Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search
Journal : Profisiensi : Jurnal Program Studi Teknik Industri

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI ATV12 DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) UNTUK MENGETAHUI TITIK OPTIMASI PRODUKSI (Studi kasus di PT Schneider Electric Manufacturing Batam) Yudi Setiabudi; Vera Methalina Afma; Hery Irwan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 6, No 2 (2018): PROFISIENSI DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.499 KB) | DOI: 10.33373/profis.v6i2.1620

Abstract

Dalam proses produksi perusahaan dituntut untuk dapat mengirimkan produk jadi yang telah di produksi dengan tepat waktu dan dengan jumlah yang sudah ditentukan. Apabila perencanaan kebutuhan kapasitas produksi tidak optimal, maka jadwal produksi akan terganggu dan akan memberikan kerugian baik itu dari segi waktu maupun biaya. Untuk itu diperlukan suatu metode pengendalian perencanaan kebutuhan kapasitas produksi yang sesuai untuk mengoptimalkan output produksi agar dapat memenuhi permintaan pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan kapasitas waktu produksi yang optimal dengan menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning dimana penelitian ini dilakukan di PT. Schneider Electric Manufacturing Batam Lot 208. Selain merencanakan kapasitas produksi, penelitian dilakukan juga terhadap kebutuhan tenaga kerja (operator) yang optimal berdasarkan waktu standar produksi dan jam kerja yang dibutuhkan untuk memperoleh kapasitas produksi yang sangat optimal. Hasil akhir yang diperoleh pada penelitian adalah untuk memenuhi permintaan dari bulan Desember 2016 sampai Maret 2017 bersarnya kapasitas pada line ATV12 sebanyak 17,347 menit/bulan setara dengan 7129 pcs/bulan produk ATV12 dengan waktu standar atau waktu baku untuk produk ATV12 selama 20.1 menit/pcs. Operator yang dibutuhkan sebanyak 6 orang/shift serta shift kerja yang dibutuhkan dalam 1 hari yaitu 3 shift.
ANALISA PERENCANAAN MANPOWER DENGAN METODE CRITICAL PATH METHODS PADA PEMBUATAN STRUKTUR TANK KAPAL TAG BOAT Hery Irwan; Udin Udin
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 5, No 1 (2017): PROFISIENSI JUNI 2017
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.033 KB) | DOI: 10.33373/profis.v5i1.1152

Abstract

Dalam manajemen proyek durasi kegiatan adalah salah satu faktor utama dari lamanya waktu penyelesaian suatu proyek. Perencanaan durasi setiap kegiatan ditentukan oleh ketersediaan bahan baku, sumber daya dan volume pekerjaan itu sendiri. Dalam penentuan durasi setiap aktifitas, seorang perencana menghitung secara individu tanpa memperhatikan urutan kegiatan (sequencing). Dari aktifitas yang telah dihiting diperoleh durasi dan selanjutnya disusun membantuk jaringan (network) antara aktifitas yang sudah dibuat. Dari keseluruhan jaringan yang dibentuk akan diperoleh jaringan yang membetuk jalur terpanjang atau lebih dikenal dengan jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis tidak berarti masalah akan selesai dengan memastikan aktivitas dijalur tersebut, akan tetapi perlu dikaji lebih dalam ketersediaan bahan dan sumber daya cukup untuk memmenuhi permintaan yang muncul dari network yang terbentuk. Hal ini perlu diperhatikan mengingat keterbatasan sumberdaya dan bahan yang ada dikarenakan perencanaan awal berdasarkan tunggal aktifitas.
A STUDY REVIEW FOR DEVELOPMENT HOUSE OF QUALITY BASED ON GREEN MARKETING Hery Irwan; Fauziyah Nur Jamal
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 9, No 2 (2021): PROFISIENSI DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.95 KB) | DOI: 10.33373/profis.v9i2.3697

Abstract

House of quality atau dikenal juga dengan QFD (Quality function Deployment) adalah salah satu metode yang digunakan perusahaan untuk memastikan bahwa rancangan produk yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Sedangkan green marketing adalah dimana produk yang dihasilkan tetap mempertimbangkan kondisi lingkungan. Tujuan dari paper ini adalah bagaimana mengkombinasikan input atas masukan dari kebutuhan pelanggan kepada perusahaan dengan tetap memperhatikan design yang ramah lingkungan. Dalam implementasi penerapan green marketing kedalam house of quality akan terjadi pada teknikal respon dan korelasi yang selanjutnya hasil matrix ini dapat dijadikan dasar strategy perusahaan dalam hal pemasaran mengingat sekarang dunia internasional lewat beberapa forum konferensi telah mencetuskan produk yang ramah lingkungan, tidak hanya life cycle nya akan tetapi proses dan bahan baku yang dipergunakan pun hendaknya ramah akan lingkungan.
OPTIMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE TRANSPORTASI OPTIMIZATION OF PRODUCTION SCHEDULING USING TRANSPORTATION METHOD Hery Irwan; Yuniral Yuniral
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 4, No 2 (2016): ROFISIENSI JOURNAL EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.672 KB) | DOI: 10.33373/profis.v4i2.587

Abstract

Persoalan transportasi merupakan persoalan linear programming. Ini merupakan ciri dari persoalan transportasi yaitu mengangkut sejenis produk tertentu dari beberapa daerah asal (pusat produksi, gudang barang) ke beberapa daerah tujuan, di mana pengaturan harus dilakukan sedemikian rupa agar jumlah biaya transportasi menjadi minimum. Pemasaran yang dihadapi para UKM hidroponik yang memiliki beberapa variansi produk dan pelanggan, dimana pihak UKM mengalami kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih baik dikarenakan ketersediaan variansi produk yang tidak sesuai dengan permintaan pelanggan. Melalui pendekatan metode tranportasi - least cost diharapkan pihak UKM dapat melakukan penjadwalan produksi yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan tanpa mengurangi keuntungan dari pihak UKM.Kata Kunci  - Penjadwalan, Optimasi,Ttransportasi,Sumber,Tujuan The issue of transportation is a linear programming problem. It is characteristic of the transportation problem that is similar to transport certain products from several regions of origin (production facility, warehouse goods) to several destinations, where the arrangement should be such that the amount of transport costs to a minimum. The problem who faced by SMEs hydroponics have some variance product and customer, where the UKM have lost the opportunity to earn better profits because of the availability of the variance of products that are not in accordance with customer demand. Through the transport method approach - least cost is expected that the UKM can re-schedule production tailored to customer demand without reducing the benefit of the UKM. Keywords - Scheduling, Optimization, Ttransportasi, Source, Destination
ANALISA TINGGINYA BROKEN WIRE DI MESIN WIRE BOND UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN METODE FISHBONE DIAGRAM (STUDI KASUS PT. UNISEM – BATAM) Supriyanto Supriyanto; Refdilzon Yasra; Hery Irwan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 1, No 2 (2013): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.916 KB) | DOI: 10.33373/profis.v1i2.272

Abstract

industri semikonduktor dimana kegiatan produksinya meliputi perakitan dan pengujian IntegratedCircuits (IC). Sebagai salah satu perusahaan Semiconductor Assembly and Test Services (SATS) yang100% produknya dipasarkan di luar negeri, untuk mencapai tujuan tersebut, PT. UNISEM mempunyaiprogram Cost Saving yaitu salah satu program yang bertujuan untuk menekan ongkos produksi danmemaksimalkan output. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dalam usaha untuk mengurangidowntime akibat banyaknya kerusakan pada hasil produksi.Pada penelitian ini, dilakukan analisa penyebab tingginya tingkat kerusakan pada IC berupabroken wire di departemen Front of Line (FOL) tepatnya di stasiun Wire Bond dengan metode fishbonediagram kemudian di petakan dengan menggunakan diagram line dan batang. Uji hipotesis jugadilakukan untuk menentukan apakah dugaan tentang nilai/karakteristik populasi didukung oleh datasampel atau tidak.Berdasarkan hasil pengolahan data pada bulan Desember 2012 – Februari 2013 (3 bulan)menunjukkan bahwa yield produksi tidak mencapai target minimum 96,00%. Sedangkan untuk downtimefrekuensinya sangat tinggi yaitu diatas rata-rata batas maksimum yang di izinkan yaitu 5,00%. Hasilimplementasi dengan melakukan modifikasi terhadap alat kerja yang baru yaitu selama 3 bulan di bulanMaret – Mei 2013 ini menunjukkan adanya perbaikan (improvement) yaitu tercapainya target minimumyield 96,67% dan target minimum downtime 4,10%.Kata Kunci: Fishbone Diagram,Broken Wire, Downtime, Yield
ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN SYSTEM ATTANDANCE MANAGEMENT (STUDI KASUS PT. POLLUX BARELANG MEGA SUPERBLOCK) Sudika Diski Sitohang; Edi Sumarya; Hery Irwan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 7, No 1 (2019): PROFISIENSI JUNI 2019
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.534 KB) | DOI: 10.33373/profis.v7i1.2471

Abstract

PT. Pollux Barelang Mega Superblok adalah perusahaan yang bergerak dibidang properti. Perusahaan dihadapkan pada permasalahan penggajian karyawan yaitu pembayaran gaji karyawan yang sering telat pada sistem penggajian sebelumnya dan dalam perhitungan penggajian karyawan kurang efektif yang mengakibatkan proses kerja tidak efisien, sehingga diperlukanya penerapan sistem informasi penggajian yang baru dan menganalisis sistem informasi penggajian tersebut. Analisis sistem informasi penggajian pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis sistem informasi penggajian sebelum dan sesudah penerapan dengan metode PIECES , mendesain sistem yang sudah diterapkan menggunakan DFD (data flow diagram) dan menggunakan skala likert  untuk mengatahui tingkat rata-rata kepuasaan pengguna dalam menggunakan sistem informasi penggajian.Hasil dari analisis sistem informasi penggajian adalah sistem yang sudah diterapkan lebih unggul dari sistem yang sebelumnya, dimana sistem yang sebelumnya dalam rata rata tinggkat kepuasan masih cukup puas dan sesudah diterapkan dalam rata rata tingkat kepuasan sudah puas. Dalam desain DFD pada sistem yang sudah diterapkan masih ditemukan beberapa kelemahan yaitu dalam mengolah data dari mesin fingerprint masih manual menggunakan USB dan dalam perhitungan gaji tidak otomatis karena data yang sudah ditarik dari fingerprint  dan dimasukan kedalam sistem attendance management  masih berupa data mentah yaitu data jam kerja karyawan. 
PENENTUAN UMUR EKONOMIS COMPRESSOR PISTON DOUBLE ACTING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA - RATA (Study Kasus Di PT. Ecogreen Oleochemicals Batam) THE DETERMINATION OF COMPRESSOR PISTON DOUBLE ACTING ECONOMIC LIFE USING ANNUAL COST AVERAGE METHOD Holong P. Simanjuntak; Hery Irwan; Dadang Redantan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 4, No 2 (2016): ROFISIENSI JOURNAL EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.332 KB) | DOI: 10.33373/profis.v4i2.588

Abstract

Seiring kemajuan teknologi yang begitu pesat menimbulkan persaingan yang sangat ketat di dalam dunia bisnis. Salah satu factor utama untuk menjaga kelancaran proses produksi adalah mesin seperti yang terjadi di PT. Ecogreen Oleochemicals yang pada saat ini sedang mengalami ganguan dalam proses produksi hingga mengakibatkan pesanan komsumen tidak tercapai. Jumlah produk fatty alcohol yang dihasilkan terhitung mulai dari  tahun 2015 mencapai 23.000 ton/tahun dari total good product yang seharusnya dicapai berkisaran 43.200 ton/tahun. Hal  diakibat karena mesin compressor yang merupakan salah satu alat utama dalam menaikan tekanan hydrogen untuk mereaksikan Metilester dalam reactor melalui proses hidrogenasi untuk memproduksi produk  fatty alcohol sering mengalami kerusakan. Selain dari pada itu produk fatty alcohol yang sudah di order oleh konsumen sebanyak 40.000 ton setiap tahunnya tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan PT. Ecogreen.Dari rangkuman permasalahan di atas, penulis melakukan penelitian terhadap mesin compressor untuk menentukan umur ekonomis mesin tersebut. Hal ini bertujuan untuk meninjau kembali waktu penggunaan alat dengan mengumpulkan data-data yang actual dari lapangan dan melakukan perhitungan kembali terhadap produktifitas mesin kompresor dengan menggunakan metode biaya tahunan rata-rata.Total biaya operasioanl tahunan mesin Compressor berdasarkan hasil perhitungan data actual dari lapangan khususnya pada tahun ke-18 yaitu pada tahun 2015 disimpulkan bahwa setiap tahunnya biaya operasional mesin semakin tinggi yaitu sebesar Rp 216.029.355,- dan waktu operasi juga semakin rendah yaitu 1.950 jam/ tahun dari waktu normal 3600 jam/tahun .Kata kunci : Dasar-dasar Ekonomi Teknik, Manajemen Industri, Manajemen Perawatan Pabrik, Manajemen Technology advances so rapidly leads  intense competition in the business world. One of the main factors to maintain production process is a machine like that happened at PT. Ecogreen Oleochemicals which is currently facing problem about production process then  impact to customer order is not reached. The amount of fatty alcohol products produced starting from the year 2015 to reach 23,000 tons / year of total good-ranging product that should be reached 43,200 tons / year. This is caused because the engine compressor which is one of the key tools in raising the pressure of hydrogen for reacting methylester in the reactor through a hydrogenation process for producing fatty alcohol often damaged. Apart from that fatty alcohol products already in the consumers order by 40,000 tons each year can not be met by the company PT. Ecogreen.Based on above problems, the authors conducted a study of machine compressor to determine the economic life of the machine. It aims to re-review the time  of  tools by collecting actual data from the field and recalculated productivity of compressor machine using the average annual cost.The total annual operational cost of machine compressor  based on calculation of the actual data especially in the 18th year that in 2015 concluded that each year the operating expenses is higher  in the amount of USD 216 029 355, - and also the operating time is lower, that is 1,950 hours / year of normal time 3600 hours / year. Keywords: Engineering Economics Fundamentals, Industrial Management, Maintenance Management, Production and Operations Management
PENGENDALIAN PERSEDIAAN CELL BATERAI LITHIUM POLYMER REVOLECTRIX UNTUK MENGHILANGKAN KEKOSONGAN STOK (OUT OF STOCK) DENGAN METODE MRP (Studi Kasus DI PT. LEO ENERGY) Choirul Anwar; Hery Irwan; Dadang Redantan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 6, No 2 (2018): PROFISIENSI DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.523 KB) | DOI: 10.33373/profis.v6i2.1617

Abstract

Pengendalian bahan baku pada sistem produksi Make To Stock (MTS) untuk memenuhi kebutuhan produksi di PT.Leo Energy masih terjadi kekosongan stok (out of stock) sebanyak 6 kali kekosongan selama tahun 2016 yaitu dibulan April, Mei, Juni, Juli, November dan Desember, yang menyebabkan beberapa customers membatalkan pesanannya sebanyak lebih dari 300 unit dan perusahaan mengalami kerugian karena harus melakukan refund terhadap pesanan yang di cancel. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data histori permintaan 2016. Untuk menentukan demand 2017, dilakukan peramalan kebutuhan untuk menentukan MPS dengan Moving Average, Exponential Smoothing dan Trend dan kemudian dilakukan uji ketelitian menggunakan MAD dan Tracking Signal. Hasil pengujian ketelitian yang memiliki RSFE yang rendah, dan mempunyai positive error yang sama banyak atau seimbang dengan negative error, sehingga pusat tracking signal mendekati nol, hasil peramalannya (forcast) akan digunakan sebagai MPS. Perhitungan dengan metode MRP (Material Requerments Planning) teknik Lot For Lot (LFL) dilakukan untuk mendapatkan kuantitas pemesanan. Dari hasil peramalan didapatkan hasil terbaik yaitu Exponential Smoothing dengan α (0,9) karena memiliki nilai RSFE yang paling rendah. Hasil menunjukkan bahwa dengan metode MRP-LFL dalam menentukan kuantitas pemesanan, biaya pemesanan lebih tinggi dibandingkan peramalan perusahaan dengan selisih biaya pemesanan Rp450.000 dan total biaya pembelian selisih Rp52.884.793. Namun peramalan yang dilakukan oleh perusahaan mempunyai biaya penyimpanan lebih tinggi, dengan selisih Rp28.283.904. Berdasarkan data inventory, peramalan perusahaan  mengakibatkan 95 pesanan dibatalkan dan mengakibatkan kerugian sebanyak 380 cell (95 pack baterai cancel order) X harga jual baterai Rp397.911,15 = Rp37.801.559,25. Jadi, peramalan dengan metode MRP-LFL lebih efisien Rp12.750.670,25 dibandingkan peramalan yang dilakukan oleh perusahaan
USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PERKANTORAN DI PT. BPR MITRA ARTA MULIA BENGKALIS RIAU Triyono Triyono; Nandar Cundara; Hery Irwan
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 2, No 2 (2014): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1636.949 KB) | DOI: 10.33373/profis.v2i2.349

Abstract

Permasalahan yang terjadi Pada PT. BPR Mitra Arta Mulia adalah  tata letak fasliltasnya belum tertata secara optimal, Tidak adanya Plan layoutdari perusahaan sehingga mengakibatkan penempatan tata letak fasilitas tidak tertata secara optimal. ditemukan langkah balik yang menyebabkan jarak tempuh menjadi jauh serta, peletakan tata letak fasilitas yang tidak sesuai dengan hubungan antar aktivitas menyebabkan  karyawan  menjadi tidak nyaman dalam bekerja.Penelitian ini bertujuan adalah untuk menentukan tata letak fasilitas antara karyawan atau station kerja yang optimal pada lokasi yang baru dengan menerapkan teori tata letak fasilitas agar pekerjaan lebih efisien karena aktifitas yang lebih sering dilakukan antar karyawan yang satu dengan yang lainnya.Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu ARC (Activity Relationship Chart) atau peta hubungan kerja adalah suatu cara teknik yang sederhana di dalam merencanakan tata letak fasilitas atau departement berdasarkan derajat hubungan aktivitas yang sering dinyatakan dalam penilaian kualitatif dan cendrung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subjektif dari masing-masing fasilitas atau departement.Berdasarkan hubungan kedekatan, tata letak setelah perbaikan lebih optimal jika di bandingkan dengan tata letak sebelum perbaikan. terjadi penurunan rata-rata jarak fasilitas terutama untuk aktifitas penting yaitu Kabag kredit dengan admin kredit menjadi dekat dimana terjadi penurunan jarak yang sebelumnya 37 meter menjadi 7 meter. Accounting dengan kabag. Operasi menjadi dekat dimana terjadi penurunan jarak yang sebelumnya 22 meter menjadi 6 meter. Marketing dengan Funding officer menjadi dekat dimana terjadi penurunan jarak yang sebelumnya 24 meter menjadi 6 meter.Kata Kunci : tata letak fasilitas, metode ARC, Optimal
ANALISA STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN MESIN CNC BARU DENGAN METODE NPV(NET PRESENT VALUE) DI PT.USDA SEROJA JAYA SHIPYARD BATAM Rumiyanto Rumiyanto; Hery Irwan; Annisa Purbasari
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 3, No 2 (2015): PROFISIENSI JOURNAL
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.614 KB) | DOI: 10.33373/profis.v3i2.336

Abstract

PT.Usda Seroja Jaya Shipyard adalah perusahaan galangan kapal yang bergerak dibidang proyek fabrikasi ships building maupun repair. Dalam proyek fabrikasi tidak semua pemotongan plat dilakukan secara manual. Namun, lebih banyak dipotong menggunakan mesin CNC(Computer Numerical control). PT.Usda Seroja Jaya Shipyard saat ini mempunyai 2 unit jenis mesin CNC ESAB Columbus Ergostar Exa 4000 dan CNCHoney Bee Hypertherm. Dengan adanya permintaan produksi untuk pemotongan plat yang semakin meningkatdan untuk menghindari aliran material pemotongan plat atau nesting yang mampet(bottleneck). Maka hal ini perlu mendapat perhatian dari pihak manajemen. Keputusan mengenai investasi proyek adalah memastikan apakah suatu rencana investasi yang akan dilaksanakan layak secara ekonomis atau tidak. Pada tahap pengumpulan data ini yang dilakukan adalah pencatatan kegiatan, kejadian, dan karakteristik elemen yang diambil untuk data dalam studi kelayakan investasi periode tahun 2013. Untuk analisa keputusan dalam pemilihan mesin CNC yang akan dibeli. Dengan pertimbangan mesin yang lebih memberikan manfaat ekonomis untuk perusahaan antara mesin CNC ESAB Columbus Ergostar Exa 4000  dan mesin CNC Honey Bee Hypertherm. Berdasarkan atas data-data yang telah didapatkan maka selanjutnya akan dilakukan pengolahan data dan analisa data dengan metode alternatif NPV, IRR dan PP. Hasil analisa mesin CNCESAB Columbus Ergostar Exa 4000(B)dengannilai NPV=US$40,399.05 0, IRR=15,67% ~ 15,95%, dan PP= 3 Tahun 9 Bulan 10 Tahun, sedangkan mesin CNC Honey Bee Hypertherm(A) nilai NPV= US$5,488.66 0, IRR= 15,75% ~ 15,25%, dan PP= 4 Tahun 5 Tahun.Dari kedua alternatif  yang diuji dengan metode NPV,IRR,dan PP ternyata semua layak, sehingga keduanya dapat dilakukan uji incremental IRR. Maka, dari perhitungan incremental IRR(B-A) didapatkan nilai IRR = 15,02% ~ 15,12%, dan DIRR(B-A) MARR, maka alternatif B(challenger) atau mesin CNC ESAB Columbus Ergostar Exa 4000  yang harus dipilih karena, lebih baik dari alternatif A(defender) atau mesin CNC Honey Bee Hypertherm. Dengan membandingkan nilai investasi dari masing-masing mesin CNC. Maka, hendaknya perusahaan memilih mesin CNC ESAB Columbus Ergostar Exa 4000 dalam investasinya.Karena, mesin ini lebih memberikan manfaat ekonomis dan perusahaan akan mendapatkan manfaat atau keuntungan yang lebih besar daripada mesin CNC Honey Bee Hypertherm. Kata kunci: Investasi mesin CNC, NPV(Net Present Value), IRR(Internal Rate of Return), PP(Payback Period),Incremental IRR.