Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Kebertahanan Keluarga dengan Perkawinan Amalgamasi pada Etnis Melayu dan Jawa di Tanjung Uma Kota Batam Bunga Dinda Permata; Delmira Syafrini
Jurnal Perspektif Vol 5 No 3 (2022): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v5i3.650

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor yang mendukung kebertahanan keluarga dengan perkawinan amalgamasi etnis Melayu dan Jawa di Kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam. Hal ini menarik untuk dikaji karena pada perkawinan amalgamasi (selain etnis Melayu dan Jawa) rentan terhadap konflik dan perceraian karena adanya perbedaan budaya seperti nilai, adat-istiadat, keyakinan, tradisi, gaya hidup dan perilaku pada masing-masing anggota keluarga. Namun fakta berbeda ditemukan pada perkawinan amalgamasi etnis Melayu dan Jawa yang tetap dalam mempertahankan perkawinan mereka. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini yaitu teori struktural fungsional oleh Talcott Parsons dalam konsep AGIL. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus. Lokasi penelitian di Kelurahan Tanjung Uma Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan 18 orang informan. Pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen yang dianalisis dengan teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan menunjukan bahwa faktor yang mendukung kebertahanan keluarga perkawinan amalgamasi etnis Melayu dan Jawa di Kelurahan Tanjung Uma yaitu pertama, Adaptasi antarbudaya etnis antara etnis Melayu dan Jawa yang sudah berlangsung lama. Kedua, Tingginya toleransi perbedaan budaya dari masing-masing anggota keluarga. Ketiga, Faktor agama: Kesamaan dalam berkeyakinan. Keempat, Komitmen antara pasangan perkawinan amalgamasi etnis Melayu dan Jawa. Kelima, Lamanya usia perkawinan. Keenam, Dukungan sosial dari orang tua dan anak pasangan perkawinan amalgamasi etnis Melayu dan Jawa di Kelurahan Tanjung Uma.
Pertukaran Sosial antara Petani dan Usaha Penggilingan Padi di Nagari Kambang Timur Elvina Rusma Nengsih; Delmira Syafrini
Jurnal Perspektif Vol 5 No 4 (2022): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v5i4.686

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk dan faktor penyebab terjadinya pertukaran sosial antara petani dan usaha penggilingan padi di Kenagarian Kambang Timur. Hal ini menarik untuk diteliti karena hubungan yang terjadi antara petani dan usaha penggilingan padi bukan hanya hubungan ekonomi saja tetapi terdapat hubungan lain di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus intrinsik.Teknik pemilihan informan, menggunakan teknik purposive sampling dengan informan sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi non partisipasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, teori pertukaran sosial George C Homans. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bentuk pertukaran sosial yang terjadi antara petani dan usaha penggilingan padi di Nagari Kambang Timur ada empat: Pertama, adanya pertukaran yang bersifat mengikat. Kedua, adanya pertukaran dalam bentuk jasa. Ketiga, adanya pertukaran dalam hubungan sosial dan keempat, pertukaran dalam bentuk bonus. Selanjutnya faktor penyebab terjadinya pertukaran sosial dalam interaksi antara petani dan usaha penggilingan padi: Pertama, faktor hutang piutang yaitu petani telah terikat utang dengan usaha penggilingan padi. Kedua, faktor pergaulan yaitu didasarkan atas interaksi yang terjadi antara petani dengan usaha penggilingan padi. Ketiga, faktor kekeluargaan yaitu didasarkan atas hubungan darah. Keempat, faktor status atau Kedudukan sosial yaitu didasarkan atas dasar kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Homestay Berbasis Komunitas Lokal di Desa Wisata Nagari Sungai Pinang, Pesisir Selatan Sumatera Barat Delmira Syafrini; Nurlizawati Nurlizawati; Lia Amelia
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 2 (2022): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v4i2.397

Abstract

This paper aims to explain how to increase community knowledge for management homestay based local community in Sungai Pinang, West Sumatra. This problem interesting because Sungai Pinang is one of the villages that has great potential to become a mainstay tourism village for West Sumatra and one of the locations that is quite attractive to local and foreign tourists. However, the development of Nagari Sungai Pinang tourism has not been accompanied by the readiness of the community to become a tourism community. One of the indicators is the issue of participation in supporting important tourism infrastructure, such as lodging/ homestays. In Sungai Pinang there is currently only one inn, and even then it is managed by a private sector which is commercialized, so it does not have an impact on the economy of the local community. Whereas residents' houses are an important resource that can be used as homestays. This problem is the reason for the importance of fostering the Sungai Pinang community. As a solution to the problems encountered by the partners above, community-based homestay management training is carried out according to standards, by utilizing local residents' homes. The community needs to be given education about homestay management standards that pay attention to service and comfort to visitors, because lodging is one of the factors that can influence tourist interest, including the welfare of local communities. The form of activity provided is socialization and training in managing residents' houses to become homestays. The results of this activity indicate that there is an increase in the knowledge and ability of the community to managing homestays, including knowledge of homestay management that supports tourism development in Sungai Pinang.
Local Marginalization in Batam Island as Industrial Cities in Border Region Indonesia: Where is The Role? Otti Ilham Khair; Welasari Welasari; Catur Widiatmoko; Ratna Indriasari; Fitrisia Munir; Delmira Syafrini
ARISTO Vol 10, No 3 (2022): December / Special Issue : Local Governance
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ars.v10i3.6255

Abstract

This study aims to evaluate the level of marginalization of local communities and analyze their participation in sustainable development on Batam Island as an Industrial city that is developing and bordering ASEAN countries. The research applied a descriptive qualitative research method with a case study approach and used the concept of gentrification, an implication of new industrial cities describing a phenomenon empirically. The results show that Batam Island, as one of the developing new industrial cities than other cities, cannot withstand the influx of people from outside the cities to work and settle there. As the center of industrial cities in Indonesia's border regions with Malaysia and Singapore, it has opened cooperation with developed countries with the support of globalization currents to have affected the urban system and destroyed many traditional regional models. This research found that local cities' development strategies are required through the collaboration of sub-state actors and must be planned under a more macroscopic framework so that local communities are not deeply marginalized as part of industrial cities' growth.
NELAYAN VS RENTENIR Studi Ketergantungan Nelayan terhadap Rentenir pada Masyarakat Pesisir Delmira Syafrini
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.938 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v3i2.99

Abstract

The dept and moneylender phenomenon is a problem on fishing communities in Indonesia today. Moneylenders and fishing has become an integral part. Most of fishermen in Indonesia trapped in the vortex of debt to moneylenders as vicious circle that can’t be disconnected. Once they are dealing with a loan shark then lifetime will continue to be pursued and wrapped debt, due to the fact that the interest charged is very high even up to 20-40 percent. So that the nominal amount of debt continues to increase and even not in accordance with the amount of income they get. This paper outlines the fishermen being stuck rentenis and efforts should be made to break the chain of being stuck to the loan shark fishing in accordance with local knowledge
JULO-JULO TANI BURUH PEREMPUAN JORONG PATAMUAN, NAGARI TALU KECAMATAN TALAMU KAB. PASAMAN BARAT Sri Wahyuni; Zusmelia Zusmelia; Delmira Syafrini
Jurnal Mamangan Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.292 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v2i1.1363

Abstract

This resereach explain about of julo- julo tani of women peasant life in Jorong Patamuan, they works to help her families economic. This research aims to see Julo Julo cause of the peasantry in public life and   social economic impact of  Julo Julo tani women  peasent  worker in Jorong Patomuan Nagari Talu Talamau of Pasaman Barat. This study used a qualitative approach with methods such as observation and interviews. Informants in this study more or less 16 peoples. Results were analyzed using the theory of George Homans, who showing human behavior as individual behavior, where people are exchanging rewards or punishment. Based on the results of this study concluded causative factor the rise of  julo-julo in women peasent  life in Jorong Patamuan such as 1), Economic conditions 2), less of the capital 3), Solidarity relations people who are less well 4), to Supporting the community's economy. So with Julo Julo tani due to their desire to make a group, to help difficulties of life, and to improve solidarity of them.Julo-julo tani dalam kehidupan buruh tani perempuan Jorong Patomuan, yang bekerja untuk meringankan pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Peneitian ini bertujuan untuk melihat fakotor penyebab munculnya julo-julo tani dalam kehidupan masyarakat buruh tani perempuan dan dampak julo-julo tani terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat buruh tani perempuan Jorong Patomuan Nagari Talu Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan  metode yaitu observasi dan wawancara. Jumlah informan 16 orang. Hasil penelitian dianalisis menggunakan teori George Homans yang memperlihatkan perilaku manusia sebagai perilaku individu, tempat orang-orang yang saling bertukar ganjaran atau hadiah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab munculnya julo-julo dalam kehidupan buruh tani perempuan di Jorong Patomuan adalah 1). Keadan Ekonomi, 2). Kurangnya Modal, 3). Hubungan Solidaritas masyarakat yang kurang baik, 4). Penunjang perekonomian masyarakat. Sehingga dengan julo-julo tani disebabkan dengan adanya keinginan untuk membentuk kelompok atau (group) yang dpat mengatasi kesulitan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus meningkatkan kembali solidaritas mereka.
Customer Engagement Sebagai Bentuk Modal Sosial dalam Kebertahanan Bisnis Online Instagram (Studi Online Shop Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang) Monica Putri; Delmira Syafrini
Jurnal Perspektif Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v6i1.718

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk modal sosial yang digunakan dalam membangun customer engagement untuk kebertahanan bisnis online Instagram pembisnis yang ada di Kelurahan Air Tawar Barat Kecamatan Padang Utara Kota Padang. Permasalahan ini menarik karena modal sosial menjadi salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh pebisnis online Instagram untuk mempertahankan bisnis mereka. Penelitian ini menggunakan teori modal sosial dari Putnam Robert dalam menganalisis temuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus intrinsik, pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan 7 orang pebisnis online Instagram dan 8 orang pelanggan dengan total keseluruhan 15 orang informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi non partisipan dimana peneliti tidak melihat langsung dalam kegiatan kelompok. Wawancara mendalam peneliti mengajukan beberapa pertanyaan terkait bentuk modal sosial yang digunakan dalam customer engagement untuk kebertahanan bisnis online Instagram, studi dokumentasi digunakan peneliti meliputi foto dan screenshot postingan informan di Instagram. Untuk memeriksa keabsahan data penelitian maka peneliti menggunakan teknik triangulasi data. Data ini dianalisis menggunakan pola analisis Miles dan Huberman dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarik kesimpulan. Hasil penelitian menujukkan bentuk strategi yang dijadikan modal sosial bagi pebisnis online di Instagram adalah sebagai berikut; pertama, Membangun kepercayaan (trust) pelanggan dengan memberikan jaminan kualitas bagus dan menampilkan testimoni serta celebrity endorsment. Kedua, Membangun jaringan (relasi) sosial. Ketiga, Memberikan kenyaman dalam berbelanja kepada pelanggan. Keempat, Memberikan harga miring dan diskon untuk meningkatkan antusias pelanggan.
Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Budaya di Perkampungan Adat Nagari Sijunjung Sumatera Barat Dimas Alji Prasetyo; Delmira Syafrini
Jurnal Perspektif Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v6i1.721

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata budaya di perkampungan adat Nagari Sijunjung Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato, Kabupaten Sijunjung. Hal ini menarik untuk dikaji karena sejak tahun 2017 pariwisata budaya di perkampungan adat melaksanakan berbagai event pariwisata yang berasal dari budaya masyarakat lokal. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah teori strukturasi oleh Anthony Giddens. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Pemilihan informan menggunakan purposive sampling dengan jumlah informan 13 orang, dengan kriteria tokoh pemerintah daerah, tokoh masyarakat jorong, badan pengelola perkampungan adat, dan pengelola homestay, serta masyarakat yang terlibat dalam pengembangan pariwisata budaya di perkampungan adat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat lokal merupakan salah satu faktor pendorong keberhasilan pengembangan pariwisata budaya di perkampungan adat. Keterlibatan masyarakat dapat dilihat dalam beberapa tahap partisipasi, diantaranya: pertama, Tahap perencanan. Pada tahap ini masyarakat dilibatkan, terutama tokoh masyarakat dalam rencana pengembangan pariwisata budaya. Kedua, Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini masyarakat ikut terlibat dalam pelaksanaan berbagai event budaya, sebagai pemandu wisata, pemeliharaan kawasan perkampungan adat, serta keterlibatan dalam promosi wisata. Ketiga, Tahap pemanfaatan hasil. Sebagai penyedia oleh-oleh makanan khas Sijunjung, serta penyedia jasa akomodasi yang menjadikan rumah gadang mereka sebagai homestay. Keempat, Tahap evaluasi. Pada tahap ini partisipasi masyarakat dapat terlihat dari keterlibatan mereka dalam membuat peraturan nagari sebagai kontrol sosial dalam menertibkan aktivitas pariwisata.
Pembangunan Pariwisata di Sekitar Slum Area Perkotaan:Dari Marginalisasi Menuju Transformasi Delmira Syafrini; Nurlizawati Nurlizawati; Wirdanengsih Wirdanengsih; Bunga Dinda Permata
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.78942

Abstract

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengembangan pariwisata yang dilakukan di sekitar kawasan Slum Area perkotaan, serta dampaknya terhadap transformasi kawasan dan komunitas lokal, dengan studi kasus kawasan pemukiman kumuh yang dihuni komunitas Nelayan di Pantai Purus Kota Padang. Hal ini menarik, karena kawasan di sekitar Pantai Purus dulunya diidentikkan dengan slum area yang dihuni oleh komunitas nelayan dengan streotipe yang negative, namun saat ini tumbuh menjadi lokasi pariwisata pantai andalan Kota Padang, bahkan nelayan menjadi bagian penting pembentuk dayatarik dan sense of place dalam pariwisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tipe studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengamati proses interaksi yang terjadi antara penduduk lokal dengan wisatawan, serta mengamati bagaimana mereka terlibat dalam berbagai aktivitas wisata. Sementara itu wawancara dilakukan dengan 22 informan, yang berasal dari berbagai kalangan, seperti pengambil kebijakan, komunitas yang tinggal di sekitar pantai, pedagang dan wisatawan  untuk mengetahui bagaimana proses pengembangan pariwisata, yang berdampak pada transformasi kawasan dan komunitas yang tinggal di sekitar Pantai Purus. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata telah mengubah kawasan ini, dari kawasan yang kumuh yang dihindari menjadi lokasi yang dikunjungi. Nelayan yang dulunya merasa menjadi kelompok yang menolak pembangunan pariwisata karena menjadi kelompok marginal, namun saat ini bertranformasi menjadi komunitas pendukung pariwisita. Pariwisata tidak hanya mengubah ruang dan fisik kawasan tetapi juga kehidupan sosial ekonomi dan budaya komunitas nelayan yang tinggal di sekitar kawasan. 
Motif Mahasiswi Fujoshi Menonton Drama Boys Love (Studi Fenomenologi: Mahasiswi Universitas Negeri Padang) Sufia Amini; Delmira Syafrini; Nurlizawati Nurlizawati
Jurnal Perspektif Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v6i2.745

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan motif mahasiswi fujoshi menonton drama Boys Love pada mahasiswi Universitas Negeri Padang. Hal ini menarik untuk diteliti karena merupakan penyimpangan seksual yang masih tabu dikalangan masyarakat saat ini. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi dari Alfred Schutz yang menjelaskan tindakan seseorang memiliki motif sebab dan motif tujuan. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan tipe penelitian studi fenomenologi. Teknik pemilihan informan yang digunakan yaitu snowball sampling pada 8 informan yang merupakan mahasiswi fujoshi Universitas Negeri Padang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi terkait kehidupan sehari-hari fujoshi dalam mengakses drama Boys Love, wawancara mendalam kepada mahasiswi fujoshi untuk mengetahui motif menonton drama Boys Love, studi dokumentasi berupa tangkapan layar media sosial yang diggunakan fujoshi dalam berinteraksi kepada sesama fujoshi dimedia sosial. Teknik analisis data menggunakan model analisis Miles dan Huberman (pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan). Hasil penelitian menujukkan adanya motif sebab mahasiswi fujoshi menonton drama Boys Love berupa rasa penasaran, pengaruh media sosial, ketampanan artis Boys Love, dan pengaruh dari teman sebaya. Motif tujuan dari mahasiswi fujoshi berupa memberikan dukungan kepada artis Boys Love, menyalurkan emosi, menyalurkan hasrat seksual, dan sebagai inspirasi dalam membuat konten-konten genre Boys Love.