Claim Missing Document
Check
Articles

Viabilitas Azotobacter A1a, A3, dan A9 pada Medium yang Terpapar Logam Cadmium (Cd) Denaya Andrya Prasidya; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.6 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.14056

Abstract

Kadmium adalah salah satu logam berat yang beracun walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Beberapa bakteri genus Azotobacter resisten terhadap logam kadmium. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan genus Azotobacter yang resisten terhadap CdCl2. Uji resistensi menggunakan medium Nutrient Agar (NA) yang mengandung CdCl2 10-50 mg/L. Uji viabilitas Azotobacter dilakukan pada 3 isolat yang dipilih dari uji resistensi. Isolat tersebut dikategorikan lebih resisten dari isolat yang lain. Uji viabilitas dilakukan pada medium Nutrient Broth (NB) yang mengandung CdCl2 10, 20, dan 30 mg/L. Kepadatan sel diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 600 nm selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan isolat Azotobacter A1a, A1b, A2, A3, A5, A6, A7, A8, A9, A10 resisten pada medium Nutrient Agar (NA) yang mengandung CdCl2 sampai dengan konsentrasi 50 mg/L. Kurva pertumbuhan isolat Azotobacter yang tercekam CdCl2 relatif lebih rendah dibandingkan isolat Azotobacter yang tidak tercekam CdCl2.
Resistensi dan Viabilitas Bacillus S1, SS19 dan DA11 pada Medium yang Terpapar Logam Kadmium (Cd) Trio Verdian; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.818 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.14055

Abstract

Abstrak— Keberadaan logam berat  di lingkungan memiliki efek toksik. Upaya untuk mengurangi efek toksik di lingkungan salah satunya menggunakan mikroorganisme yang resisten logam berat. Bacillus S1, SS19 dan DA11 resisten logam kadmium, apakah isolat Bacillus tersebut juga mempunyai viabilitas yang tinggi pada media yang terpapar logam Cd. Uji rekonfirmasi untuk resistensi genus Bacillus S1, SS19 dan DA11 menggunakan media nutrient agar yang mengandung CdCl2 dengan konsentrasi 10, 20 mg/L dan seterusnya sampai konsentrasi yang dapat ditoleransi isolat. Uji viabilitas dilakukan pada media nutrient broth yang dipapar CdCl2 dengan konsentrasi 10, 20 dan 30 mg/L. Viabilitas divisualisasi dengan bentuk kurva pertumbuhan Semua isolat Bacillus S1, SS19 dan DA11resisten pada media nutrient agar yang mengandung CdCl2 sampai dengan konsentrasi 30 mg/L.
Isolat Bacillus Pelarut Fosfat dari Kalimas Surabaya Nadia Ulfiyati; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.716 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.14049

Abstract

Ketersediaan fosfat terlarut di dalam tanah sangat terbatas karena kecenderungannya terikat dengan mineral tanah membentuk fosfat kompleks. Bakteri pelarut fosfat, salah satunya adalah Bacillus, dapat digunakan untuk membantu ketersediaan fosfat terlarut di dalam tanah sehingga dapat menggantikan pupuk fosfat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi isolat Bacillus spp. koleksi laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Biologi ITS Surabaya dalam melarutkan fosfat. Potensi pelarutan fosfat dilihat dari kemampuannya membentuk zona bening pada medium Pikovskaya. Hasil penelitian menunjukkan Bacillus S1, Bacillus SS19, dan Bacillus DA11 mampu melarutkan fosfat secara kualitatif dengan nilai IPF secara berurutan 2,44; 2,34; dan 2,42. Berdasarkan nilai IPFnya, Bacillus S1 memiliki kemampuan melarutkan fosfat tertinggi dibanding isolat Bacillus SS19 dan Bacillus DA11.
Viabilitas Bacillus S1, SS19 dan DA11 pada Medium yang Terpapar Logam Kromium (Cr) Adisya Prima Nurmalita Sari; Enny - Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.225 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.14048

Abstract

Kromium (Cr) tergolong logam berat yang dapat masuk ke lingkungan melalui limbah industri sehingga mencemari lingkungan. Telah diketahui terdapat bakteri resisten Cr yang diisolasi dari limbah yang mengandung logam Cr. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resistensi dan viabilitas Bacillus yang tercekam Cr. Uji resistensi Bacillus dilakukan pada medium nutrient agar yang mengandung K2Cr2O7 50 mg/L, 100 mg/L, 150 mg/L. Uji viabilitas Bacillus dilakukan pada 3 isolat yang dipilih dari uji resistensi. Isolat tersebut dikategorikan lebih resisten dari isolat yang lain. Uji viabilitas dilakukan pada media nutrient broth yang mengandung K2Cr2O7 50, 100, dan 150 mg/L. Kepadatan sel diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 600 nm selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan isolat Bacillus resisten pada medium nutrient agar yang mengandung logam Cr pada konsentrasi ≤ 250 mg/L. Pola pertumbuhan isolat Bacillus yang tercekam logam Cr relatif lebih rendah dibandingkan kontrol. Semakin tinggi konsentrasi Cr yang digunakan, semakin rendah pola pertumbuhan Bacillus.
Potensi Azotobacter sebagai Penghasil Hormon IAA (Indole Acetic Acid) Fahima Tahta Kholida; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.231 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.14047

Abstract

Azotobacter adalah kelompok bakteri rhizosfer yang dapat menambat N atmosferik. Azotobacter juga mampu mensintesis hormon pertumbuhan IAA (auksin alami) yang terlibat dalam regulasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tujuan penelitian ialah  untuk mendapatkan isolat Azotobacter yang berpotensi menghasilkan hormon IAA (Indole-3-Acetic Acid). Purifikasi isolat Azotobacter dilakukan menggunakan media Nutrient Agar. Uji potensi sintesis IAA dilakukan dengan metode Salkowski pada media Nutrient Agar-triptofan yang ditunjukkan dengan perubahan warna merah pada isolat. Isolat Azotobacter yang mampu menghasilkan hormon IAA adalah isolat Azotobacter A1a, A1b, A3, A6, A9, dan A10 dengan isolat Azotobacter A9 dan A10 diindikasi merupakan isolat yang produktivitas IAA nya lebih besar dibandingkan isolat lainnya.
Pengomposan Daun Menggunakan Konsorsium Azotobacter Rosidah Kumalasari; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.424 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20679

Abstract

Kompos adalah salah satu pupuk organik yang dibuat dari degradasi bahan organik. Sampah daun adalah sampah organik sehingga dapat dikomposkan oleh mikroorganisme termasuk bakteri. Salah satu mikroorganisme tersebut adalah Azotobacter. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah konsorsium Azotobacter dapat digunakan sebagai pengomposan sampah daun. Konsorsium yang digunakan untuk pengomposan adalah isolat Azotobacter A1b, A3, A6, A9 dan A10. Pengomposan dilakukan dengan mencampur konsorsium dan sampah daun, kemudian diinkubasi sampai ± 8 minggu. Pengamatan maturasi kompos terdiri dari tekstur, warna, bau, dan suhu. Kompos terbentuk setelah 4 minggu inkubasi dengan tekstur remah, warna coklat kehitaman, dan berbau tanah dengan suhu ± 32ºC
Sinergisme Antar Isolat Azotobacter Yang Dikonsorsiumkan Anindya Citra Asri; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.223 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20693

Abstract

Konsorsium mikroorganisme merupakan campuran populasi mikroba dalam bentuk komunitas yang mempunyai hubungan kooperatif,  komensal, dan mutualistik. Secara alamiah, bakteri mampu berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Hubungan antar bakteri dapat mempunyai hubungan sinergis jika substrat cukup dan antara bakteri tidak saling menghambat pertumbuhan. Pada penelitian ini akan dikonsorsiumkan isolat Azotobacter A1b, A3, A6, A9, dan A10 yang diisolasi dari Lahan Eco Urban Farming ITS. Apakah kelima isolat tersebut dapat bersinergi satu dengan yang lainnya. Uji sinergisme menggunakan teknik streak plate pada media Azotobacter agar. Masing-masing isolat digoreskan secara bersinggungan. Diinkubasi 24 jam dan diamati pertumbuhannya. Semua isolat yang diuji sinergisme terhadap isolat yang lain tidak menunjukkan adanya zona hambat pada persinggungan antar isolat. Artinya masing-masing isolat dapat bersinergi satu dengan yang lainnya.
Pelarutan Fosfat oleh Konsorsium Azotobacter Riska Irawan; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.985 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20716

Abstract

Fosfat merupakan makronutrien yang dibutuhkan oleh tanaman dan berperanan penting dalam metabolisme tanaman. Fosfat di tanah cukup melimpah tetapi sulit diserap tanaman karena dalam bentuk tidak terlarut. Bakteri pelarut fosfat merupakan salah satu alternatif untuk mengubah fosfat tidak larut menjadi bentuk terlarut. Isolat Azotobacter dari lahan Eco Urban Farming ITS secara individual dapat melarutkan fosfat, tetapi penelitian pelarutan fosfat menggunakan konsorsium Azotobacter belum dilakukan. Konsorsium menggunakan isolat A1b, A3, A6, A9 dan A10. Umur perlakuan ditentukan dengan kurva pertumbuhan. Uji pelarutan fosfat menggunakan medium Pikovskaya dengan sumber fosfat Ca3[PO4]. Fosfat terlarut diukur setelah 7 hari inkubasi dengan metode spektrofotometri dengan panjang gelombang (λ) 690 nm. Setelah 7 hari inkubasi, fosfat terlarut  yang dihasilkan konsorsium relatif tidak berbeda dengan isolat tunggal A1b yaitu 67,59 dan 67,52 ppm, namun keduanya lebih tinggi dibandingkan dengan isolat A3, A6, A9, dan A10.
Isolasi Bakteri Resisten Antibiotik dari Kawasan Mangrove Wonorejo Surabaya Lericka Mei Permadi; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.275 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20792

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem peralihan antara darat dan laut. Keanekaragaman bakteri pada ekosistem mangrove sangat bervariasi termasuk resisten terhadap antibiotik. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah isolat bakteri yang diisolasi dari kawasan mangrove Wonorejo Surabaya resisten terhadap antibiotik. Isolasi bakteri menggunakan metode komposit tanah daerah pasang surut, isolat ditumbuhkan pada medium nutrient agar dengan metode pour plate. Uji resistensi antibiotik menggunakan antibiotik kloramfenikol, tetrasiklin, dan ampisilin (30 µg). Berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni didapatkan 11 isolat bakteri. Seluruh isolat bakteri resisten terhadap 30 µg antibiotik kloramfenikol, tetrasiklin, dan ampisilin, kecuali pada isolat BW 10 bersifat susceptible terhadap tetrasiklin.  
Azotobacter sebagai Agen Biofertilizer Berbentuk Granul Febriana Puji Rahayu; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.598 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25219

Abstract

Konsorsium Azotobacter A1b, A3, A6, A9, dan A10 digunakan sebagai agen pengomposan bentuk curah yang mempunyai makronutrien tersedia berbentuk nitrat, fosfat, dan kalium. Tujuan dari penelitian adalah membentuk biofertilizer curah menjadi biofertilizer granul. Untuk membentuk granul digunakan bahan perekat tepung tapioka, tanah liat, dan gum arabika masing-masing sebesar 5%. Analisis kadar air dan waktu dispersi diujikan untuk mengetahui keefektifan bahan perekat Biofertilizer berbentuk granul dengan bahan perekat tepung tapioka mempunyai waktu dispersi lebih cepat sehingga lebih efektif digunakan dibandingkan tanah liat dan gum arabika. Setelah pengeringan bahan perekat tepung tapioka mempunyai kadar air tertinggi 20,6 %.