Claim Missing Document
Check
Articles

Pemilihan Bahan Pengisi untuk Formulasi Tablet Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl) Yandi Syukri; Joko Tri Wibowo; Ade Herlin
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 5, No 1 (2018): J Sains Farm Klin 5(1), April 2018
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.148 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.5.1.66-71.2018

Abstract

Buah mahkota dewa merupakan tanaman yang digunakan sebagai alternatif untuk mencegah kanker. Pengembangan produk mahkota dewa menjadi bentuk sediaan tablet akan lebih menjamin khasiat dan efek yang diinginkan, dan pengaturan dosis yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memilih bahan pengisi yang tepat untuk formulasi tablet ekstrak buah mahkota dewa sehingga memenuhi persyaratan kontrol kualitas sebagai sediaan tablet. Ekstraksi yang digunakan untuk mendapatkan flavonoid sebagai anti kanker yaitu dengan perkolasi. Tablet dibuat dengan teknik granulasi basah, kemudian dilakukan uji sifat fisik tablet yaitu keragaman bobot, keseragaman ukuran, kerapuhan, kekerasan, waktu hancur dan uji kandungan  flavonoid pada tablet. Hasil sifat fisik ketiga formula menghasilkan kekerasan untuk tablet dengan pengisi laktosa; amilum; dan kalsium fosfat adalah 6,00 ± 0,52; 4,76 ± 0,35; dan 5,93 ± 0,28 kg. Berikut kerapuhan adalah 0,30 ± 0,1; 1,67 ± 0,58;  dan 0,47 ± 0,06 % untuk bahan pengisi laktosa, amilum dan kalsium fosfat. Waktu hancur adalah 4,26  ± 0,29; 5,69 ± 0,28; dan 3,89 ± 0,19 menit untuk bahan pengisi laktosa, amilum dan kalsium fosfat. Disimpulkan, bahwa tablet yang memiliki sifat fisik yang paling baik adalah tablet dengan bahan pengisi kalsium fosfat karena memenuhi semua persyaratan Farmakope dan waktu hancur paling cepat.
Formulasi Sediaan Nano Herbal Tempuyung (Sonchus arvensis L.) dalam Bentuk Self Nano-Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Budy Wijiyanto; Primadara Damayanti; Mira Amaliasari Sitorus; Ratih Dyah Listianingrum; Arifa Caryn Dea; Yandi Syukri
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 3, No 1 (2016): J Sains Farm Klin 3(1), November 2016
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.065 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2016.3.1.99

Abstract

Tempuyung (Sonchus arvensis L.) is a plant native to Indonesia with a diuretic and antioxidant effect. To obtain the optimal therapeutic effect need innovation to make it the nano herbs preparations. This research aims to preparation and characterization of nano herbal tempuyung in the form of Nano Self-emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). The active substance of tempuyung was extracted with ethanol and the solvent evaporated to obtain a viscous extract. Extracts were standardized following the Indonesian Pharmacopeia Herbal. Next, the SNEDDS of tempuyung were made using Capryol-90 as oils, tween 20 as surfactants and PEG 400 as co-surfactant. SNEDDS was characterized include particle size and zeta potential. The viscous extract obtained from extraction was 77.52 g. This result has been eligible if compared with Indonesian Pharmacopoeia Herbal that mentions the acquisition of thick leaf extract tempuyung yield is not less than 7.5%. Tempuyung formulation in dosage forms SNEDDS obtained a clear nanoemulsion with a particle size of 16.2 ± 1.06 nm and zeta potential value of -37.48 ± 0.74 mV. It can be concluded that the tempuyung extract can produce a nano herbs in SNEDDS preparation.
Quantification of Andrographolide Isolated from Andrographis paniculata Nees Obtained from Traditional Market in Yogyakarta Using Validated HPLC Yandi Syukri; Ronny Martien; Endang Lukitaningsih; Agung Endro Nugroho
Indonesian Journal of Chemistry Vol 16, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.901 KB) | DOI: 10.22146/ijc.21163

Abstract

This research was aimed to quantification of andrographolide isolated from A. paniculata Ness found in traditional market in Yogyakarta using validated HPLC to obtain high level content of andrographolide. The extraction of andrographolide from A. paniculata was carried out using ethanol as the solvent. Fractionation and isolation were continued using a non-polar solvent. Next, the extracts were re-crystallized to obtain isolated andrographolide. The identity of the compound was confirmed through an analysis of the melting point, IR spectra, and TLC. The purity of the compound was confirmed by the validated HPLC. The data obtained were then compared using an analytical grade of andrographolide as the standard. The isolated andrographolide confirmed melting point, IR spectra and TLC analysis were similar to the standard andrographolide. The method to determine the content of isolated andrographolide showed an adequate precision, with a relative standard deviation (RSD) smaller than 1%. The accuracy showed good recovery values were obtained for all concentrations used. The HPLC method in this study showed specificity and selectivity with linearity in the working range and good precision and accuracy, making it very suitable for the quantification of andrographolide isolated in A. paniculata. When compared to the standard, the purity of the isolated andrographolide was 95.74 ± 0.29%.
INOVASI PENGOBATAN ANTIKANKER PAYUDARA DARI NANOPARTIKEL EMAS EKSTRAK DAUN TIN (Ficus carica L.) Yandi Syukri; Bambang Hernawan Nugroho; Yoga Febriana; Aldia Dwi Karina Ningrum; Galuh Annaba Maharani
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Vol. 11 No. 1: Agustus 2019
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah melakukan biosintesis karakterisasi nanopartikel emas dari esktrak daun tin yang berkhasiat sebagai antikanker payudara khususnya terhadap sel T47D. Biosintesis dilakukan dengan cara mencampurkan ekstrak daun tin hasil maserasi dengan larutan HAuCl4 menggunakan ultrasonikasi. Terbentuknya nanopartikel emas ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna dari kuning menjadi merah muda pada jam ke-3, panjang gelombang 544,40 nm, ukuran partikel 80,46 ± 0,288 nm dengan nilai indeks polidispersi 0,292 ± 0,013 Ð. Morfologi sediaan menunjukkan bentuk segitiga, heksagonal, dan bulat. Hasil FTIR menunjukkan adanya gugus C=O dan –OH yang menandakan adanya flavonoid. Nanopartikel emas daun tin memiliki IC50 terhadap sel kanker payudara T47D dan sel vero berturut-turut sebesar 81,43 ppm dan 74,09 ppm. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun tin dapat digunakan untuk pembuatan nanopartikel emas dengan sederhana dan ramah lingkungan serta memiliki potensi sebagai antikanker payudara namun tidak selektif terhadap sel vero.
BIOSINTESIS NANOHERBAL EKSTRAK DAUN BAMBU KUNING (BAMBUSA VULGARIS) DENGAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PENGOBATAN INFEKSI SALURAN KEMIH Amelia Arum Prasetya; Prima Aulia Putra; Amalia Humairah; Yandi Syukri
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Vol. 11 No. 1: Agustus 2019
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

NANO SPRAY DARI LIMBAH KULIT KAKAO SEBAGAI AGEN ANTI BAKTERI KLEBSIELLA PNEUMONIA Ratih Lestari; Aditya Sewanggara Amatyawangsa Wicaksana; Kartika Puspitasari; Yandi Syukri
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Vol. 10 No. 1: Agustus 2018
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar (Afiati,2016). Asap rokok mengandung senyawa racun organo klorin yang dapat memicu pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae yaitu salah satu bakteri penyebab bronkitis kronik (Ikawati,2011). Saat ini pengobatan untuk bronkitis kronik telah dilakukan dengan antibiotik, akan tetapi memiliki kekurangan yaitu alergi, iodosinkranasi dan dapat menyebabkan resistensi bakteri. Disisi lain, kulit kakao merupakan limbah utama dari pengolahan biji kakao untuk berbagai produk coklat. Diketahui bahwa terdapat senyawa flavonoid dari kulit buah kakao (Hu dan Li, 2011). Flavonoid merupakan senyawa yang diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae penyebab penyakit bronkitis (Kandou, 2016). Pada penelitian ini kami memanfaatkan limbah kulit kakao sebagai solusi pengobatan bronkitis kronik dengan menggunakan metode nanospray yang berbasis gelasi ionik. Prinsip nano digunakan untuk memperkecil ukuran zat aktif sediaan obat sehingga lebih mudah diabsorpsi kedalam sel target. Metode isolasi flavonoid yang digunakan adalah maserasi serbuk kulit kakao dengan etanol 96% perbandingan 1:10 selama 24 jam. Isolat kemudian di saring dan pelarut pada filtrat diuapkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental kulit kakao yang mengandung flavonoid. Pembuatan nanospray isolat kulit kakao yang mengandung flavonoid menggunakan metode gelasi ionik dengan bahan NaTPP 0,1% b/v dan beberapa variasi konsentrasi kitosan yaitu 0,1%; 0,3%; 0,4% (b/v). Sediaan koloid yang diperoleh dengan ukuran paling kecil adalah menggunakan konsentrasi kitosan 0,1% dengan ukuran partikel 470,7 nm. Diharapkan dengan adanya pembuatan nanospray inhaler dari limbah kulit kakao ini menjadi langkah inovatif yang memberikan tiga keuntungan sekaligus yaitu (i) nilainya yang ekonomis (ii) sebagai solusi alternatif pengobatan penyakit bronkitis kronik yang tepat sasaran dan (iii) mampu mengatasi permasalahan lingkungan akibat limbah kulit kakao
Characterization, formulation and evaluation of glibenclamide with ß-cyclodextrin inclusion complexes tablets Yandi Syukri; Farida Ulfa; Asih Lestari; Lelita Ayu Saputri; Rochmy Istikharah; Aris Perdana Kusuma
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 9, No 3, (2018)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol9.Iss3.art3

Abstract

Background: Glibenclamide is an oral antidiabetic drug which is practically insoluble in water. Formation of ß-cyclodextrin inclusion complex was able to increase glibenclamide solubility. Objective: Aims of this study are to characterize, formulate and evaluate  inclusion complex tablets of glibenclamide to meet the requirements in Pharmacopeia.Methods: Inclusion complex was prepared in a 1: 1 and 1: 2 molar ratio  by spray drying method. Characterization were performed by using Fourier Transform Infrared (FTIR) spectroscopy and Scanning Electron Microscope (SEM). Further, it was formulated into tablets by direct compression technique using primojel and crospovidone as disintegrants.   Uniformity weight, hardness, friability, disintegration, and tablets were evaluated include dissolution. Dissolution studies of inclusion complex were performed by using United States Pharmacopeia (USP) II apparatus.  Drug concentration dissolution was determined with high pressure liquid chromatography (HPLC).Results: Result of FTIR and SEM provided evidence of  glibenclamide and ß-cyclodextrin complex formation after using spray drying methods. The tablet evaluation with primojel and crospovidone as disintegrant showed that increase concentration of disintegrant would increase disintegration time of the tablets. All of the formulas meet the requirements in the Pharmacopoeia.Conclusion: The inclusion complex of glibenclamide–ß cyclodextrin successfully used for enhancing the solubility of glibenclamide. The tablets meet the requirements in Pharmacopeia.
Profil Ketoksikan Akut SNEDDS Propolis Arba Pramundita Ramadani; Yandi Syukri; Sherina Nabila Putri Hakim; Annisa Fitria
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 9, No 2 (2022): J Sains Farm Klin 9(2), Agustus 2022
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.684 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.9.2.105-110.2022

Abstract

Propolis memiliki efek imunostimulan yang tinggi namun tidak larut air dan memiliki bioavailabilitas yang rendah. Formulasi propolis dalam bentuk SNEDDS terbukti mampu meningkatkan aktivitas imunostimulannya, namun juga memberikan potensi ketoksikan dikarenakan kecilnya ukuran partikel nano dan akumulasi nya di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek ketoksikan akut SNEDDS propolis. Dengan metode standar OECD 425, tikus Wistar jantan digunakan sebagai hewan uji. Pengujian diawali dengan uji batas dosis 2000 mg/kgBB dan dilanjutkan uji utama yang diawali dengan dosis 175 mg/kgBB serta mengikuti faktor 1,3 untuk kenaikan maupun penurunan dosisnya. Pengamatan gejala klinis ketoksikan secara intensif dilakukan 4 jam pertama setelah pemejanan dan dilanjutkan secara periodik mulai 24 jam hingga 14 hari dengan pengukuran berat badan tiap minggunya. Pada akhir penelitian, tikus dikorbankan dan diisolasi hepar maupun ginjalnya untuk pembuatan preparat histopatologis. Hasil uji menunjukkan tidak adanya gejala ketoksikan, berat badan hewan uji meningkat dan nilai LD50 > 2000 mg/kgBB. Pengamatan histopatologis juga tidak menemukan adanya abnormalitas di hepar maupun ginjal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SNEDDS propolis tidak menimbulkan efek koetoksikan akut pada tikus jantan secara per oralPropolis memiliki efek imunostimulan yang tinggi namun tidak larut air dan memiliki bioavailabilitas yang rendah. Formulasi propolis dalam bentuk SNEDDS terbukti mampu meningkatkan aktivitas imunostimulannya, namun juga memberikan potensi ketoksikan dikarenakan kecilnya ukuran partikel nano dan akumulasi nya di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek ketoksikan akut SNEDDS propolis. Dengan metode standar OECD 425, tikus Wistar jantan digunakan sebagai hewan uji. Pengujian diawali dengan uji batas dosis 2000 mg/kgBB dan dilanjutkan uji utama yang diawali dengan dosis 175 mg/kgBB serta mengikuti faktor 1,3 untuk kenaikan maupun penurunan dosisnya. Pengamatan gejala klinis ketoksikan secara intensif dilakukan 4 jam pertama setelah pemejanan dan dilanjutkan secara periodik mulai 24 jam hingga 14 hari dengan pengukuran berat badan tiap minggunya. Pada akhir penelitian, tikus dikorbankan dan diisolasi hepar maupun ginjalnya untuk pembuatan preparat histopatologis. Hasil uji menunjukkan tidak adanya gejala ketoksikan, berat badan hewan uji meningkat dan nilai LD50 > 2000 mg/kgBB. Pengamatan histopatologis juga tidak menemukan adanya abnormalitas di hepar maupun ginjal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SNEDDS propolis tidak menimbulkan efek koetoksikan akut pada tikus jantan secara per oral
Comparison Study of Ionic Gelation and SNEDDs Method in the Preparation of Cocoa Peel Extract Nanoparticles as Antibacterial Against Klebsiella pneumonia Ratih Lestari; Tatang Shabur Julianto; Yandi Syukri; Aditya Sewanggara Amatyawangsa Wicaksana; Iqmal Tahir
JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia) Vol 7, No 3 (2022): JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia)
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkpk.v7i3.65133

Abstract

Cocoa peel is the primary waste from chocolate production. It contains flavonoids that can inhibit the growth of Klebsiella pneumonia which causes chronic bronchitis. This study aims to obtain cocoa peel extract nanoparticles for antibacterial caused by K. pneumonia. The isolation of flavonoids was done using the maceration method in 96% ethanol. Phytochemical and Thin Layer Chromatography (TLC) analyses have been used to identify the active compounds contained in the extract. Flavonoid levels have been investigated using UV-Visible spectrophotometry. The preparation of nanoparticles from cocoa peel used ionic gelation and Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). The nanoparticle obtained has been analyzed for particle size and polydisperse index. In vitro test was carried out to determine the antibacterial activity of K. pneumonia. Identification of active compounds using a UV-Visible spectrophotometer showed that cocoa peel extract contained flavonoids of 6.33%. Nanoparticle preparations using the SNEDDS method were more optimal than the ionic gelation method, with particle sizes 135.2 nm (4%), 156.1 nm (12%), and 235.3 (20%). Based on the in vitro test, nanoparticles from cocoa peel extract were able to inhibit the growth of K. pneumonia.
Aktivitas pegagan (Centella asiatica) pada dermatologi Larysa Fernenda; Arba Pramundita Ramadhani; Yandi Syukri
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 9, No 3 (2022): J Sains Farm Klin 9(3), Desember 2022
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.9.3.237-244.2022

Abstract

Pegagan (Centella asiatica L.) is a herbal plant used in dermatology that has activity in treating skin diseases and skin lesions such as excoriations, burns, hypertrophic scars, antioxidants, anti-aging, skin whitening, and as a cosmetic ingredient. This review aims to collect data regarding the activity of Centella asiatica herb extracts in dermatology in both preclinical and clinical trial identification is done by searching literature through media Science Direct and Google Scholar using the keywords ''Centella asiatica'', ''Gotu kola'', ''dermatology'', ''cosmetics'', and ''whitening''. The search was based on the inclusion and exclusion criteria that had been set. The literature results show that the chemical constituents of Centella asiatica, such as asiaticoside, madecassoside, asiatic acid, and madecassic acid, are phytochemicals that play an essential role in the pharmacological activity of Centella asiatica in dermatology as a treatment and skin care. In both preclinical and clinical tests, it was shown that administration of Centella asiatica was capable of proliferating fibroblasts, activating the Smads pathway, increasing collagen synthesis, reducing metalloproteinase activity by increasing collagen deposition, and reducing melanin content in melanocytes so that it can modulate melanogenesis by inhibiting the expression of tyrosinase mRNA.
Co-Authors Ade Herlin Aditya Sewanggara Amatyawangsa Wicaksana Aditya Sewanggara Amatyawangsa Wicaksana Agita Dyah Permatasari Agung Endro Nugroho Agung Endro Nugroho Aji Winanta Aldia Dwi Karina Ningrum Aldia Dwi Karina Ningrum Amalia Humairah Amelia Arum Prasetya Anik Ariyani Anisa Nur Fazzri Annisa Fitria Arba Pramundita Ramadani Arifa Caryn Dea Aris Perdana Kusuma, Aris Perdana Asih Lestari Asih Triastuti Bambang Hernawan Nugroho Budy Wijiyanto Denox Asih Pertiwi Diny Rizayulianty Elfi Susanti V. H. Endang Lukitaningsih Endang Lukitaningsih Farida Ulfa Feris Firdaus Fissy Rizki Utami Galuh Annaba Maharani Hakim, Lukman Hannie Fitriani Hannie Fitriani Herianto Pandapotan Iqmal Tahir Isna Qiftayati Isnatin Miladiyah Istanti Istanti Ivan Julio Joko Tri Wibowo Kartika Puspitasari Larysa Fernenda Laryssa Fernenda Lelita Ayu Saputri Lisnawati Tiara Putri Lukman Hakim Lutfi Chabib, Lutfi M. Hatta Wibowo Maulia Ulfa mega octavia Melinda Dewi M Mira Amaliasari Sitorus Muhammad Sulaiman Zubair Muhammad Sulaiman Zubair Muhammad Sulaiman Zubair Mulyanti, Eka Mulyanti, Eka Mutiara Herawati, Mutiara Nadia Hazami Nur Asita Nurul Ainah Octavia, Mega Prima Aulia Putra Primadara Damayanti Ratih Dyah Listianingrum Ratih Lestari Ratih Lestari Redjeki, Tri Rini Utami Rio Fandi Sholehuddin Ririk Purwati Rochmy Istikaharah Rochmy Istikharah Romdhonah Romdhonah Ronny Martien Ronny Martien Saepudin Saepudin Septiani Eka Cahyani Sherina Nabila Putri Hakim Shinta Dewi Sista Werdyani Sista Werdyani Siti Zahliyatu T. N. Saifullah Tamhid, Hady Anshory Tasya Salsabila Tatang Shabur Julianto Tedjo Yuwono Utomo, Suryadi Budi Wintari Taurina Yoga Febriana Yuni Darty Yuwono, Tedjo Ziyyatul Kholidah