Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ECOLOGICAL CONCEPTS IN THE STORY OF PURWA LEATHER PUPPET Djoko Sulaksono; Kundharu Saddhono
-
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.29 KB)

Abstract

The story of purwa leather puppet is replete with ecological and environmental values. The concept of environment or natural state in purwa leather puppet performance is presented by the puppet master in the form of turbulence, janturan, pocapan, and prampogan. Besides being stated by the puppet master, the concept of environment is also found in stories and pictures. The concept of water in the purwa puppet story is found in the play namely Ramayana, Dewa Ruci, Karna Tandhing, Adon-adon Rajamala, and Cupu Manik Astagina.
THEME AND LANGUAGE IN MODERN JAVANESE NOVELS OF THE POST-REFORM ERA Djoko Sulaksono; Budi Waluyo; Dewi Pangestu Said
-
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.171 KB)

Abstract

Theme is one of the crucial elements of a novel structure because it describes the message conveyed by the author. The description of the theme is closely related to the language used by the author. The readers’ understanding on the theme strogly depends on the language used as a means of delivering messages to the readers. The modern Javanese novels of the post-reform era are assumed to use the Javanese language.   
Symbolic Meaning in the Commemoration Ceremony of Sultan Hamengku Buwono X Coronation in COVID-19 Pandemic Fitria Nur'aini; Sumarwati Sumarwati; Djoko Sulaksono
Humaniora Vol. 13 No. 3 (2022): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v13i3.7812

Abstract

The research aimed to (1) describe the procession and ubarampe offerings in the commemoration ceremony of Sultan Hamengku Buwono X’s coronation during the COVID-19 pandemic, and (2) analyze the symbolic meaning of it. The research applied a qualitative research that used an ethnographic approach. Data collection techniques used were passive participant observation techniques and in-depth interviews with abdi dalem (courtier) of Yogyakarta palace and cultural experts. So, the selection of research subjects used the snowball sampling technique. The data obtained were validated by the source triangulation method, and it was then analyzed using the Spradley model research method, which included domain analysis, taxonomic analysis, compensatory analysis, and analysis of cultural themes. The research result show that (1) the procession of the commemoration of the coronation of Sultan Hamengku Buwono X consists of a series of ceremonies, including ngebluk, ngapem, sugengan, and labuhan. The ceremony is organized well during the COVID-19 pandemic by wearing a mask when carrying out daily activities, washing hands often, especially after outdoor activities, social distancing, avoiding crowds, and restricting mobilization and interaction, (2) the symbolic meaning of the procession and ubarampe offerings Sultan Hamengku Buwono X is asking God for the safety and welfare of the Sultan and his family in particular and Yogyakarta people in general.
PELATIHAN HAMICARA JAWA PADA KARANG TARUNA DI KABUPATEN SUKOHARJO Winda Lestari; Djoko Sulaksono
Adi Widya : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2022): Adi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/awpm.v6i2.7699

Abstract

Hamicara Jawa or speaking Javanese is one of the language skills that must be preserved and developed, as an effort to maintain and revitalize regional languages among the millennial generation. So, the service team of the Javanesse Education Language Study Program provided good and good hamicarajawa training for youth groups in Sukoharjo district. The method applied is to provide training and mentoring for hamcara Jawa using modeling techniques and direct practice. The result of this service is that youth organizations in the district of Sukoharjo who incidentally still use Javanese as their mother tongue and are used in traditional ceremonies or daily activities can use the good and correct Javanese language. This is in accordance with the purpose of service, namely providing assistance and training to youth youth groups so that they can use good and correct Javanese language in speaking in society, especially hamicara Jawa in community activities and Javanese traditional ceremonies. As an effort to preserve and develop regional languages, especially Javanese, Surakarta style
Upacara Adat sebagai Ikon Pengembangan Cultural Tourism di Kabupaten Pacitan Bagus Wahyu Setyawan; Anggoro Putranto; Djoko Sulaksono
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 5 No 1 (2023): Jurnal ALTASIA (Februari)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v5i1.7090

Abstract

Ikon pariwsata di suatu daerah selalu menampilkan karakteristik dan potensi khusus yang terdapat di daerah tersebut. Kota Pacitan sebagai salah satu destinasi pariwisata di Pulau Jawa yang kerap kali dikunjungi oleh para wisatawan karena memiliki banyak potensi wisata di bidang keindahan alam, kuliner, hasil kerajinan, kesenian, dan wisata berbasis budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai upacara adat yang terdapat di Kabupaten Pacitan sebagai salah satu ikon pariwisata berbasis budaya. Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah beberapa upacara adat yang terdapat di Kabupaten Pacitan, yaitu Upacara Adat Ceprotan dan Upacara Adat Eret. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi observasi dan wawancara mendalam dengan narasumber. Analisis data menggunakan metode analisis interaktif dan analisis jalinan. Hasil yang dari analisis data ditemukan fakta bahwa, upacara adat ceprotan dan upacara adat eret merupakan upacara adat yang secara periodik dilakukan rutin oleh masyarakat di Kabupaten Pacitan. Upacara adat ceprotan dilakukan setiap sekali dalam setahun, sedangkan upacara adat eret bertempat dilakukan rutin oleh masyarakat setiap jangka waktu tertentu, seperti tiga bulan sekali ataupun 6 bulan sekali. Pelaku dalam kedua upacara adat tersebut melibatkan banyak orang, yang terdiri dari masyarakat dalam satu desa. Kedua upacara adat tersebut juga memadukan upacara adat dengan pentas kesenian, sehingga dapat menarik minat para wisatawan. Adanya kedua upacara adat tersebut oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan dijadikan agenda rutin dan masuk dalam salah satu ikon wisata budaya di Kabupaten Pacitan
Makna Filosofis dalam Tradisi Dhawuhan di Desa Warujanggan Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan dan Relevansinya sebagai Materi Ajar di SMP Hanjani Murti Pratika; Djoko Sulaksono; Kenfitria Diah Wijayanti
Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 6, No 2 (2022): Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sabpbj.v6i2.65620

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna filosofis yang ada dalam tradisi Dhawuhan di desa Warujanggan dan relevansinya sebagai materi ajar di SMP pada kompetensi dasar menelaah teks deskriptif tentang upacara adat daerah sesuai dengan karakteristik. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa wawancara. Teknik sampling yang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik, yaitu dokumentasi, wawancara, dan observasi. Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah triangulasi sumber dan triangulasi teori. Analisis data menggunakan model analisis etnografi model Spradley. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) wujud makna filosofis tradisi Dhawuhan di desa Warujanggan berdasarkan rangkaian kegiatan memiliki 5 makna filosofis; (2) wujud sesaji pada tradisi Dhawuhan di desa Warujanggan memiliki 12 makna filosofis; (3) tradisi Dhawuhan di desa Warujanggan memiliki relevansi sebagai materi ajar di SMP karena memiliki empat aspek, diantaranya: aspek ketuhanan, aspek sosial, aspek kognitif, dan aspek keterampilan. Hasil dari penelitian ini setidaknya memberikan referensi bagi guru untuk mengajarkan tradisi di daerah sendiri dan mampu memotivasi siswa untuk lebih giat belajar mengingat mereka belajar secara langsung ketika tradisi tersebut dilaksanakan.
Pelanggaran Prinsip Kesantunan Pada Film Pendek Komedi di Channel Youtube Lula Studio Inna Maya Sari; Djoko Sulaksono; Kenfitria Wijayanti
Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 7, No 1 (2023): Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sabpbj.v7i1.63964

Abstract

Politeness principles violations still present in movies, including short comedy movies in Lula Studio Youtube channel. It becomes a concern as such violations may serve as a model for people who watch the movies. Therefore, the present study attempted to depict the forms of politeness principle violation in short comedy movies in Lula Studio and provided a reference to minimize further language impoliteness. To this end, a descriptive qualitative with pragmatic approach was applied. The data in this study were speech among the movie actors, collected through document analysis and researchers’ note. The movie samples were selected using the purposive sampling technique. Theory triangulation was applied to ensure the data validity. The data were analyzed using flow analysis technique. Twenty one violations were noticed from seven movies in Lula studio, which covers Leech’s six language politeness maxims and Asim Gunawan’s four language politeness maxims.
Analisis Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan Budi Pekerti pada Crita Cekak Majalah Panjebar Semangat dan Relevansinya sebagai Materi Ajar di SMA Intan Devi Avikasari; Djoko Sulaksono; Favorita Kurwidaria
Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 5, No 1 (2021): Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sabpbj.v5i1.65714

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur instrinsik dalam crita cekak pada majalah Panjebar Semangat; (2) unsur psikologi tokoh utama dalam crita cekak pada majalah Panjebar Semangat; (3) nilai pendidikan budi pekerti dalam crita cekak pada majalah Panjebar Semangat; dan (4) relevansi crita cekak pada majalah Panjebar Semangat sebagai materi ajar Bahasa Jawa di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan pada majalah Panjebar Semangat. Populasi penelitian adalah majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pedekatan psikologi sastra. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Teknik sampling yang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik, yaitu teknik analisis dokumen, teknik kapustakan, dan wawancara. Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi.
Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Geguritan Karya Mbah Brintik pada Majalah Panjebar Semangat Tahun 2016 dan Relevansinya sebagai Bahan Ajar Bahasa Jawa di SMA Rizaldi Wahyu Bagaskara; Atikah Anindyarini; Djoko Sulaksono
Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 5, No 1 (2021): Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sabpbj.v5i1.66427

Abstract

Karya sastra merupakan sebuah hasil karya yang umumnya tidak terikat aturan. Contoh karya sastra salah satunya adalah geguritan. Geguritan adalah puisi modern yang penulisannya menggunakan bahasa Jawa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif di bidang bahasa yang berfokus pada kohesi leksikal dan gramatikal. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memaparkan bentuk kohesi leksikal dan gramatikal dalam geguritan karya Mbah Brintik yang dimuat oleh majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2016 serta relevansinya sebagai bahan ajar bahasa Jawa untuk SMA. Data berupa kata, frasa, dan klausa pada geguritan yang mengandung kohesi leksikal dan gramatikal bersumber dari geguritan karya Mbah Brintik dalam majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2016. Data relevansi bersumber dari informan yang terdiri dari guru bahasa Jawa dan siswa kelas XII SMA Negeri 6 Surakarta serta ahli bahasa. Teknik pengambilan subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa teknik analisis dokumen dan wawancara. Uji validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi data dan teori. Teknik analisis data dalam pelitian ini meliputi tiga komponen yaitu tahap reduksi data, sajian data yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi, kemudian penarikan simpulan. Penelitian ini menunjukkan beberapa hasil kohesi leksikal dan gramatikal dalam geguritan karya Mbah Brintik yang dimuat oleh majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2016. Pertama terdapat kohesi leksikal yang terdiri dari repetisi, sinonimi, antonimi, hiponimi, dan kolokasi. Kedua terdapat kohesi gramatikal yang terdiri dari referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar bahasa Jawa dalam kompetensi dasar menelaah teks geguritan sebagaimana termuat dalam kurikulum 2013 provinsi Jawa Tengah untuk mata pelajaran muatan lokal bahasa Jawa SMA kelas XII. Penerapan tersebut berlaku untuk seluruh wilayah di Jawa Tengah sebab objek dalam penelitian ini menggunakan bahasa Jawa dialek Solo-Jogja yang merupakan bahasa baku dari bahasa Jawa.
Nilai Pendidikan dalam Antologi Geguritan Piweling Karya Devika Herfianingtyas Hikmatun Nazilah Muhamad; Khundaru Saddhono; Djoko Sulaksono
Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa Vol 7, No 1 (2023): Sabdasastra : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sabpbj.v7i1.64436

Abstract

The purpose of this study is to describe and explain the educational value contained in  the  piweling geguritan anthology by Devika Herfianingtyas. This research is a qualitative descriptive research with a content analysis approach. The data in this study is in the form of words, phrases, or sentences in the  piweling geguritan anthology by Devika Herfianingtyas. The data sources are in the form of documents, namely piweling anthology books, reference books, and relevant journals. The sampling technique in this study uses purposive sampling which is carried out selectively by selecting words, phrases, or sentences in the  Piweling geguritan anthology  that can represent the answer to the problem formulation that has been made. The data collection technique in this study was carried out by analyzing the educational value in  the piweling geguritan  anthology by Devika Herfianingtyas. The data analysis technique used in this study is an interactive analysis consisting of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Based on the results of the analysis, the educational values found in  Devika Herfianingtyas' anthology of Piweling geguritan are religious values, moral values, social values, and cultural values.