Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : WIDYA LAKSANA

IBM KERAJINAN PENGERAJIN LOGAM DI DESA BERATAN BULELENG BALI Supir, I Ketut
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.628 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v1i1.9120

Abstract

Desa Beratan salah satu desa di kabupaten Buleleng yang menjadi pusat kerajinan logam (emas, perak, dan kuningan). Kerajinan logam desa Beratan pernah mengalami masa keemasan dan sejak bom Bali I dan bom Bali II, meledak, kerajinan ini mengalami kemerosotan seiring dengan lesunya industri pariwisata di Bali. Sebagian besar pengerajin beralih ke  pekerjaan  lain, dan saat  ini ada  tiga  orang pengerajin yang masih setia menggeluti kerajinan. Ketiganya menghadapi masalah yang sama, yaitu bidang produksi, manajemen, dan pemasaran. Peralatan yang dimiliki pengerajin masih tradisional dan sudah tua. Pengerajin tidak memiliki pembukuan dan dokumentasi produk yang telah dibuat. Pemasaran produk sangat terbatas.Solusi yang dapat dilakukan dalam menjawab permasalahan tersebut, yaitu: (1) memodifikasi alat peleburan/pencairan emas dan perak yang digerakkan dengan tenaga listrik; (2) pengadaan alat-alat pendukung proses produksi, antara lain: bor listrik yang dapat membantu percepatan dalam proses produksi; (3) pelatihan penganekaragaman desain produk kerajinan sesuai perkembangan pasar; (4) pelatihan manajemen usaha berbasis komputer, dan perancangan dan pembuatan website atau ecommerce. Peralatan elektik sangat membantu pengerajin dalam menhemat tenaga, waktu, dan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Pelatihan desain menambah wawasan pengerajin dalam menghadapi tren pasar.
IBM KERAJINAN PENGERAJIN LOGAM DI DESA BERATAN BULELENG BALI I Ketut Supir
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.628 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v1i1.9120

Abstract

Desa Beratan salah satu desa di kabupaten Buleleng yang menjadi pusat kerajinan logam (emas, perak, dan kuningan). Kerajinan logam desa Beratan pernah mengalami masa keemasan dan sejak bom Bali I dan bom Bali II, meledak, kerajinan ini mengalami kemerosotan seiring dengan lesunya industri pariwisata di Bali. Sebagian besar pengerajin beralih ke  pekerjaan  lain, dan saat  ini ada  tiga  orang pengerajin yang masih setia menggeluti kerajinan. Ketiganya menghadapi masalah yang sama, yaitu bidang produksi, manajemen, dan pemasaran. Peralatan yang dimiliki pengerajin masih tradisional dan sudah tua. Pengerajin tidak memiliki pembukuan dan dokumentasi produk yang telah dibuat. Pemasaran produk sangat terbatas.Solusi yang dapat dilakukan dalam menjawab permasalahan tersebut, yaitu: (1) memodifikasi alat peleburan/pencairan emas dan perak yang digerakkan dengan tenaga listrik; (2) pengadaan alat-alat pendukung proses produksi, antara lain: bor listrik yang dapat membantu percepatan dalam proses produksi; (3) pelatihan penganekaragaman desain produk kerajinan sesuai perkembangan pasar; (4) pelatihan manajemen usaha berbasis komputer, dan perancangan dan pembuatan website atau ecommerce. Peralatan elektik sangat membantu pengerajin dalam menhemat tenaga, waktu, dan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Pelatihan desain menambah wawasan pengerajin dalam menghadapi tren pasar.
PELATIHAN PEMBUATAN ASAP CAIR DENGAN TUNGKU PIROLISIS SEDERHANA BAGI KELOMPOK PETANI KELAPA DI DESA YEH EMBANG, KECAMATAN MENDOYO, JEMBRANA BALI I Nyoman Tika; I Ketut Supir; I Gusti Ayu Tri Agustiana
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v12i1.38452

Abstract

Tujuan pengabdian ini adalah untuk mentransfer teknologi pembuatan asap cair dengan tungku pirolisis sederhana bagi petani kelapa di Desa Yeh Embang, kecamatan Mendoyo, Jembrana Bali. Metode yang digunakan adalah pelatihan dan pendampingan. Pelatihan dilakukan 3 hari, setelah itu dilakukan pendampingan selama 3 bulan. Adapun pelatihan yang dilakukan adalah pembuatan asap cair dengan tungku pirolisis sederhana. Evaluasi kegiatan ini dilakukan terhadap respon, aktivitas, produk yang dihasilkan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa petani kelapa dapat menghasilkan asap cair dengan rendemen 1,5% dan arang batok kelapa dengan rendemen 73,2%, dan efisiensi keuntungan meningkat dari 45% menjadi 85,93%. Analisis terhadap hasil produksi petani dilakukan dengan GC-Ms, dihasilkan 7 macam komponen yang dominan yaitu fenol, 3-metil-1.2- siklo pentadion, 2-metoksi fenol, 2-metoksi-4- metilfenol, 4-etil-2-metoksifenol, 2.6-dimetoksi fenol dan 2.5-dimetoksi benzil alkohol. Respon peserta menunjukkan memberikan respon positif. Kegiatan P2M ini perlu lebih sering dilakukan agar petani dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.