Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Studi Agama dan Masyarakat

ETOS KERJA PEREMPUAN SUKU DAYAK DI PINGGIRAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KAHAYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (Studi Pada Perempuan Suku Dayak Desa Tangkahen Kecamatan Banama Tingang Kabupaten Gunung Mas) Rahmaniar, Rahmaniar; Ajahari, Ajahari
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Publisher : LP2M IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.917 KB)

Abstract

Wilayah alam Kalimantan Tengah yang begitu luas yakni 153.564 Km2 atau 28 % dari luas kepulauan Indonesia dan lapangan pekerjaan yang tidak terkonsentrasi pada satu bidang pekerjaan serta banyaknya wilayah yang tidak tergarap memberikan kesan seolah-olah masyarakat Kalimantan Tengah sangat dimanjakan oleh alam tidak memiliki etos kerja yang tinggi. Untuk membuktikan apakah masyarakat Dayak Kalimantan Tengah memang tidak memiliki etos kerja yang tinggi dan sangat dimanjakan oleh alam, maka disinilah perlunya dilakukan penelitian secara mendalam Ada tiga hal yang menjadi fokus penelitian ini adalah : 1) Bagaimana pola kerja perempuan Dayak di Desa Tangkahen; 2) Bagaimana etos kerja perempuan Dayak di Desa Tangkahen, dan 3) Apa saja faktor pendukung maupun faktor penghambat etos kerja perempuan Dayak di desa Tangkahen.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis.  Adapun metode pengumpulan data  yang digunakan meliputi : 1) Participant Observation (pengamatan terlibat), 2) Depth Interview (wawancara mendalam), dan 3) Dokumentasi.Setelah melakukan penelitian di lapangan menunjukan bahwa :Pertama, berkaitan dengan  pola kerja perempuan Dayak di Desa Tangkahen tampaknya menunjukan pola kerja yang relatif homogen dan dalam beberapa kasus tertentu  polanya sedikit bervariasi. Secara umum perempuan Suku Dayak tergolong sebagai tipe pekerja dan pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang dilakukan di luar rumah. Menyadap karet merupakan pekerjaan utama mereka di samping sebagai pedagang, dan ada beberapa orang sebagai ibu rumah tangga, akan tetapi jumlahnya relatif kecil. Pekerjaan menyadap karet mereka lakukan pada waktu pagi hari sekitar pukul 05.00-12.00 Wib. Sementara pada sore hari mereka gunakan untuk melakukan pekerjaan sampingan, mengikuti kegiatan  sosial kemasyarakatan dan sosial keagamaan. Sedangkan pada malam hari mereka melakukan kegiatan domestik. Kedua, dilihat dari etos kerja perempuan suku Dayak yang tinggal di DAS (Daerah Aliran Sungai) Kahayan tampaknya menunjukan etos kerja yang relatif tinggi. Hal ini terbukti bahwa mereka rata-rata sebagai pekerja di luar rumah. Mereka juga sangat tekun dan rajin serta memiliki keuletan dalam bekerja. Bagi mereka bekerja di luar rumah merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang dilakukan secara turun temurun dan bahkan ada satu pandangan bahwa bekerja merupakan salah satu ciri perempuan masyarakat Dayak.Ketiga, faktor-faktor yang mendorong mereka memiliki etos kerja yang tinggi tersebut antara lain faktor teologis yakni melaksanakan ajaran agama, kesadaran akan arti dan hakikat hidup,  keinginan untuk hidup yang lebih layak, faktor tuntutan hidup dan lingkungan, dan faktor tradisi yang memberikan keleluasaan bagi perempuan untuk bekerja di luar rumah serta tersedianya sumber daya alam. Sedangkan faktor penghambat adalah ketergantungan mereka terhadap musim, tingkat pendidikan yang masih relatif rendah, belum adanya infrastruktur yang layak dan belum terbentuknya wadah organisasi yang dapat membina potensi dan keterampilan serta menyalurkan aspirasi yang mereka miliki. 
MENGGALI POTENSI UMAT MELALUI ZAKAT (Studi terhadap Pelaksanaan Zakat di Kota Palangka Raya) Rahmaniar, Rahmaniar
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Publisher : LP2M IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.917 KB)

Abstract

Zakat, baik itu zakat fitrah atau zakat mal (harta), sebenarnya telah dilaksanakan oleh umat Islam sejak 14 abad yang silam. Rukun Islam yang ke-empat ini pun bukan menjadi fenomena unik lagi pada masyarakat sekarang, sebab semua orang Islam, bahkan non-muslim, telah mengetahui tentang dimensi filantropis Islam ini. Namun uniknya, justru komunitas termiskin di dunia, dari seluruh komunitas agama yang ada, adalah komunitas muslim. Negara-negara yang berstatus sebagai negara berkembang (bukan negara maju) pun rata-rata adalah negara yang banyak dihuni oleh orang Islam.Ada apa sebenarnya dengan zakat ini? Bagaimana sebenarnya pelaksanaan zakat dimaksud? Termasuk pula di sini bagaimana pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaannya? Demi menjawab pertanyaan tersebut, tentu tidak mungkin dilakukan hanya dengan melihat selintas aktivitas zakat yang ada di masyarakat, namun perlu dilakukan suatu penelitian yang mendalam untuk masalah ini. Dan merupakan suatu kemustahilan pula jika harus meneliti keseluruhannya dalam scope suatu negara, hingga untuk ini, penelitian dalam kerangka menggali potensi umat melalui zakat ini dibatasi pada suatu distrik (kota) yang menjadi bagian dari wilayah negara Indonesia, yakni Kota Palangka Raya, dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi,wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan model analisis interaktif. Melalui penelitian ini ditemukan fakta bahwa pelaksanaan zakat yang ada di Kota Palangka Raya pada dasarnya diselenggarakan dalam 2 (dua) pola dasar, yakni pola perorangan, masjid/langgar/mushallo, dan pola Badan Amil Zakat Kota Palangka Raya sendiri, atau yang sering diistilahkan dengan BAZIS.Berawal dari dua pola dasar di atas – terutama sekali pada pola pertama – inilah diketahui sebab musababnya mengapa dana zakat yang selama ini semestinya bisa menjadi potensi besar bagi perekonomian umat menjadi tidak tergali secara maksimal.