Tri Setyawati
Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako, Indonesia

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DAN HEMATOKRIT DENGAN DERAJAT BERATNYA PENYAKIT DBD PADA PASIEN ANAK DI RSU. ANUTAPURA PERIODE JANUARI 2014-MARET 2015 Setyawati, Tri; Qulub, Sakinatul; Hutasoit, Gina Andhyka; Lumula, Rosdiana
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Dengue hemorrhagic fever is a disease cause by dengue virus that can infect and cause death for children. Severity of dengue fever is determined based on clinical criteria and laboratories. The decline in the number of leukocytes and the increased number of hematocrit can be a marker of severity for dengue fever.Objective: This study aimed to determine the relationship between leukocyte cand hematocrit count with the severity of dengue disease in pediatric patients at Anutapura public hospital from January 2014-March 2015.Methods: This research used cross-sectional study. The sampling technique used is total sampling. The samples used in the study amounted to 83 patients according to the inclusion and exclusion criteria. The instruments used in this research were the medical records of pediatric patients with dengue fever. The relationship between leukocyte and hematocrit count with the severity of dengue fever disease in pediatric patients were analyzed using Spearman correlation test.Results: Spearman correlation test showed there was no correlation between the number of leukocytes with the severity of dengue fever in pediatric patients (p = 0.775) directed to positive correlation and the weak strength of the relationship (r = 0.032). While the correlation between the amount of hematocrit with the severity of dengue fever had no correlation (p = 0.052) directed to positive correlation and weak strength of the relationship (r = 0.214).Conclusions: There was no relationship between leukocyte and hematocrit count with the severity of dengue disease in pediatric patients at Anutapura public hospital from January 2014-March 2015. Keywords: dengue degree of severity, Number of leukocytes, Number of Hematocrit Latar Belakang: Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat menginfeksi serta menimbulkan kematian bagi anak. Klasifikasi derajat beratnya penyakit DBD menjadi acuan yang dalam melakukan tatalaksana. Penurunan jumlah leukosit serta peningkatan jumlah hematokrit dapat menjadi penanda derajat beratnya penyakit demam berdarah dengue.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah leukosit dan hematokrit dengan derajat beratnya penyakit DBD pada pasien anak di RSU. Anutapura periode Januari 2014-Maret 2015.Metode Penelitian: Penelitan ini menggunakan metode penelitian cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 83 pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi serta eksklusi. Instrumen yang digunakan dalam penelitan adalah data rekam medik dari pasien anak penderita demam berdarah dengue. Hubungan antara jumlah leukosit dan hematokrit dengan derajat beratnya penyakit demam berdarah dengue pada pasien anak dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil Penelitian: Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan derajat beratnya penyakit demam berdarah dengue pada pasien anak (p=0.775) arah korelasi positif serta kekuatan hubungannya lemah (r=0,032). Sedangkan korelasi antara jumlah hematokrit dengan derajat beratnya penyakit demam berdarah dengue tidak terdapat hubungan (p=0,052) dengan arah korelasi positif dan kekuatan hubungan lemah (r=0,214). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara jumlah leukosit dan hematokrit dengan derajat beratnya penyakit DBD pada pasien anak di RSU. Anutapura periode Januari 2014-Maret 2015. Kata kunci : Derajat Beratnya DBD, Jumlah Leukosit, Jumlah Hematokrit
EFEK EKSTRAK DAUN SIRSAK (annona muricata) TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA PADA MODEL TIKUS DIABETES MELITUS Setyawati, Tri; Lintin, Gabriella
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 2 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.971 KB) | DOI: 10.22487/htj.v2i2.29

Abstract

Diabetes melitus merupakan sindrom metabolik dengan karakteristik hiperglikemia kronis, akibatkurangnya produksi insulin, atau penurunan sensitivitas terhadap insulin atau gabungan keduanya. Hal inimenyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Terapi dengan menggunakan obatsintetis memerlukan biaya yang tidak sedikit dan menimbulkan efek samping hal inilah yang mendorongmasyarakat mulai beralih menggunakan pengobatan tradisional. Sirsak merupakan buah yang banyakdibudidayakan yang daunnya memiliki kandungan flavonoid tinggi yang dapat berperan sebagaiantioksidan untuk memperbaiki metabolisme pada penderita diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuanuntuk mengkaji efek dari daun sirsak (annona muricata) terhadap penurunan kadar trigliserida danmengetahui dosis efektif ekstrak daun sirsak dalam menurunkan kadar trigliserida. Jenis penelitianeksperimental laboratories pre test and post test with control group design, jumlah sampel 30 ekor tikus.Tikus diinduksi menggunakan aloksan, dan kadar trigliserida ditentukan dengan metode spektrofotometri.Ekstrak daun sirsak memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar trigliserida. Penurunan kadartrigliserida ditunjukkan pada kelompok ekstrak 800 mg sebesar 38.23 % dan kelompok 400 mg sebesar23.66 %
PERBEDAAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENGENAI PENCEGAHAN DIARE YANG MEMLIKI BALITA DIARE DAN YANG TIDAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMONJI TAHUN 2014 Setyawati, Tri; Hafidz, Muhammad; Asmar Salikunna, Nur
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 4 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.062 KB) | DOI: 10.22487/htj.v4i2.69

Abstract

Latar belakang: Diare adalah salah satu penyakit yang sering terjadi di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan tingginya angka morbiditas yang berujung pada kematian dan paling banyak terjadi pada balita. Tingkat pengetahuan ibu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi insiden diare terutama mengenai pencegahan terhadap diare itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu mengenai pencegahan diare terhadap insiden diare pada balita di wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Palu tahun 2014.Metode: Desain penelitian ini adalah observasif-analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasinyaadalah ibu yang memiliki balita yang datang ke Puskesmas Kamonji pada bulan Juni dan diperoleh sebanyak 71 orang sampel. Sampel dipilih menggunakan tehnik aksidental sampling dan dianalisis menggunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak sebanyak 62 (87,3%) ibu memiliki pengetahuan baik, 8 (11,3%) ibu memiliki pengetahuan cukup, dan sebanyak 1(1,4%) ibu memiliki pengetahuan kurang. Hasil uji alternatif Kolmogorov Smirnov menunjukkan tidak ada perbedaan antara pengetahuan ibu yang memiliki balita diare dan yang tidak di wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Palu tahun 2014.Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu yang memiliki balita mempunyai pengetahuan yang baik terhadap pencegahan diare. Tidak ada perbedaan antara pengetahuan ibu yang memiliki balita diare dengan yang tidak di wilayah kerja Puskesmas Kamonji Palu tahun 2014.
HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN KEJADIAN DIARE DI PUSKESMAS KAWATUNA PALU PADA TAHUN 2019 Riswandha, Riswandha; Puspasari Kiay Demak, Indah; Setyawati, Tri
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 6 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.771 KB) | DOI: 10.22487/htj.v6i2.86

Abstract

Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan/atau berlendir dalam feses. Selain faktor infeksi, diare juga dapat disebabkan oleh malabsorbsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis. Infeksi mempengaruhi status gizi melalui penurunan asupan makanan, penurunan absorpsi makanan di usus, meningkatkan katabolisme, dan mengambil nutrisi yang diperlukan tubuh untuk sintesis jaringan dan pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status gizi dengan kejadian diare di puskesmas kawatuna tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan desain Cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Jumlah sampel 50 orang yang didiagnosis diare dan bukan diare yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen penelitian menggunakan Timbangan dan Rekam Medik. hubungan antara status gizi dengan kejadian diare di puskesmas kawatuna dianalisis dengan menggunakan uji Koefisiensi Kontingensi. Hasilnya diperoleh mayoritas responden memiliki Status gizi Normal 31 orang (62%).kejadian diare dan bukan diare didapatkan masing-masing sebanyak 25 orang. Pada uji koefisiensi kontingensi nilai p = 0,258 (>0,05) artinya tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian diare.
LIMFADENITIS TUBERKULOSIS PADA HIV/AIDS Nur Ayu.R, Diah; Sarniwaty, Sarniwaty; Setyawati, Tri
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 6 No. 3 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.088 KB) | DOI: 10.22487/htj.v6i3.139

Abstract

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. [1] Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagaian besar menyerang paru-paru,tetapi dapat menyerang organ tubuh yang lain. Laporan ini memaparkan kasus seorang laki-laki umur 35 tahun umur datang dengan keluhan lemah seluruh badan, demam dan berkeringat pada malam hari. Pasien juga mengeluh adanya batuk berlendir, adanya benjolan pada bagian leher, dengan adanya penurunan berat badan kira-kira 10 kg dalam 1 bulan yang tidak diketahui penyebabnya. Pasien sementara penggunaan obat OAT dari 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan nyeri tenggorokan. Pengobatan termasuk kortikosteroid, antibiotik, vip albumin, analgesic antipiretik dan OAT
KARAKTERISTIK MUTU SIMPLISIA RIMPANG JAHE DI PJ. CAP KLANCENG KUDUS Lilis Sugiarti; Tri Setyawati
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 6, No 1 (2017): Edisi Maret 2017
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.079 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v2i5.163

Abstract

Rimpang Jahe (Zingiber rhizoma) merupakan tanaman suku Zingiberaceae yang digunakan sebagai bahan baku dalam industri jamu dan obat di Indonesia karena berkhasiat antara lain karminatif. Produk obat herbal yang berkualitas ditentukan salah satunya oleh mutu bahan baku. Karakterisasi mutu simplisia didefinisikan simplisia yang akan digunakan sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan mutu yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Depkes seperti Materia Medika Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik mutu bahan baku simplisia rimpang jahe di PJ. Cap Klanceng apakah memenuhi persyaratan mutu dalam Materia Medika Indonesia (MMI) dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan sampel diambil acak dari bahan baku simplisia rimpang jahe di PJ. Cap Klanceng. Hasil yang diperoleh secara organoleptis, bahan baku simplisia rimpang jahe berbentuk irisan tipis dan pipih, rasa khas rempah (pedas), bau aromatis khas rimpang jahe dengan warna kuning coklat, kadar air pada bulan Maret 8,74% ± 0,044 dan April 4,96% ± 0,113 (< 10%), hasil uji mikroskopis meliputi parenkim yang berisi butir pati, jaringan gabus, berkas pembuluh, periderm, pembuluh kayu, serabut, parenkim dengan sel sekresi, hasil uji kadar minyak atsiri adalah 2-3%. Identifikasi simplisia juga telah memenuhi kesesuaian mutu bahwa simplisia tersebut adalah benar simplisia rimpang jahe. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan karakteristik mutu simplisia rimpang jahe di PJ. Cap Klanceng Kudus telah memenuhi kesesuaian mutu dengan MMI maupun SNI.Kata Kunci : Rimpang Jahe, Karakteristik Mutu, MMI, SNI.
Effects of Dioscorea esculenta and Eubacterium rectale on insulin receptor substrate 1 (Irs1) Expression in skeletal muscle and homeostatic model assessment-insulin resistance (HOMA-IR) in diabetic rats . Sunarti; Tri Setyawati; Neni Oktiyani; Rio Jati Kusuma
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 47, No 3 (2015)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.589 KB)

Abstract

Low expression of insulin receptor substrate 1 (Irs1) is associated with insulin resistance and type 2 diabetes mellitus (type 2 DM). This study was performed to evaluate the effects of Dioscorea esculenta and Eubacterium rectale on the Irs1 expression in the skeletal muscle and the homeostatic model assessment-insulin resistance (HOMA-IR) of diabetic rats. Twenty-five male Wistar rats were divided into five groups i.e. non diabetic rats Group 1; diabetic rats as Group 2; diabetic rats + D. esculenta as Group 3; diabetic rats + E.rectale as Group 4 and diabetic rats + both E. rectale and D. esculenta as Group 5. Rats were made diabetic with induction of intraperitoneally injection of nicotinamide and streptozotocin. After four weeks of the interventions, the blood and skeletal muscles were taken. The Irs1 expression was analyzed with immunohistochemical staining, plasma glucose levels was analyzed using a spectrophotometer, and insulin was analyzed using ELISA methods. All intervention groups reduced plasma glucose levels and HOMA-IRs (p<0.001) and increased Irs1 expression. The greatest reduction of  plasma glucose levels and increase of Irs1 expression in the skeletal muscle were found in Group 4, however, the lowest of HOMA-IR was seen in Group 5. These results suggested that D.esculenta, E.rectale, and the combination reduced plasma glucose levels and HOMA-IR by increasing Irs1 expression in skeletal muscle.
CELLULITIS IN THE ANTERIOR TIBIA AND POSTERIOR SINISTRA REGION: (PEER REVIEW) Deri Ezra; Asrawati Sofyan; Tri Setyawati
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v8i2.192

Abstract

Cellulitis is an acute bacterial infection of the skin. Infection that occurs spreads to the dermis and sub cutis layer. This infection is usually preceded by injury or trauma with the most common causes are Streptococcus beta hemolyticus and Staphylococcus aureus. A 55-year-old male patient entered with complaints of injuries and swelling in his left leg that had been experienced since 2 weeks ago and was previously treated at Madani Hospital and given treatment by a doctor. The patient said that initially a painful lump appeared in the groin area, a few days later the redness appeared on the thigh and then spread to the calf. Physical examination revealed crusting at the side of the erythema squamous and macular in the anterior tibia et posterior sinistra.
ANTIHIPERGLIKEMI PATI GEMBILI (DIOSCOREA ESCULENTA) DAN EUBACTERIUM RECTALE PADA MODEL TIKUS DIABETES YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN DAN NIKOTINAMID Tri Setyawati; Neni Oktiyani; Rio Jati Kusuma; Tony Adi Setiawan; Sunarti Sunarti
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit degenaratif dengan prevalesi cukup tinggi di Indonesia. Diabetes tipe 2 memiliki prevalensi paling tinggi diantara jenis diabetes yang lain. Diabetes tipe 2 merupakan kondisi hiperglemia kronis yang umumnya disebabkan oleh resistensi insulin. Diet dengan resistant starch berpotensi untuk meningkatkan sensitivitas insulin pada penderita diabetes melalui butirat yang dihasilkan pada saat fermentasi di usus besar. Salah satu bahan pangan yang berpotensi dalam penanganan diabetes adalah gembili (Dioscorea esculenta). Eubcaterium rectale (e. rectale) merupakan bakteri butirogenik yang dapat meningkatkan produk butirat di dalam kolon.Tujuan. Tujuan penellitian ini adalah untuk mengetahui penurunan glukosa darah pada tikus Wistar yang diinduksi nikotinamide dan streptozotosin setelah pemberian diet gembili dan eubacterium rectale.Metode. Penelitian ini menggunakan desain pre dan posttest kontrol. Tikus jantan Wistar 3 bulan, dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol sehat (K1), kelompok yang diinduksi Streptozotocin (STZ) dan nikotinamide(NA) tanpa terapi (K2), kelompok yang diinduksi STZ dan NA dengan pemberian e. ractale (K3), kelompok induksi ditambah pati gembili (K4), dan kelompok induksi dengan sinbio pati gembili dan e. rectale (K5). Dengan lama intervensi 4 minggu.Hasil. Terjadi penurunan kadar glukosa darah setelah intervensi 4 minggu yaitu antara kelompok K2 dan K3, K4 dan K5 dengan nilai signifikansi p < 0,05.Kata kunci: diabetes tipe 2, Dioscorea esculenta, resistant starch, butirat, resistensi insulin, sensitivitas insulin.
Diabetic Ketoacidosis in Type 2 Diabetes Mellitus Patients with a History of Hypertension: Case Report Tri Setyawati; Sarniwaty Kamissy; Wisnu Pradhana Merta
International Journal of Health, Economics, and Social Sciences (IJHESS) Vol. 5 No. 3: July 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/ijhess.v5i3.3674

Abstract

Diabetes Mellitus Type 2 is a chronic hyperglycemic disease due to insensitivity of cells to insulin. High glucose levels can cause metabolic problems that occur due to abnormalities in insulin secretion resulting in symptoms of decreased consciousness, a condition known as diabetic ketoacidosis. One of the complications of diabetes is stroke caused by hypertension. This report describes a 69-year-old male patient who was diagnosed with type 2 diabetes mellitus with a history of hypertension who had decreased consciousness. Type 2 Diabetes Mellitus is a hyperglycemic disease due to insensitivity of cells to insulin. Diabetic ketoacidosis (DKA) is an emergency in diabetes mellitus (DM). One of the symptoms that appear such as decreased consciousness, hyperglycemia, Kussmaul breathing. Management should require correction of dehydration, hyperglycemia, acidosis and electrolyte abnormalities, identification of comorbid precipitating factors, and most importantly, continuous patient monitoring.