Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Nilai-nilai Kepemimpinan Pada Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959) Wulandari, Taat
NUANSA Vol 1 No 1 (2012): Edisi Maret - Agustus 2012
Publisher : STKIP Al-Amin Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.432 KB)

Abstract

Meningkatnya jumlah kemiskinan, kebijakan pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan diluar kesejahteraan rakyatnya, merupakan bentuk kegagalan demokrasi modern, contoh riil yang dihadapi yaitu meningkatnya harga pangan, meningkatnya harga minyak, merupakan bukti kegagalan produk tidak adanya kepemimpinan di negeri ini. Sehingga puncak dari tidak adanya /krisis kepemimpinan dan keteladanan maka bergeraklah gelombang reformasi 1998. Dan sukses dengan tumbangnya rezim tiga dasawarsa yang telah berkuasa selama rentang waktu tersebut. Di antara begitu banyak pekerjaan yang sekarang sangat menonjol di Indonesia sejak bulan Mei 1998, ialah reformasi politik, reformasi kelembagaan negara, pembentukkan kembali ekonomi yang sehat, dan ada tugas lain yang penting dan bisa menolong proses reformasi itu, tetapi belum begitu menarik perhatian. Yang dimaksudkan adalah upaya mempelajari dan menggali sejarah Indonesia pada masa demokrasi parlementeri, karena di situ orang bisa mencari kesulitan sekarang. Selain itu mungkin ada pelajaran yang dapat melapangkan sedikit jalan keluar dari keadaan yang penuh kesengsaraan, ketidakpastian, dan kejengkelan zaman sekarang. Pelajaran tersebut dapat kita pelajari dan ambil dari sejarah Indonesia pada masa demokrasi parlementer. Penelitian ini mengajak kita menggali inspirasi dari zaman demokrasi parlementer tahun lima puluhan.
Perbedaan metode debat dan ceramah terhadap penguasaan konsep IPS ditinjau dari berpikir kritis siswa Rivai, Immawati Nur Aisyah; Wulandari, Taat
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Vol 5, No 1 (2018): March
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.535 KB) | DOI: 10.21831/hsjpi.v5i1.11181

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan: (1) penguasaan konsep IPS yang dihasilkan oleh metode debat dan metode ceramah; (2) penguasaan konsep pada kemampuan berpikir kritis tinggi antara metode debat dan metode ceramah; (3) penguasaan konsep pada kemampuan berpikir kritis rendah antara metode debat dan metode ceramah; dan (4) interaksi pengaruh metode pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap penguasaan konsep IPS. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling dan terpilih kelas VIII 1 dan VIII 2. Validitas instrumen tes penguasaan konsep diukur dengan expert judgement dan reliabilitasnya diukur dengan metode iteman. Validitas angket diukur dengan analisis faktor dan reliabilitasnya diukur dengan Cronbach 's Alpha. Normalitas data diuji dengan Kolmogorov-Smirnov. Homogenitas data diukur dengan Levene test. Uji hipotesis penelitian menggunakan teknik Analisis Varian 2x2 pada signifikansi 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan konsep yang dihasilkan oleh metode debat  dan ceramah dalam pembelajaran IPS; (2) terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan konsep IPS pada kemampuan berpikir kritis tinggi antara metode debat dan ceramah; (3) terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan konsep IPS pada kemampuan berpikir kritis rendah antara metode debat dan ceramah; dan (4) terdapat interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan berpikir kritis siswa terhadap penguasaan konsep IPS.Kata kunci: Metode Debat, metode ceramah, berpikir kritis, penguasaan Konsep IPS THE DIFFERENCE DEBATE AND LECTURE METHODS IN THE MATERY OF CONCEPT OF SOCIAL STUDIES AND CRITICAL THINKING OF THE STUDENTAbstractThis research aims to determine significant differences: (1) mastery of the concepts social studies produced by debate method and a lecture method; (2) mastery of the concept of critical thinking skills high on the methods of debate and a lecture; (3) mastery of concepts at lower critical thinking skills among the methods of debate and a lecture; and (4) the interaction effect of teaching methods and critical thinking skills to mastery of concepts social studies. This research was quasi experiment using the 2x2 factorial design. This study population is all students of SMP Negeri 23 Makassar. Sampling using purposive random sampling and elected VIII grade 1 and VIII 2 that use the lecture method. The validity of the assessment instruments mastery of concepts  measured by expert judgment and reliabiJity was measured by using the iteman  method. The validity of the questionnaire was measured by Cronbach's  Alpha. The data normality was tested by Kolmogorov-Smimov. The data homogeneity was tested by Levene test. The hypothesis testing using was perprmed using the analysis of variance 2x2 at significantly 0.05. The results showed that: (1) there is a significant difference mastery of concepts generated by the methods of debate and lectures .in teaching social studies; (2) there are significant differences in the social studies concept mastery higher critical thinking skills among  the methods of debate and lectures; (3) there are significant differences in the  social studies concept mastery poor critical thinking skills among the methods of debate and  lectures; and (4) there is a  significant interaction between method of learning and critical thinking of students towards mastery of concepts social studies.Keywords:debate method, lecture method, critical thinking, concepts mastery social
MODEL PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI ‘SEKOLAH PEMBAURAN’ MEDAN Saliman, Saliman; Wulandari, Taat; Mukminan, Mukminan
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN OKTOBER 2014, TH. XXXIII, NO. 3
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v3i3.2383

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pendidikan multikultural di Sekolah Pembauran Medan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Pembauran Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedang kredibilitas data diperoleh lewat triangulasi metode. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan menggunakan bantuan pedoman observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis interaktif versi Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan di Sekolah Pembauran Medan merupakan nama yang digunakan untuk menyebut sekolah di bawah Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda menggunakan Whole School Approach yang meliputi visi dan kebijakan sekolah, kepemimpinan dan manajemen, kapasitas dan kultur, aktivitas peserta didik, kolaborasi dengan masyarakat luas, serta kurikulum dan pengajaran. Kata Kunci: Sekolah Pembauran, pendidikan multikultural, whole school approach AMULTICULTURAL EDUCATION MODEL IN SEKOLAH PEMBAURAN MEDAN Abstract: This study was aimed to describe a model of the multicultural education implemented in Sekolah Pembauran Medan, North Sumatra. This study employed the qualitative approach using the case study approach. The study was conducted in Sekolah Pembauran Medan. The data collection techniques consisted of observations, interviews and documentation. The main research instrument was the researchers themselves supported by observation sheets and interview guidelines. The data analysis was performed using the interactive analysis developed by Miles and Huberman. The research findings showed that Sekolah Pembauran Medan is the name used to refer to the school under the Education Foundation of Sultan Iskandar Muda using the Whole School Approach which includes: the vision and policies of the school; leadership and management; capacity and culture; activities of learners; collaboration with wider communities; and curriculum and instruction. Keywords: Sekolah Pembauran, multicultural education, Whole School Approach
Understanding Indonesian history, interest in learning history and national insight with nationalism attitude Johan Setiawan; Aman Aman; Taat Wulandari
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol 9, No 2: June 2020
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.066 KB) | DOI: 10.11591/ijere.v9i2.20474

Abstract

The purpose of this study was to investigate the relationship of understanding Indonesian history, interest in learning history and national insight with the nationalism attitude among State Senior High School students in Ngaglik subdistrict, Yogyakarta. The data collection used tests and questionnaires distributed to 126 students who were the respondents, the data were analyzed quantitavely using SPSS version 21. The validity test of the instrument employed biserial point correlation and reliability test using the Kuder–Richardson Formula 20 (KR 20) formula. Analysis prerequisite tests include normality test, linearity test, and multicollinearity test. The hypotheses were tested using Pearson’s product moment correlation and multiple correlation The results of the data analysis shows: (a) there is a positive and significant relationship between understanding Indonesian history with nationalism attitude; (b) there is a positive and significant relationship between interest in learning history and nationalism attitude; (c) there is a positive and significant relationship between national insight and nationalism; and (d) there is a simultaneously positive and significant relationship between understanding of Indonesian history, interest in learning history, and national insight with nationalism attitude.
CHARACTER EDUCATION IN FAMILY THROUGH PARENTING PATTERN Taat Wulandari; Agustina Tri Wijayanti; Saliman Saliman
Jurnal Kependidikan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.271 KB) | DOI: 10.21831/jk.v3i1.22392

Abstract

This study was aimed at revealing the role and the capital of parenting towards children in an effort to shape the character of tolerance and caring for the environment. The study used qualitative naturalistic research methods. The techniques of collecting data used were observation, interviews, and documentation. The data then analyzed using interactive analysis proposed by Miles and Huberman. The results show that the role of parents in shaping the character of tolerance and caring for the environment through parents as motivators, as supervisors, as physical and spiritual protectors, as mentors, educating and as role models or role models to choose and shape children. The formation of the character of tolerance and caring for the children is given through debriefing skills to respect friends, stimulation activities, and positive habituation application. The pattern of positive habituation of parents is in the form of familiarizing children to do good activities. Parents provide firmness to the child's character of tolerance and caring for the environment. The model of parenting is applied as authoritarian parenting, democratic and situational.PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA MELALUI POLA ASUH ORANG TUAPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peran dan modal pola asuh orang tua terhadap anak dalam upaya membentuk karakter toleransi dan peduli lingkungan. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif naturalistik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua dalam membentuk karakter toleransi dan peduli lingkungan dapat melalui orang tua sebagai motivator, sebagai pengawas, sebagai pelindung jasmani dan rohani, sebagai pembimbing, mendidik dan sebagai panutan atau role model untuk memilihara dan membentuk anak. Pembentukan karakter toleransi dan peduli lingkungan pada anak diberikan melalui pemberin bekal keterampilan untuk saling menghargai dengan sesama teman, orang tua membentuk kegiatan yang merangsang karakter toleransi dan peduli lingkungan, orang tua menerapkan pembiasaan yang positif. Pola pembiasaan positif orang tua dilakukan dengan membiasakan anak melakukan kegiatan yang baik. Orang tua memberikan ketegasan terhadap anak karakter toleransi dan peduli lingkungan. Model pola asuh orang tua yang diterapkan seperti pola asuh otoriter; demokratis dan situasional.
PEMBELAJARAN IPS SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NASIONALISME Taat Wulandari
ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 8, No 1 (2010): ISTORIA Edisi September 2010, Vol. 8, No.1
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.942 KB) | DOI: 10.21831/istoria.v8i1.3718

Abstract

Berbicara tentang nasionalisme tidak akan pernah ketinggalan zaman. Nasionalisme bukanlah suatu rasa dalam diri seseorang yang melekat sejak lahir, tetapi perwujudan dari respons manusia terhadap masalah-masalah yang dihadapinya. Di era globalisasi ini nasionalisme bangsa Indonesia sepertinya sedang mengalami pernurunan. Indikatornya dapat dilihat dengan semakin banyaknya aksi-aksi yang menunjukkan euforia kelompok, keagamaan, maupun yang sifanya kedaerahan. Lembaga pendidikan seperti sekolah adalah salah satu wahana yang dapat mengemban penanaman dan pelestarian nasionalisme. Mata pelajaran -mata pelajaran yang ada merupakan media yang tepat untuk menanamkan rasa nasionalisme pada generasi muda Indonesia. IPS sebagai satu mata pelajaran di sekolah, sangat relevan sebagai alat menumbuhkan nasionalisme, mengingat tujuan IPS adalah membentuk siswa menjadi warga negara yang baik. Melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang beragam dalam IPS, guru dapat menanamkan nasionalisme pada diri siswa. Kata Kunci: nasionalisme, pembelajaran IPS
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MULTIKULTURAL DI SMK NEGERI 2 MATARAM Nurlaili Handayani; Taat Wulandari
ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 13, No 2 (2017): ISTORIA Edisi September 2017, Vol. 13, No.2
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.302 KB) | DOI: 10.21831/istoria.v13i2.17650

Abstract

AbstractThis study aimed to investigate: the implementation of multiculturalism-based character education, and the facilitating and inhibiting factors in the implementation of multiculturalism-based character education at SMK Negeri 2 Mataram. The study used the qualitative method with the naturalistic approach. They were selected by means of the purposive and snowball sampling techniques. The data were collected by, namely interviews, observations, and documentation. The data trustworthiness was enhanced by the triangulation technique. The data were analyzed by of data reduction, data display, and conclusion drawing. The results of the study are as follows. 1) The multiculturalism-based character education was implemented through the following programs: a) the school management commitment; b) the disciplined attitude building through regulations; c) the integration of intra-curricular programs; d) the integration of extracurricular programs; e) the school culture and f) network programs. School developed values such as religiosity, autonomy, care of the environment, achievement, tolerance, democracy, nationalism, competitiveness, and love of peace. 2) The facilitating factors included among others: a) good commitment and cooperation among the school principal, teachers, students, and parents’ involvement in various aspects of school activities; and b) the government and private support within the network. The inhibiting factors included among others: a) the habits and cultural environments of students’ origins which were varied; b) the social environment; c) the peer environment and electronic media; e) incomplete infrastructure facilities; and f) evaluation of program character education that had not been optimal, so that it affected the process of character inculcation.Keywords: character education, multiculturalism, multiculturalism in SMK
PENGGUNAAN METODE CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII E SMP NEGERI 1 MAJALENGKA Erma Nur Hanifah; Taat Wulandari
JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia) Vol 5, No 1 (2018): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.313 KB) | DOI: 10.21831/jipsindo.v5i1.20184

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) upaya meningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan metode card sort; dan (2) peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelasVIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan metode card sort. Jenis penelitian ini yakni penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan, perlakuan dan pengamatan, serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi siswa, angket siswa, dan wawancara siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Upaya meningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka dengan menggunakan metode card sort dilakukan melalui beberapa upaya, seperti lebih menegaskan kepada siswa untuk mencari dan menggunakan informasi dari berbagai sumber, mengemukakan pendapat pada kegiatan presentasi, tidak hanya sekedar membaca saat presentasi dan siswa mengemukakan pendapat saat evaluasi pembelajaran. (2) Berdasarkan hasil triangulasi data diperoleh keaktifan siswa dapat dilihat dari rata-rata presentase seluruh indikator keaktifan siswa pada siklus I sebesar 65.67% menjadi 77.13% pada siklus II. Peningkatan telah memenuhi kriteria keberhasilan sebesar =75%, sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
Gaya belajar, berpikir kritis dan hasil belajar IPS Riko Septiantoko; Siti Irene Astuti Dwiningrum; Rukiyati Rukiyati; Taat Wulandari
JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia) Vol 9, No 1 (2022): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jipsindo.v9i1.47356

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi model belajar siswa untuk menambah critical thinking dan hasil belajar IPS. Metode penelitian menggunakan penelitian kajian pustaka yang menganalisis teori gaya belajar, berpikir kritis, dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran mampu mengoptimalkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Pendidik harus mengoptimalkan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai untuk mengingkatkan kemampuan berpikir kritis dan mendapatkan hasil belajar yang optimal. Model pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dapat mendorong siswa dalam berpikir kritis seperti model problem based learning, project based learning, inquiry.The learning style, critical thingking and social sciences learning outcomesThe purpose of the study was to identify student learning models to increase critical thinking and social studies learning outcomes. The research method uses literature review research which analyzes the theory of learning styles, critical thinking, and student learning outcomes. The results showed that the learning model was able to optimize critical thinking and student learning outcomes. Educators must optimize in choosing appropriate learning models to improve critical thinking skills and obtain optimal learning outcomes. Learning models using a scientific approach can encourage students to think critically such as problem-based learning, project-based learning, and inquiry.
MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DI PAUD AMONG SIWI, PANGGUNGHARJO, SEWON, BANTUL Sudrajat Sudrajat; Taat Wulandari; Agustina Tri Wijayanti
JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia) Vol 2, No 1 (2015): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.882 KB) | DOI: 10.21831/jipsindo.v0i0.4524

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai dan karakter melalui permainan tradisional di PAUD Among Siwi, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa PAUD Among Siwi dan pendidik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses pembelajaran di Among Siwi ditekankan pada pengembangan karakter dan budaya. Penanaman karakter melalui permainan tradisional dapat dilihat melalui permainan seperti sluku-sluku bathok, ancak-ancak alis, dempo ewaewo, baris rampak, dsb. Dalam permainan, tarian dan nyanyian aspek yang terkandung seperti Wiroso (perasaan), Wiromo (irama), Wirogo (psikomotorik/ketrampilan), sehingga nilai-nilai karakter yang tertanam dalam diri anak seperti kerjasama, kebersamaan, kreatifitas, tanggung jawab, demokrasi, percaya diri, komitmen, dapat berkembang dengan baik sejak usia dini. Teknik analisis data digunakan analisis model interaktif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses pembelajaran di Among  Siwi  ditekankan pada pengembangan karakter dan budaya. Penanaman karakter melalui permainan tradisional dapat dilihat melalui permainan seperti sluku-sluku bathok, ancak-ancak alis, dempo ewaewo, baris rampak, dsb. Dalam permainan, tarian dan nyanyian aspek yang terkandung seperti Wiroso (perasaan), Wiromo (irama), Wirogo (psikomotorik/ketrampilan), sehingga nilai-nilai karakter yang tertanam dalam diri anak seperti kerjasama, kebersamaan, kreatifitas, tanggung jawab, demokrasi, percaya diri, komitmen, dapat berkembang dengan baik sejak usia dini. permainan seperti sluku-sluku bathok, ancak-ancak alis, dempo ewaewo, baris rampak, dsb. Dalam permainan, tarian dan nyanyian aspek yang terkandung seperti Wiroso (perasaan), Wiromo (irama), Wirogo (psikomotorik/ketrampilan), sehingga nilai-nilai karakter yang tertanam dalam diri anak seperti kerjasama, kebersamaan, kreatifitas,  tanggung jawab, demokrasi, percaya diri, komitmen, dapat berkembang dengan baik sejak usia dini.