Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Abdullah, In Hi; Suratno, Joko
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 2 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - Oktober 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i2.572

Abstract

The purpose of this study was to assess the effect of Problem-Based Learning (PBL) approach on students mathematical communication ability. The method used was quasi-experimental research with Posttest-Only Design. The subjects were 36 seventh grade students in one of Junior High Schools in Ternate. Students were grouped as control class (conventional learning) and experimental class (Problem Based-Learning / PBL). Research instruments were initial mathematical ability and mathematical communication test. The data was analyzed using Two Way ANOVA. Results showed that students understanding of triangle concept was still not deep. Statistical analysis of the collected data showed that PBL effect on students mathematical  communication  ability  was  insignificant  (p  =  0.370). Result  also  indicated  that  initial mathematical ability also has an insignificant effect on mathematical communication ability (p = 0.732).ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pendekatan Problem Based-Learning (PBL) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen dengan Posttest-Only Design. Subjek penelitian adalah 36 siswa Kelas VII di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Ternate. Siswa dikelompokkan berdasarkan kelas kontrol (pembelajaran konvensional) dan kelas eksperimen (pembelajaran berbasis masalah/PBL). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan awal matematis dan komunikasi matematis. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Two Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pema- haman siswa tentang konsep segitiga masih belum mendalam. Analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pembelajaran PBL tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa (p =0,370) dan kemampuan komunikasi matematis siswa juga tidak dipengaruhi oleh kemampuan awal matematis (p = 0,732).
PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN Suratno, Joko
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2012): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.131 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v1i1.78

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep bangun datar mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Kahirun baik mahasiswa laki-laki maupun mahasiswa perempuan, serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep bangun datar jika ditinjau berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif dan dilakukan di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun pada bulan Februari s.d. Maret 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah sampel sebanyak 149 mahasiswa. Data diperoleh melalui tes pemahaman konsep bangun datar yang terdiri dari 28 butir soal yang terbagi ke dalam 4 level pemahaman konsep dan dianalisis dengan statistik deskriptif, sedangkan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dilakukan dengan menggunakan Uji Man-Whitney Dua Sampel Independen dengan menggunakan SPSS. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa pemahaman konsep bangun datar baik mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Khairun secara keseluruhan, pemahaman konsep mahasiswa laki-laki, dan pemahaman konsep mahasiswa perempuan, ketiganya masuk dalam kriteria rendah, serta tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep bangun datar antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan (p-value > 0,05).
KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS SISWA DALAMMENYELESAIKAN SOAL PROGRAM LINEAR Utami, Wahyu Puji; Angkotasan, Nurma; Suratno, Joko
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/dpi.v9i1.1851

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal program linear. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.Metode yang digunakan adalah tes, wawancara dan dokumentasi. Siswa diminta untuk mengerjakan soal tes kemampuan berpikir reflektif matematis (KBRM), kemudian diwawancarai berdasarkan kemampuan matematika siswa yang dimiliki untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal program linear. Hasil penelitian kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal program linear sebagai berikut: 1) sebanyak 2 siswa (9%) yang berkategori tinggi mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu dengan benar, mampu menemukan hubungan dan memformulasi penyelesaian, dan mampu mengevaluasi proses penyelesaian sehingga memperoleh jawaban akhir meskipun belum lengkap penyelesaiannya, 2) sebanyak 3 siswa (14%) yang berkategori sedang mampu berpikir reflektif dimana telah menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu yang dimiliki dengan benar, mampu menemukan hubungan dan memformulasi penyelesaian, dan berusaha mengevaluasi proses penyelesaian meskipun alasan yang diberikan belum benar, dan 3) sebanyak 17 siswa (77%) yang berkategori rendah hanya mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu yang dimiliki benar meskipun salah dalam pengoperasiannya, mampu menemukan hubungan dan memformulasi penyelesaian hingga akhir, namun jawaban yang diperoleh salah, dan mengevalusi proses penyelesaian nampak bahwa siswa tersebut berusaha untuk menyelesaikan soal program linear yang diberikan. Kata Kunci: kemampuan berpikir reflektif matemtematis siswa, program linear, dan kemampuan matematika siswa 
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Abdullah, In Hi; Suratno, Joko
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 20, No 2 (2015): JPMIPA: Volume 20, Issue 2, 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i2.36230

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pendekatan Problem Based-Learning (PBL) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen dengan Posttest-Only Design. Subjek penelitian adalah 36 siswa Kelas VII di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Ternate. Siswa dikelompokkan berdasarkan kelas kontrol (pembelajaran konvensional) dan kelas eksperimen (pembelajaran berbasis masalah/PBL). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan awal matematis dan komunikasi matematis. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Two Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pema-haman siswa tentang konsep segitiga masih belum mendalam. Analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pembelajaran PBL tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa (p = 0,370) dan kemampuan komunikasi matematis siswa juga tidak dipengaruhi oleh kemampuan awal matematis (p = 0,732).ABSTRACTThe purpose of this study was to assess the effect of Problem-Based Learning (PBL) approach on students' mathematical communication ability. The method used was quasi-experimental research with Posttest-Only Design. The subjects were 36 seventh grade students in one of Junior High Schools in Ternate. Students were grouped as control class (conventional learning) and experimental class (Problem Based-Learning / PBL). Research instruments were initial mathematical ability and mathematical communication test. The data was analyzed using Two Way ANOVA. Results showed that students' understanding of triangle concept was still not deep. Statistical analysis of the collected data showed that PBL effect on students' mathematical communication ability was insignificant (p = 0.370). Result also indicated that initial mathematical ability also has an insignificant effect on mathematical communication ability (p = 0.732).
KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PROGRAM LINEAR Nur Fajar Mudakir; Joko Suratno; Nurma Angkotasan
SAINTIFIK@ Vol 5, No 1 (2020): EDISI MARET 2020
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.121 KB) | DOI: 10.33387/sjk.v5i1.3635

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal program linear. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan adalah instumen tes, wawancara dan dokumentasi. Siswa diminta untuk mengerjakan soal tes kemampuan berpikir reflektif matematis siswa (KBRMS), kemudian diwawancarai untuk memperoleh lebih mendalam tentang kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal program linear. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah reduksi data, paparan data, tringulasi data, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 8 Kota Ternate yang berjumlah 33 subjek, dengan perwakilan subjek pada penelitian adalah S-22 dengan KBRMS kategori tingggi, S-25 dengan KBRMS kategori sedang, dan KBRMS S-13 dengan kategori rendah. Hasil penelitian kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal program linear sebagai berikut: 1) sebanyak 2 (6,06%) siswa memenuhi kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dengan dengan kategori tinggi, artinya subjek mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu, mampu menemukan hubungan dan memformulasikan penyelesaian, serta mampu mengevaluasi proses penyelesaian dengan benar walaupun belum lengkap; 2) sebanyak 1 (3,03%) siswa memenuhi kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dengan dengan kategori sedang, artinya subjek mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu dengan benar walaupun belum lengkap, mampu menemukan hubungan dan memformulasikan penyelesaian, serta mampu mengevaluasi proses penyelesaian dengan benar walaupun belum lengkap; dan 3) sebanyak 30 (90,9%) siswa memenuhi kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dengan dengan kategori rendah, artinya subjek mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu serta menemukan hubungan dan memformulasikan penyelesaian dengan benar tetapi tidak lengkap, dan belum mampu mengevaluasi proses penyelesaian. Kata kunci: kemampuan berpikir reflektif matematis, program linear
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODELDISCOVERY LEARNING DAN MODELCONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR Sunia Djami; Ariyanti Jalal; Joko Suratno
SAINTIFIK@ Vol 3, No 2 (2018): Edisi Oktober 2018
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.032 KB) | DOI: 10.33387/sjk.v3i2.1132

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan kemampuan pemahaman matematis siswa setelah model Discovery Learning dan setelah model CTL, 2) mendeskripsikan peningkatan  kemampuan pemahaman matematis siswa melalui model Discovery Learning dan model CTL, dan 3) mengetahui apakah kemampuan pemahaman matematis siswa melalui model CTL lebih tinggi daripada modelDiscovery Learning. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian Quasi-experrimental. Sampel diambil dengan purposive sampling, sehingga didapat dua kelas yaitu kelas VII-B sebagai kelas eksperimen-1 dan kelas VII-C sebagai kelas eksperimen-2. Teknik pengumpulan data dan menggunakan teknik tes. Teknik analisis data adalah analisis statistik deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik parametrik, yakni uji independent sample tdimaksudkan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa setelah model Discovery Learning dan CTL. Hasil penelitian yaitu kemampuan pemahaman matematis siswa melalui model CTL lebih tinggi daripada model Discovery Learning. Berdasarkan analisis data kelas ekperimen-1 diperoleh bahwa: kemampuan pemahaman matematis siswa melalui model Discovery Learning kualifikasi baik sekali 18,2%, baik 63,7%, dan cukup 18,1%. Sedangkan analisis data kelas eksperimen-2 diperoleh bahwa: kemampuan pemahaman matematis siswa melalui model CTL kualifikasi baik sekali 57,1% dan baik 42,9%. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi operasi bentuk aljabar melalui model CTL lebih tinggi daripada modelDiscovery Learning. Kata Kunci:Model Discovery Learning, model CTL, Kemampuan Pemahaman Matematis
PENGEMBANGAN LABORATORIUM VIRTUAL BIOLOGI BERBASIS SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND MATHEMATICS (STEM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKATIF MAHASISWA Nuraini Sirajudin; Joko Suratno; Pamuti Pamuti
SAINTIFIK@ Vol 5, No 2 (2020): EDISI OKTOBER 2020
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.316 KB) | DOI: 10.33387/sjk.v5i2.3646

Abstract

Tujuan penelitian ini secara khusus adalah mengembangkan laboratorium virtual biologi berbasis STEM yang diharapkan meningkatkan kemampuan komunikatif mahasiswa. Metode penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan. Penelitian ini merupakan Research and Development  (R & D). Prosedur penelitian meliputi tahapan One-to-one Evaluation (Evaluasi Satu-satu), Small Group Evaluation (Evaluasi Kelompok Kecil), dan Field Trial (Uji Coba Lapangan). Produk hasil penelitian berupa laboratorium virtual biologi dan instrumen komunikatif. Hasil uji coba alpha tentang kualitas produk diketahui bahwa produk yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik, hasil uji coba beta menunjukkan produk memiliki kriteria baik, dan hasil evaluasi sumatif memperlihatkan bahwa produk hasil pengembangan memiliki kriteria baik. Hasil evaluasi sumatif memperlihatkan bahwa produk yang dikembangkan dapat meningkatkan ketuntasan belajar mahasiswa dari kriteria rendah menuju kriteria tinggi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan komunikasi antara mahasiswa yang diajar dengan produk hasil pengembangan dan mahasiswa yang diajar dengan pembelajaran tradisional. Produk penelitian dikembangkan hanya menampilkan salah satu kegiatan praktikum dan masih banyak kegiatan praktikum lain yang belum dibahas dan perlu dikembangkan. Selain itu, produk yang dikembangkan ini hanya diujicobakan di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Khairun, sehingga masih mungkin dilakukan penelitian dan uji cobanya secara luas sehingga dapat dilihat efektifitas kemanfaatan produk ini secara luas. Kata kunci: Laboratorium Virtual Biologi, Kemampuan Komunikasi
Berpikir Reflektif Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Garis Singgung Lingkaran Berdasarkan Kemampuan Matematika Wa Ode Adenia; Nurma Angkotasan; Joko Suratno
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1122.272 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v8i2.1372

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal persamaan garis singgung lingkaran berdasarkan kemampuan matematika. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan adalah instrumen tes dan wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah mentranskip data verbal, kategorisasi data, reduksi data, triangulasi data, menelaah data dan verifikasi data. Subjek penelitian ini adalah subjek S-29 dan S-15 yang berkemampuan tinggi, S-36 dan S-22 yang berkemampuan sedang dan S-16 dan S-18 yang berkemampuan rendah. Hasil penelitian berpikir reflektif matematis siswa dalam menyelesaikan soal garis singgung lingkaran sebagai berikut: 1) subjek S-29 dan S-15 mampu berpikir reflektif dimana telah memahami masalah yang diberikan dengan benar, mampu mengkomunikasikan ide dalam bentuk simbol/gambar, mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu yang dimilikinya, mampu menghubungkan informasi-informasi dalam menyelesaikan soal yang diberikan sehingga dapat menarik kesimpulan dari jawaban akhir dan menyadari kesalahan kemudian memperbaiki dan atau tidak melakukan kesalahan dan membuktikan kebenaran jawaban yang diperoleh, 2) subjek S-36 dan S-22 mampu berpikir reflektif dimana telah memahami masalah yang diberikan dengan benar, mampu mengkomunikasikan ide dalam bentuk simbol/gambar, mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu yang dimilikinya, berusahan menghubungkan informasi-informasi yang dimiliki meskipun mengalama kesulitan dalam menyelesaikannya, dan menyadari kesalahan dalam menggunakan keterampilan menghitung lalu memperbaikinya tetapi tidak memperoleh jawaban akhir dari soal, dan 3) subjek S-16 dan S-18 dalam berpikir reflektif hanya mampu memahami masalah dengan benar dan mampu mengkomunikasikan ide dalam bentuk simbol/gambar, sedangkan dalam menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman terdahulu yang dimiliki, dan informasi-informasi dalam menyelesaikan soal yang diberikan nampak bahwa subjek berusaha untuk menyelesaikan soal dan subjek menyadari kesalahan dalam menggunakan keterampilan menghitung lalu memperbaikinya tetapi tidak memperoleh jawaban akhir dari soal.Kata kunci: kemampuan berpikir reflektif, garis singgung lingkaran dan kemampuan matematika.
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PERANGKAT LUNAK GEOMETRI DINAMIS Joko Suratno; Hedi Budiman
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 2 (2013): Periode Bulan Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.5 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v2i2.110

Abstract

Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL) telah menunujukkan peranan positifnya dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, agar PBL dapat berkontribusi lebih dalam pembelajaran matematika, maka perlulah kiranya mengkombinasikan PBL dengan komponen pendukung pembelajaran matematika lain yang salah satunya adalah mengkombinasikan PBL dengan Perangkat Lunak Geometri Dinamis atau Dynamic Geometry Software (DGS). Mengkombinasikan PBL dan DGS pada pembahasan tentang Garis-Garis Istimewa Segitiga pada artikel ini merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran matematika. Kombinasi tersebut merupakan salah satu langkah dalam memperluas dan memperkaya khazanah pembelajaran matematika dan diharapkan dapat diterapkan dalam meningkatkan kualitas dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika.
KONSEP KEKEKALAN BILANGAN DAN SUBSTANSI: PERCOBAAN PEMBUKTIAN TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET Joko Suratno; Niken Wahyu Utami; Hariyati Hamid
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2015): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.73 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v4i1.143

Abstract

Berbagai penelitian yang berhubungan dengan kajian perkembangan kognitif anak telah banyak dilakukan di luar negeri. Di lain pihak, penelitian semacam ini tergolong jarang dilakukan di dalam negeri dan hanya dipandang sebelah mata. Ketertarikan akan hal ini, menyebabkan peneliti ingin melakukan percobaan sederhana dalam mengukur tingkat pemahaman anak tentang beberapa konsep kekekalan. Percobaan yang dilakukan hanyalah terbatas pada pengujian kekekalan bilangan dan kekekalan substansi. Total anak yang dijadikan subjek penelitian ini adalah 4 orang. Media atau bahan-bahan yang digunakan adalah bola plastik, buah apel, susu, sirup, wadah/tempat nasi, dan gelas dengan berbagai ukuran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) anak-anak yang dijadikan subjek penelitian ini seluruhnya sudah mampu memahami konsep kekekalan bilangan, (2) dua dari empat subjek yang berusia di bawah 5 tahun sudah mampu memahami konsep kekekalan bilangan yang pada umumnya konsep ini baru dipahami anak pada usia 5 – 6 tahun, dan (3) seluruh anak atau subjek penelitian belum mampu memahami konsep kekekalan substansi, baik percobaan menggunakan media apel atau air susu/sirup. Umumnya konsep ini baru dipahami anak pada usia 7 – 8 tahun.