Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Perilaku Pengunjung pada Objek Wisata Konservasi Penyu Kota Pariaman Rezki Rinaldi; Delmira Syafrini
Jurnal Perspektif Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v6i2.750

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perilaku pengunjung pada objek wisata konservasi penyu Kota Pariaman. Hal ini menarik untuk diteliti karena masih banyak dari perilaku pengunjung yang tidak sesuai dengan prinsip konservasi yang diharapkan, beberapa tindakan yang menyimpang tersebut dapat berbahaya jika dilakukan secara terus-menerus dan mengganggu proses pelestarian penyu di kawasan konservasi ini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori aksi oleh Talcott Parsons. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara yaitu menggunakan metode wawancara mendalam atau depth interview, observasi dilakukan pengamatan secara langsung terhadap tindakan pengunjung yang berada di kawasan konservasi dan studi dokumen dengan melakukan pengambilan foto terhadap data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dengan teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling kepada 16 orang informan yakni pengelola, pengunjung, pedagang dan masyarakat setempat kawasan konservasi penyu. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku pengunjung merupakan faktor terpenting dalam membantu menjaga melestarikan penyu, hal ini karena konservasi penyu merupakan salah satu wisata edukasi yang memberikan wawasan pengetahuan terhadap pengunjung sehingga mereka dapat mengetahui berbagai informasi terkait dengan cara menjaga, melestarikan, dan melindungi penyu dari kepunahan. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi perilaku pengunjung yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari rendahnya pengetahuan pengunjung terhadap konservasi penyu, kurangnya kesadaran pengunjung dalam menjaga lingkungan dan rendahnya motivasi pengunjung untuk menambah wawasan. Sedangkan faktor eksternal yaitu rendahnya kontrol pengelolaan dari pihak pengelola kawasan konservasi, kurangnya sosialisasi yang diberikan dan aturan dan sanksi yang tidak terlalu tegas terhadap pengunjung yang melanggar.
Objektivitas Penilaian Guru Pamong Pada Kompetensi Mahasiswa PLK Sosiologi 2021/2022 Universitas Negeri Padang di Kota Padang Dinda Mellnia E; Nurlizawati Nurlizawati; Delmira Syafrini
Naradidik: Journal of Education and Pedagogy Vol. 2 No. 2 (2023): Naradidik: Journal of Education & Pedagogy (June 2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/nara.v2i2.148

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis objektivitas guru pamong dalam memeberikan penilaian pada mahasiswa PLK sosiologi 2021/2022 Universitas Negeri Padang Di Kota Padang. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini dikarenakan masalah objektivitas penilaian guru pamong pada mahasiswa PLK ini menjadi permasalahan yang terjadi setiap periode PLK dilaksanakan, hingga hal tersebut membuat proses penilaian kepada mahasiswa PLK ini menjadi tidak objektif karena guru pamong melakukan penilaian yang timpang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa PLK hingga akhirnya hal ini mempengaruhi objektivitas penilaian guru pamong pada kompetensi mahasiswa PLK sosiologi 2021/2022. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan tipe studi kasus, pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan 7 orang informan yaitu guru pamong sosiologi, 5 orang mahasiswa PLK. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Lokasi penelitian di SMAN 1 Padang, SMAN 2 Padang, SMAN 5 Padang, SMAN 7 Padang, SMA Pembangunan Laboratorium UNP, SMA Pertiwi 1 Padang. Hasil penelitian ini menunjukan objektivitas penilaian yang dilakukan oleh guru pamong ketika memberikan penilaian pada mahasiswa PLK sosiologi 2021/2022 dapat dikatakan timpang karena guru pamong melakukan penilaian tidak sesusai dengan kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa PLK yang artinya penilaian yang dilakukan guru pamong tersebut mempengaruhi objektivitas. Dilihat dari 3 aspek dan 5 faktor penilaian yang di lakukan oleh guru pamong yaitu aspek profesional yang meliputi; 2 faktor yaitu: Pemberian nilai PLK didasarkan keterlibatan membantu merancang perangkat pembelajaran guru pamong, penilaian dilakukan oleh mahasiswa bersangkutan. Aspek emosional dan keperibadian yang meliputi; Rasa simpati dan empati guru pamong dalam memberikan penilaian, sikap patuh dan kedisiplinan mahasiswa mempengaruhi penilaian, toleransi terhadap kesalahan sebagai proses belajar serta aspek sosial.
Reproduction of cultural identities among amalgamated Malay and Javanese families: Enculturation, negotiation, and hybrid identities Delmira Syafrini; Bunga Dinda Permata; Lia Amelia; Eka Asih Febriani; Fadilla Saputri
ETNOSIA : Jurnal Etnografi Indonesia Vol. 8 No. 1 (2023)
Publisher : Department Anthropology, Faculty of Social and Political Sciences Hasanuddin University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/etnosia.v8i1.25035

Abstract

This article discusses how the reproduction of cultural identity in amalgamated families among Malay and Javanese in Tanjung Uma Village, Lubuk Baja District, Batam, Indonesia. The Malay and Javanese are ethnic groups that have different cultural characteristics, so various forms of negotiation are needed in the formation of cultural identity among family members. This is qualitative research with case study method, using observation and in-depth interviews with 15 informants. We use theory of location of culture by Homi K Bhabha and Stuart Hall's cultural identity to explain that cultural identity is not something rigid and standard but can be produced and reproduced. The research show that in amalgamated families of Malay and Javanese, there is a negotiation of cultural identity, making an impact on the formation of a hybrid identity in which the various elements of the two cultures adapt to each other. Hybrid identity is a form of cultural identity reproduction, the result of negotiations between the innate cultures of the two parents, as well as the dominant culture prevailing in the location where the family internalizes itself. This cultural negotiation is also the reason for the survival of Malay and Javanese amalgamated families, in the midst of high divorce rates among other ethnic amalgamation marriage in Tanjung Uma.
The Role of Local Marginalization In Batam Island As An Industrial City In The Border Area of Indonesia Fitrisia Munir; Artha Yudilla; Delmira Syafrini
Kemudi Vol 7 No 2 (2023): Kemudi: Jurnal Ilmu Pemerintahan
Publisher : Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/kemudi.v7i2.5186

Abstract

Globalization has an open opportunity for border areas and periphery as a part of the center of industrial cities in Indonesia's development. Collaboration between Indonesia (Riau Island), Malaysia, and Singapore at border areas has involved developed countries with the high support of globalization, so currents have affected the urban system and destroyed many developed traditional regional models. This study aims to evaluate the marginalization of border communities and analyze their participation in sustainable development on Batam Island as an industrial city that is developing between countries. The research applied a descriptive qualitative research method with a case study approach. It used the concept of gentrification as an implication of a new industrial city, describing a phenomenon empirically. The findings show that Batam Island is one of the developing new industrial cities than other cities as a port for international activities in the border area and a high rush of people coming from outside the city to work and settle there. This research concludes that industrial city development strategies in the border area were needed and planned under a more macroscopic framework, for border communities are not deeply marginalized, and as part of modernization, industrial city growth.