Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

RANCANG BANGUN DAN PELATIHAN PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) OFF GRID SEBAGAI PENERANGAN JALAN UMUM BAGI MASYARAKAT DI DESA UJUNG TEBU CIOMAS BANTEN Yus Rama Denny; Maelani; Endi Permata; Rocky Alfanz; Sulaeman Deni Ramdani; Lusiani Dewi Assaat; Rudi Hartono; Marlo Siswahyu; Sadaharu Hamaguchi; Handoyo
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Ujung Tebu is one of the villages located in the Ciomas sub-district, Serang Regency, Banten Province, which has a variety of uniqueness and characteristics of its people. The era of ever-increasing development will certainly push technology into every crevice of life. However, in this case, the backwardness of Ujung Cane Village in terms of infrastructure facilities, especially in RT 5 and RT 6, has encouraged the creation of an off-grid Solar Power Plant (PLTS) as a means of public street lighting (PJU). This effort is made to introduce and implement renewable energy as a means of supporting the green energy program. In addition, this off-grid Solar Power Plant (PLTS) is one of the environmentally friendly energy sources so that people do not have to worry about damage to the surrounding environment. Because the manufacture of this PJU still uses simple equipment, to optimize the resulting output power, it is necessary to analyze the efficiency of the output power based on the capacity of the solar cells used. Training activities for the installation and maintenance of Solar Cell Systems as PJUs have also been carried out well and as a result the community is able to independently carry out the installation and maintenance of PJUs integrated with solar cells. Abstrak Ujung tebu merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Ciomas Kabupaten Serang, Provinsi Banten yang menyimpan berbagai keunikan dan ciri khas dari masyarakatnya. Era perkembangan zaman yang semakin meningkat tentu akan mendorong teknologi masuk ke setiap celah kehidupan. Namun dalam hal ini, ketertinggalan desa ujung tebu dalam pasilitas infra- struktur khususnya di RT 5 dan RT 6 mendorong timbulnya pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) off grid sebagai sarana penerangan jalan umum (PJU). Upaya ini dilakukan guna mengenalkan serta mengimplementasikan energi terbarukan sebagai sarana mendukung pro- gram green energy. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) off grid ini merupakan sa- lah satu energi yang ramah lingkungan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya kerusakan pada lingkungan sekitar. Oleh karena pembuatan PJU ini masih menggunakan peralatan yang sederhana, maka untuk mengoptimalkan daya keluaran yang dihasilkan perlu adanya analisis mengenai efisiensi daya keluaran berdasarkan kapasitas solar cell yang digunakan. Kegiatan pelatihan untuk pemasangan dan pemeliharaan Sistim Sel Surya sebagai PJU juga sudah dilakukan dengan baik dan hasilnya masyarakat mampu secara mandiri melakukan pemasangan dan pemeliharaan PJU terintegrasi dengan sel surya.
PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL UNTUK MASYARAKAT NELAYAN DI PULAU TUNDA KABUPATEN SERANG BANTEN Rudi Hartono; Yus Rama Denny; Lusiani Dewi Assaat; Sulaeman Deni Ramdani
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Tunda Island is a small island located in the Java Sea, precisely to the north of Banten Bay. This area is included in the Tirtayasa District, Serang Regency. Tunda Island has an area of 289.79 hectares. The majority of Tunda Island residents work as fishermen/sailors. There are 300 heads of families (KK) living on Tunda Island. It is estimated that 300 heads of families can produce 2 liters of used cooking oil in one month per family, so the monthly estimate is around 600 liters per month. If used cooking oil is thrown away directly, it can pollute the environment. Therefore, it is necessary to process used cooking oil to convert it into something more valuable such as biodiesel. This is very relevant because the fuel requirements for fishing boats are quite high. The method used is community education with a training and counseling approach to increase the understanding of fishing communities regarding the use of used cooking oil waste into biodiesel. The activity will be carried out on September 11 2023 involving 10 fishermen. Based on the results of activities to obtain information data, training participants range in age from 28 years to 60 years. His daily work is as a fisherman. The results of the training showed an increase in knowledge about the use of used cooking oil, especially for conversion into biodiesel. Based on the results of activity evaluation through the distribution of questionnaires on the effectiveness of training activities, data was obtained, namely the effectiveness criteria received a score of 4.60 and entered the very effective criteria so that this activity had a positive impact on fishermen regarding the use of used cooking oil for biodiesel fuel Abstrak Pulau Tunda merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Jawa, tepatnya di sebelah utara Teluk Banten. Kawasan ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Pulau Tunda memiliki luas 289,79 hektare. Mayoritas penduduk pulau tunda berprofesi sebagai nelayan/pelaut. Terdapat 300 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di pulau tunda. Perkiraan dari 300 kepala keluarga tersebut dapat menghasilkan minyak jelantah 2 liter dalam satu bulan per KK sehingga estimasi perbulan sekitar 600 liter perbulan. Apabila minyak jelantah tersebut dibuang langsung maka dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya pengolahan minyak jelantah untuk dikonversi menjadi sesuatu yang lebih bernilai seperti biodiesel. Hal ini sangat relevan karena kebutuhan bahan bakar untuk perahu nelayan cukup tinggi. Metode yang digunakan yaitu pendidikan masyarakat dengan pendekatan pelatihan dan penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat nelayan terkait pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi biodiesel. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada 11 September 2023 dengan melibatkan 10 Nelayan. Berdasarkan hasil kegiatan mendapatkan data informasi peserta pelatihan memiliki rentang usia yang beragam dari umur 28 tahun sampai 60 tahun. Pekerjaan sehari-hari merupakan sebagai nelayan. Hasil pelatihan menunjukan adanya peningkatan pengetahuan tentang pemanfaatan minyak jelantah khususnya untuk dikonversi menjadi biodiesel. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan melalui penyebaran angket keefektifan kegiatan pelatihan menghasilkan data yaitu Kriteria keefektifan mendapatkan skor 3,60 dan masuk kriteria sangat efektif sehingga kegiatan ini memberikan dampak positif bagi para nelayan terkait pemanfaatan minyak jelantah untuk bahan bakar biodiesel.