Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA

HUBUNGAN KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANC PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS KUTA 1: HUBUNGAN KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANC PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS KUTA 1 Ni Wayan Widiyani; Putu Ayu Ratna Darmayanti; Komang Ayu Purnama Dewi
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA
Publisher : LPPM STIKes ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37413/.v12i2.213

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Setiap ibu hamil berhak mendapatkan pelayanan kehamilan yang berkualitas dan komprehensif melalui pemeriksaan Antenatal Care agar mendapatkan informasi mengenai janin dan mendeteksi komplikasi. Namun, selama pandemi COVID-19 banyak ibu hamil yang menunda melakukan pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan karena ibu cemas tertular COVID-19. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Care pada masa pandemi COVID-19 di UPTD Puskesmas Kuta 1. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional pada bulan Agustus-Oktober 2021. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling. Populasi penelitian ini yaitu semua ibu hamil trimester 3 yang melakukan kunjungan ANC di UPTD Puskesmas Kuta 1 sebanyak 59 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner kecemasan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Analisa data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil: Penelitian ini menunjukkan sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak 36 orang (61,0%) dan sebagian besar responden tidak lengkap dalam melakukan kunjungan ANC yaitu sebanyak 42 orang (71,2%). Hasil uji korelasi Spearman Rank diperoleh nilai sig. (2-tailed) 0.000 yang artinya ada hubungan kecemasan ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Care pada masa pandemi COVID-19 di UPTD Puskesmas Kuta 1. Sedangkan, koefisien korelasi sebesar 0,589 yang artinya hubungan korelasi sedang. Kesimpulan: Petugas kesehatan agar meningkatkan KIE pada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan serta informasi terkait COVID-19 yang dapat dilakukan secara online dengan membuat grup komunikasi sehingga pemberian KIE lebih maksimal.
IMPLEMENTASI SKRINING RISIKO DEPRESI POST PARTUM DENGAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE PADA IBU PASCA MELAHIRKAN : IMPLEMENTASI SKRINING RISIKO DEPRESI POST PARTUM DENGAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE PADA IBU PASCA MELAHIRKAN Ni Wayan Sari Upadani; Putu Ayu Ratna Darmayanti; Komang Ayu Purnama Dewi
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA
Publisher : LPPM STIKes ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37413/.v12i2.214

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang dan Tujuan: Melahirkan mempunyai momen menakutkan seperti perubahan emosional selama kehamilan dan masa nifas untuk menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Perubahan emosional ini merupakan fase yang paling berat dan bahaya dan jika tidak ditangani akan jatuh pada fase depresi setelah ibu melahirkan yang sering dikenal dengan istilah depresi postpartum. Mengatasi hal ini sangat perlu implementasi skrining depresi post partum dengan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang baik dan benar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada ibu pasca melahirkan. Metode: Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 112 rekam medis. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil: Implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori baik dilakukan oleh hampir seluruh responden dengan kategori umur dewasa akhir (36-45tahun) yaitu sebanyak 72 responden (80%), dan jenis kelamin perempuan sebanyak 67 responden (78,8%). Implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori baik juga dilakukan oleh sebagian besar responden dengan pendidikan D III keperawatan yaitu sebanyak 51 responden (76,1%) serta hampir seluruh reponden yang lama bekerja ≥ 6 bulan melakukan impelementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori baik sebanyak 76 responden (77,6%). Kesimpulan: Sebagian kecil responden dengan lama bekerja ≥6 bulan melakukan implementasi skrining risiko depresi post partum dengan EPDS pada kategori kurang. Diharapkan petugas dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan untuk melakukan skrining dengan EPDS.