Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Global Medical and Health Communication

Determinants Associated with Discontinuation of Modern Contraceptive in East Kalimantan: a Further Analysis of Indonesia Demographic and Health Survey 2017 Ike Anggraeni; Annisa Nurrachmawati; Winardi Winardi; Hasmawati Hasmawati; Dewi Endah Ramadhani
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1169.261 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v8i2.5426

Abstract

The national family planning program in East Kalimantan needs to achieve a larger target on modern contraceptives. Despite the fertility decline, this program still facing increasing discontinuation rates. A better understanding of the factors behind the discontinuation of a modern method would help in improving programs. This study aims to analyze the determinants of discontinuation of modern contraceptive use. This was a cross-sectional study, the dataset came from Indonesia Demographic and Health Survey 2017 of East Kalimantan Province. The sample is all couples of childbearing age between 10–49 years with marital status who have used and are still using contraception (408 samples). Descriptive analyses were used to assess the reasons for discontinuation. Multiple logistic regression was used to estimate the likelihood of discontinuation by demographic characteristics and others. The proportion of respondents who continue using modern contraceptives was 51%, against 49% discontinuation. The reasons for discontinuation were the husband’s disapproval (31%) and health problems related to side effects (26.5%). In the multivariate analysis showed maternal age, women who live in urban areas, and women with birth planning near the future will have an opportunity to discontinue in modern contraceptives. It concluded that there is still high modern contraceptive discontinuation in East Kalimantan, therefore it needed for disseminating information through entertainment-education in social media, health workers better counseling services from also better tools, and include the male participation in family planning counseling. DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PUTUS PAKAI KONTRASEPSI MODERN DI KALIMANTAN TIMUR: ANALISIS LANJUT SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2017Program keluarga berencana nasional di Kalimantan Timur perlu mencapai target yang lebih baik dalam penggunaan kontrasepsi modern. Meskipun terdapat penurunan fertilitas, namun program keluarga berencana masih menghadapi peningkatan angka putus pakai. Pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor di balik putus pakai metode kontrasepsi modern akan membantu meningkatkan program. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor penentu putus pakai penggunaan kontrasepsi modern. Desain penelitian ini adalah cross-sectional, set data berasal dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2017 untuk Provinsi Kalimantan Timur. Sampel adalah semua pasangan usia subur berusia 10–49 tahun dengan status perkawinan baik bagi yang pernah menggunakan dan masih menggunakan kontrasepsi, yaitu 408 sampel. Analisis deskriptif digunakan untuk menilai alasan putus pakai. Regresi logistik berganda digunakan untuk memperkirakan kemungkinan putus pakai berdasar atas karakteristik demografis dan lainnya. Proporsi responden yang masih terus menggunakan kontrasepsi modern adalah 51% dibanding dengan 49% putus pakai. Alasan penghentian adalah ketidaksetujuan suami (31%) dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan efek samping (26,5%). Analisis multivariat menunjukkan usia ibu, wanita yang tinggal di daerah perkotaan, dan wanita dengan perencanaan kelahiran dalam waktu dekat akan memiliki kesempatan untuk berhenti menggunakan kontrasepsi modern. Dapat disimpulkan bahwa kejadian putus pakai kontrasepsi modern masih tinggi di Kalimantan Timur, oleh karena itu diperlukan diseminasi informasi melalui entertainment-education dalam sosial media, layanan konseling dari petugas kesehatan, serta alat bantu konseling yang lebih baik dan juga keikutsertaan pria dalam proses konseling.