Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

EFEK AFRODISIAKA DARI PERBEDAAN WAKTU PEMBERIAN SEDIAAN INFUSA CAMPURAN AKAR PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molkenb.), RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc.), DAN BUAH CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN Budiawan, Antonius
Widya Warta Vol 2 (2020): No. 02 Tahun XLIV/Juli 2020
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.), red ginger (Zingiber officinale Rosc.), and javanese long pepper (Piper retrofractum Vahl.) have been investigated for their aphrodisiac properties. This study aimed to determine the time of administration and duration of purwoceng root, javanese long pepper fruit, and red ginger rhizome mixture infusion that provide the highest aphrodisiac effect. Twenty five males of Wistar strain white rats were divided into five groups consisting of five rats. Group I: positive control(PASAKBUWONOCENG®), group II: negative control (water), group III: 1-time dose dosage(2.4grams) in the morning, group IV: 1-time dose dosage (2,4grams) in the afternoon, and group V: half dose dosage (1,2grams) in the morning and a half dose dosage (1,2grams) in the afternoon. The study was conducted for seven days. The infusion preparation was given every day for five days, starting on the second day of the study. The rats' climbing frequencies were observed and recorded on the day 0, 2, 4, and 6. The results showed that the purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.), red ginger rhizome (Zingiber officinale Rosc.), and javanese long pepper (Piper retrofractum Vahl.) mixture infusion had the aphrodisiac effect. One dose dosage (2,4grams) in the afternoon of infusion showed the highest aphrodisiac effect. The length of the day of infusion that showed the highest aphrodisiac effect was the fourth day.
Uji Aktivitas Afrodisiaka Infusa Kulit Buah Semangka (Citrullus lanatus) Antonius Budiawan
Pharmed: Journal of Pharmaceutical Science and Medical Research Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/pharmed.v4i1.7951

Abstract

Buah semangka (Citrullus lanatus) secara empiris telah digunakan sebagai afrodisiaka dengan cara merebus kulit buahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek afrodisiaka sediaan infusa kulit buah semangka. Penelitian dilakukan dengan membagi 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar dalam 5 kelompok uji masing-masing berisi 5 ekor tdd: kelompok I sebagai kontrol negatif (CMC Na 0,5%), kelompok II sebagai kontrol positif (X-Gra®), kelompok III diberi perlakuan sediaan infusa kulit buah semangka dengan dosis 500 mg/kgBB, kelompok IV diberi perlakuan sediaan infusa kulit buah semangka dengan dosis 1000 mg/kgBB, dan kelompok V diberi perlakuan sediaan infusa kulit buah semangka (Citrullus lanatus) dengan dosis 2000 mg/kgBB. Pengamatan efek afrodisiaka dengan parameter frekuensi climbing tikus putih jantan pada tikus betina yang diinduksi estrus dilakukan selama 7 hari mulai pukul 18.00 WIB. Hasil uji menunjukkan bahwa sediaan infusa kulit buah semangka (Citrullus lanatus) dapat memberikan efek afrodisiaka dengan parameter frekuensi climbing yang berbeda signifikan apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (CMC Na 0,5%) dan pada sediaan infusa dengan dosis 1000 mg/kg BB tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol positif (X-Gra®).
Efektivitas Ekstrak Daun Andong Merah (Cordyline fruticosa (L) A. Cheval) Secara Topikal Terhadap Penyambuhan Luka Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Alfinda Dwi Aprillyanti; Antonius Budiawan; Christianto Adhy Nugroho
Pharmed: Journal of Pharmaceutical Science and Medical Research Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/pharmed.v4i2.9708

Abstract

Daun andong merah (Cordyline fruticosa (L) A. Cheval) memilik khasiat sebagai obat yang bekerja dalam proses penyembuhan luka. Flavonoid yang terkandung dalam tanaman andong merah bersifat antiinflamasi dan antioksidan. Tannin bersifat adstringen yang dapat menciutkan pori-pori kulit, memperkeras kulit, dan menghentikan perdarahan ringan. Saponin berkhasiat sebagai pembersih dan antiseptik yang dapat membantu dalam mempercepat penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas dan konsentrasi ekstrak daun andong merah (Cordyline fruticosa (L) A. Cheval) yang paling efektif secara topikal terhadap penyembuhan luka pada kelinci (Oryctolagus cuniculus). Hewan uji pada penelitian ini diinduksi menggunakan biopsy punch dengan diameter 8 mm. Adapun kelompok penelitian ini kelompok kontrol negatif (aquades), kelompok kontrol positif (povidone iodine solution), kelompok perlakuan ekstrak konsentrasi 15%, dan kelompok perlakuan ekstrak konsentrasi 30%. Parameter dalam penelitian ini yaitu diameter penyembuhan luka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun andong merah (Cordyline fruticosa (L) A. Cheval) efektif dalam penyembuhan luka dan konsentrasi ekstrak daun andong merah (Cordyline fruticosa (L) A. Cheval) yang paling efektif secara topikal terhadap penyembuhan luka pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) yaitu konsentrasi 30%.
PEMANFAATAN TOGA SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN JAMU PENAMBAH IMUNITAS DALAM UPAYA MEMBANTU MENCEGAH KEPARAHAN COVID-19 Antonius Budiawan; Levi Puradewa
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2022): Juni
Publisher : LPPM, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/peka.v5i1.3801

Abstract

Tanaman obat keluarga atau yang lebih populer sebagai TOGA merupakan tanaman obat yang ditanam di lingkup lingkungan keluarga. Pada masa pandemi ini, terjadi tren peningkatan penggunaan obat tradisional untuk menjaga daya tahan tubuh. Berbagai pembuktian secara ilmiah tentang manfaat tanaman obat dalam hal menjaga daya tahan tubuh untuk mencegah Covid-19 merupakan peluang bagi masyarakat dalam hal pemanfaatan TOGA. PKK di Kelurahan Karangrejo memiliki tanaman TOGA yang belum dimanfaatkan dengan baik sehingga merupakan mitra yang potensial untuk dikembangkan potensinya. Tujuan dari program kegiatan kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pembuatan jamu instan berbahan dasar TOGA untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah keparahan Covid-19. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa mitra mampu menghasilkan jamu instan berbahan dasar TOGA. Pengetahuan mitra tentang pengetahuan umum dan pembuatan jamu meningkat sebesar 21,05 dari 75,19 menjadi 96,24 setelah mengikuti pelatihan pembuatan jamu instan.
Pengembangan Obat Tradisional Menjadi Produk Permen Bersama PKK Kelurahan/Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan Bida Cincin Kirana; Antonius Budiawan; Levi Puradewa; Vidya Kartikaningrum; Diah Nurcahyani; Erlien Dwi Cahyani; Maria Fatmadewi Imawati; Christina Indriasari; Andita Nur Wijayanti
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jompaabdi.v1i4.297

Abstract

Tahun 2021 telah dilaksanakan program pengabdian kepada masyarakat bekerjasama dengan PKK di lingkungan Kelurahan/Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan, melalui kegiatan edukasi dan pelatihan pemanfaatan tanaman obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta membuat produk jamu instan. Produk sediaan yang mudah untuk dibuat selain jamu instan adalah permen. Obat tradisional dalam bentuk permen memiliki keunggulan dalam bentuk yang menarik, dan bahan bakunya mudah diperoleh serta dapat dijadikan cemilan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mitra mengenai pemanfaatan tanaman krokot dan limbah kulit buah semangka sebagai obat tradisional serta meningkatkan keterampilan mitra dalam pengolahan obat tradisional menjadi produk permen yang memiliki nilai ekonomis. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan melalui edukasi pemanfaatan krokot dan kulit buah semangka sebagai obat tradisional dan pelatihan pembuatan permen obat tradisional. Hasil dari pengabdian ini adalah mitra dalam hal ini PKK Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan yang mengikuti pelatihan, sebagian besar dapat membuat permen obat tradisional berdasarkan formula yang telah diberikan. Pengetahuan mitra tentang obat tradisional, manfaat kulit buah semangka dan herba krokot sebagai obat tradisional meningkat sebesar 14,58 dari 84,38 menjadi 98,96 setelah mengikuti pelatihan.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL HERBA KROKOT (Portulaca grandiflora) TERHADAP EFEK ANALGETIK PADA MENCIT (Mus musculus) Bida cincin Kirana; Antonius Budiawan
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol. 11 No. 2 (2022): JPFI
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Jl. Kamboja Simpang Baru-Panam, Pekanbaru, Riau 28293 Telp. (0761) 588006, Fax. (0761) 588007 e-mail: editor-jpfi@stifar-riau.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v11i2.1536

Abstract

Portulaca grandiflora diketahui memiliki kandungan metabolit sekunder flavonoid, polisakarida, sterol, karotenoid, dan asam polifenol. Kandungan tersebut memiliki kemiripan dengan Portulaca oleracea. Portulaca oleracea mengandung flavonoid yang memiliki aktivitas antiinflamasi dengan mekanisme menghambat enzim COX (Cyclooxygenase) dan enzim lipoxygenase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol herba krokot (P. grandiflora) terhadap efek analgetik. Aktivitas analgetik diuji menggunakan metode hot plate dengan suhu 50-55°C. Pembagian kelompok uji antara lain kelompok kontrol negatif (diberi perlakuan suspensi CMC Na), kelompok kontrol positif (diberi ibuprofen 26 mg/kgBB), kelompok ekstrak dosis 1 (diberi ekstrak etanol herba krokot dosis 200 mg/kgBB), kelompok ekstrak dosis 2 (diberi ekstrak etanol herba krokot dosis 400 mg/kgBB), kelompok ekstrak dosis 3 (diberi ekstrak etanol herba krokot dosis 800 mg/kgBB). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol krokot (P. grandiflora) memiliki aktivitas analgetik pada mencit (Mus musculus) dengan dengan rata-rata total respon 3,3±1,5 untuk dosis 800 mg/kgBB, 6,0±0,0 untuk dosis 400 mg/kgBB, dan 6,5±4,0 untuk dosis 200 mg/kgBB yang seluruhnya berbeda signifikan dengan kontrol negatif pada menit ke-60.
Aktivitas Penyembuhan Luka Salep Ekstrak Daun Andong Merah dengan Parameter Diameter Luka pada Kelinci Yustika Aprilia Maudyana; Antonius Budiawan; Christianto Adhy Nugroho
Biospektrum Jurnal Biologi Vol 1, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Program Studi Biologi - Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (kampus Kota Madiun)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/bios.v1i2.1119

Abstract

Daun andong merah (Cordyline fruticosa [L.] A. Cheval) memiliki khasiat sebagai obat penyembuhan luka secara tradisional yang dapat dikembangkan dalam bentuk sediaan salep yang mudah digunakan dan memiliki daya penetrasi kuat dibandingkan dengan bahan dasar lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas salep ekstrak etanol daun andong merah (C. fruticosa) terhadap penyembuhan luka secara topikal menggunakan empat ekor kelinci jantan galur New Zealand (Oryctolagus cuniculus). Salep ekstrak etanol daun andong merah sebagai perlakuan dibuat dengan dua konsentrasi yaitu 15% dan 30%, kontrol negatif (aquadest) dan kontrol positif (betadine solution). Pengamatan diameter luka dilakukan selama 14 hari dengan pengukuran pada hari ke-0, 7, 11, dan 14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salep ekstrak etanol daun andong merah memiliki aktivitas penyembuhan luka pada kelinci. Konsentrasi salep ekstrak etanol daun andong merah yang lebih efektif dalam proses penyembuhan luka pada kelinci yaitu pada hari ke-7 konsentrasi 30% dan pada hari ke-11 konsentrasi 15%.
Penyuluhan Pemanfaatan Sereh (Cymbopogon nardus) Sebagai Tanaman Berkhasiat Obat yang Bernilai Ekonomi Maria Fatmadewi Imawati; Agus Purwanto; Erlien Dwi Cahyani; Bida Cincin Kirana; Christina Indriasari; Antonius Budiawan; Levi Puradewa
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Ngunut berada di wilayah Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari bercocok tanam. Berdasarkan data dari segi ekonomi, sebanyak 27% warga Desa Ngunut, Kecamatan Kawedanan merupakan keluarga pra sejahtera, sehingga diperlukan upaya untuk dapat meningkatkan perekonomian keluarga di wilayah mitra melalui pemberdayaan potensi warga. Salah satu upaya peningkatan perekonomian melalui pemanfaatan tanaman sereh yang berpotensi dikembangkan untuk mengembangkan usaha perekonomian dari hulu ke hilir akan tetapi belum menjadi komoditas di wilayah Desa Ngunut. Hal tersebut dikarenakan warga belum memahami manfaat dan potensi ekonomi dari tanaman sereh. Oleh karena itu kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan melalui penyuluhan untuk memperkenalkan manfaat dan potensi ekonomi tanaman sereh (Cymbopogon nardus). Luaran yang dicapai adalah peningkatan pengetahuan warga Desa Ngunut, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan mengenai tanaman sereh (Cymbopogon nardus) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian warga.
EFEKTIVITAS BERBAGAI FRAKSI DAUN ANDONG MERAH (Cordyline fruticosa [L.] A. Cheval) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus) Nova Yastika Sari; Antonius Budiawan; Christianto Adhy Nugroho
Biospektrum Jurnal Biologi Vol 1, No 2 (2023): Biospektrum Jurnal Biologi
Publisher : Program Studi Biologi - Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (kampus Kota Madiun)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/bios.v1i2.1250

Abstract

Daun andong merah (Cordyline fruticosa [L.] A. Cheval) merupakan tanaman yang secara tradisional oleh masyarakat digunakan sebagai tanaman hias maupun batas pagar diri dari penyakit. Tanaman andong merah diketahui memiliki potensi yang sangat tinggi untuk penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas berbagai fraksi daun andong merah terhadap penyembuhan luka. Uji penyembuhan luka dilakukan menggunakan hewan uji kelinci New Zealand yang diinduksi luka menggunakan biopsy punch, berdiameter 8 mm dengan kedalaman luka ±1,5 mm. Luka kemudian dikelompokkan dalam 5 kelompok uji yaitu: kelompok kontrol negatif diberi larutan aquadest; kelompok kontrol positif diberi povidone iodine; kelompok I diberi fraksi polar; kelompok II diberi fraksi semi polar; dan kelompok III diberi fraksi non polar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi polar, semi polar, dan non polar pada daun andong merah memiliki aktivitas penyembuhan luka pada kelinci. Jenis fraksi daun andong merah yang paling baik dalam aktivitas penyembuhan luka pada kelinci adalah fraksi semi polar. Hal ini dibuktikan dengan ukuran diameter luka pada hari ke-11 telah menutup sempurna sedangkan kelompok luka lain menutup sempurna pada hari ke-12, 13, dan 14.
Potensi Fraksi Ekstrak Herba Krokot (Portulaca grandiflora) Varietas Bunga Magenta dalam Menyembuhkan Luka: The Magenta Flower Variety Purslane Herbs (Portulaca grandiflora) Extract Fraction Potency in Wound Healing Antonius Budiawan; Levi Puradewa; Bida Cincin Kirana
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2024): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v6i2.2025

Abstract

Purslane rose-like flower variety (Portulaca grandiflora) is a popular decorative plant in society. Purslane utilization for health in Indonesia is still limited. Rose-like magenta flower variety purslane (P. grandiflora) is already known for its wound healing activity. This wound healing activity may occur from its secondary metabolites such as flavonoids, saponins, tannins, and terpenoids. Flavonoids extracted in a suitable solvent have the potency to increase the purslane wound healing activity. This research aimed to determine the magenta flower variety purslane herbs extract fraction potency in wound healing. This experimental research was conducted using wound-induced rabbits. The wounds were divided into negative and positive control groups, water, ethyl acetate, and n-hexane treatment groups. The wounds treated with aqua destilata re-epithelization was 12.33 ± 0.94 days, meanwhile, the wounds treated with betadine solution, water, ethyl acetate, and n-hexane fraction were 9.33 ± 0.47, 9.33 ± 0.47, 9.67 ± 0.47, dan 10.00 ± 0.00 days respectively. The water, ethyl acetate, and n-hexane fraction of magenta flower variety purslane herbs (P. grandiflora) have potency in wound healing. The water fraction showed the fastest re-epithelization pace compared to ethyl acetate and n-hexane fraction.   Keywords:          fraction, purslane, Portulaca grandiflora, magenta, wound healing   Abstrak Krokot varietas berbunga seperti mawar (Portulaca grandiflora) merupakan tanaman hias yang cukup populer di masyarakat. Di Indonesia pemanfaatan krokot untuk kesehatan masih sangat terbatas. Krokot mawar (P. grandiflora) varietas bunga magenta diketahui memiliki aktivitas penyembuhan luka. Aktivitas penyembuhan luka tersebut kemungkinan diperoleh karena kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid. Flavonoid yang tertarik dalam pelarut yang sesuai tersebut berpotensi meningkatkan kemampuan krokot dalam menyembuhkan luka. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi dari fraksi ekstrak herba krokot (P. grandiflora) varietas bunga magenta dalam menyembuhkan luka. Penelitian eksperimental ini dilakukan menggunakan kelinci yang diinduksi luka pada bagian punggung. Luka dibagi menjadi kelompok kontrol negatif dan positif serta kelompok perlakuan fraksi air, etil asetat, dan n-heksana. Kelompok luka yang diberi aqua destilata menunjukkan re-epitelisasi 12.33 ± 0.94 hari, sedangkan kelompok luka yang diberi betadine solution, fraksi air, etil asetat, dan n-heksana berturut-turut 9.33 ± 0.47, 9.33 ± 0.47, 9.67 ± 0.47, dan 10.00 ± 0.00 hari. Fraksi air, etil asetat, dan n-heksana herba krokot (P. grandiflora) memiliki potensi menyembuhkan luka dengan mempercepat laju re-epitelisasi. Fraksi air menunjukkan laju re-epitelisasi yang paling baik dibandingkan fraksi etil asetat dan n-heksana.   Kata Kunci:         fraksi, krokot, Portulaca grandiflora, magenta, penyembuhan luka