Setiawati Setiawati
Dosen Keperawatan Universitas Malahayati

Published : 48 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search
Journal : Holistik Jurnal Kesehatan

Hubungan status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan balita 1-3 tahun Setiawati Setiawati; Erna Rahma Yani; Megah Rachmawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.055 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v14i1.1903

Abstract

Relationships between physical growth, mental development and nutritional status in children 1–3 years of ageBackground: Based on health surveys under the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2018, the prevalence of delayed gross motor development, social personal, soft motor and language development in children aged 0.5 - 5.9 years is still high reaching 11.5%, up to 21, 6%, and the prevalence of malnutrition reaches 3.9%. The percentage of malnutrition in Lampung Province is 1.6% to 12.4%.Purpose: Knowing relationships between physical growth, mental development and nutritional status in children 1–3 years of age.Method: A quantitative research, using a cross-sectional approach with a population was mothers of children aged 1-3 years at the Palapa Health Center in Bandar Lampung City with a sample of 203 toddlers, using random sampling with proportional random sampling technique. Data collection techniques were used by observing toddlers and filling in the Pre-Screening Questionnaire of Development (KPSP)   by their mothers. The statistical test used was the Chi Square test.Results: The frequency distribution of toddlers with adequate nutrition status of 104 toddlers (51.2%), appropriate in physical growth  as many as 134 toddlers (66.0%), and appropriate in mental development  was 142 toddlers (70.0%). There is a relationship of nutritional status with the physical growth (p value 0.001, OR 2.8).There is a relationship of nutritional status with the mental development (p value 0.007, OR 2.4)Conclusion: There is a relationships between physical growth, mental development and nutritional status in children 1–3 years of age. Suggestions for health workers are expected to further improve the monitoring of the nutritional status of children and conduct routine early detection of deviations of child developmentKeywords: Physical growth; Mental development; Nutritional status; Children 1–3 years of agePendahuluan: Berdasarkan survey kesehatan dibawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, prevalensi keterlambatan perkembangan motorik kasar, sosial personal, motorik halus dan perkembangan bahasa pada anak usia 0,5 – 5,9 tahun masih tinggi mencapai 11,5 %, sampai dengan 21,6%, dan prevalensi gizi buruk hingga mencapai  3,9%. Provinsi Lampung persentase gizi buruk sebesar 1,6%, dan gizi kurang 12,4%.Tujuan: Diketahui hubungan status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan balita 1-3 tahun di Puskesmas Palapa Kota Bandar Lampung tahun 2019.Metode: Penelitian kuantitatif, menggunakan pendekatan cross sectional dengan populasi dalam para ibu yang mempunyai  balita 1-3 tahun di Puskesmas Palapa Kota Bandar Lampung dengan sampel 203 balita, menggunakan random sampling dengan teknik Proportional random sampling. Tehnik pengumpulan data menggunakan dengan cara mengobservasi balita dan pengisian data kuesioner KPSP oleh ibu yang mempunyai balita yang dijadikan sebagai responden . Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square.Hasil: Distribusi frekuensi balita dengan asupan gizi cukup yaitu sebanyak 104 balita (51,2%), pertumbuhan kotegori sesuai sebanyak 134 balita (66,0%), perkembangan yang kategori tidak menyimpang sebanyak 142 balita (70,0%). Ada hubungan status gizi dengan pertumbuhan balita 1-3 tahun (p value 0,001, OR 2,8) Ada hubungan status gizi dengan perkembangan balita 1-3 tahun (p value 0,007, OR 2,4)Simpulan: Adanya hubungan status gizi dengan pertumbuhan dan perkembangan balita 1-3 tahun  di Puskesmas Palapa Kota Bandar Lampung tahun 2019. Saran bagi tenaga kesehatan diharapkan lebih meningkatkan lagi pemantauan terhadap status gizi anak dan melakukan deteksi dini secara rutin terhadap penyimpangan perkembangan anak.
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA PULAU PAHAWANG KEC. PUNDUH PEDADA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013 Linawati Novikasari; Setiawati Setiawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3520.469 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v6i1.184

Abstract

Asi mempunyai nilai gizi yang tinggi untuk bayi. pengetahuan berperan penting dalam mendukung teknik pemberian asi pada bayi, di wilayah puskesmas yosodadi metro timur.Desain penelian yang digunakan menggunakan deksriptif korelsi.Saran pada penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sesuai referensi dalam dunia pendidikan khhususnya ilmu keperawatan.
ANALISIS FAKTOR KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD LIWA LAMPUNG BARAT 2014 Setiawati Setiawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.487 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v11i2.249

Abstract

Pendahuluan: Imunisasi sebagai salah satu cara preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus diberikan secara terus-menerus, menyeluruh dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus rantai penularan. Data profil dinas kesehatan kabupaten Pesawaran tahun 2015 cakupan imunisasi dasar lengkap hanya satu puskesmas yang sudah mencapai target 100% yaitu puskesmas hanura sejumlah 639 balita, sedangkan cakupan terendah dipuskesmas bernung. Tujuan Penelitian ini adalah diketahui hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap di UPT Puskesmas Bernung Kabupaten Pesawaran Tahun 2017.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional yang menitikberatkan pada kolerasional. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia 12-24 bulan diwilayah kerja UPT Puskesmas Bernung dan sampel yang digunakan sebanyak 158 ibu balita berdasarkan estimasi proporsi lameshow. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar kuisioner. Analisa data dengan Chi-Square.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan cakupan imunisasi dasar p value = 0,000 (p value < α 0,05), dan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan cakupan imunisasi dasar p-value = 0,041(p value < α 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Di UPT Puskesmas Bernung Kabupaten Pesawaran Tahun 2017. Diharapkan bagi puskesmas agar dapat memberi informasi kepada dinas kesehatan sebagai masukan dalam menetapkan kebijakan peningkatan kesadaran masyarakat membawa balita ke posyandu terdekat untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP MOTOR ABILITY DAN VO 2 max PEMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA SMPN 4 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Siti Nursondang; Setiawati Setiawati; Rahma Elliya
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.052 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v9i2.204

Abstract

Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres. Pre survey pada bulan September 2014 di ruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung didapatkan 15 pasien anak  usia pra sekolah yang akan dilakukan tindakan pemasangan infus dan pengambilan sampel darah didapatkan 10 orang (66%) menangis ketika melihat perawat yang akan memberikan tindakan medis, 3 orang (20%) menangis meminta pulang ketika didatangi perawat dan 2 orang (14%) selalu minta ditemani orangtuanya karena takut ditinggal orangtuanya. Tujuan penelitian diketahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah di Ruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2014.  Jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian seluruh orang tua dan pasien anak usia pra sekolah yang dirawat di Ruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan November 2014 dengan sampel sebanyak 39 orang. Analisa data menggunakan statistik Chi Square.   Hasil penelitian sebagian besar dukungan keluarga tidak baik sebanyak 22 orang (56,4%). Sebagian besar anak usia pra sekolah mengalami kecemasan sebanyak 25 orang (64,1%). Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah di Ruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2014 (p-value = 0,003 dan OR = 11,611). Saran bagi Rumah Sakit perlu disusun/diteliti suatu prosedur baku yang memungkinkan tindakan penurunan/ reduksi kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah.
Pengaruh latihan range of motion (ROM) ankle terhadap pencegahan terjadinya neuropati dan angiopati pada klien diabetes melitus Djunizar Djamaludin; Setiawati Setiawati; Rika Yulendasari
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 13, No 3 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.605 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v13i3.1941

Abstract

The effect of range motion (ROM) ankle exercise on prevention of neuropathy and angiopathy in patient with diabetes mellitusBackground: Based on data from Basic Health Research (2013) conducted by the Indonesian Ministry of Health in a way to obtain the proportion of DM at the age of 15 years and over, confirmed / checked whether or not they suffer from DM or not.It was found that Lampung Province was ranked as the 8th largest DM person from 33 provinces throughout Indonesia, with DM patients with 38,923 lives and 5,560 people. One complication that needs attention is diabetes foot injury and it can cause amputation. The most common cause of diabetes foot injury is peripheral neuropathy which includes damage to sensory, autonomic and motor nerves.Purpose: The purpose of this study was to determine the effect of Range of Motion (ROM) ankle exercise on prevention of neuropathy and angiopathy on diabetes patients.Methods: A quasi experimental pre and post- test with control group study design was employed. The purposive sampling with 26 participants (13 respondents intervention group and 13 respondents control group) were recruited. The interventions groups performed ROM ankle exercise in their own respective training programs for 4 weeks, whereas no training was done in the control group. Both groups intervention and control, before and after the exercise program were measured with monofilament test for neuropathy and Venous Doppler for angiopathy. The data analysis was using t-test.Results: In the intervention group there were a significant improvements after ROM ankle exercise on prevention of neuropathy with p Value 0.000 and for angiopathy with p Value 0.000. There were significant different between intervention group and control group for neuropathy (p: .004) and angiopathy (p: .031).Conclusion: To prevent neuropathy and angiopathy on diabetes patients a home exercise program with Range of Motion (ROM) ankle could be implementedKeywords: Range of Motion; Neuropathy; Angiopathy; Diabetes MellitusPendahuluan: Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 oleh Kemenkes RI dengan melakukan wawan cara untuk mendapatkan proporsi DM pada usia 15 tahun keatas yaitu proporsi penduduk yang terdiagnosis menderita DM dan penduduk yang belum pernah didiagnosis menderita DM. Provinsi Lampung menduduki peringkat ke – 8 penyandang DM terbesar dari 33 Provinsi diseluruh Indonesia, 38.923 jiwa dan 5.560 jiwa . Salah satu komplikasi yang harus mendapat perhatian yaitu luka kaki diabetes karena dapat mengakibarkan amputasi. Penyebab terbanyak dari luka kaki diabetes yaitu neuropati perifer yang meliputi kerusakan syaraf sensorik, otonom dan motorik.Tujuan: Diketahui pengaruh Range Of Motion (ROM) Ankle terhadap pencegahan terjadinya Neuropati dan Angiopati pada pasien Diabetes Melitus.Metode: Penelitian ini mengunakan desain quasi eksperimen pre post test dengan kelompok control dan intervensi..Sampel diambil dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling dengan jumlah sampel yaitu 26 responden. Instrument penelitian ini  menggunakan 10 gr semmens weinstein monofilament untuk  mendeteksi  Neuropati dan  Venous Doppler  Ultrasound untuk  mendeteksi angiopati. Hasil: Menunjukkan adanya pengaruh latihan Range of Motion (ROM) Ankle terhadap pencegahan neuropati dengan p Value 0.000 dan angiopati dengan p Value 0.000. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok intervensi dan control untuk neuropati (p: .004) dan  angiopati  (p: .031).Simpulan: Untuk mencegah terjadinya neuropati dan angiopati pada penderita DM untuk dapat melakukan latihan Range of Motion (ROM) Ankle  dirumah
FAKTOR PENULARAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMMUNOGLOBULIN M ANTI VIRUS DENGUE (Studi di Kabupaten Cirebon Jawa Barat) Aryanti Wardiyah; Setiawati Setiawati; Umi Romayati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.483 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v10i1.120

Abstract

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus, peningkatan suhu ini akan berdampak buruk bagi anak bahkan bisa mengakibatkan kejang dan penurunan kesadaran. Data rekam medik RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2014 jumlah anak yang menderitademam dengan bronkopneumonia 442 anak, typhoid 279 anak dan DHF 46 anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami demam diruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015.Jenis penelitian kuantitatif, desain quasi eksperiment dengan rancangan penelitian pre test and post test designs with two comparison treatments. Populasi pada penelitian ini adalah anak yang mengalami demam dengan penyakit bronkopnuemonia, typhoid, dan DHF yang berjumlah 185 anak. Sampel dibagi 2 kelompok masing-masing 15 orang, yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji T dependen dan uji T independen.Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan penurunan suhu tubuh antara kompres hangat dengan mean 0,5 °C dan tepid sponge dengan mean 0,8°C (p value ˂ α, 0,003 ˂ 0,05). Saran untuk Rumah Sakit hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk standar operasional prosedur dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demamsecara non farmakologis.
Aplikasi pemberian teknik distraksi terhadap skala nyeri anak selama prosedur medis Setiawati Setiawati; Linawati Novikasari
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i1.4392

Abstract

A comparison of distractors for  controlling pain and discomfort in young children during medical procedures Background: The problem that often occurs in the pediatric ward is when going to take medical procedures, there are several procedures that will cause a pain and discomfort in young children. During the performance, a nurse needs a full concentration and a calm environment. Meanwhile, a young children need a distraction for controlling pain and discomfort during medical procedures. Procedure need to apply to make easily and smoothly until end of the performance.Purpose:  A comparison of distractors for  controlling pain and discomfort in young children during medical proceduresMethod: A quantitative study and a purposive sampling experimental design (pre-test and post-test). The population and sample taken 60 participants by a purposive sampling divided into two groups intervention, 30 participants by video cartoons and 30 participants with storytelling. A medical procedure when taking a venous blood sample. The measuring instrument used the face, legs, activity, cry and consolability (FLACC) pain scale with the lowest score of 0 and the highest score of 10. Statistical test using the T test.Results: Finding that there was a significant effect on young children by distraction technique with cartoon video media and storytelling media when taking venous blood samples. Both groups obtained p-value 0.000, indicating that both distraction techniques are effective to use. While the difference in the mean value (pre test-post test) on video cartoon media is 0.97 and storytelling media with a mean value of 1.50. It means that storytelling media is more effective than video cartoon media.Conclusion: Both distraction techniques, such as videos, cartoon media and storytelling media, have a significant level of effectiveness and storytelling media is more effective than cartoon video media, that could as an alternative as a permanent procedure in the pediatric ward.Keywords: Distractors; Controlling pain; Discomfort; Young children; Medical proceduresPendahuluan:  Masalah yang sering terjadi diruang anak yaitu pada saat akan melakukan tindakan medis, dimana ada beberapa prosedur yang akan membuat rasa sakit dan ketidaknyamanan pada anak. Selama tindakan tersebut, seorang perawat akan mengerjakannya dengan penuh konsentrasi dan perlu ketenangan. Sedangkan pada anak tersebut dibutuhkan tindakan distraksi supaya tindakan medis dapat dilakukan dengan mudah dan lancar.Tujuan: Untuk melihat efektivitas pemberian teknik distraksi terhadap skala nyeri anak selama prosedur medis di rumah sakitMetode: Penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen semu (pre-test dan post-test) dan pemilihan sampelnya menggunakan purposive sampling. Populasi dan sampel sebanyak 60 partisipan yang dibagi dalam dua grop perlakuan yaitu 30 partisipan dengan media video cartoon dan 30 partisipan dengan media storytelling. Prosedur medis yang dilakukan pada saat pengambilan sampel darah vena. Alat ukur yang dipakai untuk mengujkur skala nyeri menggunakan skala nyeri face, legs, activity, cry and consolability (FLACC) dengan skor terendah 0 dan tertinggi skor 10. Uji statistik menggunakan uji T.Hasil: Didapatkan adanya pengaruh yang signifikan pada anak jika dilakukan perlakukan distraksi dengan media video kartun dan media storytelling saat pengambilan sampel darah vena. Kedua kelompok didapatkan p-value 0.000 menunjukkan bahwa kedua intervensi efektif untuk digunakan. Sedangkan perbedaan nilai mean (pre test-post test) pada media video cartoon 0.97 dan media storytelling dengan nilai mean 1.50. artinya media storytelling lebih efektif dibandingkan media video cartoon.Simpulan: Intervensi menonton video kartun dan storytelling mempunyai tingkat efektivitas yang sukup signifikan dan media storytelling lebih efektif dibandingkan media video cartoon, sehingga dapat jadikan alternatif sebagai prosedur tetap diruangan anak.
Faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada masa pandemi Covid-19 Herlina Anggraini; Setiawati Setiawati; Rilyani Rilyani
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.5132

Abstract

Background: Obesity is the accumulation of excess fat due to an imbalance in energy intake (energy intake) with energy used (energy expenditure). Obesity and overweight are two different things, but both of them show the presence of excess fat accumulation in the body which is indicated by an increase in body mass index (BMI) above normal as measured using the formula of body weight (Kg) divided by height (m²). The incidence of obesity in Malahayati University students in 2019 with data on obese students as many as 60 (34%) from 175 students with research results there is a relationship between sleep patterns and junk food on the obesity level of Malahayati University students in Bandar Lampung.Purpose: Known factors related to obesity during the Covid-19 pandemic to the incidence of obesity in students at the Faculty of Medicine, Malahayati University, Bandar Lampung.Method: type of quantitative research with cross sectional approach design. The sampling technique used was the quota sampling technique. The population in this study were students of the Faculty of Medicine of the Nursing Science Study Program who had a history of obesity with a total of 175 students at Malahayati University, Bandar Lampung. Measurement using a questionnaire and analyzing data using chi-square.Results: Of the chi square test show that the obesity factors that are significantly related and become a factor in the occurrence of obesity in students are the genetic factor of the student's father (p-value = 0.42; OR = 2.444); mother (p-value = 0.000; OR = 28,000); consumption of fast food (p-value = 0.000; OR = 21,500); physical activity (p-value = 0.000; OR = 2,032). Students who have obese parents have a higher risk of obesity, frequent fast food consumption and light physical activity factors are 3 times more likely to be at risk of obesity than students who do moderate physical activity.Conclusion: There is a relationship between genetic factors, diet and physical activity of students with the incidence of obesity in students. Keywords: Genetic; Dietary; Physical Activity; Obesity; Covid-19 PandemicPendahuluan: Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebih akibat ketidak seimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure). Obesitas dan overweight adalah dua hal yang berbeda namun keduanya sama-sama menunjukkan adanya penumpukan lemak yang berlebih dalam tubuh yang ditandai dengan peningkatan indeks masa tubuh (IMT) di atas normal yang diukur menggunakan rumus berat badan (Kg) dibagi tinggi badan (m²). Kejadian obesittas pada mahasiswa Universitas Malahayati tahun 2019 dengan data mahasiswa obesitas sebanyak 60 (34%) dari 175 responden dengan hasil penelitian terdapat hubungan antara pola tidur dan makanan junk food pada tingkat obesitas mahasiswa Universitas Malahayati Bandar Lampung.Tujuan: Diketahui faktor-faktor yang berhubungan  dengan obesitas selama masa pandemi Covid-19 terhadap kejadian Obesitas pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung.Metode: jenis penetian kuantitatif dengan desain pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik jenis sampling kuota. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Kedoteran Prodi Ilmu Keperawatan yang memiliki riwayat obesitas dengan jumlah 175 responden di Universitas Malahayati Bandar Lampung. Pengukuran menggunakan kuesioner dan menganalisa data menggunakan chi-square.Hasil: Dari uji chi square menunjukan faktor-faktor obesitas yang secara signifikan hubungan dan menjadi faktor  terjadinya obesitas pada mahasiswa adalah faktor genetik ayah mahasiswa (p-value = 0,42; OR = 2,44); ibu (p-value = 0,000; OR = 28,000); konsumsi fast food (p-value = 0,000; OR = 21,500); aktifitas fisik (p-value = 0,000; OR 2,032). Mahasiswa yang memiliki orang tua yang gemuk memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas, konsumsi fast food yang sering dan faktor aktifitas fisik  yang ringan memiliki kemungkinan 3 kali lebih berisiko mengalami obesitas berisiko dibandingkan dengan mahasiswa yang melakukan aktifitas fisik sedang.Simpulan: Terdapat hubungan faktor genetik, pola makan dan aktifitas fisik mahasiswa dengan kejadian obesitas mahasiswa. 
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kegemukan pada balita Putri Salsabila Azzahra; Setiawati Setiawati; Linawati Novikasari
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 6 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i6.5179

Abstract

Background: Obesity prevalence increases worldwide 42 million children are overweight, 31 million in developing countries. Directorate General of Health of the Republic of Indonesia that obesity in toddlers in Indonesia is 14%. In Lampung province reached 21.4%. The prevalence of obesity in toddlers in North Lampung reached 10.72%. Purpose: Knowing the factors related to obesity in toddlers Method: Quantitative analytics using cross-sectional study design. The population is all mothers who have toddlers in Kembang Tanjung Village, North Lampung Regency. The number of samples on as many as 64 responded with 32 cases and 32 controls. Results: Variables proven to be related to obesity are genetic factors p-value 0.001(<0.05), and physical activity factors P-value 0.005(<0.05). Unrelated variables are revenue factors p-value 1.000(>0.05).Conclusion: The majority of respondents are high school-educated, housewives, and the majority of the sex of toddlers are male. There is a relationship between genetic factors and physical activity factors with obesity in toddlers, and there is no relationship between economic factors and obesity in toddlers.Keywords: Obesity; Genetics; Physical Activity; Income; Toddlers.Pendahuluan: Prevalensi kegemukan meningkat diseluruh dunia sebanyak 42 juta anak mengalami kegemukan, 31 juta di negara berkembang. Direktorat Jendral Kesehatan Republik Indonesia bahwa kegemukan pada balita di Indonesia 14%, Provinsi Lampung mencapai 21.4% dan di Lampung Utara mencapai 10.72%.Tujuan: Diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kegemukan pada balita.Metode: Penelitian analitik kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Populasinya  semua ibu yang memiliki balita di Desa Kembang Tanjung Kabupaten Lampung Utara. Jumlah sampel pada sebanyak 64 responden dengan 32 kasus dan 32 kontrol.Hasil: Variabel yang terbukti berhubungan dengan kegemukan adalah faktor genetik p-value 0.001(<0.05), dan faktor aktivitas fisik p-value 0.005(<0.05). Variabel yang tidak berhubungan adalah faktor pendapatan p-value 1.000 (>0.05).Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berpendidikan SMA, pekerjaan sebagai IRT dan mayoritas jenis kelamin balita adalah laki-laki. Ada hubungan antara faktor genetik dan faktor aktivitas fisik, dan tidak ada hubungan antara faktor ekonomi dengan kegemukan pada balita di Desa Kembang Tanjung Kabupaten Lampung Utara.
Peningkatan status gizi balita melalui pemberian daun Kelor(moringa oleifera l.) pada masa pandemi Covid19 Indah Sari; Linawati Novikasari; Setiawati Setiawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 3 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i7.5180

Abstract

Background: Data shows that more than half of cases of malnutrition status in the world occurs in Southeast Asia, which is as much as 27.6% or 5.2 million. Based on data from Basic Health Research in 2018 stated the prevalence of malnutrition and malnutrition in toddlers, as many as 3.9% of toddlers with malnutrition and 13.8% undernourished. The prevalence of underweight and very thin toddlers in Lampung Province based in 2018 is 11.8%. According to the Strategic Plan of the West Lampung District Health Office 2017-2022 the percentage of achievement is 1.41%.Purpose: To find out the improvement of the nutritional status of toddlers through the consumption of moringa leaves (Moringa oleifera L.) during the covid19 pandemic.Method: This type of research is Quasi Experiment (pseudo-experimental design) with one group pretest and posttest design. The population in this study was all toddlers who experienced undernutrition status in Suka Jaya Village and the sample was a population that met the inclusion criteria of 20 people.Results: The analysis there is effect of moringa leaves(Moringa oleifera L.)on the increase in nutritional status of children aged 4-5 years before and after the intervention is carried out statistical tests, namely the T-Test One Sample Test. Statistical test results showed the value of p-value = 0.000 (p<0.05) after the intervention of the nutritional status of children increased by 0.9.Conclusion: From the results of the study concluded that it was obtained an increase in nutritional status with the provision of moringa leaves (Moringa oleifera L.).Keywords: Nutritional Status; Moringa Leaves; Toddlers; Covid19 PandemicPendahuluan: Data menunjukkan bahwa lebih dari setengah kasus status gizi kurang di dunia terjadi di Asia Tenggara yaitu sebanyak 27,6% atau 5,2 juta. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada Balita, sebanyak 3,9% balita dengan gizi buruk dan 13,8% gizi kurang. Prevalensi balita kurus dan sangat kurus di Provinsi Lampung berdasarkan Riskesdas 2018 adalah 11,8% . Menurut Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Barat 2017-2022 presentase capaian adalah sebesar 1,41%.Tujuan: Untuk mengetahui peningkatan status gizi balita melalui pemberian daun kelor (Moringa Oleifera L.) pada masa pandemi covid19.Metode :Jenis penelitian ini adalah Kuasi Eksperimen (rancangan eksperimen semu) dengan desain One Group Pretest and Posttest. Populasinya seluruh ibu dan balita yang mengalami status gizi kurang di Desa Suka Jaya dan sampelnya yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 20 partisipan.Hasil: Ada pengaruh pemberian daun kelor (Moringa Oleifera L.) terhadap kenaikan status gizi anak usia 4-5 tahun sebelum dan sesudah intervensi dilakukan uji statistik yaitu Uji T-Test One Sample Test. Hasil uji statistik menunjukan nilai p value = 0.000 (p<0.05) setelah dilakukan intervensi status gizi anak mengalami kenaikan 0.9.Simpulan: Didapatkan peningkatan status gizi dengan pemberian daun kelor (Moringa Oleifera L.).