Mariani Mariani
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 51 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI PEMANFAATAN ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) OLEH PETANI DI KECAMATAN CEMPAKA, KOTA BANJARBARU Irik Purniawati; Mariani Mariani; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i3.2912

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP), manfaat yang diterima oleh petani, faktor yang berhubungan antara manfaat yang diterima petani dalam pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP), dengan faktor: kemampuan petani membayar premi atau penerimaan, pengalaman berusahatani, luas lahan yang dimiliki, jumlah tanggungan keluarga dan pekerjaan sampingan petani dan masalah yang dihadapi petani dalam program asuransi usahatani padi. Penarikan sampel dilakukan dengan metode proportional random sampling, dengan jumlah sampel diambil 30 orang petani Analisis data yang digunakan dalam bentuk deskriftif, skoring dan menggunakan koefisien korelasi serial dan korelasi kotingensi untuk mengetahui hubungan AUTP dengan pekerjaan sampingan. Hasil penelitian, gambaran pelaksanaan ada tahap persiapan dan pelaksanaan, semua evaluasi pemanfaatan AUTP oleh petani berada pada kategori tinggi dengan indeks angka aspek context sebesar 97,23%, aspek input sebesar  91,67%, aspek process sebesar 90,28% dan aspek product sebesar 87,46%. Manfaat yang diterima petani dalam pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) berhubungan dengan kemampuan petani membayar premi, pengalaman berusahatani, luas lahan yang dimiliki, jumlah tanggungan dan pekerjaan sampingan memiliki korelasi positif, dengan nilai koefisien membayar premi 0,274, pengalaman berusahatani 0,089, luas lahan yang dimiliki 0,066, jumlah tanggungan 0,032 dan pekerjaan sampingan 0,708. Permasalahan yang di hadapi dalam pelaksanaan program AUTP adalah kurangnya sosialisasi di anggota kelompok tani dan masyarakat, bencana alam (kekeringan dan kebanjiran) dan serangan hama tikus, walang sangit dan tungro.
EVALUASI PROGRAMA PENYULUHAN USAHATANI PADI DI WILAYAH KERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN KECAMATAN BANUA LAWAS KABUPATEN TABALONG Lisnawati Lisnawati; Mariani Mariani; Hamdani Hamdani
Frontier Agribisnis Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i1.677

Abstract

Kegiatan penyuluhan dilakukan untuk memberikan informasi, pengetahuan serta mengarahkan petani untuk meningatkan produktivitas usahatani, setiap kegiatan penyuluhan yang dilakukan sangatlah penting untuk mengevaluasi programa yang telah dilakukan tersebut sehingga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dari programa tersebut sehingga nantinya dapat memberikan arahan ataupun perbaikan yang diperlukan dan kegiatan selanjutnya akan lebih baik lagi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan programa penyuluhan usahatani padi dan kendala yang dihadapi petani dalam melaksanakan programa penyuluhan usahatani padi. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini mengunakan Purposive Sampling menetapkan Kecamatan Banua Lawas sebagai tempat penelitian karena memiliki potensi yang besar terhadap usahatani padi. Wilayah kerja penyuluh pertanian Kecamatan Banua Lawas terdiri  dari 15 desa dan yang melaksanakan programa usahatani padi terdiri dari 7 desa yaitu Banua Rantau, Sei Durian, Hariang, Habau, Bangkiling, Banua Lawas, Batang Banyu  yang melaksanakan kegiatan penyuluhan.  Selanjutnya diambil sampel dari 7 desa masing-masing dipilih satu kelompok tani dan masing-masing kelompok tani tersebut diambil 5 orang petani secara acak sehingga jumlah responden sebanyak 35 orang.  Hasil pengamatan Pada pelaksanaan aspek konteks sebesar 385 dengan persentase 73,33% ini menunjukan bahwa termasuk dalam kategori berhasil. Pada aspek Input sebesar 524 dengan persentase 74,85% dikategorikan berhasil. Pada aspek proses sebesar 323 dengan persentase 61,52% dikategorikan cukup berhasil.  Pada aspek product sebesar 484 dengan persentase 69,14% dikategorikan berhasil. Kendala yang dihadapi adalah adanya keterlambatan datangnya bantuan seperti benih, mulai rusaknya alat bantu seperti mikropon dan masih kurangnya penggunaan alat peraga.  Kata kunci: pelaksanaan programa, konteks, input, proses, dampak
KEARIFAN LOKAL PETANI DALAM PENGELOLAAN USAHA TANI PADI LOKAL LAHAN RAWA PASANG SURUT DI KABUPATEN BARITO KUALA Ardi Ardi; Eka Radiah; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i2.13037

Abstract

Kearifan lokal dalam usahatani padi yang khususnya pada bidangpertanian sebagai pengembangan padi yang tidak hanya untukketahanan pangan, tetapi juga untuk mendorong kedaulatan lokaldan mendorong pengembangan komoditi daerah. Penelitian inibertujuan mendeskripsikan usahatani penanaman padi danmenganalisis permasalahan yang dihadapi petani dalam usahatanipadi di wilayah lahan pasang surut di Kabupaten Barito Kuala.Metode analisis yang digunakan analisis deskriptif. Berdasarkanhasil penelitian, kearifan lokal petani dalam pengelolaan padilokal lahan rawa pasang surut tipe lahan A di Kabupaten BaritoKuala dibagi dalam beberapa musim, yakni: wayah manugal,wayah maampak, wayah malacak, wayah maimbul dan wayahgetem. Permasalahan yang sering dihadapi oleh petani, yaknipengendalian gulma, pengadaan pupuk gangguna hama berupawereng dan walang sangit
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN TEMPE (Studi Kasus Pada Usaha Industri Tempe “Bapak Machli” Di Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru) Zuensi Praswaturera; Artahnan Aid; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i4.5924

Abstract

Di Kelurahan Guntung Paikat terdapat industri pengolahan tempe yang sudah lama berdiri. Industri ini yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi tempe masyarakat Kota Banjarbaru. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal, peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan, serta merumuskan strategi pengembangan usaha industri tempe di Kota Banjarbaru. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru pada bulan Desember 2018 sampai Maret 2019. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan terdapat industri pengolahan tempe yang merupakan usaha skala rumah tangga, tertua dan memiliki produksi terbanyak, dan produk tidak mudah rusak serta mampu bersaing. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi internal industri usaha tempe Bapak Machli memiliki struktur organisasi yang tidak tetap, SDM berasal dari orang dekat, modal pribadi, dan bahan baku utama berasal dari Amerika. Kondisi eksternal pesaing memiliki kriteria yang berbeda-beda, pemasok kedelai orangnya sama, mayoritas konsumen merupakan pelanggan tetap. Faktor internal memiliki angka rata-rata sebesar 5,27 dimana di dapatkan dari penjumlahan sub total nilai tertimbang internal yaitu 4,03 + 1,24 dengan kekuatan utama dari usaha tempe ini adalah produk tempe bapak Machli memiliki ciri yang khas dan kelemahan yang dimiliki keterlibatan langsung pemilik perusahaan dalam proses produksi. Faktor eksternal memiliki angka rata-rata 2,87 yang di dapat dari penjumlahan sub total nilai tertimbang eksternal yaitu 1,16 + 1,71 dengan peluang yang kualitas kedelai yang sesuai dengan selera produsen. Selanjutnya kekuatan meliputi ketersediaan modal yang efisien, jumlah peralatan produksi yang memadai, kemampuan berproduksi tepat waktu, dan memiliki kualitas produksi yang baik dan selalu di pertahankan. Kelemahan meliputi tidak adanya promosi, karyawan yang sedikit serta keterlibatan langsung pemilik usaha pada proses produksi. Peluang yang dimiliki usaha Industri tempe yaitu kemungkinan daya beli masyarakat terus meningkat, kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi tempe sebagai lauk atau produk komplementer, peningkatan pertumbuhan penduduk yang akan menambah jumlah permintaan terhadap produk tempe, teknologi modern dapat meningkatkan produktifitas. Untuk ancaman yang dihadapi yaitu tingginya tingkat bunga pinjaman, terdapat UU Perpajakan untuk industri pengolahan, adanya ketidak stabilan politik nasional, tingkat urbanisasi berpengaruh terhadap jumlah pelanggan tetap, perubahan gaya hidup untuk mengkonsumsi makanan cepat saji dan junkfood.total Rp1.250/kg dan share 82,76%. Adapun rata-rata biaya pada saluran II yaitu sebesar Rp 479,51/kg keuntungan Rp479,51/kg margin total Rp1.100/kg dan share 86,25%.
KEPUASAN PETANI PADI TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI DESA MAKMUR KECAMATAN GAMBUT KABUPATEN BANJAR Samsul Bahrul; Eka Radiah; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10317

Abstract

Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang penting dalamperekonomian nasional karena selain sebagai lapangan pekerjaanyang terbanyak juga mampu sebagai penyedia bahan panganmasyarakat. Pembangunan pertanian akan sesuai harapan apabilaperangkat pembangunan pertanian tersebut bisa termanfaatkansecara efektif. Salah satu perangkat pembangunan pertanian iniadalah kehadiran penyuluh pertanian. Kehadiran penyuluhpertanian ini merupakan salah satu faktor pendorong terjadinyapeningkatan produksi pertanian khususnya tanaman padi. Olehkarena itu, kinerja seorang penyuluh dalam melaksanakan tugasnyakepada masyarakat tani menjadi sangat penting dalam pelaksanaanpembangunan pertanian tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untukmenganalisis tingkat kepuasan petani terhadap kinerja penyuluhpertanian di Desa Makmur Kecamatan Gambut. Metode penelitiandilakukan secara survei dengan jumlah sampel sebanyak 41 orang.Pengambilan sampel dilakukan secara Proportionated randomsampling. Perhitungan kinerja dan tingkat kepuasan masyarakatmenggunakan alat analisis IPA (Important Performance Analysis).Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kepuasan petaniterhadap kinerja penyuluh sebesar 0.84 yang berarti termasukkategori sangat puas.
PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KOTA BANJARBARU Muhammad Afrizal Fadilah; Mariani Mariani; Luthfi Fatah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9427

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanapersepsi petani terhadap kinerja penyuluh pertanian di kotaBanjabaru dan mengetahui permasalahan yang dihadapi petanidalam pekerjaan penyuluh. Penelitian dilaksanakan dari Septemberhingga Desember 2022 di mulai dari persiapan, pengumpulan datasampai dengan tahap penyusunan laporan. Pemilihan jumlah sampelpetani wilayah binaan BPP Cempaka dengan proportionatesampling method. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 petani.Penentuan sampel terpilih pada GAPOKTAN menggunakan simplerandom sampling (acak sederhana). Data primer diperoleh dengancara wawancara langsung kepada masyarakat yang terpilih denganbantuan kuesioner. Data sekunder dalam penelitian ini bersumberdari Badan Pusat Statistik, Balai Penyuluh Pertanian, jurnal sertabahan bacaan pendukung. Analisis data yang digunakanmenggunakan metode Skala Likert dan deskriptif. Berdasarkan hasilpenelitian, dari persepsi petani mengenai hasil kinerja penyuluhpertanian Kota Banjarbaru tergolong, kategori sangat baik yaitujumlah skor 6.021 dengan persentase 89,2%. Dimana 8 dari 9indikator menyatakan bahwa kinerja petani kategorinya sangat baik.Hanya 1 indikator yang memiliki penilaian kinerja dengan kategoribaik yaitu akses pasar, teknologi, sarana-prasarana sertapembiayaan. Permasalahan yang dialami petani selama kegiatanpenyuluhan yaitu penyuluh kurang memberikan informasi mengenaikemitraan dan akses pemasaran sehingga petani memiliki kesulitandalam memasarkan produknya. Selain itu, penyuluh berupayameminimalisir biaya produksi petani namun hal tersebut belumterealisasi dengan baik karena petani mendapatkan modal sendiridan bantuan yang diberikan hanya bibit sedangkan petanimengharapkan adanya bantuan pupuk. Sehingga meminimalisirbiaya produksi sulit untuk dilakukan.
PERAN KEMITRAAN TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DI KOTA BANJARBARU Firman Yunizar; Yusuf Azis; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i3.600

Abstract

Dalam upaya pengembangan pertanian, kondisi pertanian dihadapkan pada permasalahan pengusahaan skala ekonomi kecil dengan luas lahan yang relatif kecil dan penggunaan teknologi yang sederhana serta permodalan yang terbatas. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengintegrasikan para pelaku usaha pertanian ke sektor yang lebih modern yaitu sektor industri dengan konsep kemitraan.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola kemitraan yang terjalin antara peternak dan perusahaan, dampak kemitraan terhadap pengembangan usaha dan pendapatan, menganalisis perbandingan pendapatan saat sebelum dan sesudah menjalin kemitraan serta mengetahui permasalahan yang dihadapi peternak ayam broiler.Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai bulan Agustus 2017.Metode analisis data yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif, analisis pendapatan dan analisis RCR. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukanpola kemitraan yang diikuti seluruh responden peternak ayam broiler di Kota Banjarbaru adalah pola inti plasma, kemitraan memiliki dampak positif terhadap pengembangan skala usaha dan pendapatan yang diperoleh peternak ayam broiler yang dilihat berdasarkan peningkatan jumlah kandang, luas lahan usaha, populasi ayam yang dipelihara dan pendapatan bersih yang diperoleh peternak saat sebelum dan sesudah menjalin kemitraan, rata-rata pendapatan bersih yang diterima peternak sebelum menjalin kemitraan sebesar Rp 15.21.250 sedangkan rata-rata pendapatan bersih yang diterima peternak setelah menjalin kemitraan sebesar Rp 30.427.259.Besarnya RCR pada saat sebelum menjalin kemitraan yaitu 1,1825 sedangkan besarnya RCR setelah menjalin kemitraan yaitu 1,2173 dan Permasalahan yang terjadi pada peternak dengan pola kemitraan adalah terjadinya keterlambatan waktu pembayaran.Kata kunci: kemitraan, usaha peternakan, pendapat, ayam broiler.
PERSEPSI DAN MINAT GENERASI MUDA DESA SUNGAI RANGAS TENGAH KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR TERHADAP BIDANG PERTANIAN Ahmad Jaelani; Mariani Mariani; Masyhudah Rosni
Frontier Agribisnis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i2.13060

Abstract

Untuk mempertahankan pembangunan pertanian yangberkelanjutan, diperlukan tiga variabel penting: sumber daya alam,sumber daya manusia, dan teknologi yang sesuai. Salah satukomponen penting untuk pembangunan pertanian yangberkelanjutan adalah tenaga kerja yang terdidik dengan baik.Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis persepsi sertaminat generasi muda Desa Sungai Rangas terhadap bidangpertanian. Metode penarikan populasi yang digunakan yaituPurposive Sampling dan didapat jumlah populasi sebanyak 178responden. Dari 178 orang diambil 10% untuk mewakili populasididapat 18 orang yang dijadikan responden dan menggunakanmetode Simple Random Sampling untuk memilih responden yangdijadikan sampel. Metode pengumpulan data yang dilakukandengan wawancara mealui kuesioner. Analisis yang digunakanadalah Skala Likert. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkanbahwa persepsi generasi muda di Desa Sungai Rangas Tengahdengan skor rata-rata 1.66 termasuk dalam kategori baik.Sedangkan untuk minat generasi muda di Desa Sungai RangasTengah terhadap bidang pertanian termasuk dalam kategoriberminat dengan skor rata-rata 1.69.
KEPUASAN PETANI TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KELURAHAN GUNTUNG MANGGIS KECAMATAN LANDASAN ULIN KOTA BANJARBARU Yurika Afrilia Anzar; Mariani Mariani; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i2.781

Abstract

Selama ini pedoman dan panduan yang telah ditetapkan pemerintah tidaklah selalu selaras dengan kinerja yang dilakukan oleh penyuluh. Penyuluh kadang tidak selalu mengetahui aturan yang harus dipedomani sebagai panduan kerja di lapangan. Sehingga dalam menyusun prioritas kerja dan melaksanakan kegiatan penyuluhan yang penting bagi petani, penyuluh sering bias. Begitu juga halnya yang terjadi di Kelurahan Guntung Manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut kualitas pelayanan berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja penyuluh berdasarkan penilaian petani, menganalisis tingkat kepuasan petani berdasarkan atribut kualitas pelayanan penyuluh pertanian dan merumuskan rekomendasi yang dapat digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan atribut kualitas pelayanan penyuluh pertanian dalam memberikan kepuasan petani di Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin. Populasi penelitian ini adalah 9 kelompok tani yang berjumlah 179 petani, dari jumlah tersebut diambil 20%. Sehingga diperoleh sampel sebanyak 38 orang, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, jika dilihat dari median skor yang diperoleh, atribut kualitas pelayanan berdasarkan tingkat kepentingan menurut penilaian petani diperoleh sebesar 4,16 dengan kategori penting. Sementara atribut kualitas pelayanan berdasarkan tingkat kinerja penyuluh pertanian menurut penilaian petani diperoleh skor sebesar 3,33 dengan kategori cukup puas. Tingkat kepuasan petani berdasarkan atribut kualitas pelayanan penyuluh pertanian secara keseluruhan adalah sebesar 67,67%, dengan rentang nilai 61%-80% dengan kategori puas. Berdasarkan hal tersebut mengidentifikasikan bahwa atribut kualitas pelayanan yang ada sudah sesuai dengan kepentingan petani, sehingga petani merasa puas terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh penyuluh. Rekomendasi yang dapat digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan penyuluh pertanian dalam memberikan kepuasan petani dengan memprioritaskan atribut melakukan kunjungan dan pelatihan secara rutin (V4), pengadaan sarana dan prasarana yang memang dibutuhkan petani (V5), menyampaikan berita terbaru tentang pasar (V9), menghadapi masalah yang timbul dengan cepat (V12), ikut serta dalam pengambilan keputusan untuk menjalin kerjasama (V14) dan kemampuan dalam mengetahui permasalahan di lapangan (V17).Kata kunci: atribut, kinerja, kepuasan
PERAN GENERASI MUDA DALAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI KABUPATEN BARITO KUALA Sri Utami; Hairi Firmansyah; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10338

Abstract

Salah satu kekayaan alam yang berkembang saat ini adalah kelapasawit, bahkan saat ini petani kelapa sawit semakin banyak kitatemui. Generasi muda juga berperan dalam pembangunanpertanian untuk meningkatkan pertanian di Indonesia. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimana peran generasimuda dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit rakyat diKabupaten Barito Kuala; (2) faktor-faktor apa saja yangberhubungan dengan peran generasi muda dalam pengelolaanperkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Barito Kuala; serta(3) apa saja masalah yang dihadapi generasi muda untukmelakukan perannya dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawitrakyat di Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan hasil penelitian,terdapat 6 kegiatan peran generasi muda dalam pengelolaan kelapasawit rakyat di Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito Kualayaitu peran dalam kegiatan persiapan lahan, penanaman bibitkelapa sawit, pemjeliharaan tanaman belum menghasilkan,tanaman tua, panen dan pasca panen. Terdapat 3 faktor yangberhubungan dengan peran generasi muda yaitu faktor umur,tingkat pendidikan dan luas lahan. Berdasarkan hasil dariperhitungan Rank Spearman dengan bantuan software SPPSdidapatkan hasil bahwa yang pertama untuk setiap peran, nilaikoefesien korelasi atau rs menujukan bahwa tidak terdapathubungan antara peran generasi muda terhadap faktor usia, tingkatpendidikan dan luas lahan dengan nilai signifikan lebih besar dari0.;05. Kedua, untuk setiap peran generasi muda memiliki nilai <dengan presentasi sebnayak 94,4% maka maka hipotesisnya h0diterima dengan kesimpulan tidak terdapat hubungan yangsignifikan anatar peran generasi muda dalam pengelolaan kelapasawit terhadap faktor usia, tingkat pendidikan dan luas lahan.