p-Index From 2019 - 2024
4.022
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Sains Tanah Jurnal Ilmiah Hukum dan Dinamika Masyarakat Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Qistie: Jurnal Ilmu Hukum Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik (Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy) Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis Tribakti: jurnal pemikiran keIslaman PARAMUROBI Jurnal Literasiologi ENGLISH EDUCATION: JOURNAL OF ENGLISH TEACHING AND RESEARCH Jurnal Living Hadis Jurnal Surya Kencana Satu : Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan Abdimas UNWAHAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat UNWAHAS Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Pamulang Law Review Jurnal Surya Kencana Dua: Dinamika Masalah Hukum & Keadilan Jurnal Wahana Pendidikan JURNAL AKTUAL AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS TERAPAN (AKUNBISNIS) Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Journal of Social Science Education Techno MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Jurnal Penjaminan Mutu AL QALAM JURNAL KEPENDIDIKAN Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang ALPHATEACH (JURNAL PROFESI KEPENDIDIKAN DAN KEGURUAN) Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi Jurnal Pengabdian Dinamika Proceedings Series of Educational Studies Jurnal Pengabdian Multidisiplin Indonesia
Claim Missing Document
Check
Articles

PERUBAHAN SOSIAL PADA MASYARAKAT KAMPUNG TANJUNG MAS MAKMUR KECAMATAN MESUJI TIMUR Andrian Rifa'i; Ali Imron; Wakidi Wakidi
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 1, No 4 (2013): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.756 KB)

Abstract

The purpose of this research is to find out clearly how social changes in society due to the Integrated Urban homesteader of Tanjung Mas Mandiri Makmur village in East Mesuji. The problem of this research is social change in the society due to the Integrated Urban homesteader of Tanjung Mas Mandiri Makmur village in East Mesuji. The data collection techniques that used are observation, interviewing, and documentation to analyze the data using qualitative data analysis. The method is a descriptive method. The results show that since it was built in the Integrated Urban of Tanjung Mas Mandiri Makmur village, there are changes in many sides such as education, economics, law and technology.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan jelas bagaimanakah perubahan sosial pada masyarakat transmigran akibat adanya Kota Terpadu Mandiri di Kampung Tanjung Mas Makmur Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji. Permasalahan dalam penelitian ini adalah  perubahan sosial pada masyarakat transmigran akibat adanya Kota Terpadu Mandiri di Kampung Tanjung Mas Makmur Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara  dan dokumentasi untuk menganalisis data menggunakan analisis data kualitatif. Metode yang digunakan  metode deskriptif. Hasil penelitian menjukan bahwa  sejak dibangun Kota Terpadu Mandiri di Kampung Tanjung Mas Makmur ada perubahan di berbagai bidang seperti bidang   pendidikan, ekonomi, hukum dan teknologi.Kata kunci : kota terpadu mandiri, perubahan sosial, transmigrasi
REPONG DAMAR BAGI MASYARAKAT PESISIR DI KECAMATAN KARYA PENGGAWA KABUPATEN PESISIR BARAT Edi Makmur; Ali Imron; Maskun Maskun
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 3, No 1 (2015): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.148 KB)

Abstract

The purpose of this research is to determine the function of repong damar at Coastal Communities in Karya Penggawa sub district, Pesisir Barat District. The method used in this study is functional while the data analysis technique is qualitative data and data collection techniques used is the technique of participant observation , interviews , documentation and literature. From the results of this study, it concluded that there are two functions damar. In terms of production ( economic ) is inseparable from the role of the community take advantage of both of gum damar ( resin ) as the main crops. Seeing the terms of ecology ( conservation ) indicates that damar is a biotic ecosystem depend on each other .Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi repong damar pada Masyarakat Pesisir di Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fungsional sedangkan teknik analisis datanya adalah data kualitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi partisipan, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fungsi repong damar ada dua. Dari segi produksi (ekonomi) tidak terlepas dari peranan masyarakat memanfaatkan repong damar baik dari getah (resin) sebagai tanaman utama. Melihat dari segi ekologi (konservasi) menunjukkan bahwa repong damar merupakan sebuah ekosistem biotik yang saling bergantung satu sama lain.Kata kunci : masyarakat pesisir, repong, repong damar
POLA PERTANIAN ORANG JAWA DI DESA MUARA AMAN KECAMATAN BUKIT KEMUNING Yudi Putra Ardiansyah; Ali Imron; Wakidi Wakidi
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 1, No 6 (2013): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.371 KB)

Abstract

The objective of the research is to find out the way of adaptation done by Javanese people. The method used in this research is structural functional method. The data collecting technique used are interview, documentation, literature, while the technique analysis is qualitative research. The result of the research done by the writer is that the Javanese people way of adaptation in agriculture is direct communication such as greet each other if they meet. The social interaction between Javanese people and Semendonese people are they need and help each other or community self-help. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari usaha adaptasi yang dilakukan orang Jawa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode struktural fungsional. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara, dokumentasi dan kepustakaan, sedangkan teknik analisis datanya merupakan teknik analisis data kualitatif. Dari penelitian yang telah dilakukan penulis diperoleh hasil bahwa usaha adaptasi pola pertanian orang Jawa antara lain dengan melakukan komunikasi secara langsung berupa saling menyapa ketika bertemu. Interaksi sosial antara orang Jawa dan masyarakat Semendo berupa saling membutuhkan satu sama lain seperti dalam hal gotong royong dan usaha lainnya. Kata kunci : orang jawa, pertanian, pola
MAKNA UBORAMPE UPACARA KEMATIAN PADA MASYARAKAT JAWA Marcelinus Wahyu Putra Kristianto; Ali Imron; Yustina Sri Ekwandari
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 1, No 5 (2013): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.31 KB)

Abstract

The purpose this research is to know the meaning of symbol from Uborampe which used in funeral ceremony of Javanese Society in District of Purbolinggo, Sub-province of Lampung Timur. The method that will be used  in this research is Hermeneutics Method. Data Collecting Techniques that will be used is Participant Observation, Interview, and Literature. Data Analysis Technique that will be used is Data Analysis Qualtitative Technique. Based on the research result, the various uborampes in funeral ceremony as symbol as need the human to get to eternal life. Uborampe in funeral ceremony as a symbol that have meaning a preparation or provisions to live with God. The holy and religious of Human living have been believed will safe to get in new life with God. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna simbolis dari Uborampe yang digunakan dalam upacara kematian pada Masyarakat Jawa di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Metode yang digunakan adalah Metode Hermeneutik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik Observasi partisipan, Wawancara, dan Kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah Teknik Analisis data Kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, berbagai uborampe upacara kematian merupakan simbol kebutuhan manusia guna menuju ke tahap kehidupan yang abadi. Uborampe pada upacara kematian merupakan suatu simbol yang maknanya sebagai sebuah persiapan atau bekal untuk hidup bersama Tuhan. Kehidupan manusia yang suci dan saleh dipercaya akan berhasil selamat untuk masuk di kehidupan baru bersama Tuhan. Kata Kunci: adat jawa, makna, uborampe, upacara kematian 
Makna Sakura dalam Kebudayaan Masyarakat Lampung Paksi Bejalan Diway Kabupaten Lampung Barat Murdiati Murdiati; Ali Imron; Muhammad Basri
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 6, No 1 (2018): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.328 KB)

Abstract

The purpose of this research is to know the meaning of Sakura in Lampung Society Paksi Bejalan Diway West Lampung district. The method is hermeneutical method with qualitative approach. Data collection is done by observation, interview, and documentation. The result of data analysis show that Sakura is characteristic performances consisting of several shapes and has symbolic meaning respectively the purpose of Sakura culture is to preserve the original culture of Western Lampung and aim to preserve the characteristics of Western Lampung.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna Sakura dalam kebudayaan Masyarakat Lampung Paksi Bejalan Diway Kabupaten Lampung Barat. Metode yang digunakan adalah metode hermaneutika dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Sakura merupakan pertunjukan karakter yang terdiri dari beberapa bentuk dan memiliki makna simbolis sesuai dengan bentuknya masing-masing. Tujuan dilaksanakannya kebudayaan Sakura sendiri adalah untuk melestarikan kebudayaan Lampung dan menadi ciri khas daerah tersebut.Kata kunci: makna, paksi bejalan diway, sakura
KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN DI GUDANG LELANG TAHUN 2012-2013 Muslimah M; Ali Imron; Wakidi Wakidi
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 3, No 1 (2015): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.184 KB)

Abstract

Gudang Lelang is located on the coast of the majority community as fisherman. Fishing communities living in a poor because the equipment is still a traditional, low education and consumptive patterns.Infact,fishermancan sufficient for daily need with asimplestate. This makes researcher interested to research the lives of fishermen in Gudang Lelang is observed by culture side are livelihood, knowledge, equipment and survival supplies. The researcher applied descriptive methodology with data collecting technique was observation, interview, documentation and literature.Techniques used qualitative data analysis.The results showed that;fisherman can sustain life Gudang Lelang, because all family members can work,although they can not repay their debts, so fishing is becoming a tradition.Gudang Lelang yang terletak di pesisir pantaiyang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan.Masyarakat nelayan hidup dalam keadaan miskin karena peralatannelayan masih tradisional,tingkat pendidikan rendah, dan pola komsumtif. Pada kenyataannya nelayan dapat mencukupi kebutuhan dengan keadaan sederhana. Hal inilah membuat peneliti tertarik meneliti kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang di lihat dari budaya seperti sistem mata pencaharian, sistem pengetahuan, sistem peralatan dan perlengkapan hidup.Metode adalah metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa; nelayan dapat mempertahankan hidup di Gudang Lelang, dikarenakan semua anggota keluarga dapat bekerja, walaupun mereka tidak dapat melunasi hutang piutang, sehingga nelayan menjadi pekerjaan yang mentradisi.Kata kunci: gudang lelang,kehidupan, nelayan
KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN DUSUN KAPURAN KELURAHAN PASAR MADANG KECAMATAN KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS Raisa Ayuningtyas; Ali Imron; Maskun Maskun
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 3, No 3 (2015): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.844 KB)

Abstract

This research is aimed to describe the cultural characteristics of fishermen society at Kapuran village, Pasar Madang in Kotaagung, Tanggamus. This research used descriptive qualitatif method while the technique of collecting data were observation, interview, documentation, and literature. From the result of this research can be concluded that fishermen society in Kapuran village have cultural characteristics, except leadership pattern which is orientated by social responsibility through resigning. The life of fishermen society in Kapuran village, can be seen by activities in their daily life, tradition and religion that they believe.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik kebudayaan masyarakat nelayan di Dusun Kapuran Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Hasil penelitian ialah masyarakat nelayan di Dusun Kapuran memiliki karakteristik kebudayaan kecuali, pola kepemimpinan berorientasi pada tanggung jawab sosial dengan mengundurkan diri. Kehidupan masyarakat nelayan di Dusun Kapuran tampak dari aktivitas sehari-hari, tradisi yang berkaitan dengan daur hidup, agama dan kepercayaan.Kata kunci: karakteristik kebudayaan, masyarakat, nelayan
DESKRIPSI PASAR TRADISIONAL DI KELURAHAN MENGGALA KOTA KECAMATAN MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG Mirna Octayani; Ali Imron; Iskandar Syah
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 1, No 2 (2013): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.686 KB)

Abstract

The traditional market is a meeting place for sellers and buyers and on the mark with the building usually consists of stalls, stalls, and benthic nurseries open in the open by the seller as well as a market manager. The method used in this research is descriptive method. Data collection techniques, namely observation, and interviews. Data analysis techniques used are qualitative data analysis techniques. Based on the discussion results we concluded that Menggala Traditional markets have major commodities in the trade that fishermen catch fish around the river Menggala and Terasi Menggala already known by virtually the entire population of Lampung, besides the main commodity market transactions Menggala some are done in the boat as a means of in marketing merchandise. Differences with other traditional markets are looked at fish stalls that are found in the market as the main los.Kata kunci : pasar tradisional, menggala, tulang bawang
Bentang Alam Pada Sarana Pertahanan Jepang di Palembang Tahun 1942-1945 Atikah Rahmawati; Ali Imron; Yustina Sri Ekwandari
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 7, No 6 (2019): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.089 KB)

Abstract

The purpose of research is to determine the types and functions of defense facilities built by the Japanese in Palembang in 1942-1945, seen from the landscape around the area where the facilities were built. This research uses historical research methods with literature data collection techniques, interviews, and observations. The results of the analysis and discussion show that the Japanese defense facilities studied are type of layer of defense facilities from the lowlands to the highlands. This is consistent with the landscape in Palembang so that both natural and man-made defenses are mutually utilized. The function of the defense facility are as a surveillance area and the base of defense and protection of the Japanese army from enemy attacks.Tujuan penelitian untuk mengetahui jenis dan fungsi sarana pertahanan yang dibangun oleh Jepang di Palembang tahun 1942-1945 dilihat dari bentang alam sekitar wilayah berdirinya sarana. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis dengan teknik pengumpulan data kepustakaan, wawancara, dan observasi. Hasil analisis dan pembahasan menunjukkan bahwa sarana pertahanan Jepang yang diteliti merupakan jenis lapis sarana pertahanan dataran rendah sampai dataran tinggi. Hal ini sejalan dengan bentang alam di Palembang sehingga baik pertahanan alam maupun pertahanan buatan manusia saling dimanfaatkan dengan baik. Adapun fungsi dari sarana pertahanan tersebut ialah sebagai tempat pengintai serta basis pertahanan dan perlindungan tentara Jepang dari serangan musuh.Kata kunci: bentang alam, palembang, sarana pertahanan jepang
DESKRIPSI TENTANG KEHIDUPAN MASYARAKAT PETANI DI DESA PULUNG KENCANA KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Nunik Syamsyiah; Ali Imron; Wakidi Wakidi
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 1, No 2 (2013): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.307 KB)

Abstract

Most of the society in Pulung Kencana Village are peasants. Their life has been changed in line of the time. The purpose of this research is to describe social change on the peasants society in the Village of  Pulung Kencana sub district of Tulang Bawang Tengah Regency of Tulang Bawang Barat. The method used in this research is descriptive method and used interviews, observations, literature and documentation as the technique of collecting data. Data analysis technique is a qualitative data analysis techniques. The result of the research sows that there has been a change in the agricultural land management (Gogo rice became kind of rice that planed in the field whereas some of them changes to latex), mutual cooperation work system being employed voluntarily to workers, tolerance and intimate among members of the public more reduced as well as the change from the peasants groups to the Joint peasants Groups (Gapoktan) which was formed on March 10, 2007. It can be conclude that the social change which includes changes in social behavior, social interaction and social institutions. The Social change happens slowly or evolution that changes as society adapts to environmental conditions. Keywords: social change, society, peasants
Co-Authors Abdul Majid Ade Prabowo Agung Aditya Utomo Agus Mastrianto Akhmat Khoiri Akrom, Akrom Alexander Prabu Sadewo Alvin Fahmi Addini Andi Novrianto Andrian Rifa'i Anis Fitriana Anis Marestiana Anisah Anisah Annisrina Fajri Nugraheni Arumia Fairuz Husna Aryan Sugara Astri Kurnia Dewi Atikah Rahmawati Atsani Wulansari A’ifatuzzahro A’ifatuzzahro Bambang Pujiasmanto Beatric Alfira Damayanti Benedekta May Indrasari Berta Safitri Bety Istif Fani Churi Wardah Nihayati Wardah Nihayati Cici Mei Lani Cici Putri Febriyani Damateja Andika Daniswara Danu Ranu Setiawan Desi Fitri Susanti Desi Wulan Dari Destina Paningrum Desy Miranda Edi Makmur Eka Setyo Rini Elis Novitasari Erika Selphie Damayanti Farida Nugrahani Fatiatun, Fatiatun Fina Kartika Wati Fuji Salimah Hendry Susanto Henry Susanto Herwin Muryantoro Iftitah Chayati Imam Taulabi Indah Mustika Dewi Indra Fitri Yuliana Iqbal Nur Hamza Irwan Yudianto Iskandar Syah Joko Saganta Ketut Leni Yanti Lulu Muthoharoh M. Arif Khoiruddin M. Basri M. Yunies Edward Maftuchin Maftuchin Marcelinus Wahyu Putra Kristianto Marzius Insani Maskun Maskun Maxima Rino Al-Falah Mirna Octayani Muahammad Basri Mudinillah, Adam Muhamad Laudy Armanda Muhammad Basri MUHAMMAD ILHAM Muhammad Rinaldy Mukromin Mukromin Mulianti Murdiati Murdiati Muslimah M Nasokah Nasokah Ni Komang Windari Purnani Novita Suparmi Nunik Syamsyiah Nurul Mubin Patrik Atena Pratignya Sunu Raisa Ayuningtyas Reki Fahlevi Reni Hudiya Resi Irmayati Ria Maretha Rian Dwi Purnomo Rini Usniatuti Rita Wulan Sari Rochmawati Rochmawati Rudi Salam Sekar Indah Ningtyas Septiana Septiana Siti Muarifah Subekti Subekti Suhanda Suhanda Sumargono Sumargono Suparman Arif Syahrul Amin Syaiful M Teguh Marhendi Tiwi Susanti Toeranto Toeranto Tutut Suryaningsih Ummu Jauharin Farda Wahyuni Atika Wakidi Wakidi Wakidi Wakidi Wakidi Wakidi Wildan Zulkarnain, Wildan Yance Anas Yeni Agustin Yudi Putra Ardiansyah Yuni Istiani Yuniar Wike Wulandari Yustika Sri Ekwandari Yustina Sri Ekwandari Zenita Bilkis