Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Agrosamudra

Pertumbuhan dan Hasil Mentimun di Tanah Salin Pada Beberapa Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Muhammad Syahril; Cut Mulyani; Yenni Agustina
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.114 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v6i1.1506

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil mentimun di tanah salin pada beberapa jenis dan dosis pupuk kandang. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan salin di Desa Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur dengan ketinggian tempat 2 m di atas permukaan laut (dpl). Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari sampai bulan Maret 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu: faktor jenis pupuk kandang (J), yang terdiri dari 3 jenis yaitu : J1 = Pupuk Kandang Ayam; J2 = Pupuk Kandang Kambing; J3 = Pupuk Kandang Sapi dan faktor dosis pupuk kandang (D) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : D1 = 10 ton/ha; D2 = 15 ton/ha; D3 = 20 ton/ha. Dengan demikian diperoleh 9 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali. Sebagai pembanding, disiapkan 3 plot tanpa perlakuan pupuk kandang, sehingga terdapat 30 satuan percobaan. Parameter yang diamati yaitu panjang tanaman (cm), diameter pangkal batang (mm), jumlah buah per tanaman (buah), berat buah per tanaman (kg) dan produksi per plot (kg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara pupuk kandang ayam, sapi dan kambing dalam meningkatkan kesuburan meningkatkan produksi pada tanah salin, tetapi terdapat perbedaan yang nyata antara perlakukan pemberian jenis pupuk kandang dengan yang tidak diberi pupuk kandang. Perlakuan dosis pupuk kandang hanya memberikan perbedaan yang nyata pada parameter panjang tanaman 30 MST dan jumlah buah per tanaman.
KERAGAMAN POPULASI PADI KULTIVAR SILESO GENERASI MUTAN-1 HASIL RADIASI SINAR GAMMA Juanda Saputra; Muhammad Syahril; Murdhiani
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 8 No 1 (2021): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.609 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v8i1.3173

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk Menentukan keragaman genetik, dan heritabilitas populasi Mutan- 1 (M-1) hasil radiasi sinar gamma kultivar Sileso dan Memperoleh mutan yang toleran kekeringan, pada fase vegetatif hasil radiasi sinar gamma. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2020. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial tunggal. Faktor yang diteliti adalah mutan hasil radiasi sinar gamma. Masing-masing individu diamati parameter: tinggi tanaman (cm), panjang daun (cm), lebar daun (cm),panjang daun bendera (cm), lebar daun bendera (cm), kelengkungan daun. Hasil penelitian menunjukkan dosis radiasi sinar gamma berpengaruh nyata terhadap tinggi dan lebar daun tanaman padi. Dosis terbaik untuk memendekkan tanaman padi diperoleh pada dosis K4 (400 kgray).Dosis radiasi sinar gamma tidak berpengaruh nyata terhadap panjang daun, panjang daun bendera, lebar daun bendera dan kelengkungan daun.Variabilitas genotipe tinggi tanaman, lebar daun, panjang daun, panjang daun bendera, lebar daun bendera dan kelengkungan daun memiliki variabilitas yang sempit. Lebar daun, panjang daun, panjang daun bendera, lebar daun bendera dan kelengkungan daun memiliki variabilitas fenotipe yang luas, sedangkan tinggi tanaman memiliki variabilitas fenotipe yang sempit.
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L) PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN MOL BONGGOL PISANG Abdul Muis; Muhammad Syahril; Murdhiani
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.29 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v8i2.4379

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L) pada berbagai komposisi media tanam dan pemberian MOL bonggol pisang, serta melihat interaksi antara komposisi media tanam dengan pemberian MOL bonggol pisang. Penelitian ini dilakasanakan di Desa Meurandeh Dayah, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, pada bulan Agustus sampai September 2020. Penelitian ini menggunakan Rancang Acak Kelompok (RAK) pola fakorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu: faktor Komposisi media tanam (M) yang terdiri dari 9 taraf, yaitu: M1 = Tanah + Pupuk Kandang Sapi + Arang Sekam (2:1:1),M2 = Tanah + Pupuk Kandang Sapi + Pasir (2:1:1), M3 = Tanah + Pupuk Kandang Sapi + Cocopeat (2:1:1), M4 =Tanah + Pupuk Kandang Ayam + Arang Sekam (2:1:1), M5 = Tanah + Pupuk Kandang Ayam + Pasir (2:1:1), M6 =Tanah + Pupuk Kandang Ayam + Cocopeat (2:1:1), M7 =Tanah + Pupuk Kandang Kambing + Arang Sekam (2:1:1), M8 =Tanah + Pupuk Kandang Kambing + Pasir (2:1:1) dan M9 = Tanah + Pupuk Kandang Kambing + Cocopeat(2:1:1). Faktor konsentrasi MOL bonggol pisang (B) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: B0 = 0 ml / 1 liter air/ poly bag, B1 = 150 ml/ 1 liter air/ poly bag dan B2 = 300 ml/ 1 liter air/ poly bag. Parameter yang diamati antara lain: tinggi tanaman, umur berbunga,panjang buah, diameter buah, produksi per tanaman, produksi per plot.Hasilpenelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, umur berbunga, panjang buah, diameter buah, produksi per tanaman dan produksi per plot.Interaksiperlakuan media tanam dengan MOL bonggol pisang terbaik diperoleh pada perlakuan M8 =Tanah + Pupuk Kandang Kambing + Pasir (2:1:1) dan B2 = 300 ml/ 1 liter air/ poly bag.
UJI ADAPTASI BEBERAPA KULTIVAR PADI GOGO LOKAL KABUPATEN ACEH TIMUR DI LAHAN KERING KEBUN PERCOBAAN UNIVERSITAS SAMUDRA Muhammad Syahril
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan lahan kering untuk pertanian cukup potensial mengingat potensi lahan kering yang cukup luas. Pengembangan padi gogo yang dapat beradaptasi dengan baik pada lahan kering dengan produksi yang tinggi dapat menjadi solusi untuk lahan-lahan kering. Untuk mendapatkan padi gogo yang mampu memberikan produksi tinggi pada lahan kering diperlukan pengujian dari beberapa kultivar yang tersedia. Penelitian dilaksanakan pada lahan kering kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Samudra dengan ketinggian tempat ± 10 mdpl. Penelitan menggunakan 7 kultivar padi gogo lokal hasil eksplorasi di kabupaten Aceh Timur provinsi Aceh, Indonesia. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah anakan (batang), jumlah anakan produktif (batang), umur berbunga (hari), umur panen (hari), jumlah gabah berisi per malai (buah), produksi per sampel (g) dan produksi per plot (kg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tedapat perbedaan yang nyata diantara kultivar yang diamati pada semua parameter yang diamati.
PENENTUAN PARAMETER SELEKSI TIDAK LANGSUNG TANAMAN PADI PADA TANAH SULFAT MASAM MELALUI ANALISIS LINTAS Muhammad Syahril
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 3 No 2 (2016): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan parameter untuk seleksi secara tidak langsung pada tanah sulfat masam berdasarkan nilai pengaruh langsung dan tidak langsung komponen hasil terhadap daya hasil. Penelitian disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok satu factor dengan faktor yang diteliti adalah 18 varietas padi. Data yang diperoleh dianalis dengan menggunakan regresi linier berganda dan dilanjutkan dengan analisis lintas untuk mendapatkan pengaruh langsung dan tidak langsung parameter komponen hasil terhadap daya hasil. Hasil analisis lintas menunjukkan parameter seleksi tidak langsung pada tanah sulfat masam yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, jumlah gabah permalai dan % gabah berisi.
PENENTUAN PARAMETER SELEKSI TIDAK LANGSUNG TANAMAN PADI PADA TANAH SALIN MELALUI ANALISIS LINTAS Muhammad Syahril
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 3 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan parameter untuk seleksi secara tidak langsung pada tanah salin berdasarkan nilai pengaruh langsung dan tidak langsung komponen hasil terhadap daya hasil. Penelitian disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok satu factor dengan faktor yang diteliti adalah 18 varietas padi.Data yang diperoleh dianalis dengan menggunakan regresi linier berganda dan dilanjutkan dengan analisis lintas untuk mendapatkan pengaruh langsung dan tidak langsung parameter komponen hasil terhadap dayahasil. Hasil analisis lintas menunjukkan parameter seleksi tidak langsung pada tanah salin yaitu karakter umur panen dan jumlah anakan produktif, sedangkan parameter pendukung yang dapat dijadikan parameter seleksi adalah ukuran gabah yang kecil.
Rancangan Bersekat (Augmented Design) Untuk Penelitian Bidang Pemuliaan Tanaman Muhammad Syahril
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pemuliaan tanaman konvensional untuk merakit varietas tanaman yang lebih unggul, salah satu program baku yang dilakukan adalah kegiatan seleksi (Syukur et al, 2012). Banyaknya tanaman yang terseleksi untuk ditanaman pada generasi berikutnya bergantung pada intensitas seleksi yang dilakukan. Secara umum intensitas seleksi yang sering diterapkan adalah intensitas seleksi 10 % (Fotokian dan Agahi, 2014), 5% (Nugraha dan Suwarno, 2007) atau 1% pada beberapa pemuliaan tanaman tahunan seperti misalnya tanaman karet untuk ditanam langsung pada plot promosi (Woelan et al, 2014). Bahan genetik yang terseleksi jika ditanaman pada generasi berikutnya kemungkinan besar akan membutuhkan lahan yang luas terlebih jika digunakan seleksi dengan metode pedigree. Rancangan bersekat juga sering digunakan dalam penelitian pemuliaan tanaman untuk mengantisipasi bahan genetik yang tersedia sangat terbatas sehingga tidak dapat diulang. Untuk memperoleh galat percobaan, ditambahkan bahan genetik lainnya yang dapat diulang. Bahan genetik yang tidak dapat diulang disebut Perlakuan, sedangkan bahan genetik yang dapat diulang disebut kontrol atau pembanding (check).
Heterosis Dan Heterobeltiosis Populasi Padi F1 Hasil Persilangan Varietas Berumur Pendek Dengan Varietas Lokal Aceh Berproduksi Tinggi Muhammad Syahril
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luas lahan sub optimal meningkat sejalan dengan terjadinya perubahan iklim. Peningkatan lahan-lahan sub optimal signifikan pada lahan-lahan salin dan kering. Pemanfaatan lahan-lahan sub optimal seperti lahan kering untuk budidaya padi perlu strategi khusus agar tercapai produksi yang optimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan varietas-varietas yang berproduksi tinggi toleran kekeringan. Sifat tersebut masih sangat jarang ditemukan pada satu varietas tanaman sehingga perlu dilakukan perakitan varietas tanaman dengan sifat tersebut. Telah dilakukan persilangan antara kultivar padi gogo lokal Aceh berproduksi tinggi (Sileso) dengan varietas Ciherang sebagai sumber gen untuk umur genjah. Hasil persilangan ditanan sebanyak 1400 tanaman sebagai populasi F1. Pengamatan produksi dilakukan pada populasi F1 untuk selanjutnya dilakukan analisis data untuk melihat perbedaan antara rataan F1 dengan tetua mid paren dan higher parent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara populasi F1 dengan tetua mid parent dan higher parent pada semua genotipe. Terdapat efek heterosis pada populasi A1B1 dan efek heterobeltiosis pada populasi A2B2, A3B3, A4B4 dan A5B5
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN SERANGGA HAMA DAN PREDATOR PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) DI DESA PAYA RAHAT, KABUPATEN ACEH TAMIANG Maria Heviyanti; Muhammad Syahril
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu pembatas peningkatan produksi tanaman padi adalah serangan hama pada pertanaman padi sawah. Permasalahan hama dihadapi petani sejak awal penanaman hingga panen. Pemanfaatan predator sebagai musuh alami hama menjadi upaya pengendalian yang dapat dilakukan dan ramah lingkungan. Predator adalah hewan yang memangsa hewan lainnya. Keberadaan predator di lahan persawahan sangat dipengaruhi oleh tingkat populasi hama dan interval aplikasi pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman dan kelimpahan serangga hama dan predator pada pertanaman padi sawah dalam satu musim tanam tanaman padi di Desa Paya Rahat, Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian dilakukan dengan metode random sampling, penentuan tempat pengambilan sampel dilakukan secara diagonal. Koleksi serangga hama dan predator dilakukan dengan menggunakan sweep net dan yellow pan trap. Pengamatan dan pengumpulan serangga hama dan predator dilakukan pada umur 30, 45, 60, 75, dan 90 Hari Setelah Tanam (HST). Kelimpahan dan keragaman serangga hama dan predator di hitung dengan menggunakan indeks Shannon-Wanner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keragaman dan kelimpahan serangga hama dan predator tanaman padi sawah di Desa Paya Rahat tergolong rendah. Keanekaragaman serangga baik hama dan predator tanaman padi sawah di Desa Paya Rahat menunjukkan kisaran antara 0,41 – 1,06 untuk keanekaragaman hama dan 1,53 – 1,83 untuk keanekaragaman predator.