Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik ITS

Pra Desain Pabrik Bioetanol Dari Nira Batang Sorghum Fredi Susanto; Kurniawan Candra Eka Prasetya Mamuji Putra; Arief Widjaja
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.462 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i2.10333

Abstract

Etanol merupakan salah satu bahan kimia yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia misalnya digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol. Akan tetapi etanol yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar harus mempunyai grade sebesar 99,5-100% volume, grade tersebut mutlak karena jika berkadar di bawah 90%, mesin tidak dapat menyala karena kandungan airnya terlampau tinggi. Bioetanol dengan kadar kemurnian 95% masih layak dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor. Hanya saja, dengan kadar kemurnian itu perlu penambahan zat antikorosif pada tangki bahan bakar agar tidak menimbulkan karat. Salah satu bahan baku yang dimanfaatkan untuk produksi bioetanol adalah sorghum karena memiliki kadar glukosa yang cukup tinggi. Bioetanol dapat diperoleh dengan proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme. Pra desain pabrik bioetanol dari batang sorghum ini menggunakan proses fermentasi. Batang sorghum digiling dalam roll mill dan ditambahkan air sehingga menghasilkan nira. Adapun mikroorganisme yang digunakan adalah Saccharomyces cereviceae. Bakteri ini mampu mengurai gula tanpa kehadiran oksigen dan menghasilkan etanol dan karbondioksida. Konsumsi premium pada 2017 diperkirakan sebesar 63.052.915 kL/tahun. Proses pembuatan bioetanol ini berlangsung secara kontinyu, 24 jam/hari dan 330 hari/tahun dengan perencanaan sebagai berikut, Kapasitas produksi : 355.916,41 kL/tahun, Bahan baku : 5.000.000 ton/tahun. Pabrik bioetanol ini akan didirikan di Sukoharjo pada tahun 2017. Berdasarkan analisa ekonomi yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Internal Rate of Return : 36 %  per tahun, Pay Out Time : 4.09  tahun, dan BEP : 25.13 %.
Pra Desain Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dengan Hidrogenasi Katalitik Hellen Kartika Dewi; Debra Arlin Puspasari; Arief Widjaja
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.799 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i1.5554

Abstract

Sorbitol yang dikenal juga sebagai glusitol, adalah suatu gula alkohol yang dimetabolisme lambat di dalam tubuh. Sorbitol banyak digunakan sebagai bahan baku untuk industri barang konsumsi dan makanan seperti pasta gigi, permen, kosmetika, farmasi, vitamin C, termasuk industri tekstil dan kulit. Pembuatan sorbitol dari bahan baku tepung tapioka. Pabrik sorbitol ini direncanakan akan didirikan di Propinsi Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Batang dengan kapasitas produksi 30.000 ton/tahun. Proses produksi Sorbitol menggunakan proses hidrogenasi katalitik. Pembuatan sorbitol dari bahan baku pati melalui dua tahap proses utama yaitu proses perubahan starch menjadi glukosa melalui hidrolisa double enzym. Enzim yang digunakan yaitu α-amylase dan glukoamylase. Proses hidrogenasi katalitik dilakukan dengan mereaksikan larutan dekstrose dan gas hidrogen bertekanan tinggi dengan menambahkan katalis nikel dalam reaktor (Reaktor Hidrogenasi). Gas hidrogen masuk dari bawah reaktor secara bubbling dan larutan dekstrose diumpankan dari atas reaktor sehingga kontak yang terjadi semakin baik. Sorbitol yang di hasilkan dalam pradesain pabrik sorbitol ini dengan konsentrasi 58,2%. Pendirian pabrik sorbitol memerlukan biaya investasi modal tetap (fixed capital) sebesar Rp 168.801.192.952, modal kerja (working capital)  Rp 29.788.445.815, investasi total Rp 198.589.638.767, Biaya produksi per tahun Rp 368.832.813.809 dan  hasil penjualan per tahun Rp 540.000.078.750. Dari analisa ekonomi didapatkan BEP sebesar 26,32%. ROI sesudah pajak 48,5 %, POT sesudah pajak 2,14 tahun. Dari segi teknis dan ekonomis, pabrik ini layak untuk didirikan.
Surfaktan Sodium Ligno Sulfonat (SLS) dari Debu Sabut Kelapa Mukti Mulyawan; Eny Setyowati; Arief Widjaja
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8359

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan beragam hasil pertanian yang melimpah. Salah satu hasil pertanian yang menonjol di Indonesia adalah kelapa. Produksi buah kelapa di Indonesia rata-rata sebanyak 15,5 miliar butir/tahun atau setara dengan 3,02 juta ton kopra, 3,75 juta ton air, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut (coir fiber) dan 3,3 juta ton debu sabut (coir dust/ cocopeat. Komposisi sabut kelapa terdiri dari 25% gabus dan 75% serat . Tetapi, debu sabut kelapa masih dikembangkan sebatas sebagai media tanam. sisanya akan menjadi limbah dengan kontribusi sangat besar dari pengisi pada volume total sampah domestiK. Banyaknya komoditas kelapa dan potensi limbah sabut yang dihasilkan, membuat pemanfaatan Debu Sabut menjadi bahan yang bernilai ekonomis patut untuk dilakukan. Salah satunya adalah sebagai bahan pembuatan Surfakatan Sodium Ligno Sulfonat (SLS) yang selama ini komoditasnya diperoleh seluruhnya dari impor. Adapun tahapan proses pembuatan SLS dari Debu Sabut kelapa adalah mempersiapan Bahan Baku berupa Debu Sabut Kelapa. Dilanjutkan dengan pemasakan/pulping menggunakan metode organosolv dengan alat pemasak digester (R-120). Dari lindi hitam yang dihasilkan, akan diproses dengan Isolasi Lignin dengan metode presipitasi asam. Lindi hitam yang telah didapat diendapkan dengan menambahkan secara perlahan H2SO4dengan konsentrasi 20% sampai pH 2 pada tangki isolasi pertama (M-211).Proses isolasi dengan metode pengasaman banyak digunakan untuk mendapatkan lignin dengan kemurnian tinggi. Untuk Menghasilkan SLS, Lignin Isolat perlu direaksikan dengan bahan penyulfonasi natrium bisulfit (NaHSO3), sehingga menghasilkan natrium lignosulfonat (SLS) pada reaktor sulfonasi (R-310). Berlokasi di Provinsi Riau, Pabrik ini akan dibangun dengan kapasistas 20.150 ton/tahun. Dari analisa ekonomi, diperlukan Modal tetap (FCI) sebesar Rp 316.323.349.677; Modal kerja (WCI) sebesar Rp 74.429.023.453; Investasi total (TCI) sebesar Rp 390,752,373,130 ; Biaya Produksi pertahun (TPC) sebesar Rp 1.772.425.308.777. Nilai Internal Rate of Return sebesar 53%, dimana Pay out Time akan dibayarkan selama 5 tahun. Hasil Break Event Point diperoleh 55 %.
Pra Desain Pabrik Hexamethylene Tetramine dari Formaldehid dan Ammonia Menggunakan Proses Meissner dengan Kapasitas Produksi 7000 Ton Nurul Maziyah; Laila Nur Rahmah; Arief Widjaja
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.697 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16706

Abstract

Hexamethylene Tetramine (HMTA) atau yang lebih dikenal dengan hexamine memiliki penggunaan yang luas di bidang industri kimia yaitu sebagai akselerator pada industri karet, campuran TNT pada industri bahan peledak, shrink-proofing agent untuk memperindah warna pada industri tekstil, bahan pelapis butiran pupuk urea, inhibitor korosi, curing agent pada industri resin, bahan baku antiseptik, serta industri serat selulosa. Selain itu, dalam jumlah rendah, hexamine juga digunakan pada sintesis glycine maupun sebagai stabilizer pada polyvinyl acetate dan pelarut pada ekstraksi fenol. Indonesia sendiri hanya memiliki dua industri untuk memproduksi hexamine dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehingga Indonesia masih harus impor. Padahal kebutuhan hexamine terus meningkat dari tahun ketahun. Menurut BPS (2004 - 2011), impor hexamine Indonesia pada tahun 2011 mencapai 13.227.201 kg. Melihat banyaknya kegunaan hexamine dalam berbagai bidang dan perkembangan industri di Indonesia yang memanfaatkan produk ini sebagai bahan baku, maka pendirian pabrik ini sangat dibutuhkan. Pabrik Hexamethylene Tetramine direncanakan berdiri pada tahun 2019 yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan dengan kapasitas produksi sebesar 7000 ton/tahun. Proses yang digunakan pada perencanaan Pabrik Hexamethylene Tetramine ini adalah menggunakan proses Meissner. Proses pembuatan hexamine dengan proses ini dapat dibagi dalam beberapa tahap, antara lain tahap persiapan bahan baku yakni ammonia dan formaldehid, tahap pembentukan hexamine di dalam reaktor yang selanjutnya diproses lebih lanjut untuk memisahkan kristal hexamine yang telah terbentuk, dan tahap pemurnian dan penyimpanan produk. Pabrik Hexamethylene Tetramine ini direncanakan beroperasi secara kontinyu selama 24 jam dengan waktu produksi 330 hari/tahun. Berdasarkan analisa ekonomi yang telah dilakukan diperoleh internal rate of return sebesar 19,05 %  dengan pay out time selama 4,9 tahun  dan break even point sebesar 40%. Ditinjau dari uraian di atas, maka secara teknis dan ekonomis, pabrik Hexamethylene Tetramine dari ammonia dan formaldehid layak untuk didirikan. Kata Kunci—Hexamethylene Tetramine, ammonia, formaldehid, Meissner
Reducing Sugar Production in Subcritical Water and Enzymatic Hydrolysis Using Plackett-Burman Design and Response Surface Methodology Maktum Muharja; Irfan Albana; Jayyid Zuhdan; Agra Bachtiar; Arief Widjaja
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.108 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.49727

Abstract

Subcritical water is one method of hydrolysis that can convert coconut husk to produce reducing sugars. However, this method has the disadvantage of producing derivative products such as furfural and phenolic compounds that act as inhibitors. One effective method is the addition of additives to the subcritical water process. The purpose of this study was to determine the effect of adding additives to subcritical water processes and optimizing the operating conditions on the production of reducing sugars. The analysis of reducing sugar was conducted by the dinitrosalicylic acid (DNS) method. Variables used in this study were time, temperature, pressure, water volume, pH, and several types of additives. Plackett-Burman was used for screening significant factors for the production of reducing sugars. The three most affecting factors were further investigated to find out the optimum point using Response Surface Methodology (RSM). The optimum point for subcritical water pretreatment operating conditions was the addition of sodium dodecyl sulfate (SDS) of 0.24 grams, reaction time for 80 minutes, and pH 11 yielding a reducing sugar yield of 22.7%, energy use of 291.3 kJ/g with desirability of 85%. Furfural content of all liquids after pretreatment can be neglected (<2 ppm) because of the effect of surfactant.
Co-Authors Achmad Zubaydi Adi Soeprijanto Adrian Nur Adrian Nur Afan Hamzah, Afan Agra Bachtiar Ahmad Zubaydi Akbarningrum Fatmawati Akhmad Basuki Widodo Aparamarta, Hakun Wirawasista Aparamarta, Hakun Wirawista Ari Anggoro Bagiyo Suwasono Bagiyo Suwasono Bagiyo Suwasono Bagiyo Suwasono, Bagiyo Baiq Firyal Salsabilla Safitri Debra Arlin Puspasari Debra Arlin Puspasari Denistira Fazlur Rahman Desi Liah Martasari Desy Nurwijayanti Dwina Moentamaria Eny Setyowati F Ferry Firmansyah, Arfian Alwi Fredi Susanto Hanny F. Sangian Hellen Kartika Dewi Hellen Kartika Dewi Heru Setyawan I Nyoman Budiantara I. Wuled Lenggoro Ilham Alamsah Ilham Alamsyah Irfan Albana Irma Nurhanifah Fenda Putri Jayyid Zuhdan Junaidi Kristian Junaidy Kristian Junaidy Kristian Kamila Adila Muslim Karima, Nur Kurniawan Candra Eka Prasetya Mamuji Putra Laila Nur Rahmah Laila Nur Rahmah Lidya Lorenta Sitompul M Musmariadi M. Rasyid, Daniel M. Zaed Yuliadi Ma'ruf, Buana Marcus Tukan Muhammad Nurul Hakim Muharja, Maktum Mukti Mulyawan Nadiem Anwar Nur Fadhilah Nur Karima Nurul Maziyah Nurul Maziyah Panunggal, Eko Patdono Suwignjo Rachma, Fanina Aulia Ratna Purwaningsih Ratna Purwaningsih Ratna Purwaningsih Rizki Fitria Darmayanti Samsudin Affandi Setiyo Gunawan Silvya Yusnica Agnesty Silvya Yusnica Agnesty Silvya Yusnica Agnesty Silvya Yusnica Agnesty Siska Nuri Fadilah Siska Nuri Fadilah Soedarmodjo, Thea Prastiwi Soegiono, Soegiono Sri Gunani Partiwi Sri Gunani Partiwi Sukma Rahma Sukma Rahma Sukmawati Rahma Tantular Nurtono Thea Prastiwi Soedarmodjo Tri Achmadi Tri Widjaja Winardi, Sugeng Yakub Hendrikson Manurung Yakub Hendrikson Manurung Zaed Yuliadi Zaed Yuliadi, Zaed