Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pengaruh Ukuran Kerang Mutiara (Pinctada maxima) Terhadap Insersi Inti Mutiara Pada Perairan Kecamatan Kupang Barat Apriana Luruk Bareto; Priyo Santoso; Yudiana Jasmanindar
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 3, No 2 (2022): April 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v3i2.6923

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran kerang mutiara (Pinctada maxima) dapat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan insersi inti mutiara di perairan Kecamatan Kupang Barat. Penelitian ini menggunakan 100 sampel kerang mutiara (P. maxima) dengan ukuran panjang rata-rata 10,97 cm, lebar 11,63 cm, berat 5,9-9 gram serta tebal 1,7 cm. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan  di PT. Timor Otzuki Mutiara pada Perairan Kecamatan Kupang Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu: metode partisipatif yaitu turun ke lapangan kegiatan budidaya (pembesaran) dan ikut terlibat langsung pada kegiatan pembesaran kerang mutiara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keberhasilan insersi inti mutiara dapat berpengaruh terhadap ukuran panjang kerang mutiara. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis regresi linear berganda yang menunjukan bahwa nilai koefisien uji Thitung dari variabel (X1) panjang = 0,000 < 0,05 sehingga panjang kerang mutiara dapat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan insersi inti mutiara. Sedangkan pada ukuran lebar, tebal serta berat tidak berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan insersi inti mutiara hal ini dibuktikan dengan uji Thitung yang menunjukan bahwa dari variabel (X2) lebar = 0,0179, (X3) berat = 0,953 dan (X4) tebal = 0,834  data tersebut > 0,05 yang artinya tidak berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan insersi inti mutiara. Faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan insersi inti mutiara dapat dipengaruhi oleh penyuntikan inti yang kurang tepat sehingga kerang mudah mengalami stres dan mati. Serta kerang yang memiliki ukuran kecil belum bisa melakukan proses penyuntikan inti karena ukuran gonad kerang masih kecil dan belum bisa menerima benda asing masuk dalam gonadnya.Kata Kunci : Kerang Mutiara, Ukuran, Insersi Inti Mutiara
Studi Hubungan Morfometrik Kerang Darah (Anadara granosa) Yang Dibudidayakan di Daerah Sedimentasi Desa Fahiluka, Kabupaten Malaka Onisimus Nahak; Priyo Santoso; Welem L. Turupadang
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i1.6956

Abstract

Penelitian ini berfokus pada hubungan morfometrik kerang darah yang dibudidayakan di daerah sedimentasi dengan tujuan untuk mengetahui hubungan aspek morfometrik dan mengetahui pertumbuhan, kelulushidupan kerang darah (Anadara granosa) yang dibudidayakan di daerah sedimentasi Desa Fahiluka, Kabupaten Malaka. Penelitian ini menggunakan 250 sampel kerang darah dengan ukuran 2 cm yang dibudidayakan dengan sistem pen kultur (kurungan jaring). Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian survei yang dilakukan dengan objek penelitian adalah kerang darah yang dibudidayakan di daerah sedimetasi selama kurung waktu 2 bulan yaitu bulan Apri – Mei 2022. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah mofometrik panjang, lebar, tinggi dan berat total cangkang. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel panjang cangkang (X1) , lebar cangkang (X2), dan tinggi cangkang (X3) secara simultan memiliki hubungan yang signifikan terhadap berat total cangkang (Y) dengan nilai signifikasi 0.00 < 0,05, koefesien korelasi (r) yang diperoleh sebesar 0,375 dan nilai R2 0,140 maka dapat dikatakan bahwa tingkat hubungan antara panjang cangkang, lebar cangkang dan tinggi cangkang terhadap berat total cangkang kerang darah yang dibudidayakan didaerah sedimentasi di Desa Fahiluka, Kabupaten Malaka secara bersamaan memiliki hubungan yang rendah atau kurang erat. Sedangkan uji secara parsial variabel panjang cangkang dengan berat total menunjukkan tingkat derajat hubungan yang sangat rendah dan bersifat negatif dengan nilai signifikan 0,003, tingkat koefisien korelasi (r) sebesar 0,190 dan nilai (R2) 0,036. Pada variabel lebar cangkang dengan berat total menunjukkan tinggkat derajat hubungan yang rendah namun bersifat positif dengan nilai signifikansi 0,000, nilai (r) sebesar 0,247 dan nilai R2 0,061 begitu pada variabel tinggi cangkang dengan berat total.Kata kunci : Kerang darah, Aspek Hubungan Morfometrik, Pertumbuhan
Pengaruh kepadatan yang berbeda terhadap laju pertumbuhan harian juvenile tiram mutiara (Pinctada margaritifera) Riki Marthinus Ndolu; Priyo Santoso; Ade H. Y. Lukas
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i1.6957

Abstract

Tiram mutiara merupakan salah satu biota laut, yang hampir semua bagian dari tubuhnya mempunyai nilai jual, baik mutiara, cangkang, daging dan organisme tiram itu sendiri benih dan induk.Tiram jenis P. Margaritifera sering menjadi target utama masyarakat sebagai bahan konsumsi dikarenakan selain memiliki rasa yang lezat, tiram atau kerang juga mengandung protein yang cukup tinggi dan bermanfaat bagi tubuh. Namun saat ini, pengambilan tiram mutiara jenis ini masih mengandalkan dari alam. Sedangkan untuk kegiatan budidaya tiram mutiara jenis P.Margaritifera masih sedikit yang melakukannya. Hal ini tentu saja akan berdampak pada penurunan populasi tiram mutiara di alam.Penelitian ini menggunakan Perlakuan A (Kepadatan tiram mutiara sebanyak 25 ekor/keranjang) Perlakuan B (Kepadatan tiram mutiara sebanyak 30 ekor/keranjang) Perlakuan C ( Kepadatan tiram mutiara sebanyak 35 ekor/keranjang)Perlakuan D ( Kepadatan tiram mutiara sebanyak 40 ekor/keranjang). Hasil yang didapati menunjukan  kepadatan yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap nilai pertumbuhan mutlak, namun tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup. Nilai pertumbuhan mutlak  yang terbaik diperoleh pada perlakuan D yaitu dengan kepadatan 40 ekor. Sedangkan untuk nilai kelangsungan hidup  yang terbaik terdapat pada perlakuan D 76,33%.Kata kunci : Kepadatan, Tiram mutiara (P. margaritifera), laju pertumbuhan mutlak, kelangsunganhidupan
Studi Pemijahan Kerang Mutiara (Pinctada maxima) Dengan Menggunakan Metode Kejut Suhu (Thermal Shock) Lindiyani Bahrudin; Priyo Santoso; Agnette Tjendanawangi
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i1.6952

Abstract

Kerang mutiara merupakan komoditas perikanan laut yang memiliki nilai pasar yang baik dan relative stabil. Untuk waktu yang akan datang pengembangan budidaya laut di Indonesia akan menjadi prioritas utama dan sumber pertumbuhan bagi sektor perikanan yang dimana dapat dilihat dari ketersediaan sumberdaya alam yang cukup luas. Kegagalan dalam proses penyediaan benih kerang mutiara menyebabkan permintaan benih kerang mutiara berupa juvenil terjadi peningkatan. Upaya peningkatan produksi kerang mutiara dapat dilakukan dengan pengembangan usaha budidaya. Teknik pemijahan induk dalam teknologi pembenihan merupakan salah satu aspek penting yang perlu dikembangkan. Oleh karena itu, usaha pembenihan larva yang dihasilkan melalui teknik pemijahan buatan menggunakan metode kejut suhu merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan yang bertempat di Laboratorium PT. Timor Otsuki Mutiara Kupang. Metode yang digunakan adalah metode deskrptif. Prosedur penelitian meliputi seleksi induk, persiapan wadah, proses pemijahan, proses penetasan telur, pemeliharaan dan penebaran larva serta pemberian pakan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, kerang mutiara (Pinctada maxima) dapat dipijahkan dengan menggunakan metode kejut suhu (thermal shock) dengan persentase pemijahan 100% memijah. Tingkat kelangsungan hidup larva kerang mutiara (Pinctada maxima) untuk perkembangan dan pertumbuhan larva menggunakan metode kejut suhu menghasilkan 22.005.000.000 butir larva.Kata kunci : Pemijahan, Kejut suhu, Kerang Mutiara
Pengaruh Dosis Ekstrak Labu Kuning (Cucurbita moschata) Yang Berbeda Terhadap Peningkatan kecerahan Warna Ikan Badut (Amphiprion ocellaris) Jen Staniria Maranel Tse; Franchy Ch. Liufeto; Priyo Santoso
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i1.7127

Abstract

Ikan badut merupakan salah satu ikan hias air laut yang banyak diminati karena warnanya yang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis labu kuning yang berbeda terhadap kecerahan warna ikan badut. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, di UPT Pembenihan Tambak Oesapa, Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Warna yang diukur yaitu orange. Ikan badut yang digunakan pada penelitian berukuran 4-6 cm, kemudian dipelihara pada akuarium berukuran 30 x 30 x 30 cm selama 1 bulan dengan padat tebar masing-masing 4 ekor/akuarium. Kualitas warna ikan badut di analisis menggunakan analisis nonparametrik (chi square) sedangkan pertumbuhan dan kelulushidupn menggunakan uji sidik ragam (ANOVA) dan hasil menunjukan tidak berbeda nyata sehingga tidak dilanjukan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Parameter dalam penelitian ini meliputi suhu, salinitas, pH. Hasil penelitian menunjukan penambahan ekstrak labu kuning tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecerahan warna, pertumbuhan, kelulushidupan ikan badut. Kata kunci : Ekstrak, labu kuning, dosis, Kecerahan Warna, Ikan Badut
Hubungan Morfometrik Kerang Mutiara (Pinctada margaritifera) di Desa Tanah Merah Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang Sintya A. Dimu Ludji; Yudiana Jasmanindar; Priyo Santoso
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i1.7124

Abstract

Kerang mutiara atau Pinctada margaritifera sering disebut dalam bahasa perdagangan internasional sebagai black lip pearl oyster adalah kerang mutiara yang memiliki warna hitam pada permukaan bagian uar serta bagai dalam terutama di sekitar tepinya. Pemanfaatan jenis kerang ini dilakuan melalui kegiatan budidaya yang benihnya masih mengandalkan alam namun demikian tingat eksploitasi yang meningkat dapat berakibat terganggunya ketersediaan sumberdaya ini di suatu perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui morfometrik kerang mutiara (P. margaritifera) di perairan Desa Tanah Merah dan untuk mengetahui tingkat hubungan korelasi kerang mutiara (P. margaritifera) di perairan Desa Tanah Merah. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, pemerintah dan masyarakat setempat.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penentuan lokasi penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada saat surut untuk mempermudah pengambilan, pengambilan sampel dilakukan selama 1 bulan. Jumlah sampel yang diambil tidak dibatasi jumlahnya namun tetap dihitung jumlah minimumnya 100 sampel. Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan tentang morfometrik dan hubungan tingkat korelasi kerang mutiara (P.margaritifera) di Desa Tanah Merah Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut : Hubungan yang mempengaruhi berat cangkang dengan relasi positif adalah:Panjang cangkang yang digunakan dengan nilai signifikan sebesar 14,0%,Lebar cangkang dengan nilai signifikan sebesar 01,0%,Engsel dengan nilai signifikan sebesar 06,2%,Tebal dengan nilai signifikan sebesar 12,3%.Nilai R square (R2) yang diperoleh sebesar 42% berarti variabel independen yakni panjang, lebar, engsel, serta tebal yang diteliti dalam penelitian ni memiliki pengaruh sebesar 42% terhadap variabel dependen (terikat) yakni berat kerang mutiara.Kata kunci : Kerang mutiara, Hubungan morfometrik, Pesisir
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Kerang Mutiara Yang Diberi Pakan Chaetoceros sp Dengan Dosis Yang Berbeda Trivena Huki; Priyo Santoso; Agnette Tjendanawangi
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i1.7128

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup kerang mutiara (Pinctada maxima) dengan dosis pemberian pakan Chaetocheros sp yang berbeda  dan untuk mengetahui berapa dosis pemberian pakan alami yang optimal untuk memaksimalkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva kerang mutiara (P.maxima) Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiridari  4 perlakuan dan 3 ulangan : (a) dosis fitoplankton (Chaetocheros sp) 2000 sel/ ml,  (b) dosis fitoplankton (Chaetocheros sp)  2500 sel/ ml, (c) dosis fitoplankton (Chaetocheros sp) 3000 sel/ml, (d) dosis fitoplankton (Chaetocheros sp) 3500 sel/ml. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan panjang mutlak dan kelangsungan hidup larva kerang mutiara. Pemberian pakan alami  Chaetocheros sp dengan  dosis yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva kerang mutiara (P. maxima). Pemberian pakan Chaetocheros sp dengan dosis fitoplankton 3500 sel dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva kerang mutiara (P. maxima).Kata kunci : Pertumbuhan larva kerang mutiara, kelangsungan hidup kerang mutiara
Pengaruh perbedaan kadar salinitas terhadap daya tetas telur tiram mutiara (Pinctada maxima) di Teluk Kupang Wolfhelmus A Mandosa; Yulianus Linggi; Priyo Santoso
Jurnal Akuatik Vol 6 No 2 (2023): Edisi Oktober 2023
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1007/aquatik.v6i2.12834

Abstract

Pearl oysters (Pinctada maxima) are one of the favorite marine species with very potential selling value. P. maxima in Indonesian waters is known to produce quite large pearls. In the breeding process, temperature and salinity are the main factors in egg hatching. Therefore, the aim of this research is to determine the effect of differences in salinity levels on the hatchability of mutiata oyster (P. maxima) eggs in Kupang Bay. This research was carried out using a Completely Randomized Design (CRD) method, where there were 3 treatments, namely 28 ppt, 31 ppt, 34 ppt, with 3 replications. The results obtained were that the use of different salinities had no significant effect on egg hatchability. However, based on research results, the highest value was 31 ppt salinity with a value of 66.10%.
Pengaruh Kepadatan Terhadap Pertumbuhan Kerang Mutiara (Pinctada maxima) Pada Metode Longline Adolfina Luruk; Priyo Santoso; Agnette Tjendanawangi
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 1 (2023): November 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i1.7086

Abstract

Kerang mutiara sebagai salah satu jenis biota penghasil permata hayati yang memiliki nilai jual yang tinggi. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam budidaya kerang mutiara adalah ketersediaan kerang ukuran operasi dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan kerang mutiara (Pinctada maxima) yang dipelihara dengan kepadatan yang berbeda pada metode longline. Biota uji yang digunakan adalah kerang mutiara yang berukuran 6-14 cm sebanyak 90 individu. Kerang mutiara dibudidayakan pada 3 longline. Rancangan percobaan menggunakan RAK dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A terdiri dari 8 individu/poket net, perlakuan B 10 individu/poket net dan perlakuan C 12 individu/poket net. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh kepadatan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kerang mutiara. Pertumbuhan panjang mutlak sebesar 1,198 cm pada perlakuan B dan laju pertumbuhan spesifik sebesar 5,56% pada perlakuan B.Kata kunci : Kepadatan, Pertumbuhan, Longline, Metode, Kerang mutiara
Pengaruh Kepadatan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Larva Kerang Mutiara (Pinctada Maxima) di PT. Timur Otsuki Mutiara Kupang Aplonia Abuk Nahak; Sunadji Sunadji; Priyo Santoso
JURNAL VOKASI ILMU-ILMU PERIKANAN (JVIP) Vol 4, No 2 (2023): April 2024
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jvip.v4i2.7200

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva tiram mutiara (Pinctada maxima) kepadatan yang optimal dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungang hidup larva tiram mutira. Penelitian ini menggunakan kepadatan larva, pertumbuhan terendah terjadi pada perlakuan D (kepadatan 100 ribu) yaitu 4.375µm dan menunjukan nilai yang berbeda nyata terhadap perlakuan A (kepadatan 10 ribu) yaitu 10.714µm, perlakuan B (kepadatan 40 ribu) yaitu 9.286 µm sedangkan pertumbuhan tertinggi pada perlakuan C (kepadatan 70 ribu) yaitu 20.804µm maka dapat dikatakan bahwa dengan tingkat kepadatan 70 ribu dapat meningkat pertumbuhan mutlak pada larva tiram mutiara. Pertumbuhan yang rendah pada perlakuan D (kepadatan 100 ribu) yaitu 4.375µm. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan di PT. TOM Kupang Bolok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen, yang disusun dengan rancangan acak kelompok (RAK), dengan perlakuan kepadatan larva yang optimal sebagai faktor perlakuan yang digunakan sebanyak empat (4) perlakuan dan tiga (3) ulangan. Berdasarkan hasil penelitian tingkat kelangsungan hidup larva kerang mutiara tertinggi pada perlakuan C (kepadatan 70 ribu) yaitu 95,44% selanjutnya pada perlakuan A (kepadatan 10 ribu) yaitu 86,65%, pada perlakuan B (kepadatan 40 ribu) yaitu 85,24% sedangkan tingkat kelangsungan hidup yang terendah pada perlakuan D (kepadatan 100 ribu) yaitu 54,90%. Tomatala (2014) menyatakan bahwa presentase SR pada larva kerang mutira mencapai 90% dapat dikatakan SR yang tergolong maksimal cukup baik. Sedangkan SR yang termasuk dalam kategori rendah yaitu 10%. Pertumbuhan spesifik larva kerang mutiara (P. maxima) yang diukur pada awal pengamatan hingga hari ke 20 setelah pemijahan ternyata sangat dipengaruhi oleh kepadatan Hal ini dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan spesifik ternyata sangat dipengaruhi oleh kepadatan dengan nilai Sig.<0,01 yang menunjukan bahwa kepadatan yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata pada taraf kepercayaan 99% terhadap laju pertumbuhan spesifik larva tiram mutira.Kata Kunci : Kerang Mutiara, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup