Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Penamas

FEMALE LEADERSHIP IN INDONESIAN PESANTREN; KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PESANTREN Zakiyah Zakiyah
Penamas Vol 29 No 2 (2016): Volume 29, Nomor 2, Juli-September 2016
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perempuan telah terlibat dengan pesantren sejak beberapa tahun yang lalu, baik sebagai santri (siswi) maupun sebagai ustadhah (guru). Beberapa studi menunjukkan, bahwa sejarah keterlibatan perempuan di pesantren sudah dimulai sejak tahun 1916. Akan tetapi, lamanya keterlibatan tersebut tidak berarti perempuan akan mendapatkan kesempatan yang sama dalam posisi manajemen, karena kebanyakan pesantren dipimpin oleh kyai (seorang laki-laki). Artikel ini ditulis berdasarkan pada hasil penelitian pada dua pesantren, satu berada di Gresik Jawa Timur dan Brebes Jawa Tengah. Hasil riset menunjukkan, bahwa nyai (istri dari kyai) memimpin pesantren putri, sementara kyai sebagai pimpinan puncak dari pesantren putra dan pesantren putri. Pada level manajemen, nyai berada di posisi kedua setelah kyai. Dia mempunyai wewenang memimpin dan menjalankan pesantren putri serta mengajar santri putri.Kata Kunci: Pesantren, kepemimpinan wanita, kyai, nyai Women have involved in pesantren since many years ago whether as students or as teachers. Many studies revealed the history of the involvement of women in this educational institution which is stated that it started in 1916. However, the long engagement in this institution does not meant that women will have same opportunity in the management level since most of pesantren is chaired by a kyai (a man). This article based on the field research at two pesantren located in Gresik East Java and Brebes Central Java. In addition, data was gathered through documentary study. Finding of the research shows that nyai (wife of the kyai) lead a pesantren for female students, meanwhile a kyai is the top leader for both pesantren for male and female students. In the management, nyai is in the second level under the kyai. She has authority to run female pesantren and teach female students. Keywords: Pesantren, female leadership, kyai, nyai
PENDIDIKAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA: PEMENUHAN HAK SISWA PENGHAYAT DI SEKOLAH Zakiyah Zakiyah
Penamas Vol 31 No 2 (2018): Volume 31, Nomor 2, Juli-Desember 2018
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31330/penamas.v31i2.232

Abstract

Artikel ini membahas masalah Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di sekolah bagi siswa siswi penghayat Kepercayaan. Tema ini penting untuk dikaji karena masih banyak sekolah yang belum memberikan mata pelajaran “Pendidikan Kepercayaan” karena berbagai alasan seperti belum adanya perangkat pendukungnya dan adanya pandangan pendidikan Kepercayaan ini bukan merupakan “Pendidikan Agama” sebagaimana di atur dalam perundang-undangan. Data dalam tulisan ini diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2016. Adapun penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif dan data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawacara dan studi pustaka terhadap dokumen terkait dengan topik penelitian. Riset ini dilakukan di Kabupaten Cilacap dengan pertimbangan di daerah ini terdapat sekolah-sekolah yang telah memberikan pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME bagi peserta didiknya. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan perpektif Hak Asasi Manusia. Hasil studi ini menunjukkan bahwa terdapat 14 sekolah mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas yang telah memberikan layanan pendidikan tersebut. Dalam pelaksanaannya mereka bekerjasama dengan MLKI Cilacap dalam hal penyediaan guru, materi, silabut, KIKD dan soal-soal tes. Hal ini merupakan gambaran pemenuhan hak dasar bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan keyakinannya
FEMALE LEADERSHIP IN INDONESIAN PESANTREN; KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PESANTREN Zakiyah Zakiyah
Penamas Vol 29 No 2 (2016): Volume 29, Nomor 2, Juli-September 2016
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perempuan telah terlibat dengan pesantren sejak beberapa tahun yang lalu, baik sebagai santri (siswi) maupun sebagai ustadhah (guru). Beberapa studi menunjukkan, bahwa sejarah keterlibatan perempuan di pesantren sudah dimulai sejak tahun 1916. Akan tetapi, lamanya keterlibatan tersebut tidak berarti perempuan akan mendapatkan kesempatan yang sama dalam posisi manajemen, karena kebanyakan pesantren dipimpin oleh kyai (seorang laki-laki). Artikel ini ditulis berdasarkan pada hasil penelitian pada dua pesantren, satu berada di Gresik Jawa Timur dan Brebes Jawa Tengah. Hasil riset menunjukkan, bahwa nyai (istri dari kyai) memimpin pesantren putri, sementara kyai sebagai pimpinan puncak dari pesantren putra dan pesantren putri. Pada level manajemen, nyai berada di posisi kedua setelah kyai. Dia mempunyai wewenang memimpin dan menjalankan pesantren putri serta mengajar santri putri.Kata Kunci: Pesantren, kepemimpinan wanita, kyai, nyai Women have involved in pesantren since many years ago whether as students or as teachers. Many studies revealed the history of the involvement of women in this educational institution which is stated that it started in 1916. However, the long engagement in this institution does not meant that women will have same opportunity in the management level since most of pesantren is chaired by a kyai (a man). This article based on the field research at two pesantren located in Gresik East Java and Brebes Central Java. In addition, data was gathered through documentary study. Finding of the research shows that nyai (wife of the kyai) lead a pesantren for female students, meanwhile a kyai is the top leader for both pesantren for male and female students. In the management, nyai is in the second level under the kyai. She has authority to run female pesantren and teach female students. Keywords: Pesantren, female leadership, kyai, nyai