Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING PADA PASIEN PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA JEMBER Silvia Margareta Karimatul Fadhilah; Ginanjar Sasmito Adi; Sasmiyanto
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2023): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/mnj.v1i1.484

Abstract

Pendahuluan: Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak terjadi di Indonesia dan penyebab kematian dan kecacatan. Tingginya angka kejadian stroke dan dampak dari gejala sisa yang ditimbulkan oleh stroke patut diperhatikan, ketergantungan yang ditimbulkan akibat stroke sangatlah bervariasi yang dapat dimanifestasikan oleh pasien lewat kemampuan dalam melakuka Activity Daily Living. Kemampuan penderita stroke untuk melakukan Activity Daily Living ini juga dipengaruhi oleh locus of control yang dimiliki. Locus of control merupakan keyakinan atau persepsi individu dalam mengendalikan peristiwa yang terjadi pada dirinya. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan locus of control dengan tingkat kemandirian activity daily living pada pasien pasca stroke di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada Jember. Metode: Desain penelitian ini menggunakan rancangan studi korelasional dan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Probability Sampling dengan Purposive Sampling. Jumlah sampel sebanyak 44 responden yang berada di RS TK. III Baladhika Husada Jember. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien pasca stroke memiliki locus of control sedang dengan jumlah sebanyak 32 responden dengan persentase 72,7%. dan sebagian besar responden memiliki tingkat kemandirian sedang dengan jumlah sebanyak 29 responden dengan persentase sebesar 65,9%. Berdasarkan hasil uji statistik spearman rho diketahui p value 0,000 dimana α ≤ 0,05 sehingga H1 diterima, yang berarti terdapat hubungan antara Locus Of Control dengan tingkat kemandirian Activity Daily Living pada pasien pasca stroke di Rumah Sakit TK.III Baladhika Husada Jember. Serta nilai r 0,65 yang artinya kekuatan hubungan dapat dikategorikan hubungan kuat. Arah kolerasi positif yang artinya semakin tinggi locus Of control maka semakin tinggi tingkat kemandirian activity daily living. Kesimpulan: Maka dapat disimpulkan terdapat hubungan locus of control dengan tingkat kemandirian activity daily living pada pasien pasca stroke di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada Jember.
PENGARUH TERAPI BEKAM BASAH TERHADAP RESPON NYERI SENDI PADA PENDERITA HIPERURISEMIA DI RUMAH SEHAT ARRA BONDOWOSO Mohammad Zulkifli; Mohammad Ali Hamid; Ginanjar Sasmito Adi
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2023): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/mnj.v1i1.555

Abstract

Pendahuluan: Hiperurisemia merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat di atas normal, disebut hiperurisemia jika kadar asam urat laki-laki lebih dari 7,0 mg/dl dan perempuan lebih dari 6,0 mg/dl. Asam urat cenderung akan mengkristal pada suhu dingin. Efek dari terapi bekam terhadap nyeri sendi yaitu bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus ke arah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Desain Penelitian: Desain penelitian ini menggunakan pre eksperimen dengan preposttest, populasi penelitian ini 20 orang dengan sampel 20 responden dengan teknik sampling yakni quota sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar SOP terapi bekam dan NRS. Analisa data penelitian ini menggunakan Uji Statistik Wilcoxon. Hasil: sebelum diberikannya terapi bekam terdapat 12 responden mengalami nyeri sedang (60.0%), dan setelah diberikannya terapi bekam 11 responden mengalami nyeri ringan (55.0%). Kesimpulan: Dalam hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terapi bekam basah mempengaruhi respon nyeri sendi pada penderita hiperurisemia di Rumah Sehat Arra Bondowoso.