Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ANALISIS SISTEM KERJA KERAJINAN LIMBAH KAYU (DRIFTWOOD) UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI I Gede Nyoman Suta Waisnawa; I Made Sudana; Ida Bagus Swaputra
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol 4 No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.921 KB) | DOI: 10.31940/bp.v4i1.853

Abstract

Analisis sistem kerja pada Ari Deco dan Kubu Shop terutama perbaikan sistem kerja dan aliran material serta pengelompokan proses yang dapat meminimasi waktu perpindahan, meningkatkan kenyamanan pekerja pada kegiatan produksi, pemanfaatan ruang proses produksi menjadi aman dan fleksibel. Tata letak yang baik akan memberikan keluaran yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, mengurangi jam kerja mesin. Pola aliran Zig-Zag digunakan untuk proses produksi lebih panjang dari pada luas area, Luaran yang dicapai adalah Stasiun Kerja yang tertata, layout aliran material yang efesien di dukung dengan perkakas kerja yang memadai sehingga mampu mengoptimalkan capaian target produksi. Perbaikan dan penghematan penggunaan material, perkakas, dan pendayagunaan usaha manusia serta memberikan suasana lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Dampak dari program adalah peningkatan kapasitas produksi pengrajin Ari Deco sebesar 67,5% dan Kubu Shop sebesar 46,15% sedangkan omzet pengrajin sekitar 69,9% (penjualan per September 2016 sebesar Rp.187.605.000).
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS AGROWISATA DI DESA BELIMBING KACAMATAN PUPUAN, KABUPATEN TABANAN I Made Marsa Arsana; Made Mudhina; I Gede Nyoman Suta Waisnawa; Lilik Sudiajeng
Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 6 No 1 (2016): March 2016
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.65 KB)

Abstract

Penelitian ini diharapkan mendapat informasi yang tepat untuk mengembangkan Desa wisata berbasis agrowisata Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Rumusan masalah penelitian: 1) Apakah yang menjadi faktor kekuatan, faktor kelemahan, faktor peluang dan faktor ancaman Desa wisata berbasis agrowisata Desa Belimbing? 2) Bagaimanakah strategi pengembangan Desa wisata berbasis agrowisata Desa Belimbing? 3) Bagaimanakah program pengembangan Desa wisata berbasis agrowisata Desa Belimbing? Tujuan Penelitian ini: 1) Terdeskripsikannya faktor kekuatan, faktor kelemahan, faktor peluang dan faktor ancaman Desa wisata berbasis agrowisata Desa Belimbing, 2) Merumuskan strategi pengembangan Desa wisata berbasis agrowisata Desa Belimbing, dan 3) Merumuskan program-program pengembangan Desa wisata berbasis agrowisata Desa Belimbing. Untuk mencapai tujuan tersebut mengunakan pendekatan tipologi, metode deskriptif kualitatif, analisis Situasi Internal-Eksternal, dan analisis Matrik SWOT. Hasil penelitian ini adalah deskripsi 19 faktor yang menjadi kekuatan, 10 faktor yang menjadi kelemahan, 7 faktor yang menjadi peluang dan 5 faktor yang menjadi ancaman, strategi SO: 3 strategi dengan 11 program, strategi WO: 2 strategi dengan 7 program, strategi ST: 1 strategi dengan 3 program, dan strategi WT: 2 strategi dengan 4 program. Jika ada anggaran baik dari pihak masyarakat maupun pemerintah Kabupaten Tabanan, program-program yang telah dirumuskan dapat diimplementasikan menjadi suatu program aksi dalam upaya mempercepat terwujudnya Desa wisata berbasis agrowisata Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.
ANALISIS RISIKO INVESTASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU DI NUSA PENIDA I Gd N Suta Waisnawa; I Made Rajendra; I Made Sudana
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 5 No 2 (2015): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.639 KB)

Abstract

Analisis yang sistematis dan rasional sangat dibutuhkan sebelum kegiatan investasi itu direalisasikan.Ketidaklayakan suatu investasi disebabkan oleh kurang cermat dan akuratnya analisis investasi yang dilakukan, terutama terhadap analisis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi. Pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (Win Power) ini merupakan teknologi baru yang dikembangkan di Bali khususnya di Nusa Penida. Risiko dalam setiap kegiatan investasi begitu banyak jenisnya, keadaan ini merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini mengkaji risiko investasi secara kualitatif. Analisis risiko kualitatif adalah analisis risiko investasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan alam, masyarakat serta kebijakan pemerintah. Analisis risiko kualitatif dimulai dari tahap identifikasi jenis-jenis risiko investasi PLT Bayu yang selanjutnya dilakukan analisis risiko kualitatif untuk menentukan risiko mayor (major risk). Risiko mayor pada investasi PLT Bayu yang termasuk katagori tidak dapat diterima (Unacceptable) ada 3 jenis risiko dengan proporsi 6,67 % yaitu : Kecepatan hembusan angin berubah-ubah sehingga produksi tenaga listrik PLTB tidak stabil, Tarif/Harga jual listrik PLTB masih rendah serta rendahnya tingkat keuntungan akibat kapasitas pembangkitan tenaga listrik PLT Bayu yang belum maksimal. Risiko tidak diharapkan ada 8 jenis dengan proporsi 17,78% yaitu : Pemilihan peralatan PLT Bayu kurang sesuai dengan kondisi di Nusa Penida, spesifikasi baling-baling kurang sesuai dengan kondisi kecepatan angin di Puncak Mundi. Kurangnya pesaing dalam usaha kelistrikan sehingga pengembangan pembangkit dengan energi alternatifbelum berkembang, rendahnya tingkat keuntungan akibat kapasitas pembangkitan tenaga listrik PLT Bayu yang belum maksimal, kualitas peralatan unit Pembangkit Listrik Tenaga Bayu yang tidak sesuai dengan kondisi angin di Puncak Mundi sehingga tidak bisa beroperasi optimal. Kurangnya kemampuan sumber daya manusia (SDM) sehingga perlu waktu yang lama untuk menangani perawatan dan perbaikan unit PLT Bayu dan seringnya terjadi kerusakan Auto Voltage Regulator (AVR) sehingga biaya perbaikan meningkat. Proporsi jenis risiko yang termasuk risiko mayor adalah 24,45% sedangkan yang tidak termasuk risiko mayor adalah 75,55%. Kapasitas daya mampu satu unit PLT Bayu jenis WES 18 adalah 80 kw sedangkan daya listrik rata-rata yang dihasilkan periode 2007 – 2009 adalah 7,2 kw dengan proporsi 9%. Mitigasi yang harus dilakukan terhadap risiko mayor berdasarkan analisis secara kualitatif dan kuantitatif adalah modifikasi baling-baling (blade) dan memilih kapasitas daya mampu generator sesuai dengan kondisi kecepatan hembusan angin di Puncak Mundi Nusa Penida. Perawatan seluruh komponen pendukung unit PLT Bayu harus dirawat dengan baik serta dilakukan secara rutin yaitu pelumasan komponen-komponen rotor serta pengecatan tower sehingga usia pakainya (life time) dapat dipertahankan sesuai rencana.
Inovasi Teknologi Dan Optimalisasi Proses Destilasi Untuk Produksi Arak Tradisional Bali I Gede Nyoman Suta Waisnawa; Ida Ayu Anom Arsani; I Made Rajendra; I Made Sudana
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol. 8 No. 1 (2022): Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.596 KB) | DOI: 10.31940/bp.v8i1.69-76

Abstract

Arak merupakan salah satu minuman tradisional mengandung alkohol yang dihasilkan melalui proses destilasi dengan bahan baku nira yang bermanfaat sebagai bahan pencampur produk olahan berupa makanan dan minuman. Kendala dalam produksi arak dengan alat destilasi tradisional atau sederhana mengacu pada aspek waktu dan temperatur proses produksi cukup lama serta kontrol terhadap temperatur pemanasan nira dan pendinginan uap  nira belum bisa dilakukan pengukuran dengan pasti. Temperatur pemanasan nira dan pendinginan uap nira yang kurang tepat dapat memepengaruhi kualitas dan kuantitas hasil distilasi.  Peroses distilasi secara tradisional sangat dipengaruhi juga oleh pengalaman perajin dengan intusisinya memperkirakan proses pemanasan yang terjadi di dalam tungku kesalahan dalam menjaga api pemanas dari pembakaran kayu bakar ini harus ditunggui dan diamati secara terus menerus. Berdasarkan hasil penelitian dan rancang bangun alat distilasi dapat diterapkan sistem kontrol suhu pemanasan nira pada tungku dan suhu pendinginan uap nira dapat diukur dan dikontrol dengan alat pengatur yang disebut thermo kontrol. Penerapan sistem thermo kontrol ini berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produk hasil distilasi. inovasi teknologi dalam proses produksi arak  untuk  meningkatkan hasil dan kualitas produk. Penerapan inovasi alat destilasi yang dikembangkan terbukti dapat meningkatkan kandungan alkohol sampai dengan 70% dan menurunkan waktu produksi.
PENGEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN UNTUK DESA WISATA TRI EKA BUANA DENGAN ONLINE PAYMENT I G P Fajar Pranadi Sudhana; I Gde Agus Jaya Sadguna; I Gede Nyoman Suta Waisnawa; Ayu Dwi Yulianthi; A A Ayu Ngurah Harmini
Dharma: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Mei
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.543 KB) | DOI: 10.31315/dlppm.v2i1.4771

Abstract

Since 2019, Tri Eka Buana Village, located in Sidemen sub-district, Karangasem Bali Regency, through the Bali State Polytechnic service team has received a PPDM grant to form a tourism village with natural potential and a producer of traditional Balinese arak drinks. Various kinds of activities from the solutions offered have been implemented in the first year of 2019. including compiling a master plan for developing a tourism village, formulating a village cleanliness supervision system, carrying out socialization of tourism village spatial planning, socialization and tourism outreach, and compiling a tourism village marketing program through digital marketing . One of the activities that has been carried out is the development of the Tri Eka Buana Tourism Village website. Online transactions are increasingly in demand, even have become a trend among the wider community. Besides, it can be done anytime and anywhere without any time or distance restrictions. E-payment offers various kinds of convenience and practicality in making payments. Various kinds of payment methods can be integrated into the system making it easier for customers to make payments according to orders made. The tourism village of Tri Eka Buana Sidemen Karangasem Bali, can take advantage of this online payment system to help tourism village operations in the future. The development of this online payment system can be developed by building a tourism village website, adding ecommerce facilities to the website that has been built, registering and activating one of the payment gateway services, and integrating the Tri Eka Buana tourism village website with a payment gateway service.
Analysis of Display Cabinet Design with Commissioning Test for Fresh Sea Food I Dewa Made Cipta Santosa; I Gede Nyoman Suta Waisnawa; I Gusti Agung Bagus Wirajati; I Gede Thio Cahya Dinata; I Komang Raditya Cahya Dinata
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol. 21 No. 3 (2021): November
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2873.835 KB) | DOI: 10.31940/logic.v21i3.190-196

Abstract

This research is a design of a display cabinet cooling system with integrated energy from PLN electricity and solar power. This equipment is used for displaying marine fish and other fresh sea food in restaurants or cafes in support of Balinese culinary specialties, namely grilled fish and seafood which are very well known and can be a very extraordinary carrying capacity for Bali tourism. This cooling system is designed to be able to maintain the temperature of the cooling room (cabin) up to -5 oC. This is in accordance with the standards for storing fresh sea fish and sea food in a temperature range of -2oC to 2oC, where fish and sea food are still in a very fresh condition for an average of 1 week. Other standards to maintain product freshness also require room humidity between RH 90% – RH 95%. Furthermore, data collection on system performance is carried out using the commissioning test method to determine the initial performance achievement of the tool so that its shortcomings can be evaluated which will be developed and corrected in further research. From the research, it is found that the temperature achievement is very good, the solar and PLN integration system with the Automatic Transfer Switch (ATS) control system has also worked well where the switch occurs when the battery charging condition is below 30% or below 10V. However, something that has not been achieved is the humidity in this system, the average relative humidity (RH) is 50% so that the final condition of the product becomes dry on the surface of the fish. This relatively low humidity is due to the fact that it still relies on the humidity increase system by opening the cooler cabin door. In the next development, the right humidifier system will be designed for this display cabinet system.
Pemberdayaan Terhadap Lansia Untuk Meningkatkan Produktivitas Usaha Minyak Kelapa (Tanusan) di Singakerta, Gianyar Ni Nengah Lasmini; I Made Dana Saputra; I Gede Nyoman Suta Waisnawa
Madaniya Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.259

Abstract

Pandemi Covid-19 yang terjadi mulai akhir tahun 2019 memberikan dampak dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu dampak Pandemi Covid-19 yang dirasakan mayarakat akhir-akhir ini adalah tingginya harga minyak sawit dan langkanya minyak sawit ditengah masyarakat. Adanya kasus tersebut menyebabkan potensi penggunaan minyak kelapa sebagai alternatif. Produksi minyak kelapa lebih banyak dilakukan oleh sektor UMKM, khususnya di Bali dilakukan lebih banyak oleh lansia karena menggunakan peralatan tradisional. Dalam situasi seperti saat ini, sektor UMKM Minyak Kelapa sangat perlu perhatian khusus. UMKM Minyak Kelapa (Tanusan) merupakan usaha kecil yang memproduksi minyak kelapa secara tradisional dengan mempertahankan kearifan lokal sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat. UMKM Minyak Kelapa (Tanusan) merupakan usaha yang diturunkan dari tradisi maka terdapat beberapa kendala berupa keterbatasan alat bantu produksi, ketahanan produk, pengemasan produk, kurangnya manajemen keuangan serta keterbatasan dalam hal pemasaran. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka akan dilakukan kegiatan bertahap mulai manajemen produksi sampai pemasaran. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi, pemberian peralatan sebagai alat bantu produksi seperti mesin parut, mesin peras, kompor, dan panci, pemberian bantuan botol kemasan dan label kemasan, pelatihan pengemasan, pelatihan manajemen keuangan, pembuatan media sosial dan pelatihan penggunaan media sosial.
Pengembangan Jobsheet Berbasis Teaching Factory Dengan Model 4D sebagai Media Pembelajaran Praktek Bubut I Gede Nyoman Suta Waisnawa; Ida Ayu Anom Arsani; I Nyoman Sutarna
Jurnal Sinestesia Vol. 12 No. 2 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada bidang vokasi berbasis produksi atau jasa yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di industri. Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, jobsheet praktik kerja bubut ini belum mencerminkan pelaksanaan teaching factory. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan jobsheet berbasis teaching factory sebagai sumber belajar pada praktikum kerja bubut. Model pengembangan yang dipergunakan adalah Model 4D yang terdiri dari 4 tahapan kegiatan, meliputi: (1) define, (2) design, (3) develop, dan (4) desseminte. Mengacu pada hasil validasi yang telah dilakukan terhadap jobsheet yang dikembangkan, diperoleh masing-masing nilai 93,91% dari validator materi dan 85% dari validator desain. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa produk berupa jobsheet yang dikembangkan dalam penelitian ini, layak dipergunakan dalam praktikum berbasis teaching factory.
Pendampingan Pengaturan Tata Letak Fasilitas Produksi Usaha Kecil Pembuatan Sanggah Kayu Bali “Labak Sari” I Gede Nyoman Suta Waisnawa; I M Sudana; I M Rajendra; I G A Oka Sudiadnyani; I N Mei Rejeki
Madaniya Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.523

Abstract

Usaha kecil kerajinan sanggah kayu dan bangunan stil Bali “Labak Sari” merupakan usaha kecil ini menggunakan kayu sebagai bahan baku utama. Proses produksi atau pembuatan sanggah kayu dan bangunan stil bali menggunakan perkakas kayu bertenaga manual maupun dengan mesin penggerak. Produk yang dihasilkan berupa sanggah kayu (tempat pemujaan bagu umat Hindu di Bali) jenis sangah kayu yang dibuat yaitu: sanggah taksu, sanggah gedong, sanggah kemulan, dan piyasan. Sanggah kayu ini merupakan hasil rakitan dari berbagai jenis bagian yang berbahan baku dari kayu. Kayu yang biasa digunakan yaitu: kayu Nangka, kayu Cempaka, kayu Majegau. Tataletak perkakas produksi merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi uatu perusahaan yang berpengaruh pada efektivitas dan efisiensi produksi. Kondisi eksisiting tataletak fasilitas produksi ditempatkan hanya berdasarkan area kosong yang tersedia serta tidak berdasarkan urutan dalam proses produksi. Metode yang digunakan pada perancangan tataletak adalah Activity Relationship Chart (ARC). Penempatan fasilitas-fasilitas produksi pada UMKM Labak Sari yang belum ditata sesuai urutan proses pembuatan sanggah kayu maupun bangunan stil Bali yang dikerjakan, sehingga memungkinkan terjadinya aliran orang atau material yang tidak diperlukan. Berdasarkan atas permasalahan ini, tim pelaksana memberikan pendampingan dalam pengaturan tataletak mesin perkakas/fasilitas produksi. Kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan tataletak mesin perkakas yang sesuai dengan urutan proses dengan tetap mengedepankan faktor K3 (keselamatan dan kesehatan kerja).