Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Identifikasi Faktor Pengungkit Bangkitan dan Tarikan Perjalanan Kegiatan Industri (Studi Kasus Kawasan Industri di Kabupaten Bekasi) Anisa Mahadita Candra Rahayu; Efendhi Prih Raharjo; Arif Devi Dwipayana; I Made Suraharta
Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik Vol. 3 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltrada Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52920/jttl.v3i1.48

Abstract

Pembangunan kegiatan industri baru menyebabkan peningkatan bangkitan dan tarikan perjalanan di sekitar kegiatan industri. Penelitian ini bertujuan membuat model bangkitan dan tarikan perjalanan yang ditimbulkan oleh tata guna lahan kegiatan industri di kawasan industri Kabupaten Bekasi. Metode analisis menggunakan metode analisis regresi. Hasil uji korelasi pengaruh variabel luasan bangunan terhadap besaran bangkitan dan tarikan kegiatan industri didapat R2 jauh dari nilai 1, nilai F hitung < dari nilai F tabel dan nilai signifikasi > 0,005 sehingga variabel luasan bangunan secara simultan tidak berpengaruh terhadap bangkitan dan tarikan kegiatan industri. Hal ini menjadi catatan untuk penyesuaian terhadap peraturan yang ada seperti adanya kriteria luas lantai bangunan yang menjadi dasar perhitungan trip rate pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas. Diperlukan kriteria-kriteria yang lain sebagai variabel untuk penentuan tingkat bangkitan dan tarikan kegiatan industri. Faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan dan tarikan perjalanan dilihat dari aktifitas dan fasilitas kegiatan industri, di dapatkan 4 (empat) faktor yang mempengaruhi kegiatan industri, yaitu bahan baku, barang produksi, jumlah karyawan dan luas lahan. Berdasarakan uji korelasi antar faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan kegiatan industri dengan bangkitan dan tarikan perjalanan kegiatan industri maka di dapatkan kriteria penilaian bangkitan dan tarikan perjalanan orang dan barang pada kegiatan industri yaitu jumlah karyawan per shift (orang/jam), jumlah barang produksi per peak (ton/jam) dan jumlah bahan baku per peak (ton/jam).
PENGKAJIAN PENENTUAN BESARAN BATASAN (THRESHOLD) TERHADAP PERUNTUKAN KEGIATAN PERUMAHAN WAJIB ANDALALIN Effendhi Prih Raharjo; Azrisal Azrisal; Dani Hardiyanto; Sahar Andika
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 6 No 1 (2015): June 2015
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.29 KB)

Abstract

Peraturan pendukung yang kurang dapat menjelaskan secara rinci mengenai batasan-bataasan kewajiban (threshold) terhadap Andalalin. Seharusnya ada pedoman yang pasti untuk menghindari perbedaan pandangan para pengembang mengenai kriteria wajib andalalin di setiap daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kriteria dalam menentukan batasan lokasi wajib andalalin terhadap besaran dan peruntukan pembangunan atau pengembangan guna lahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap pembangunan/pengembangan guna lahan yang dapat meningkatkan volume lalu lintas sampai dengan 10% dari volume sebelumya memerlukan analisis dampak lalu lintas. Analisis perbandingan volume lalu lintas dan luasan lahan untuk mengetahui besaran pengaruh luasan lahan terhadap bangkitan perjalanan atau volume lalu lintas. Bangkitan perjalanan pada luasan lahan lebih dari atau sama dengan 165 m² wajib dilakukan andalalin. Jumlah unit bangunan akan mempengaruhi besarnya bangkitan perjalanan dan volume lalu lintas, untuk nilai perbandingan volume lalu lintas dan bangkitan perjalanan terhadap jumlah unit bangunan adalah lebih dari atau sama dengan 77 unit wajib untuk dilakukan andalalin.
PENINGKATAN AKSESIBILITAS DENGAN PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN RING ROAD DI KOTA TANJUNG SELOR Yopi Juansyah Abdulrahman; Efendhi Prih Raharjo; Siti Umiyati
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 6 No 2 (2015): December 2015
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.472 KB)

Abstract

Kota Tanjung merupakan kota yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dengan perkembangan tata guna lahan yang sangat tinggi baik untuk daerat pusat kota mapun daerah pinggiran kota. Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya penataan sistem transportasi yang perlu dilakukan terutama dalam menunjang aksesibilitas seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari dengan pembangunan jaringan jalan ring road dengan tujuan untuk melakukan analisis terhadap kinerja jaringan jalan terhadap rencana pengembangan tata guna lahan dalam mendukung sistem transportasi yang efektif dan efisien. Metode yang digunakan dalam pembangunan jaringan jalan ring road tersebut adalah dengan mengidentifikasi permasalahan secara langsung, pemodelan transpotasi, peramalan transpotasi, dan pembebanan perjalanan. Kondisi eksisting dari segi unjuk kinerja lalu lintas dengan pergerakan lancar 192,5 kendaraan-jam, antrian 0 detik/smp, panjang perjalanan 6815,8 kendaraan-km, kecepatan perjalanan23,6 km/jam, dan BBM perjalanan 1730,6 liter.
PENGEMBANGAN JARINGAN PRASARANA JALAN KAWASAN JABODETABEK SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN DRY PORT Sahar Andhika Putra; Effendi Prih Raharjo; Dessy Angga; Novitasari Novitasari; Anasta Wirawan
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 7 No 1 (2016): June 2016
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.204 KB)

Abstract

Cikarang Dry Port terletak secara strategis di Kawasan Industri Jababeka pada jantung kawasan manufaktur terbesar di Jawa Barat dan di Indonesia, rumah bagi lusinan Kawasan Industri dengan lebih dari 2.500 perusahaan, baik perusahaan multinasional maupun usaha kecil dan menengah (UKM).Antisipasi dampak perlu dilakukan untuk menjamin keselamatan pada akses keluar-masuk Kawasan Industri Jababeka, kemudahan manuver pada akses keluar-masuk, serta pemisahan sirkulasi pejalan kaki dengan sirkulasi kendaraan. Potensi tarikan perjalanan yang menuju Kawasan Jababeka pada tahun mendatang perlu dilakukan antara lain, Waktu Operasional Karyawan, Penggunaan Bus Angkutan Jemputan Karyawan, Penyediaan Mess karyawan/Condominium khusus untuk karyawan Kawasan Jababeka, Penyediaan angkutan internal kawasan Jababeka dan fasilitas pejalan kaki,Pengaturan sirkulasi kendaraan internal didalam masing-masing kawasan dan juga antar kawasan Jababeka secara umum, Adanya Manajemen Operasional Pengangkutan Barang. Usulan dengan perubahan desain dan dilakukannya rekasaya pada skenario 1, 2 dan 3 perlu adanya koordinasi dengan instansi terkait dengan upaya menghindari potensi kemacetan di beberapa ruas jalan dan persimpangan kawasan cikarang dry port.
PROPORSI SEPEDA MOTOR TERHADAP PENGGUNAAN RUANG PEJALAN KAKI Effendi Prih Raharjo; Dessy Angga; Purnama Yahya; Novitasari Novitasari; Sabrina Handayani
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 7 No 2 (2016): December 2016
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1067.819 KB)

Abstract

Meningkatkan aksesibilitas pejalan kaki adalah kebijakan populer di negara-negaramaju.Bertentangan dengan negara-negara maju, negara berkembang seperti Indonesia menganggapberjalan kaki merupakan kebiasaan yang tidak populer di daerah perkotaan. Hal ini dibuktikan diKota Bekasi sebagai salah satu kota di Indonesia. Selain faktor internal dari pelaku pejalan kaki itusendiri seperti: kemalasan, efisiensi waktu, dan faktor budaya; faktor eksternal juga berkontribusiterhadap masalah. Faktor-faktor eksternal seperti iklim, cuaca, polusi, dan fasilitas pejalan kakiyang tidak mendukung. Buruknya kondisi aksesibilitas pejalan kaki berkontribusi pada kurangnyaminat masyarakat Bekasi dalam menggunakan transportasi umum.Oleh karena itu, banyak orang diBekasi memilih untuk menggunakan angkutan pribadi daripada angkutan umum.Meningkatkan walkability tidak memerlukan investasi modal yang besar seperti penggunaanmoda transportasi lainnya. Aspek yang paling penting untuk meningkatkan aksesibilitas pejalankaki adalah kondisi prasarana dan integrasi dengan fasilitas angkutan umum. Hal ini karenahampir semua aktivitas kehidupan manusia bertujuan untuk memindahkan orang dari satu tempatke tempat lain dengan berjalan.Dalam penelitian ini menganalisis kurangnya kesadaran pengguna sepeda motor yangmengorbankan fasilitas pejalan kaki untuk meningkatkan aksesibilitas dengan memaksamenggunakan trotoar untuk menghindari kemacetan dijalan raya. Selain itu kurangnya integrasipejalan kaki dengan fasilitas angkutan umum yang kurang memadai sebagai sumber masalahtransportasi di Bekasi.Terkait dengan itu, penelitian ini memberikan desain prasarana pejalan kakisesuai dengan konsep Pedestrian Oriented Development (POD) dan New Urban Concept.
KALIBRASI MODEL SIMULASI VISSIM Effendhi Prih Raharjo; M. Guntur; Siti Umiyati; Novita Sari; Dani Hardianto; Dessy Angga; Sabrina Handayani
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 8 No 1 (2017): June 2017
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.031 KB)

Abstract

Dalam menganalisa transportasi suatu jaringan jalan, banyak ditemui keterbatasan dan kesulitan. Banyak waktu, tenaga dan biaya yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui kinerja lalu lintas. Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan adalah aplikasi PTV Vissim 9. Model Vissim itu sendiri pada dasarnya merupakan given atau terdapat pengaturan yang telah di atur oleh penciptanya dengan karakteristik negara asalnya, yakni negara Jerman dan negara maju lainnya dimana negara tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, dilihat dari kebijakan lalu lintas, pengaturan, manajemen dan rekayasa lalu lintas, moda transportasi dan perilaku pengguna jalan yang didalamnya terdapat pejalan kaki dan pengendara kendaraan. Model simulasi Vissim merupakan permodelan dengan analisa microscopis yang didalamnya merumuskan variabel dan alogaritma berkaitan dengan Driving Behaviour atau perilaku pengguna jalan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui indikasi dari perilaku pengguna jalan terhadap kinerja lalu lintas secara komprehensif namun dalam lingkup mikro.
Tingkat Penguasaan Materi Aturan Berlalu-Lintas Siswa Sekolah Dasar Setelah Sosialisasi Tertib Berlalu-Lintas Efendhi Prih Raharjo; Budi Mardikawati; I Made Sukmayasa; Dwi Wahyu Hidayat; Putu Eka Suartawan; I Putu Dewa Punia Asa
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Semangat Nyata Untuk Mengabdi (JKPM Senyum) Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Semangat Nyata untuk Mengabdi (JKPM Senyum)
Publisher : Politeknik Trasportasi darat Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.496 KB) | DOI: 10.52920/jkpmsenyum.v1i2.42

Abstract

Jalan Denpasar-Gilimanuk adalah jalan utama yang melewati Kabupaten Tabanan, penghubung Bali Barat dan Timur. Sering terjadi kemacetan, bahkan kecelakaan pada jalan terebut. Sehingga perlu pemberian bekal pengetahuan tentang aturan berlalu-lintas yang baik. Sebagai upaya pencegahan, sebaiknya bekal disampaikan saat usia dini. Salah satu upaya pencegahan dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Manajemen Transportasi Jalan Poltrada Bali adalah pemberian sosialisasi tertib berlalu-lintas di SD Muhammadiyah Tabanan. Karena sasarannya adalah anak sekolah dasar, maka kegiatan dikemas dalam bentuk permaianan dan diskusi ringan tentang aturan berlalu-lintas. Metode yang digunakan adalah Pendidikan masyarakat (anak sekolah dasar) tentang persiapan berkendara untuk anak, etika menyeberang, etika berkendara, serta materi lampu dan rambu lalu-lintas. Selanjutnya untuk penajaman materi, siswa diajak untuk bermain, yaitu permainan ular tangga rambu lalu-lintas. Siswa terlihat antusias dan aktif melakukan permainan. Berdasarkan hasil post-test yang dilakukan diakhir kegiatan diketahui nilai rata-rata siswa 92, dimana 4 orang memperoleh nilai 100. Rata-rata tingkat penguasaan untuk materi: 1) Persiapan berkendara sebesar 93%; 2) Lampu Lalu-Lintas seesar 60%; 3) Rambu Lalu-Lintas sebesar 94%; 4) Etika Menyeberang sebesar 89%; dan 5) Etika Berkendara sebesar 96%. Dengan demikian, tingkat penguasaan tertinggi pada materi Etika Berkendara dan terendah pada Lampu Lalu-Lintas. Oleh karena itu, perlu ada inovasi lain yang bisa membantu siswa lebih memahami tentang lampu lalu-lintas. Namun secara umum kegiatan sosialisasi ini terbukti dapat memberikan pemahaman tentang materi tertib berlalu-lintas dengan baik. Selanjutnya diharapkan pemahaman ini dapat dijadikan bekal mereka untuk bersikap yang baik saat berkendara ketika menginjak usia remaja, serta adanya inovasi bentuk lain sosialisasi berlalu-lintas yang baik.
Media Pembelajaran “ULTA-TERMANVI” pada Sosialisasi Tertib Berlalu-Lintas Anak Sekolah Dasar Efendhi Prih Raharjo; Budi Mardikawati; I Made Sukmayasa; Dwi Wahyu Hidayat; Stefanus Sylvan Ryanto; A.A. Bagus Oka Khrisna Surya; Anisa Mahadita Candra Rahayu
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Semangat Nyata Untuk Mengabdi (JKPM Senyum) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Semangat Nyata untuk Mengabdi (JKPM Senyum)
Publisher : Politeknik Trasportasi darat Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.501 KB) | DOI: 10.52920/jkpmsenyum.v2i1.54

Abstract

Perkembangan jaman diikuti dengan perkembangan teknologi, yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan yang diproduksi. Angka tersebut diikuti dengan meningkatnya jumlah kecelakaan lalu-lintas. Banyak faktor penyebab kecelakaan lalu-lintas, namun dari beberapa penelitian diketahui faktor terbesar adalah human error. Banyak kegiatan pengabdian tentang penyuluhan tertib berlalu-lintas telah dilakukan dengan berbagai metode. Salah satunya yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Manajemen Transportasi Jalan Poltrada Bali. Metode yang digunakan adalah Pendidikan masyarakat dalam bentuk sosialisasi tertib berlalu-lintas. Mitra kegiatan ini adalah SD Negeri I Samsam Tabanan dengan sasaran 6 siswa perwakilah siswa kelas 4 dan 5, dan 9 guru. Pada kegiatan ini digunakan media pembelajaran “ULTA-TERMANVI” atau “Ular Tangga Terpadu Pedoman dan Video Pembelajaran”. Keterpaduan media dirancang sesuai perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar (yaitu pada tahap operasi kongkret) dan memenuhi tiga gaya belajar (visual, auditori, kinestetik). Ketiga media digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi. Hasil kegiatan sosialisasi menunjukkan siswa dapat menjawab semua rambu pada permainan ular tangga dengan benar. Diharapkan media pembelajaran “ULTA-TERMANVI dapat sebagai salah satu alternatif media dalam pelaksanaan sosialisasi tertib berlalu-lintas pada anak sekolah dasar.
Socialization of Public Transport use in SMA Negeri 1 Kediri Tabanan Bali Efendhi Prih Raharjo; Dwi Wahyu Hidayat; Ni Ketut Nova Ariani; I Wayan Arnaya; I Made Sukmayasa; Ida Ayu Masyuni; I Wayan Yudi martha Wiguna
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Semangat Nyata Untuk Mengabdi (JKPM Senyum) Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Semangat Nyata untuk Mengabdi (JKPM Senyum)
Publisher : Politeknik Trasportasi darat Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.38 KB) | DOI: 10.52920/jkpmsenyum.v2i2.68

Abstract

Public transportation is one type of transportation mode that concerns many people's lives. However, the use of public transportation, especially in Indonesia, is currently very minimal. This is caused by the increase in the number of private vehicles that exceed the limit it often causes problems, especially traffic problems such as congestion. People who have private vehicles such as motorbikes, or cars, or can use taxis will rarely take public transportation. Those who have no choice but to take public transportation have a desire to own a private vehicle. If they can buy a private vehicle, they will no longer depend on public transportation. It is feared that if this is allowed to happen, the existence of public transportation may gradually fade away. Based on this, it is clear that socialization on public transportation is needed to provide knowledge about the use of public transportation.
Analysis of the Impact of Transportation Infrastructure Development on Traffic Performance in NTB Province Efendhi Prih Raharjo; Annisa Mahadita Candrarahayu; I Kadek Surya Putra Adidana
Jurnal Teknologi Transportasi dan Logistik Vol. 3 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltrada Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52920/jttl.v3i2.89

Abstract

Transportation development is carried out with the construction of various infrastructures. In order to support the realization of safe and peaceful conditions, it is necessary to provide transportation infrastructure and facilities to support the acceleration of regional development, including underdeveloped areas and border areas. then the role of transportation is needed to bridge the gap and encourage the distribution of development results. Development of transportation infrastructure is also being carried out in West Nusa Tenggara Province, which is experiencing transportation development. It was noted that from 2016 to 2020 there were 49 infrastructure developments and developments in both the traffic and road transport sector as well as the ASDP sector. The purpose of this study was to evaluate and determine the impact of existing transportation infrastructure development in West Nusa Tenggara Province in the period 2016 to 2020 through aspects of benefits and traffic performance. The method used is quantitative by obtaining data which is then analyzed by gap analysis. The results of the study show that in the administrative aspect, the usability aspect, and the road performance aspect, it has a good impact on the community, even though in the road performance aspect there are several national roads that do not meet the network speed target.