Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan

PEMBERIAN DAN PERILAKU MAKAN PADA BALITA STUNTING DAN NON-STUNTING DI PUSKESMAS PERAWATAN MEKARSARI Novita Wahyuni; Reny Noviasty; Annisa Nurrachmawati
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 4 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.011 KB)

Abstract

Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi di negara berkembang. Prevalensi kejadian stunting di Kalimantan Timur mencapai 30,6%, sedangkan prevalensi di Kota Balikpapan mencapai 30,3% pada tahun 2019. Salah satu faktor yang memengaruhi stunting adalah keluarga terutama orang tua dalam hal pola asuh anak. Pola asuh anak tersebut berupa pola pemberian makan dan perilaku makan anak yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang diterima oleh anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian dan perilaku makan anak terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Balikpapan. Penelitian ini adalah studi case control dengan rasio kasus kontrol sebesar 1:1 dengan total sampel 54 responden, yaitu 27 balita yang terkategori stunting dan 27 balita yang terkategori tidak stunting. Instrumen yang digunakan Child Feeding Questionnaire (CFQ), Child Eating Behaviour Questionnaire (CEBQ) dan data sekunder hasil pengukuran antropometri. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan (CI) 95%. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara pemberian makan (nilai p = 0,003) dan perilaku makan anak (nilai p = 0,000) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Kedua variabel merupakan faktor protektif dari terjadinya stunting (OR < 1). Disimpulkan pemberian dan perilaku makan anak berpengaruh terhadap terjadinya stunting. Oleh karenanya diperlukan pelatihan terhadap orang tua melalui posyandu dan Bina Keluarga Balita terkait pemberian dan perilaku makan anak. DOI : 10.35990/mk.v4n4.p343-354
PERBEDAAN STIGMA ANTARA MAHASISWA KESEHATAN DENGAN NON-KESEHATAN TERHADAP ORANG YANG HIDUP DENGAN HIV/AIDS Annisa Nurrachmawati; Riza Hayati Ifroh; Lies Permana
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tenaga kesehatan berkepentingan dalam memberikan pelayanan kepada orang dengan Human Immunodeficiency Virus–Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS). Mahasiswa kesehatan saat ini dipersiapkan menjadi tenaga kesehatan di masa depan, namun perlu dideteksi sejak dini ada atau tidaknya stigma terhadap orang dengan HIV-AIDS yang dapat menghambat pelayanan prima. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan stigma, pengetahuan, sikap, dan akses informasi antara mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan terhadap orang dengan HIV-AIDS. Penelitian kuantitatif ini didesain crossectional dengan jumlah responden yaitu sebanyak 479 orang mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling pada November 2020 melalui survei daring. Instrumen menggunakan kuesioner The AIDS related Stigma Scale dari studi Balfour (2010). Hasi penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 69,5% mahasiswa kesehatan memiliki pengetahuan HIV yang lebih baik dibandingkan mahasiswa non-kesehatan. Berdasarkan analisis Mann Whitney terdapat perbedaan bermakna sikap (nilai p: 0,047), pengetahuan tentang HIV (nilai p: <0,001) dan keterpaparan informasi HIV (nilai p: 0,048) antara kelompok mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan. Di lain sisi, tidak terdapat perbedaan secara statistik pada stigma, persepsi dan sumber informasi HIV antara kedua kelompok (nilai p>0,05). Mahasiswa kesehatan memiliki kecenderungan sikap, pengetahuan dan akses informasi yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa non-kesehatan. Diperlukan upaya penguatan dalam memperbaiki kesalahpahaman tentang HIV khususnya stigma terhadap ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS) dengan menggunakan media sosial yang efektif. Kata kunci : HIV/AIDS, mahasiswa, stigma sosial DOI : 10.35990/mk.v6n1.p79-90