 10.35722/pubbis.v5i1.377

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan SKCK di Polres Tabalong, dimana dalam mengukur kepuasan masyarakat melalui 2 peraturan pemerintah yakni untuk mengukur IKM digunakan 9 unsur yang tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14/KEP/M.PAN/2017 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah dan untuk melihat kinerja petugas pelayanan yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik. Dalam penelitian ini, tingkat kepuasan masyarakat akan lebihbanyak membandingkan harapan masyarakat dengan kenyataan dengan pihak yang memberi pelayanan yaitu dengan mengukur kinerja petugas pelayanan. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang memohon pembuatan SKCK. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kinerja petugas pelayanan SKCK dapat meningkatkan kepuasan masyarakat di Polres Tabalong. Kata Kunci: Indeks Kepuasan Masyarakat, Pelayanan, SKCK
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN KEPOLISIAN RESORT BALANGAN Budi Setiawati
Jurnal PubBis Vol 6 No 1 (2022)
Publisher : stiatabalong.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1316.033 KB) | DOI: 10.35722/pubbis.v6i1.583

Abstract

Penelitian kepuasan masyarakat ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan kepolisian resor Balangan pada pelayanan surat ijin mengemudi (SIM). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, tekhnik pengumpulan data menggunakan angket, analisis data menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat dari PermenPan RB Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik dengan pengolahan data menggunakan statistik sederhana berdsarkan distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 91,70 dan Indeks Harapan Masyarakat sebesar 91,40 di polres Balangan dan berada pada kategori sangat baik. Artinya dari 9 unsur dimensi indeks kepuasan masyarakat dari PermenPan RB Nomor 14 Tahun 2017 telah diimplentasikan dengan baik, sehingga kinerja pelayanan dirasakan mampu memberikan kepuasan kepada pengguna layanan di Polres Balangan. Kata kunci: Tingkat Kepuasan Masyarakat, Kinerja Pelayanan Organisasi Publik.
Co-Authors Agus Suhendriyo Ahmad Afdaludin Ahmat Harahap Amalia Amalia Ani Norlatifah Annisa Fahriyah Ayu Apriani Bambang Hermanto Budi Setiawan Dedi Irvansyah Desak Putu Butsi Triyanti Desi Rufita Dewi Rahmah Dina Rusalina Dwi Ria Ade Saputra Elianata Elianata Erni Ekawati Erni Yulianti Farida Dwi Yulianti Fauzi Febri Nur Hayati Firmansyah Firmansyah Fitria Fitria GT Wahyu Ilahi Gusti Ilham Husada Helda Rina Heni Suparti Herliani Herliani Ika Mala Indah Armanda Rahmadani Indah Purnama Dewi Indria Sardianti Putri Indriati Sumarni Irpan Irpan Irwan Saputra Jamaludin Jamaludin Jauhar Arifin Jesika Dwi Yuniarti Kamilah Kamilah Keithran Ali Saragih Kiswanul Arifin Lilis Suryani Listianor Fitri Madonna Maningke Mahrita Mahrita Maimunah Maimunah Miftahuljannah Mira Yulia Rahmah Moh Ridwan Muhammad Jaini Muhammad Noor muhammad Riyandi Firdaus Natanail Tarigan Noor Fadiah Noor Jannah Nopiasari Nopiasari Nor Anisa Norjanah Norjanah Norjannah Norjannah Norlena Oktavianti Nur Cholipah Murni Eki Syaputri Oktavia Dwi Murpramita Lestari Rahmadi Rahmadi Rahmi Hayati Rifka Annisa Rudiah Rudiah Rusman Fauzi Rusminah Rusminah Safrul Rijali Salamah Salamah Samsu Suargana Sarinah Sarinah Serlien Selvia Rani Siti Arbayah Siti Norjauhariah Siti Wardatun Nisa Sri Devi Anggraeni Sri Indarti Sukardi Pakaja Sukma Pandaya Sumardi Sumardi Supian Hadi Supiani Supiani Susiani Susiani Suwandi Suwandi Wahyu Subadi Widea Wati Williana Williana Yogi Saptahadi Yulia Nor Asiva Yunita Anastasia Anin Yunita Sri Rahayu Yuzan Noor Yuzan Noor