Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 004 GENDUANG KECAMATAN PANGKALAN LESUNG KABUPATEN PELALAWAN Umi Kalsum; Hamizi '; Erlisnawati '
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 3, No 1 (2016): Wisuda Februari 2016
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract : One of study aim accomplishment achievement height learns student. but evaluation result during teach, show from 30 students, 10 students (33%) not yet achieve criteria value ketuntasan minimal (kkm) in batural sciences subject at class iv that is 70 or with result presents in low category averagely class as big as 62.97. This Reseach this carried out on 2 up to 18 Aprils 2015 with 2 cycles. subjek watchfulness teacher and class student iv country elementary school 004 genduang regency mortar landing stage district pelalawan, with total 30 students, consist of 14 mans and 16 womans. data collecting instrument in sikripsi this teacher activity sheet and student with result test exercise learns. berdasarkn watchfulness result, inferential that type co-operative study model index card match can increase result learn class student batural sciences iv country elementary school 004 genduang regency mortar landing stage district pelalawan as that is: seen from result learns score base as big as 62,97 increase in my cycle is averagely 72.17 happen enhanced 9.20. in cycle ii average 78,00 with good category increases to be 5.83 from average score base. student is mobileer in learn, cooperate in discussion group and also increase student responsibility taste towards matter that studied.Key Words: Model Learning Index Card Match, grade students Achievement.
PROFIL LEUKOSIT AYAM JANTAN WHITE LEGHORN PASCA PEMBERIAN PROBIOTIK Bacillus subtilis Muhammad Farid Rizal; Umi Kalsum; Inggit Kentjonowaty
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan Vol 2, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.692 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performan imunitas (leukosit, sel goblet dan ekspresi MMP-9)  ayam jantan white leghorn pasca pemberian probiotik Bacillus subtilis. Metode penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkal (RAL). Sampel yang digunakan adalah 24 ekor ayam jantan white leghorn yang dibagi menjadi 4 perlakuan yang terdiri sebagai berikut: P0 :  kontrol yang tidak diberikan perlakuan, P1: terdiri dari 6 ekor ayam jantan white leghorn yang diberikan probiotik Bacillus subtilis 2,5x106CFU/ hari/ekor, P2: terdiri dari 6 ekor ayam jantan white leghorn yang diberikan probiotik Bacillus subtilis 3,9x 107 CFU/ hari/ekor, P3: terdiri dari 6 ekor ayam jantan white leghorn yang diberikan probiotik Bacillus subtilis 5,3x108 CFU/ hari/ekor, variabel pada penelitian ini adalah : neutrofil, basofil, eusinofil, limfosit, monosit, sel goblet, ekspresi MMP-9 dan panjang vili usus. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan ditabulasi kemudian diolah menggunakan ANOVA dan dialanjutkan dengan uji Duncan’s untuk mengetahui kemaknaan dalam setiap kelompoknya. Hasil penelitian: Terdapat pengaruh (P<0,05) nilai neutrofil P0 : (45,5%±7,0), P1 (52,6%±2,6),P2 : (67,0%±5,2), P3 : (66,6%±3,1). Tidak terdapat pengaruh (P>0,05) nilai eusinofil P0: (3,3%±1,03), P1 : (0,5%±0,836), P2 : (1,0,0%±0,8), P3 : (0,8%±0,9)%. Tidak terdapat pengaruh  (P>0,05) nilai basofil P0: (1%±0,89), P1: (1%±0,89), P2: (1%±0,89), P3: (1,3%±1,0). Terdapat pengaruh  (P<0,05) nilai limfosit P0: (23,3%±3,9), P1 : (12,4%±2,2). P2 : (30,6%±3,0), P3 : (31,3%±4,5). Terdapat pengaruh (P<0,05) nilai monosit P0 : (12,5%±1,8), P1 : (12,4%±2,2), P2 : (18,5%±1,0), P3 : (24,5%±2,2). Semakin meningkatnya dosis probiotik Bacillus subtilis cenderung meningkatkan rerata jumlah neutrofil,limfosit dan monosit ayam jantan white leghorn. Semakin meningkatnya dosis probiotik Bacillus subtilis tidak mempengaruhi rerata eusinofil dan basofil yang relatif sama dengan kontrol.Kata Kunci: Bacillus subtilis,leukosit, white leghorn.
EKSTRAK DAUN Vernonia amygdalina SEBAGAI PENGGANTI ANTIBIOTIK PADA BROILER TERINFEKSI Salmonella sp Alfan Setya Winurdana; Umi Kalsum; Usman Ali
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan Vol 1, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.211 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi Vernonia amygdalina sebagai pengganti antibiotik pada broiler terinfeksi Salmonella sp. Materi yang digunakan meliputi ekstrak daun Vernonia amygdalina, Broiler strain cobb umur 19 hari, bakteri Salmonella sp, antibiotik Oxytetraciclyn,dan pakan konvensional. Penelitian dilakukan dengan metode percobaan dengan menggunakan rancangan acak kelompok, empat perlakuan dan tiga kelompok. Perlakuan yang digunakan adalah 1ml antibiotik Oxytetraciclyn dan dosis ekstrak daun Vernonia amydalina dengan level P0=  dengan antibiotik P1 = VA 0,5%, P2 = VA 1%, P3 = VA 1,5%. Data yang diperoleh dianalisis dengan anova dan dilanjutkan uji beda nyata terkecil (BNT) jika terdapat pengaruh.               Hasil penelitian menunjukkan penggunaan ekstrak daun Vernonia amygdalina pada broiler terinfeksi Salmonella sp. berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap total mikroflora, panjang vili dan jumlah sel eritrosit dan tidak berpengaruh (P>0,05) pada pH dan lebar vili. Rataan total mikroflora log cfu/gram  P0,P,P2 dan P3 berturut-turut 12,12; 11,70; 11,76; dan 11,73. Rataan Panjang vili µm P0,P1,P2 dan P3 berturut-turut 444,15; 718,96; 680,64; dan 735,64. Rataan jumlah sel eritrosit (106 sel/ml) P0,P1,P2 dan P3 yaitu 2,41; 2,56; 2,50 dan 2,96. Rataan pH P0,P1,P2,P3 berturut-turut 6,43; 6,74; 6,40; dan 5,99. Rataan lebar vili berturut-turut µm 101,27; 117,33; 107,72 dan 127,75. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan ekstrak daun Vernonia amygdalina 1,5% memberikan hasil terbaik terhadap total mikroflora, panjang vili dan jumlah eritrosit, namun pada penggunaan 0,5% sudah mampu menggantikan peran antibiotik. Disarankan untuk peningkatan pengganti antibiotik pada penggunaan ekstrak daun Vernonia amygdalina 0,5%.Kata Kunci: Vernonia amygdalina, broiler, mikroflora usus, hostologi ususThe purpose of this research to determine potential of Vernonia amygdalina as antibiotic role on broiler infected Salmonella sp. The materials used were Vernonia amygdalina leaf extract, 48 head Broiler strain cobb aged 19 days, Salmonella sp bacteria, Oxytetraciclyn antibiotics, and feed broiler comercial. The study was conducted by experimental method using a randomized block design with four treatments and three groups. The treatment used 1ml dose of  antibiotic Oxytetraciclyn and three level Vernonia amydalina leaf extract with a level of P0 = with antibiotics, P1 = VA 0,5%, P2 = VA 1%, P3 = VA 1,5%. The data analyzed with ANOVA if those had influence continued with last significant difference test (LSD)The results showed the use of Vernonia amygdalina leaf extract in broiler infected Salmonella sp. significantly effect (P <0,01) on total microflora, villi length and number of erythrocyte cells but not significant (P> 0,05) on pH and villi width. The best result for total mikroflora (P1) 11,70 (log cfu/g). The best result for pH (P3) 5,99. The best result for vili height (P3) 735,64 μm. The best result for vili width (P3) 127,75 μm.  The best result for erythrocyte cells (P3) 2,96 (106 cell/ml). The conclusion is P1 (0,05%) could be replace the role antibiotic on broiler infected Salmonella sp. but P3 (1,5%) give best result on pH, villi height, villi weight, and amount of erythrositeKey words: Vernonia amygdalina,broiler, Gut microflora,intestinal histology
ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH BERBASIS MANAJEMEN REPRODUKSI PADA KELOMPOK PETERNAK DI KABUPATEN MALANG Moch. Rifa&#039;i; Inggit Kentjonowaty; Umi Kalsum
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan Vol 1, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.183 KB)

Abstract

                    Mayoritas pengembangan ternak di Indonesia masih mengandalkan bisnis ternak rakyat. Untuk merangsang pengembangan bisnis ternak rakyat, perlu ada sentuhan dan dukungan dari pemerintah Indonesia dalam bentuk bimbingan teknis tentang peternakan dan bantuan dengan kuman ternak dan fasilitas ternak melalui kelompok-kelompok peternak. Masalah yang sering dihadapi dalam bisnis ternak rakyat antara lain; manajemen reproduksi yang rendah, manajemen pemeliharaan dan manajemen pemberian pakan yang belum kompatibel dengan teknologi peternakan, biaya pakan tinggi dan modal usaha kecil  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan sapi perah dalam hal manajemen reproduksi yaitu; Layanan per Konsepsi, Interval Hari Terbuka dan melahirkan melalui peternak kelompok di Kabupaten Malang. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Kasembon, Ngantang, Pujon, Lawang dan Ngajum. Metode penelitian adalah studi kasus dengan menyebarkan kuesioner. Materi penelitian ini adalah anggota kelompok penerima sapi perah di 5 kabupaten, yaitu masing-masing kelompok diambil 10 orang dan 10 ekor sapi perah. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Manajemen Reproduksi; (Layanan per Konsepsi, Hari Terbuka dan Calving Interval). Analisis sifat kuantitatif ternak dan perkembangan reproduksi yang diperoleh kemudian dihitung rata-rata dan standar deviasi kelompok. Untuk mengetahui pengaruh kelompok dan periode laktasi terhadap kinerja reproduksi, analisis varians (ANOVA) digunakan dan analisis varians dilakukan dan dilanjutkan dengan uji LSD.Hasil yang diperoleh dengan nilai rata-rata pelayanan per konsepsi dalam laktasi pertama p eriod 2.56 dan pada periode laktasi kedua 2.1 dan pada periode laktasi ketiga 3.88. Periode laktasi memiliki efek yang sangat signifikan (P <0,01) pada layanan per konsepsi. Selanjutnya, nilai rata-rata Days Terbuka pada periode laktasi pertama adalah 118,42 hari dan pada periode laktasi kedua adalah 98 hari dan pada periode laktasi ketiga adalah 154,3 hari, menunjukkan bahwa periode laktasi memiliki efek yang sangat signifikan pada Days Open. Untuk variabel Calving Interval, nilai rata-rata pada periode laktasi pertama adalah 0 hari dan pada periode laktasi kedua 373 hari dan pada periode laktasi ketiga 434,2 hari. Periode laktasi memiliki efek yang sangat signifikan pada Calving Interval, sedangkan kelompok peternak tidak berpengaruh pada kinerja reproduksi. * Diikuti dengan tes LSD untuk mengetahui perbedaan antara periode laktasi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok tidak mempengaruhi kinerja reproduksi tetapi periode laktasi mempengaruhi kinerja reproduksi dalam hal konsepsi layanan, hari buka dan interval melahirkan (2) semakin tinggi periode laktasi semakin tinggi nilai layanan per konsepsi. , hari buka dan interval melahirkan. Berdasarkan nilai dari 5 kelompok yang diteliti, paling banyakkelompok reproduksi yang efisien adalah kelompok 5. Penampilan reproduksi berhubungan dengan manajemen pemeliharaan dan manajemen reproduksi sehingga perlu untuk meningkatkan manajemen pernikahan, catatan, manajemen pakan dan pemberian makanan yang baik.pengembangan populasi sapi perah dalam kelompok pemulia.Kata Kunci : sapi perah, manajemen reproduksi, kelompok peternak.The majority of livestock development in Indonesia still relies on the people's livestock business. To stimulate the development of the people's livestock business, it is necessary to have a touch and support from the Indonesian government in the form of technical guidance on animal husbandry cultivation and  assistance with livestock  germs and  livestock facilities through breeders' groups. Problems  that  are  often  faced  in  the  people's  livestock  business  include; low  reproduction management, maintenance management and feeding management that are not yet compatible with animal husbandry technology, high feed costs and small business capital.The purpose of this study is to analyze the development of dairy cattle in terms of  reproduction management namely; Service per Conception, Days Open and Calving Interval through breeders' groups in Malang Regency. The location of the study was conducted in the sub-districts of Kasembon, Ngantang, Pujon, Lawang and Ngajum. The research method is a case study by distributing questionnaires. This research material is a member of a group of dairy cattle recipients in 5 districts, namely each group is taken 10 people and 10 dairy cows. The variables observed in this study were Reproductive Management; (Service per Conception, Days Open and Calving Interval). Analysis of the quantitative nature of livestock and reproductive development obtained was then calculated on average and the standard deviation of the group. To find out the effect of groups and lactation periods on reproductive performance, an analysis of variance (ANOVA) was used and analysis of variance was performed and continued with LSD test.The results obtained by the average value of sevice per conception in the first lactation p eriod 2.56 and in the second lactation period 2.1 and in the third lactation period 3.88. The lactation period had a very significant effect (P <0.01) on service per conception. Furthermore, the average value of Days Open in the first lactation period was 118.42 days and in the second lactation period was 98 days and in the third lactation period was 154.3 days, showing that the lactation period had a very significant effect on Days Open. For the Calving Interval variable, the average value in the first lactation period is 0 days and in the second lactation period 373 days and in the third lactation period 434.2 days. The lactation period has a very significant effect on the Calving Interval, while the breeder group has no effect on reproductive performance. * Followed by LSD test to find out the differences between lactation periods. The conclusions of this study indicate that the group does not affect reproductive performance but the lactation period influences reproductive performance in terms of service p er conception, days open and calving interval (2) the higher the lactation period the higher the value of service per conception, days open and calving interval. By value from the 5 groups studied, the most efficient group of reproduction is group 5. Appearance of reproduction is related to maintenance management and reproduction management so that it is necessary to improve the management of marriages, records, feed management and good feeding development of the dairy cow population in the breeders group.Keywords: dairy cows, reproduction management, breeder groups.
RESPON PUYUH PETELUR TERHADAP PENAMBAHAN TEPUNG DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) DALAM PAKAN SEBAGAI SUMBER ADITIF ALAMI Nata Dian Nanda; Umi Kalsum; Usman Ali
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan Vol 2, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.48 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuki menganalisis pengaruh, penambahan tepungg daun binahong sebagai aditif dalam pakan terhadap respon puyuh petelur. Materi yang digunakan meliputi 200 ekor puyuh petelur umur 43 hari, pakan lengkap dan tepung daun binahong. Metode penelitian adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 pelakuan 5 ulangan. Pelakuan yang diberikan yaitu P0 = Pakan lengkap tanpa tepung daun binahong, P1 = Pakan lengkap + Tepung daun binahong 1,25%, P2 = Pakan lengkap + Tepung daun binahong 1,50%, P3 = Pakan lengkap + Tepung daun binahong 1,75%. Variabel dari penelitian ini meliputi, konsumsi pakan, quail day production, konversi pakan, mortalitas, hematologi darah dan karakteristik usus. Data dianalisis dengan anova, dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT), jika terdapat pengaruh.            Hasil penelitian menunjukan pemberian tepung daun binahong sebagai aditif dalam pakan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) pada quail day production, konversi pakan, jumlah eritrosit dan pH usus halus dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada konsumsi pakan dan mortalitas. Rataan konsumsi pakan (g/ekor/hari) P0, P1,, P2 dan P3 berturut-turut 24,06; 24,06; 24,06 dan 24,05. Rataan quail day production P0, P1, P2 dan P3”berturut-turut 53,20; 52,40; 52,40 dan 57,80. Rataan konversi pakan P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut”4,69; 4,98; 4,72 dan 4,18. Rataan mortalitas P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut 0,004; 0,004; 0,000 dan 0,004. Rataan jumlah eritrosit (106/ml) P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut 2,51; 2,59; 2,74 dan2,94. Rataan pH usus halus P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut  6,22; 5,91; 5,98 dan 5,74. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian tepung daun binahong 1,75% dalam pakan puyuh petelur berpotensi sebagai sumber aditif alami. Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberian tepung daun binahong dengan dosis diatas 1,75% sampai mencapai titik optimal.Kata kunci : tepung daun binahon, puyuh petelur, penampilan prooduksi, eritrosit darah, pH                 usus.
STUDI MANAJEMEN PENANGANAN SAPI ANTEMORTEM DAN POSTMORTEM SERTA KELAYAKAN DAGING SAPI KONSUMSI DI BEBERAPA RUMAH POTONG HEWAN (RPH) KABUPATEN PROBOLINGGO Nisa Mufidah; Umi Kalsum; Usman Ali
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan Vol 2, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.752 KB)

Abstract

Tingginya permintaan masyarakat terhadap daging sapi menyebabkan intensitas pemotongan juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan terpusatnya perhatian pada Rumah Potong Hewan (RPH) sebagai unit penghasil daging. RPH sangat diperlukan untuk menjamin kualitas daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi manajemen penanganan sapi antemortem dan postmortem serta kelayakan daging sapi konsumsi di beberapa RPH Kabupaten Probolinggo.Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Juni 2021. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Pengamatan penanganan sapi antemortem dilakukan secara observasi yang meliputi : pemeriksaan kesehatan hewan, sikap jalan dan tegak badan, kulit, rongga mulut, rongga hidung, kebasahan hidung, selaput lendir mata dan suhu badan. Pemeriksaan postmortem dilakukan secara obeservasi yang meliputi : pemeriksaan kepala, pemeriksaan karkas, pemeriksaan organ dalam (hati, jantung, pari-paru, limpa, ginjal, rumen, retikulum, omasum dan abomasum). Sedangkan kelayakan daging konsumsi diambil dari data sekunder tahun 2019, 2020, dan 2021 bulan terakhir hasil analisis di enam RPH Kabupaten Probolinggo pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Probolinggo. Identifikasi mikroba dilakukan pada Laboratorium Kesehatan Hewan Malang berdasarkan SNI 3932 (2009) tentang persyaratan mutu mikrobiologis daging sapi, yaitu : Total Plate Count (TPC), Eschericia coli, Coliform, Staphylococcus aureus dan Salmonella sp.               Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa di enam RPH Kabupaten Probolinggo telah melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem sesuai prosedur oleh petugas dan dokter hewan setempat. Pada pemeriksaan antemortem sapi 100% dalam kondisi dan baik dan layak untuk dipotong. Pada pemeriksaan postmortem ditemukan adanya parasit parampistomum sebesar 23,08% dan parasit fasciola sp. sebesar 7,69%. Sedangkan hasil penelitian total cemaran mikroba menunjukkan bahwa uji Salmonella sp. bebas (negatif) dari bakteri  Salmonella sp. mulai tahun 2019 sampai 2021. Sedangkan hasil uji SNI TPC menunjukkan pada tahun 2019 terdapat dua RPH yang melebihi batas cemaran maksimum, pada tahun 2020 terdapat tiga RPH, pada tahun 2021 terdapat dua RPH yang melebihi batas standar mikroba. Uji Eschericia coli tahun 2019 dan 2020 semua uji pada enam RPH melebihi standart batas cemaran mikroba, sedangkan tahun 2021 hanya terdapat satu RPH yang melebihi batas cemaran mikroba. Pada uji  Coliform pada tahun 2019 keenam RPH memiliki nilai diatas batas cemaran mikroba, pada tahun 2020 empat RPH yang memiliki nilai diatas batas cemaran. Pada tahun 2021 hanya satu RPH yang melebihi batas nilai cemaran mikroba Coliform. Uji Staphylococcus aureus pada tahun 2019 dan 2021 tidak ada yang melebihi batas cemaran miroba, sedangkakan pada tahun 2020 terdapat dua RPH yang melebihi batas cemaran miroba. Kesimpulan penelitian yaitu sudah terlaksananya manajemen pemeriksaan antemortem dan postmortem di enam RPH dan masih adanya cemaran bakteri pada daging sapi di beberapa RPH Kabupaten Probolinggo tetapi masih aman untuk dikonsumsi dengan pemasakan secara benar. Kata Kunci :Daging Sapi, Rumah Potong Hewan, Pemeriksaan Antemortem dan Postmortem, Total Cemaran Mikroba.
PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER Sofyan Arifin; Sunaryo .; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Peternakan
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.431 KB)

Abstract

Peneliti bertujuan untuk mengetahui pengaruh manipulasi pakan finisher terhadap pertambahan bobotbadan dan efisiensi pakan dalam produksi ayam broiler yang meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan,konversi pakan dan biaya pakan/kg bobot badan. Materi yang digunakan adalah broiler umur 25 hari sebanyak 160ekor (80 ekor jantan dan 80 ekor betina), pakan komersil, limbah mie instan, konsentrat, premix dan susu skim.Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan dengan 4perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan ini terdiri dari P0 = 100% pakan komersil, P1= pemberian 70% ransum komersildan 30% bahan pakan campuran antara lain (97% limbah mie dan 3% susu skim), P2 = pemberian 75% ransumkomersil dan 30% bahan pakan campuran antara lain (85% limbah mie, 3,5% susu skim, 1,5% premix dan 10%konsentrat), P3 = pemberian 70% pakan komersil dan 30% bahan pakan campuran antara lain (75% limbah mie dan25% konsentrat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis pakan yang berbeda berpengaruh nyata(P<0,05) terhadap konsumsi dan konversipakan, namun tidak tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadappertambahan bobot badan. Sedangkan terhadap biaya pakan/kg bobot badan berpengaruh sangat nyata (P<0,01)terhadap biaya pakan/kg bobot badan. Disimpulkan bahwa pemberian jenis pakan yang berbeda dengan campuranpakan komersil 70% dan 30% bahan pakan campuran (75% limbah mie dan 25% konsentrat) mampu menghasilkanefisiensi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan biaya pakan/kg bobot badan yang lebih baik dariperlakuan lain.
Pengaruh Penambahan Probiotik Enkapsulasi Terhadap Konsumsi Pakan, Produksi Telur dan Efisiensi pakan Pada Burung Puyuh Suroso .; Umi Kalsum; Muhammad Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Peternakan
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.158 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik enkapsulasi dalam pakan burungpuyuh terhadap konsumsi pakan, produksi telur,dan efisiensi pakan pada burung puyuh. Materi yang digunakan dalampenelitian ini antara lain: burung puyuh betina umur 90 hari sebanyak 80 ekor, bahan pakan, dan probiotik Lactobacillussalivarius enkapsulasi.. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiridari 4 kelompok perlakuan dan 4 kali ulangan, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor burung puyuh. Perlakuan dalam penelitianini adalah perlakuan A= pakan standar tanpa probiotik, perlakuan B= pakan standar + 3g probiotik, perlakuan C= pakanstandar + 5g probiotik dan D= pakan standar + 7g probiotik. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa penambahanprobiotik enkapsulasi pada pakan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan (P>0, 05 tetapi berpengaruh sangatnyata terhadap produksi telur dan efisiensi pakan (P<0, 01). Rata-rata nilai konsumsi pakan (gram) adalah A= 567.46g, B=589.46g, C= 592.67g dan D= 574.21g. Rata-rata produksi telur (gram) adalah A=221.14 a , B= 240.00ab C= 278.03b dan D=330.47c. Sedangkan untuk efisiensi pakan adalah A= 38.95a, B= 40.81a, C 47.02a, dan D= 57.76b. Disimpulkan bahwapenambahan 7gram probiotik Lactobacillus salivarius terenkapsulasi per kilogram pakan memberikan pengaruh yangterbaik terhadap produksi telur dan efisiensi pakan pada burung puyuh.
PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK ENKAPSULASI TERHADAP KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR PADA BURUNG PUYUH Julkarnain .; Umi Kalsum; Liliek Rahardjo
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Peternakan
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.71 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh penambahanprobiotik enkapsulasi terhadap kecernaan bahan organik dan protein kasar. Materipenelitian adalah 80 ekor burung puyuh betina berumur 30, Pakan standar danpenambahan probiotik enkapsulasi. Metode yang digunakan adalah metode percobaandengan rancangan acak kelompok (RAK) terdiri dari 4 Perlakuan 4 Kelompok yaitu A =Pakan standar tampa penambahan probiotik; B = Pakan standar + probiotik enkapsulsi0.3%; C = Pakan standart + probiotik enkapsulasi 0.5%; D = Pakan standar + probiotikenkapsulasi 0.7%. Variabel yang diamati adalah kecernaan bahan organik (KcBO) dankecernaan protein kasar (KcPK) data ini diambil dengan Anova dan diuji lanjut denganBNT. Dari hasil analisis ragam diperoleh bahwa penggunaan probiotik enkapsulasihingga 0.7(g/ekor) pada pakan burung puyuh berpengaruh sangat nyata terhadapkecernaan BO dan kecernaan protein kasar pada pakan burung puyuh. Rata-ratakecernaan BO pada pakan adalah A = 61,616%; B = 69,745%; C = 72,594%; D =75,661%.. Rata-rata kecernaan protein kasar adalah A= 33,299%; B = 46.546%; C =57,303%; D = 58,562%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sampai tingkatPenggunaan probiotik enkapsuasi ( 0,3%; 0,5%; dan 0,7% pada pakan burung puyuhmeningkatkan daya cerna bahan organik dan protein kasar pada pakan burung puyuh. Penambaha dosis 0,7% probiotik enkapsulasi pada pakan burung puyuh menghasilkanbahan organik dan protein kasar yang terbaik. Dan saran Untuk meningkatkan daya cernapakan burung puyuh maka disarankan untuk menggunakan probiotik enkapsulasisebanyak 7g/kg pakan.
KONSEP LAKTASI DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR MAQĀṢIDĪ Nur Faizah; Umi Kalsum
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 2 No 1 (2022): Proceeding of The 2nd Conference on Strengthening Islamic Studies in the Digital
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.725 KB)

Abstract

Laktasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam merawat anaknya dan mempersiapkannya untuk menjadi generasi yang baik di masa depan. Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menjelaskan tentang laktasi. Hal ini menunjukkan besarnya perhatian Al-Qur’an terhadap proses laktasi. Dari beberapa literatur kitab tafsir yang sudah memberikan penjelasan umum mengenai konsep laktasi, penelitian ini berusaha menganalisis penafsiran tersebut dengan mengungkapkan sisi maqāṣid di balik ayat-ayat tentang laktasi dalam Al-Qur’an. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan menggunakan perspektif tafsir maqāṣidī untuk mengungkap dimensi makna terdalam dari konsep laktasi dalam Al-Qur’an dengan teori yang digunakan adalah teori tafsir maqāṣidī Abdul Mustaqim. Dari penelitian ini ditemukan bahwa dari penafsiran para mufassir terhadap ayat-ayat laktasi dapat diambil beberapa poin, diantaranya adalah bahwa dua tahun penuh merupakan masa laktasi yang ideal, kewajiban para ayah untuk memenuhi kebutuhan penyusuan anak, dibolehkannya anak untuk disusukan kepada perempuan selain ibu, dan adanya unsur kemahraman akibat laktasi sebagaimana kemahraman akibat nasab. penerapan tafsir maqāṣidī atas konsep laktasi memiliki signifikansi yang sesuai dengan semua prinsip maqāṣid al-sharī‘ah dan nilai-nilai fundamental Al-Qur’an yang merupakan cita-cita Al-Qur’an dalam merealisasikan kemaslahatan.