Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

KAJIAN TEKNIS PENGOPERASIAN CANTRANG DI PERAIRAN BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR Mochammad Riyanto; Ari Purbayanto; Wazir Mawardi; Noveldesra Suheri
Buletin PSP Vol. 19 No. 1 (2011): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.141 KB)

Abstract

The use of cantrang grows up as an alternative fishing replacing trawl. Cantrang has different nomenclature used by fishers all Indonesia regions, however there are any regions using the name of cantrang as camouflage of a trawl. National Standardization Agency issued a standard form of cantrang construction (SNI 01-7236-2006) to standardize the gear of cantrang in Indonesia. The objectives of this research are to examine the cantrang construction, and operation aspects of cantrang fisheries in Brondong Waters, Lamongan, East Java. This research was conducted measuring the construction of cantrang, direct by observation following fishing operation trips and interview to the owner and crew of the vessel. The result showed that construction of cantrang in Brondong has differences on some parts to SNI 01-7236-2006, but these differences did not change the form of cantrang. The use of winch to pull the rope is able to accelerate the process of fishing operation thus was increasing the catch.
REKAYASA TANGKI MINI BERARUS (MINI FLUME TANK) UNTUK PENELITIAN TINGKAH LAKU RENANG IKAN Wazir Mawardi; Ari Purbayanto; Daniel R. Monintja; Mulyono S. Baskoro; Budhi Hascaryo Iskandar
Buletin PSP Vol. 19 No. 1 (2011): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.529 KB)

Abstract

This research was carried out to construct mini flume tank that is reliable and ideal used for fish swimming behavior research through a series testing the flume tank technical performance. The mini flume tank has a maximum water velocity 85 cm/s (1.7 knots), with dimensions of 250 x 135 x 55 cm, and water capacity 155 litres. Based on observation, the field observation is clearly visible due to minimal air bubbles in the water velocity. Observations can be conducted from the two view fields (top and side) that allow observation of swimming endurance and fish tail flick easily. The water velocity is in laminar category at each level of the tested speeds.The rpm of engines is relatively stable for more than 200 minutes. Engine temperature is below 60 oC at frequency of 10 to 40 Hz. At frequency of 50 Hz the temperature reached 60 °C in 25 minutes and stable at 73oC after an hour. Water temperature changes during the test for more than 200 minutes at different speeds which have differences of 0.2 to 1.8 oC. The test result showed that the mini flume tank performance was reliable and ideal used for fish swimming behavior research.
Desain Perahu Fiberglass Bantuan LPPM IPB di Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Sukabumi Eko Sulkhani Yulianto; Budhi Hascaryo Iskandar; Fis Purwangka; Wazir Mawardi
Buletin PSP Vol. 21 No. 1 (2013): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Cikahuripan sebagian besar penduduknya, yaitu 1.425 dari total penduduk sebanyak 2.507 jiwa adalah sebagai nelayan. Sebagai nelayan, kapal/perahu merupakan kebutuhan vital yang digunakan untuk sarana unit penangkapan ikan, yaitu sebagai alat transportasi dari fishing base ke fishing ground dan media pengangkutan ikan. Keadaan dari perahu nelayan Cikahuripan sebagian besar sudah tua dan tidak layak laut, sehingga perlu peremajaan kapal. Namun kendala yang dihadapi adalah pengadaan bahan baku berupa kayu yang berkualitas tinggi di daerah Cikahuripan sangat sulit dan ditambah lagi maraknya isu illegal logging yang semakin menambah susah dalam usaha mencari bahan baku. Sehingga dipilih bahan fiberglass sebagai alternatif pengganti kapal kayu. Permasalahan sakarang ini adalah belum adanya pengujian kelayakan dari perahu yang diproduksi sehingga peneliti merasa perlu meneliti lebih lanjut. Perahu fiberglass yang diproduksi diberi nama perahu “Kahuripan Nusantara“. Perahu ini mempunyai dimensi utama sebagai berikut; panjang total (LOA) sebesar 9,56 m; LPP sebesar 8,2 m; dalam (D) sebesar 73,5 cm dan lebar (B) sebesar 111,6 cm. Bahan baku utama pembuatan fiberglass yaitu resin, katalis, talk, erosil, met, roving dan kayu sebagai penguat rangka (gading-gading). Perahu yang diproduksi mengikuti desain perahu dari Cilacap. Proses pembuatan perahu fiberglass masih menggunakan metode sederhana yaitu hand lay up dengan urutan pengerjaan yaitu pelapisan gelcoat -> met -> roving -> met dan terakhir dilakukan pelapisan gelcoat kembali. Secara umum perahu fiberglass yang diproduksi sesuai dengan kapal-kapal yang beroperasi di Indonesia, mulai dari nilai rasio dimensi utama sampai nilai parameter hidrostatisnya. Selain itu, perahu Kahuripan Nusantara juga tergolong mempunyai kestabilan yang cukup baik.Kata kunci: desain perahu, fiberglass, general arrangement, lines plan, parameter hidrostatis
HASIL TANGKAPAN IKAN MADIDIHANG DARI ASPEK TEKNIS DAN BIOLOGI MENGGUNAKAN ARMADA PANCING TONDA DI PERAIRAN PALABUHANRATU Muhammad Ihsan; Roza Yusfiandayani; Mulyono S. Baskoro; Wazir Mawardi
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 8 No 1 (2017): MEI 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3738.436 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.8.115-123

Abstract

Pembangunan perikanan di daerah terdiri dari berbagai aspek, salah satunya adalah aspek teknis dan aspek biologis. Aspek biologis memiliki peranan penting untuk pengembangan perikanan di suatu daerah. Aspek teknis digunakan untuk melihat bagaimana cara madidihang tertangkap dan aspek biologis digunakan dalam penelitian ini berguna untuk mengetahui perkembangan penangkapan pada objek ikan yang tertangkap dalam hal ini adalah madidihang yang mendarat di PPN Palabuhanratu. Sampel madidihang diambil pada Agustus 2015 sampai Desember 2015 dari seorang nelayan di PPN Palabuhanratu. Dalam pengoperasian armada pancing tonda, digunakan 4 alat jenis alat tangkap yaitu taber, tomba, pancing ulur, dan layang-layang yang mempunyai fungsi dan jenis hasil tangkapan yang berbeda. Pengukuran total panjang total berat dan analisis korelasi panjang-berat. Data yang telah dihitung antara korelasi dari jumlah panjang dan jumlah-berat madidihang yang issometric dengan b nilai 3.304. Panjang tuna madidihang yang didaratkan secara keseluruhan berkisar antara 39–68cm FL. Distribusi frekuensi panjang tuna madidihang selama lima bulan didominasi oleh ukuran < 100 cm FL. Berdasarkan pengamatan armada pancing tonda, tiap alat tangkap yang digunakan mempunyai cara yang berbeda-beda dalam operasi penangkapannya dengan hasil tangkapan yang berbeda. Berdasarkan analisis korelasi panjang-berat, madidihang memiliki hasil isometrik yang dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan madidihang berkembang dengan baik. Hasil tangkapan bedasarkan analisis selang kelas panjang madidihang menunjukan 55% hasil tangkapan berada pada ukuran jouvenile.
POLA PERGERAKAN BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) TERHADAP CAHAYA Intan Roihatul jannah Hasly; Wazir Mawardi; Roza Yusfiandayani
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2630.392 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.10.1-14

Abstract

Lamp technology as a tool for fishing has long been used by Indonesian fishermen and grow not only for pelagic but also for demersal species such as crustaceans. Rajungan is one of the important crustaceans that have high economic value. Fishermen catch the crab using a trap or bottom gillnet. The two fishing devices are operated passively so that they need a tool to attract the crab. In this study tried to develop lamp technology as a lure of crabs. Responses are an important part of knowing crab behavior. The research was conducted in an experimental laboratory, where environmental conditions were controlled by researchers. The study aimed to analyze the patterns and response rates of crab to different light, including purple, blue, green, orange, red and white. A comparative descriptive analysis is used to determine the differences in patterns formed. The test results showed that the pattern of the crab against different light divided into directly and indirectly. Rajungan was approaching to light direclty for 0,072 m/s and indirectly for 0,036 m/s. The fastest crab rate in blue at 0.081 m/s dan the latest crabs arrive the red light at 0,026 m/s. The rate and pattern of the crab closer to white and blue light are shorter and has a short trajectory that can be suggested as a tool to used bottom gillnet, while the red and orange colors that have a slower rate of crab can be used as a trap.
UJI COBA LAMPU CELUP LED PADA JARING INSANG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL TANGKAPAN Angga Hartono; Gondo Puspito; Wazir Mawardi
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1970.184 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.10.15-26

Abstract

Jaring insang merupakan alat penangkap ikan berupa lembaran jaring yang berbentuk persegi panjang. Prinsip utama pengoperasiannya adalah menghadang pergerakan ikan. Keberhasilan operasi penangkapannya sangat tergantung pada ada atau tidaknya ikan yang melintas melewati jaring. Perbaikan teknik penangkapan ikan pada jaring insang perlu dilakukan untuk meningkatkan berat tangkapannya. Solusinya adalah inovasi penggunaan atraktor berupa lampu untuk menarik perhatian ikan agar datang menuju alat tangkap, sehingga jaring insang yang bersifat pasif tidak hanya menunggu ruaya ikan yang melewatinya. Salah satu sumber cahaya yang bisa digunakan adalah lampu LED. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental fishing menggunakan dua unit alat tangkap jaring insang yang dioperasikan secara bersamaan, masing-masing menggunakan lampu dan tanpa lampu. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui komposisi hasil tangkapan, membuktikan bahwa penggunaan alat bantu lampu pada jaring insang akan meningkatkan berat hasil tangkapan dan menentukan posisi jaring dari lampu yang menghasilkan berat tangkapan tertinggi. Hasilnya adalah: (1) Ikan hasil tangkapan jaring insang dengan lampu (JDL) terdiri atas 10 jenis, atau 2 jenis lebih banyak dibandingkan dengan jaring insang tanpa lampu (JTL). Delapan jenis ikan yang sama adalah tongkol, tenggiri, talang-talang, alu-alu, kembung, semar, galang sadap, dan kwee. Adapun 2 jenis ikan yang hanya tertangkap oleh JDL adalah tentengkek dan bawal hitam; (2) Penggunaan alat bantu lampu pada jaring insang terbukti meningkatkan hasil tangkapan dengan berat hasil tangkapan JDL 189.765 g, dan (3) Lembar jaring yang menghasilkan berat tangkapan tertinggi berada pada posisi pertama, yaitu lembar 1, 6, 7, dan 12 dengan hasil tangkapan sebesar 108.308 g.
KINERJA LPG PADA MOTOR BAKAR 6,5 HP SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PERAHU PENANGKAP IKAN (Performance of Liquefied Petroleum Gas for 6,5 HP Engine as an Alternative Fuel in Small Motorized Fishing Boat) Bagus Baruno; Budhi H. Iskandar; Mohammad Imron; Wazir Mawardi
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 1 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.222 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.1.13-25

Abstract

ABSTRACTThis research was to analyze the technical effect of LPG compared to the gasoline bymeasuring the engine and exhaust temperature, to calculate the fuel saving (efficiency) for a singletrip by measuring the specific fuel consumption, and to explicate the cost benefit from the use ofLPG compared to the gasoline for fishing operation. During the experimental test, the engine speedwas maintained at idling conditions of 1600, 2000, and 2500rev/min. Technically, the engine andexhaust temperature decrease when running on LPG. The use of LPG as an alternative fuel togasoline can save on fuel consumption up to 26,35% and LPG makes operational cost moreefficiently due to the lower value of FC than that of gasoline. For a single trip, the cost from LPGspecific fuel consumption (sfc) value resulted Rp 5.610 while the gasoline resulted higher valuewhich makes Rp 9.632. With the difference of Rp 4.022, LPG can save cost as much as 41,76%where cost savings in fuel expenditure can be used to reimburse the purchasing cost of converterkit for 41,5 months or 3,46 years.Key words: efficiency, fuel consumption, Liquefied Peltroleum Gas (LPG), temperature-------ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk menentukan secara teknis pengaruh penggunaan LPGdibandingkan bensin premium pada motor bensin 6,5 HP, menghitung penghematan (efisiensi)yang dapat dicapai dari penggunaan LPG dibandingkan bensin premium dalam satu kali operasipenangkapan ikan dan menghitung keuntungan dari penggunaan LPG secara biaya dibandingkandengan bensin premium untuk kegiatan operasional penangkapan ikan. Selama uji coba motordioperasikan menggunakan bahan bakar bensin dan LPG secara bergantian dengan putaran 1600,2000 dan 2500 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan LPG secara teknis dapatmereduksi suhu permukaan mesin, suhu gas buang dan konsumsi bahan bakar dibandingkanmotor yang dioperasikan menggunakan bensin premium. Selain itu rata-rata konsumsi bahanbakar menjadi lebih hemat sebanyak 26,35% sehingga biaya operasional menjadi lebih efisien.Dalam satu kali operasi penangkapan ikan didapat nilai spesific fuel consumption (sfc) LPGsebesar Rp. 5.610 sedangkan nilai sfc bensin adalah sebesar Rp. 9.632. Dengan selisih sebanyakRp. 4.022 maka LPG bisa menghemat biaya sebanyak 41,76% dimana penghematan biayabelanja bahan bakar dapat digunakan untuk mengembalikan biaya pembelian converter kit selama41,5 bulan atau 3,46 tahun.Kata kunci: efisiensi, konsumsi bahan bakar, Liquefied Petroleum Gas (LPG), suhu
Behavior response of blue swimming crab (Portunus pelagicus) to the different entrance gates of collapsible pot Henita Aditya; Wazir Mawardi; Mochammad Riyanto
Journal Omni-Akuatika Vol 16, No 2 (2020): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2020.16.2.818

Abstract

The behavior of blue swimming crab (BSC) (Portunus pelagicus) to the collapsible pot is observed to redesign the entrance of the pot with high effectiveness. The purpose of this study is to analyze the behavior response of BSC to the entrance gate of the collapsible pot by laboratory experiments. The behavior response of the BSC (100-150 mm of carapace width (CW), n= 15) to the two angles of the entrance gate, that were 200 as control and 400 as a modification of the collapsible pot. The movement and speed of the crab to the entrance gate were observed by using CCTV Camera. The results showed that the percentage of crabs failed to find the entrance was higher than crab that be successful to enter the pot. The crab that failed to find the entrance was 43% for control and 52% for modification pot, while the crab that be successful to enter was 24% for control pot and 19% for modification pot. There were five movement patterns of crab to the pot i.e. straight to entrance, side to entrance, side to side, entrance to side, and straight to side. The average speed of entrance crab was 127.89 ± 46.48 for control, and 88.45 ± 5.74 for modification pot. Keywords: behavior, response, blue swimming crab, collapsible pot, Portunus pelagicus
PEMBUATAN DAN PENGEMBANGAN LAMPU LED CELUP (SUPER BRIGHT BLUE) UNTUK PERIKANAN BAGAN APUNG DI PERAIRAN PATEK KABUPATEN ACEH JAYA PROPINSI ACEH Taufiq Taufiq; Wazir Mawardi; Mulyono S Baskoro; Zulkarnain Zulkarnain
JURNAL PERIKANAN TROPIS Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.078 KB) | DOI: 10.35308/jpt.v3i2.47

Abstract

Fishery potential utilization in the waters of Aceh Jaya was dependent on fishing technology and still limited.The type of fishing gears which used in Aceh Jaya were beach seine, line fishing, gillnet, and liftnet. Liftnet used by Patek fishermen was floating liftnet. Bagan was classified in light fishing. The type of lamps which used by fishermen was fluorescent and set on the surface, whereas the surface lamp was less effective for use. This research used underwater lamp. The aims of this research were to get underwater lamp construction and determine the LED effectiveness. Construction of underwater lamp designed an innovation, that was the dimmed, so that fish which have aggregated by the light would more focus to the liftnet. The research methods were descriptive, fishing gear construction design, experiment or experimental fishing. Underwater lamp lights could help Patek fishermen for fishing and  got maximum catches. Total catches by using fluorescent light were 2343 kg. Meanwhile, total catches with underwater lamp were 3779 kg. Fish species that were caught by lift net were anchovy, peperek, tembang, mackerel, selar, japuh, and layur for 10 trip, 5 trip in the dark and the bright moon. Seen that there were differences of catches amount and composition by using fluorescent lamps and underwater lamp. The results of research it was concluded effective underwater lamp as a tool in fisheries liftnet.
RESPONS FISIOLOGI MATA IKAN SELAR (Selaroides leptolepis) DAN KEMBUNG (Rastreliger brachysoma) TERHADAP WARNA CAHAYA LAMPU Fuad; Mulyono S Baskoro; Mochammad Riyanto; Wazir Mawardi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.254 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v12i1.26631

Abstract

Respons fisiologi mata ikan selar (Selaroides leptolepis) dan ikan kembung (Rastroliger brachysoma) berbeda untuk setiap warna cahaya. Respons fisiologi mata ikan bisa dijadikan indikator dalam menentukan tingkat ketertarikan ikan terhadap warna cahaya tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat ketertarikan ikan selar dan ikan kembung terhadap cahaya warna putih, kuning, hijau dan biru. Metode penelitian menggunakan metode percobaan yang dilakukan di bagan tancap. Sepuluh ekor ikan selar dan ikan kembung yang dibatasi dengan jaring diberi cahaya selama 30 menit. Sampel ikan yang telah diberi perlakuan cahaya diambil matanya dan dilakukan analisis histologi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi ukuran ikan, indeks sel kon dan kecepatan pergerakan sel kon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan selar sangat tertarik terhadap cahaya LED warna hijau dan biru, sedangkan ikan kembung tertarik terhadap cahaya warna biru. Rata-rata indeks sel kon ikan selar pada cahaya warna biru dan hijau adalah 77,3±7,4% dan 70,7±6,8%, sedangkan rata-rata indeks sel kon ikan kembung yang diberi cahaya warna biru adalah 79,9±2,0%. Kecepatan rata-rata pergerakan sel kon ikan selar yang diberi cahaya biru mencapai 0,0180±0,0028 μm/det, sedangkan ikan kembung dengan cahaya hijau adalah 0,0157±0,0018 μm/det. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ikan selar sangat tertarik terhadap cahaya warna hijau dan biru, sedangkan ikan kembung sangat tertarik terhadap cahaya warna biru.