Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Albacore : Jurnal Penelitian Perikanan Laut

PENGGUNAAN LAMPU LIGHT EMITTING DIODE (LED) BIRU TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG DI KABUPATEN ACEH JAYA Khairul -; Wazir Mawardi; Mochammad Riyanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.447 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.235-243

Abstract

Nelayan bagan apung di Aceh menggunakan lampu neon berwarna putih sebagai alat bantupenangkapan ikan. Saat ini berkembang lampu Light Emitting Diode (LED) biru sebagai alternatifsumber cahaya pada perikanan bagan yang hemat energi, namun belum diketahui efektivitasnya.Penelitian ini membandingkan hasil tangkapan antara lampu neon warna putih dan LED biru. Tujuandari penelitian ini adalah untuk menentukan komposisi hasil tangkapan lampu neon dan LED biru.Pengambilan data dilakukan dengan uji coba penangkapan ikan dengan mengoperasikan 2 unit bagansecara bersamaan di lokasi yang berdekatan selama 10 hari operasi pada bulan September-Oktober 2016di Gampoeng Lhoek Kruet, Kabupaten Aceh Jaya. Bagan pertama dengan menggunakan lampu neonsebagai kontrol dan bagan kedua dengan lampu LED biru. Komposisi hasil tangkapan bagan denganLED biru terdiri dari 6 spesies ikan yaitu teri (Stolephorus insularis ) sebesar 47%, rebon (Mysis relicta)20%, layur (Trichiurus savala) 7%, cumi-cumi (Mastigoteuthis Flammea) 3%, gerot-gerot (Pamadasysmaculatus) 7% dan talang-talang (Scomberoides commersonnianus) 16%. Penggunaan lampu LEDsecara signifikan meningkatkan total tangkapan sebesar 31,15% dibandingkan dengan lampu neon.Lampu LED biru ini cocok untuk menangkap ikan layur dan cumi-cumi.Kata kunci: bagan apung, lampu biru, lampu neon, light emitting diode (LED).
EFEKTIVITAS LAMPU LED CELUP SEBAGAI LAMPU HAULING PADA BAGAN PERAHU M. Iqbal Himam; Wazir Mawardi; Diniah .; Zulkarnain .
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.108 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.69-77

Abstract

Bagan perahu merupakan alat tangkap yang paling populer di Desa Lhokseudu Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Nelayan bagan perahu menggunakan lampu neon putih yang dioperasikan di atas permukaan air sebagai pemikat ikan pada saat operasi penangkapan ikan. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa lampu celup bawah air bisa menghasilkan lebih banyak ikan tangkapan. Di sisi lain, perkembangan teknologi telah menemukan lampu LED (light emitting diode). Lampu LED bisa memancarkan cahaya yang lebih terang, dengan input energi lebih kecil dibandingkan dengan lampu neon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas lampu LED celup sebagai lampu hauling pada bagan perahu. Penelitian dilakukan di Desa Lhokseudu sebanyak 15 trip mulai 13 Mei hingga 13 Juni 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode experimental fishing menggunakan dua buah bagan perahu. Satu bagan perahu menggunakan lampu LED celup sebagai lampu hauling dan bagan perahu lainnya menggunakan lampu hauling nelayan sebagai bagan kontrol. Parameter yang diamati adalah berat hasil tangkapan per trip dari kedua bagan untuk dibandingkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ikan dominan hasil tangkapan bagan perahu di Lhokseudu adalah Rastrelliger kanagurta, Selaroides sp, dan Sardinella sp. Efektivitas lampu hauling LED celup 132,09% lebih baik dari pada lampu hauling pada bagan kontrol. Hasil uji t pada total tangkapan menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai P = 1,8 × 10-3 (kurang dari 0,05) pada tingkat kepercayaan 95%.Kata kunci: bagan, lampu hauling, lampu LED celup, Lhokseudu.
TINGKAT KETERAMPILAN DAN PENGETAHUAN NELAYAN DI KARANGANTU BANTEN Mahdi Amin; Fis Purwangka; Wazir Mawardi
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.236 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.107-121

Abstract

Nelayan merupakan salah satu profesi yang sangat dibutuhkan dalam pemanfaatan potensi sumber daya ikan. Profesi tersebut memiliki karakteristik pekerjaan yang bersifat “3d’ yaitu membahayakan (dangerous), kotor (dirty), dan sulit (difficult). Maka dari itu dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam profesi tersebut. Masalah keterampilan dan pengetahuan nelayan untuk saat ini tidak hanya menjadi perhatian pemerintah Indonesia saja, melainkan sudah menjadi perhatian dunia. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan, secara jelas telah mengatur tentang pendidikan dan pelatihan untuk pelaut kapal penangkap ikan, namun pengimplementasiaanya masih kurang. Data yang dikumpulkan ada dua jenis, data primer diperoleh dengan cara wawancara mendalam melalui kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara melakukan penelusuran dokumen terkait informasi mengenai tingkat keterampilan dan pengetahuan nelayan kepada instansi yang berwenang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling terhadap beberapa pihak yang terkait dengan peningkatan keterampilan dan pengetahuan nelayan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh nelayan, serta mengevaluasi kompetensi nelayan di PPN Karangantu, Banten sesuai dengan kompetensi yang seharusnya dimiliki nelayan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi nelayan di PPN Karangantu, dapat dibilang masih cukup rendah, karena hampir 80% nelayan kurang memahami tentang kompetensi apa saja yang seharusnya dimiliki. Selain itu juga, kompetensi nelayan di PPN Karangantu, masih belum sesuai dengan standar kompetensi kerja yang telah ditetapkan.Kata kunci: keterampilan dan pengetahuan, nelayan, PPN Karangantu.
PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PENGGUNAAN LPG SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA MESIN PERAHU DI KABUPATEN SUKABUMI Johan Wahyudi; Mohammad Imron; Wazir Mawardi
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 1 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.72 KB) | DOI: 10.29244/core.3.1.73-84

Abstract

Kebijakan diversifikasi energi pada bidang perikanan diharapkan nelayan dapat beralih dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas, namun pada kenyataannya nelayan masih menggunakan BBM sebagai bahan bakar untuk mesin perahunya Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik sosial-ekonomi dan menilai  persepsi nelayan terhadap penggunaan LPG sebagai bahan bakar pada mesin perahu di Kabupaten Sukabumi. Metode survey digunakan untuk mewawancarai sebanyak 94 orang responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar nelayan di Kabupaten Sukabumi tergolong kelas umur yang masih produktif, memiliki pengalaman yang relatif lama, memiliki antusiasme yang tinggi terhadap informasi. Namum,  tingkat pendidikan nelayan masih rendah  dan pendapatan nelayan yang masih berada dibawah upah minimum kabupaten. Persepsi nelayan terhadap penggunaan LPG sebagai bahan bakar pada mesin perahu secara umum memiliki nilai rata-rata sebesar 53.19% termasuk kategori sedang.Kata kunci : karakteristik sosial-ekonomi, LPG, persepsi nelayan
PENENTUAN LOKASI PENANGKAPAN IKAN KARANG DI PERAIRAN PESISIR TIMUR PULAU KEI BESAR MALUKU TENGGARA Exist Saraswati; Fis Purwangka; Wazir Mawardi
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 1 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.722 KB) | DOI: 10.29244/core.3.1.105-124

Abstract

Ikan karang merupakan ikan bernilai ekonomis tinggi dan sering dimanfaatkan sebagai target tangkapan oleh nelayan. Keberhasilan pemanfaatan ikan karang agar optimal didukung oleh beberapa faktor, salah satunya daerah penangkapan ikan. Namun kondisi yang terjadi di masyarakat Pulau Kei Besar adalah bahwa mereka belum mengetahui daerah penangkapan ikan yang potensial. Tujuan penelitian ini adalah menghitung kekayaan jenis dan indeks ekologi ikan karang di perairan pesisir timur Pulau Kei Besar, mengidentifikasi kelimpahan ikan karang yang layak tangkap di perairan pesisir timur Pulau Kei Besar, serta menentukan daerah potensial penangkapan ikan karang di perairan pesisir timur Pulau Kei Besar. Penelitian ini berlangsung dari Oktober 2018 hingga Februari 2019 dimana pengambilan data lapangnya mengambil 9 titik lokasi pada tanggal 3–18 November 2018 dengan menerapkan metode Underwater Visual Census. Analisis yang dilakukan adalah menghitung kelimpahan ikan, biomassa, komposisi jenis, indeks ekologi, ukuran layak tangkap dan pembobotan untuk menentukan daerah penangkapan ikan potensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan dan biomassa ikan paling tinggi terdapat di lokasi Fako dengan 4 dari 9 lokasi pengamatan memiliki persentase jenis ikan yang sudah layak tangkap lebih besar daripada yang belum layak tangkap. Lokasi perairan Kilwait, Ohoirenan, Ngufit Bawah, dan Yamtel bukan daerah yang potensial untuk menangkap ikan karang. Perairan Weduar, Hollat, dan Ohoifau merupakan perairan yang cukup potensial untuk menangkap ikan karang serta perairan Ohoiwait dan Fako merupakan perairan yang potensial untuk menangkap ikan karang. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada nelayan terkait daerah penangkapan ikan agar kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan lebih optimal. Kata Kunci: ikan karang, lokasi penangkapan ikan, pulau Kei Besar, underwater visual census
CACING TANAH (Lumbricus rubellus) SEBAGAI UMPAN ALTERNATIF DAN KARAKTERISTIK KESUKAAN IKAN HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR (Hand line) DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU Fazri Saisar; Zulkarnain; Wazir Mawardi; Izza Mahdiana Apriliani
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 3 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7051.833 KB) | DOI: 10.29244/core.3.3.283-296

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil tangkapan pancing ulur (hand line) dan karakteristik kesukaannya terhadap penggunaan jenis umpan cacing tanah (Lumbricus rubellus) dan umpan ikan tembang (Sardinella fimbriata) yang biasa digunakan oleh nelayan di Teluk Palabuhanratu sebagai kontrol. Penelitian ini menerapkan metode uji coba penangkapan (experimental fishing) dengan 19 kali ulangan (trip). Komposisi hasil tangkapan terdiri atas 6 jenis ikan dengan jumlah total berjumlah 157 ekor yang didominasi oleh ikan layang (Decapterus kurroides) sebanyak 81 ekor (51,26%), swanggi (Priacanthus tayenus) sebanyak 42 ekor (26,58%), kurisi (Nemipterus hexodon) sebanyak 21 ekor (12,29%), kuwe (Caranx sp) sebanyak 10 ekor (6,33%), petek (Leiognathus sp) sebanyak 2 ekor (1,26%) dan barakuda (Sphyraena sp) sebanyak 1 ekor (0,63%). Perbandingan hasil tangkapan pancing ulur berbeda pada setiap perlakuan dengan menggunakan kedua jenis umpan. Pancing ulur dengan menggunakan umpan ikan tembang memberikan jumlah hasil tangkapan sebanyak 93 ekor (59,2%). Sedangkan pada pancing ulur menggunakan umpan cacing tanah memberikan hasil tangkapan sebanyak 64 ekor (40,8%). Perbandingan total hasil tangkapan dari kedua jenis umpan memberikan pengaruh yang signifikan pada taraf (α) = 5%. Kata kunci: cacing tanah, komposisi hasil tangkapan, umpan, pancing ulur
IMPLEMENTASI KELAIKLAUTAN KAPAL PADA ARMADA YANG BERBASIS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA (PPS) KUTARAJA Zakyatul Muna; Fis Purwangka; Wazir Mawardi
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 2 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.2.133-146

Abstract

Kelaiklautan kapal merupakan salah satu syarat yang wajib dipenuhi oleh kapal pada setiap aktivitas pelayaran, begitupun juga keselamatan dan keamanan kapal ditandai dengan kondisi terpenuhinya persyaratan kelaiklautan kapal. BASARNAS Aceh (2019) membuktikan kasus kecelakaan kapal di Provinsi Aceh mengalami peningkatan, pada tahun 2018 sebanyak 22 kasus meningkat menjadi 36 kasus pada tahun 2019. Kecelakaan ini dipicu karena adanya indikasi pengabaian aspek keselamatan dalam berlayar. Tujuan penelitian yaitu menentukan tingkat implementasi kelaiklautan kapal pada armada kapal penangkap ikan yang berbasis di PPS Kutaraja. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2021 di PPS Kutaraja, Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara (kuesioner) dan pengamatan langsung di lapangan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ada 3 yaitu purposive sampling, proportionate stratified random sampling dan accidental sampling. Berdasarkan pengolahan data, didapatkan hasil penelitian berikut: penerapan aspek kelaiklautan kapal yang berbasis di PPS Kutaraja berdasarkan aspek keselamatan, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan kapal, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal, manajemen dan kesehatan penumpang serta kelengkapan surat dan dokumen masing-masing memiliki persentase skoring sebesar 43,32% (sangat baik), 98,31% (sangat buruk), 65,15 % (baik), 79,38% (ada), 82,39 % (ada), 57,27% (sangat baik), dan 59,09 % (ada). Kata kunci: kapal perikanan, kelaiklautan kapal, keselamatan pelayaran, laik laut
INTRODUKSI LAMPU CELUP PADA PENGOPERASIAN JARING INSANG HANYUT Gondo Puspito; Sugeng Hartono; Fakhri Kurniawan; Wazir Mawardi
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 3 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.3.283-293

Abstract

Peluang keberhasilan operasi penangkapan ikan dengan jaring insang hanyut sangat ditentukan oleh arah ruaya ikan terhadap posisi jaring. Ikan akan tertangkap jika arah renangnya terhadang oleh jaring. Penelitian mencoba meningkatkan peluang ikan tertangkap dengan memanfaatkan lampu celup. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa penggunaan lampu celup akan meningkatkan jumlah ikan hasil tangkapan tanpa mengurangi komposisi jenisnya. Dua unit jaring insang dioperasikan secara bersamaan. Salah satu unit jaring insang dilengkapi dengan lampu celup. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan lampu celup tidak mempengaruhi komposisi jenis ikan yang tertangkap, tetapi hanya mempengaruhi jumlah tangkapannya. Jumlah total ikan hasil tangkapan jaring insang yang dilengkapi lampu celup mencapai 3.521 ekor, atau 58,82% dari seluruh ikan hasil tangkapan, sedangkan jaring insang tanpa lampu celup sebanyak 2.465 ekor (41,18%). Rincian hasil tangkapan jaring insang yang dilengkapi lampu celup dan tanpa lampu celup adalah mackerel tuna (Euthynnus affinis) sebanyak 218 ekor dan 129 ekor, spanish mackerel (Scomberomorus commerson) (80; 50), needlefish (Tylosurus crocodilus) (7; 3), Indo-Pacific sailfish (Istiophorus platypterus) (4; 2), gelang sadap/driftfish (Psenes cyanophrys) (2.838; 2.051), dan moonfish (Mene maculata) (374; 230). Kata kunci: high-brightness LEDs, jaring insang hanyut, komposisi jenis ikan, lampu celup
POLA MUSIM IKAN TERI (Stolephorus sp) DAN UPAYA PENANGKAPAN PAYANG DI KECAMATAN PASONGSONGAN SUMENEP, MADURA Miftahol Arifin; Zulkarnain; Wazir Mawardi; Dwi Putra Yuwandana
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 2 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.2.159-168

Abstract

Sumberdaya ikan teri di Kabupaten Sumenep salah satunya adalah ikan teri nasi (Stolephorus sp.) yang umumnya ditangkap menggunakan alat tangkap payang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pendugaan pola musim penangkapan teri pada alat tangkap payang teri di Pasongsongan. Pola musim penangkapan teri diambil menggunakan data sekunder dari Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, sedangkan keragaan alat tangkap payang teri menggunakan data primer yang diambil secara langsung dari nelayan setempat. Penelitian ini dilakukan selama 30 hari dengan menggunakan metode purposive sampling untuk mendeskripsikan keragaan alat tangkap payang teri. Sampel yang diambil sebanyak 8 perahu payang teri yang beroperasi di Kecamatan Pasongsongan. Pola musim penangkapan dihitung menggunakan metode rata-rata bergerak (moving average), sedangkan keragaan payang teri di analisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menujukkan bahwa musim penangkapan ikan teri yang baik dilakukan pada bulan Januari, Februari, Maret, Oktober, November, dan Desember ditunjukkan oleh IMP lebih dari 100%. Kata kunci: ikan teri, musim ikan teri, Pasongsongan, payang, Sumenep
PERFORMA RENANG IKAN BAWAL (Colossoma macropomum) PADA SUHU AIR YANG BERBEDA Wazir Mawardi; Novita Virlydianty; Muhammad Fedi Alfiadi Sondita; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 2 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.2.183-190

Abstract

Tingkah laku ikan sangat diperlukan dalam perikanan tangkap karena dapat dijadikan dasar dalam menilai dan mengembangkan metode penangkapan ikan dan alat penangkapan ikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkah laku ikan adalah suhu perairan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku ikan, khususnya ketahanan renang ikan bawal pada suhu yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Agustus 2019 di laboratorium tingkah laku ikan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini akuarium, flume tank, alat tulis, stopwatch, flash disk, kamera, tripod, scoopnet, chiller, heater, pH meter, termometer, timbangan, meteran. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kecepatan dan ketahanan renang ikan pada air dengan suhu 20°C, 27°C dan 35°C. Penelitian eksperimen diterapkan untuk melihat pengaruh suhu air terhadap ketahanan renang ikan bawal (Colossoma macropomum). Peningkatan frekuensi kibasan sirip ekor ketika ikan berenang pada air bersuhu lebih tinggi diperkirakan tidak terlalu efektif dalam meningkatkan kecepatan renang. Ketahanan renang ikan ketika berenang pada kecepatan 2-3 BL/s menurun dengan adanya peningkatan suhu. Kata kunci: ikan bawal, kecepatan renang, ketahanan renang, suhu air