Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

FORMULASI DAN UJI ANTIOKSIDAN FACE SPRAY EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.): FORMULATION AND ANTIOXIDANT TEST OF FACE SPRAY OF BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) FRUIT EXTRACT Titi Agni Hutahaen; Romadhiyana Kisno Saputri
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 3 (2022): Forthcoming Issue
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i3.381

Abstract

Antioksidan dapat mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh paparan radikal bebas yang berlebih seperti paparan sinar ultraviolet dan polusi udara. Buah belimbing wuluh diketahui mengandung antioksidan yang memungkinkan buah ini dikembangkan sebagai produk kosmestik seperti face spray. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tes kandungan dan aktivitas antioksidan pada ekstrak buah belimbing wuluh dan untuk mengembangkan produk face spray yang stabil dan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Ekstrak buah belimbing wuluh dibuat dengan metode maserasi selama 3x24 jam dengan menggunakan pelarut metanol 96%. Skrining fitokimia dilakukan dengan metode standar dan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH. Face spray dibuat dengan menggunakan tiga formulasi dengan perbedaan jumlah ekstrak yang digunakan lalu dilakukan uji evaluasi organoleptik, homogenitas, dan pH. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak buah belimbing wuluh positif mengandung  alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Nilai IC50 dari ekstrak buah belimbing wuluh sebesar 450,19 ppm. Hasil penelitian menunjukkan semua formulasi face spray tidak berbau, warna kuning, tekstur cair encer, homogen, pH pada rentang 2-5, dan mampu melembabkan wajah pada sampai 2 jam setelah pemakaian. Face spray tidak banyak mengalami perubahan pada 4 minggu penyimpanan, perubahan hanya terjadi pada tekstur dimana mulai minggu ketiga, tekstur face spray menjadi agak kental, tidak homogen, dan mulai ada kontaminan seperti jamur dan bercak putih. 
Pelatihan Pembuangan Masker Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Infeksi di Desa Sukowati Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro Romadhiyana Kisno Saputri; Titi Agni Hutahaen; Musfirotun Ni'am; Nabila Ulul Albabi
Journal of Research Applications in Community Service Vol. 1 No. 1 (2022): Journal of Research Applications in Community Service
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.792 KB) | DOI: 10.32665/jarcoms.v1i1.885

Abstract

Pemakaian masker sekali pakai meningkat 30% -50% selama pandemi COVID-19. Sampah masker masuk ke dalam sampah infeksius atau sampah yang dapat menyebabkan penyakit infeksi, sehingga sebelum dibuang, perlu penanganan khusus yaitu didisinfeksi lalu dirusak masker dengan cara dilepas tali masker atau disobek.  Sampah masker skala rumah tangga harus dikumpulkan tersendiri, digunting, direndam dengan larutan disinfektan dan dibungkus dengan kantong plastik sebelum dibuang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membuang masker sebagai upaya pencegahan penyakit infeksi. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode ceramah dan simulasi atau praktik langsung di depan sasaran. Sasaran adalah ibu-ibu PKK yang berjumlah 40 orang. Kegiatan ini memberikan hasil adanya peningkatan tingkat pengetahuan mengenai pembuangan masker yang tepat sebesar 55% dan peningkatan keterampilan mengenai pembuangan masker yang tepat sebesar 87,5%. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membuang masker sebagai upaya pencegahan penyakit infeksi.
PERBANDINGAN PARAMETER SPESIFIK DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALAMI PADA EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DAN EKSTRAK UMBI PORANG (Amarphopallus ancophillus) DENGAN METODE DPPH: COMPARISON OF SPECIFIC PARAMETERS AND NATURAL ANTIOXIDANT ACTIVITY IN WULUH STARFRUIT (Averrhoa bilimbi L.) AND PORANG TUBERS (Amarphopallus ancophillus Prain) EXTRACT USING DPPH METHOD Titi Agni Hutahaen; Atika Nirmala
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 4 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i4.491

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang dapat terjadi akibat radiasi matahari. Radiasi yang terjadi terus menerus dari sinar ultraviolet dan polusi udara dapat menyebabkan kerusakan pada kulit seperti kulit kusam, tanning, kulit kemerahan dan melasma. Antioksidan alami yang tinggi bisa diperoleh tumbuhan alam dari buah belimbing wuluh dan porang karena memiliki senyawa flavonoid dan alkaloid. Penelitian dengan tujuan untuk melihat perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah belimbing wuluh dan ekstrak etanol umbi porang. Ekstrak buah belimbing wuluh dan ekstrak umbi porang dibuat dengan metode maserasi selama 3x24 jam dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Setelah diperoleh ekstrak kental, kemudian dilakukan skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH menggunakan Spektrofotometer sinar tampak. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak buah belimbing wuluh positif mengandung  alkaloid, flavonoid,dan tanin sedangkan ekstrak umbi porang positif mengandung alkaloid dan flavonoid . Nilai IC50 dari ekstrak buah Belimbing Wuluh sebesar 450,19 ppm atau memiliki kategori lemah sedangkan ekstrak umbi porang 111,5 ppm atau memiliki kategori sedang.Hasil menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan pada ekstrak umbi porang lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak buah belimbing wuluh.
Pengembangan Produk Pangan Olahan Kerupuk Telur Asin dalam Mengatasi Stunting di Desa Sarimulyo Kabupaten Blora Titi Agni Hutahaen; Astrid Chandra Sari; Ifa Khoiria Ningrum
Journal of Research Applications in Community Service Vol. 2 No. 1 (2023): Journal of Research Applications in Community Service
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32665/jarcoms.v2i1.1307

Abstract

Status gizi pada 1000 hari pertama kelahiran akan mempengaruhi kualitas kesehatan, intelektual, dan produktivitas balita pada masa yang akan datang. Ibu dan bayi memerlukan gizi yang cukup dan berkualitas untuk menjamin status gizi dan status kesehatan (kemampuan motorik, sosial, dan kognitif), kemampuan belajar dan produktivitas balita. Informasi yang disampaikan tahun 2022 bulan November pada acara penerimaan mahasiswa KKN Unugiri menjelaskan ada hubungan antara angka stunting balita dan anak yang tinggi dengan hubungan banyaknya pernikahan di bawah umur. Hal tersebut menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi bayi dengan perkembangan psikomotorik orang tua muda, keadaan sosial ekonomi, kesehatan reproduksi selama kehamilan ibu yang dengan umur relatif di bawah umur untuk menikah. Oleh karena itu diperlukan kegiatan pengabdian yang dilaksanakan secara rutin melalui kerjasama institusi pendidikan kesehatan dan institusi kesehatan yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang 1000 hari pertama, makanan bergizi dan hasil olahan pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dalam pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan balita, dan gizi seimbang serta adanya perubahan perilaku gizi yang baik. Selain itu edukasi kepada kader, kader PKK juga harus dilakukan agar kader dapat memberikan edukasi secara berkelanjutan kepada para ibu yang mempunyai balita. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan topik “Sosialisasi dan Pelatihan UMKM Kerupuk Telur Asin”. Gambaran cara pengolahan panganan yang sehat dan bergizi pada anak,demi menghilangkan mitos telur dan memangkas stunting pada desa Sarimulyo Kabupaten Blora dan IPTEKS yang diberikan kepada kader masyarakat berupa penyampaian informasi mengatasi stunting, serta melakukan pelatihan UMKM pada Desa Sarimulyo Kabupaten Blora dalam pemulihan bidang kesehatan dan ekonomi.
SOSIALISASI DAN PELATIHAN DAGUSIBU OBAT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENGOBATAN YANG TIDAK RASIONAL DI MASA PANDEMI COVID 19 R.K. Saputri; T.A. Hutahaen; D.I. Pramesti; N. Farlina
Buletin Udayana Mengabdi Vol 22 No 4 (2023): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/BUM.2023.v22.i04.p09

Abstract

Drugs are materials that function as pain relievers and/or disease healers. Recently, many irrational behaviors related to drug use, such as self-medication , that can increase irrational medication. The solution to the problems offered is the socialization and training of DAGUSIBU and monitoring implementation of DAGUSIBU. DAGUSIBU is an acronym for get, use, store and dispose of drug which becomes a series when getting and consuming drugs. The form of activity carried out is community capacity building with the type of program providing DAGUSIBU socialization and training on proper medicine. Activities consist of DAGUSIBU outreach and training activities using counseling and simulation methods, monitoring and evaluating the implementation of DAGUSIBU via WhatsApp for one month. The results of the activity showed that 85.29% targets had knowledge about DAGUSIBU drugs in the good category, 88.23% of the targets were able to use, dispose and store drugs properly, and 67.65% of targets had applied DAGUSIBU correctly. This activity was said to be successful based on the results of an increase in the level of knowledge in the good category of 55.88%, an increase in skills regarding drug handling after program implementation of 88.23%. Keywords: socialization, training , DAGUSIBU
Overcoming Stunting in Adolescents at Risk of Anemia in the Kapas District, Sukowati Village, Bojonegoro Titi Hutahaen; Atika Nirmala; Dinda Intan Pramesti; Aina Salsabila
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2023): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/abdimas.v6i2.2864

Abstract

Stunting is a serious problem, namely the failure to grow a child or toddler due to chronic malnutrition due to infectious disease disorders, if allowed to greatly affect intelligence. In 2021 the Bojonegoro government prioritizes the handling of stunting, there must be joint work. Data from the 30% National survey are both important issues to deal with together. Prevention of stunting starts in the womb. Habits of teenagers, most importantly iron affects adolescence, don't forget 4 Healthy 5 Perfect or fill my plate activities. The health of a young woman as a prospective mother and at the same time as the nation's successor needs to be a major concern. Adolescents are humans in the transition stage to adulthood with rapid growth associated with iron fulfillment. Insufficient iron intake can cause anemia. The national incidence of anemia at the age of 1 year, 5-11 years, and 15-24 years were 21.7%, 26.4%, and 18.4%, respectively. Factors causing stunting include nutritional intake and parenting patterns for toddlers from caregivers who must be given good and sufficient knowledge. Smoking is also one of the causes of stunting, because it affects the economic pattern of a family. Factors that influence anemia in adolescent girls are lack of consumption of foods containing iron, menstruation, consumption of blood-added tablets, and consumption of tea or coffee after eating. Giving blood supplement tablet therapy is one of the important efforts to prevent and overcome anemia due to iron deficiency. The purpose of this service is to overcome the problem of anemia in adolescent girls based on the results of a qualitative research analysis of the factors causing the problem of low consumption of Fe tablets. This activity has been carried out in Sukowati village, Kapas sub-district, Bojonegoro district with the target of junior high, high school, and vocational school students in Sukowati village as anemia prevention ambassadors. Community empowerment strategies have been carried out in the form of socialization, FGD for PKK mothers and the formation of anemia prevention communities, until finally achieving: 1) raising public awareness, in this case schools and students of SMP, SMA, SMK in Sukowati Village about the importance of preventing anemia, 2) then motivate and enable the community with prevention education and training processes
STANDARDIZATION OF SPECIFIC PARAMETERS OF CITREH (Cymbopogon citratus) ETHANOL EXTRACT AS A NATURAL ANTIOXIDANT Titi Agni Hutahaen; Nawafila Februyani
Media Bina Ilmiah Vol. 17 No. 11: Juni 2023
Publisher : LPSDI Bina Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antioxidants can prevent damage caused by excessive exposure to free radicals such as exposure to ultraviolet light and air pollution. Lemongrass is known to contain flavonoids, saponins, phenols, alkaloids, steroids which are compounds that have antioxidant activity. The antioxidant content of lemongrass fruit allows this fruit to be developed as cosmetic, herbal, insect repellent, and essential oil products. Standardization of components of secondary metabolic compounds is very important, this will be used as a guide or parameter in determining compounds and raw materials later in product development. In order to obtain a standardized product. The development of citronella extract has started in recent years, one of which is product development, namely insect repellent and essential oil. Parameters for determining standardized citronella raw materials will produce standard compounds in relation to being active ingredients in a product. Standardization of extract parameters will play an important role in determining the final result or influencing the antioxidant activity of the product to be produced. The specific parameters that will be carried out later will be more on the phytochemical test for levels of secondary metabolites from the kitchen citronella and will increase the selling value of the citronella. The IC50 value of the ethanol extract of citronella is 71.96 ppm or has a Strong category. Phytochemical Test Results Lemongrass contains alkaloids, flavonoids, phenolics, tannins, saponins
Uji Toksisitas Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharantus roseus L.) Menggunakan Metode BSLT Dengan Variasi Perbedaan Pelarut Ekstraksi Vera Dewi; Akhmad Al-Bari; Titi Agni Hutahaen
FASKES : Jurnal Farmasi, Kesehatan, dan Sains Vol. 1 No. 1 (2023): Faskes : Jurnal Farmasi, Kesehatan, dan Sains
Publisher : Program Studi Farmasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Tanaman Catharantus roseus L, yang juga dikenal sebagai tapak dara, diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri. Namun, meskipun telah diakui, dosis yang efektif dan aman belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, dalam penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati karena kandungan alkaloid dalam tanaman ini dapat menyebabkan efek toksik. Meskipun alkaloid bertindak sebagai penangkal racun dalam tubuh, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, dapat menjadi beracun. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan tingkat toksisitas antara ekstrak daun tapak dara yang diperoleh menggunakan pelarut etanol dan n-heksan. Metode: Uji toksisitas akut dilakukan pada larva Artemia salina Leach dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Potensi toksisitas suatu senyawa dapat diukur berdasarkan jumlah total kematian hewan uji dan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode probit dalam software SPSS. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC50 ekstrak etanol dan ekstrak n-heksan daun tapak dara adalah 154,886 ppm dan 66,949 ppm, masing-masing. Simpulan: Ekstrak n-heksan daun tapak dara lebih toksik daripada ekstrak etanol daun tapak dara
Uji Toksisitas Akut Sirup Obat Batuk Ekstrak Sereh (Cymbopogon citratus) Dan Kemangi (Ocimum basillicum) Secara In Vivo Pada Mencit (Mus musculus) Dinda Intan Pramesti; Nawafila Februyani; Titi Agni Hutahaen
Indonesian Journal of Health Science Vol 3 No 2a (2023): Terus Melaju Untuk Indonesia Maju
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v3i2a.511

Abstract

Tanaman obat tradisional merupakan tanaman yang didapat dari alam yang dipercaya oleh generasi terdahulu yang telah digunakan dan dibuktikan oleh pengalaman-pengalaman generasi terdahulu. Contoh tanaman obat yang ada di Indonesia adalah Serai dapur (Cymbopogon citratus) dan Kemangi (Ocimum basilicum). Kedua tanaman ini memiliki beberapa kandungan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid dan juga flavonoid. Dari penelitian sebelumnya, senyawa metabolit tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat batuk. Modifikasi tanaman Serai dapur (Cymbopogon citratus) dan Kemangi (Ocimum basilicum) dapat diolah menjadi sirup obat batuk dengan beberapa tahapan guna memenuhi standar kemanan untuk dikonsumsi manusia. Salah satunya adalah uji toksisitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek toksik serta nilai LD50 dari sirup obat batuk esktrak Serai dapur (Cymbopogon citratus) dan Kemangi (Ocimum basilicum). Penelitian ini dilakukan dengan memberikan sediian sirup terhadap hewan uji dengan variasi dosis yang dipakai 5, 50, 300 dan 2000mg/Kg BB. Hasil dari penelitian ini adalah sediian sirup obat batuk dari tanaman Serai dapur (Cymbopogon citratus) dan Kemangi (Ocimum basilicum) tidak dapat membunuh hewan uji hingga dosis tertinggi 2000mg/Kg, dan hanya memberikan sedikit efek toksik seperti lemas dan tremor pada dosis 2000mg/Kg. Hasil nilai LD50 dari penelitian sediaan sirup obat batuk dari tanaman Serai dapur (Cymbopogon citratus) adalah LD50 semu > 2000mg/Kg.
Formulasi Sediaan Gel Antiacne Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Sebagai Alternatif Terapi Acne Vulgaris Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes Secara In Vitro Putri Atika Julianti; Titi Agni Hutahaen; Nawafila Februyani
Indonesian Journal of Health Science Vol 3 No 2a (2023): Terus Melaju Untuk Indonesia Maju
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v3i2a.512

Abstract

Betel (Piper betle L.) is one of the plants that has the potential to be developed as a traditional medicine where its existence in Indonesia is abundant, grows independent of the season and is easily found. Preliminary research on phytochemicals from betel leaf shows the content of flavonoid and phenolic compounds and their derivatives, terpenoids, steroids, saponins, tannins, alkaloids and essential oils that can work as antibacterials. The purpose of this study was to formulate betel leaf extract as a gel that meets the requirements in evaluating the physical stability of the preparation as well as knowing the antibacterial activity against Propionibacterium acnes. The research method is true experimental laboratory. The results showed that betel leaf extract concentration of 20% can be formulated into gel preparations with different concentrations of carbopol gel base (0.5%, 1% and 2%) that meet the requirements in the evaluation of physical quality stability of preparations for organoleptic test parameters, homogeneity test, pH test, adhesion test and dispersion test. However, in the adhesion test only F III (2%) meets the standard requirements. Betel leaf extract gel has antibacterial activity against Propionibacterium acnes. The best resistance is found in F I (0.5%) with an average of 10.0 mm, then F II (1%) with an average of 8.5 mm and F III (2%) with an average of 7.3 mm. Sirih (Piper betle L.) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional yang dimana keberadaanya di Indonesia berlimpah, tumbuh tidak tergantung pada musim dan mudah dijumpai. Riset pendahuluan fitokimia dari daun sirih menunjukkan adanya kandungan senyawa flavonoid dan fenolik beserta turunannya, terpenoid, steroid, saponin, tanin, alkaloid dan minyak atsiri yang dapat bekerja sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan ekstrak daun sirih sebagai gel yang memenuhi persyaratan dalam evaluasi stabilitas fisik sediaan serta mengetahui aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes. Metode penelitian adalah true experimental laboratory. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun sirih konsentrasi 20 % dapat diformulasikan ke dalam sediaan gel dengan konsentrasi basis gel carbopol yang berbeda (0,5 %, 1 % dan 2 %) yang memenuhi persyaratan dalam evaluasi stabilitas mutu fisik sediaan untuk parameter uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya lekat dan uji daya sebar. Namun, pada uji daya lekat hanya F III (2 %) yang memenuhi standar persyaratan. Gel ekstrak daun sirih memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes. Daya hambat terbaik terdapat pada F I (0,5 %) dengan rerata 10,0 mm, kemudian F II (1 %) dengan rerata 8,5 mm dan F III (2 %) dengan rerata 7,3 mm.