Pitrah Asfian, Pitrah
Halu Oleo University

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS AKIBAT KEBISINGAN PADA TEKNISI DI PERSEROAN TERBATAS PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA SEKTOR PEMBANGKIT KENDARI UNIT POASIA TAHUN 2016 Nicolas, irman Anugrah; Asfian, Pitrah; pratiwi, arum dian
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 4 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.718 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i4.1738

Abstract

Gangguan psikologis akibat kebisingan tergantung pada intensitas, frekuensi, periode, saat dan lamakejadian, kompleksitas spektrum kegaduhan dan tidak teraturnya suara kebisingan. Dari observasi awal, terdapatindikasi gangguan psikologis seperti perasaan tidak nyaman,gangguan pola tidur kura ng fokus serta emosimemuncak, gangguan komunikasi seperti berteriak saat berbicara dan kesalahan komunikasi yang dapatmembahayakan pekerja, serta ditemukan ada beberapa pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung telingapada saat bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengangangguan psikologis akibat kebisingan pada teknisi di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Unit Poasia kota kendari.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitianini semua teknisi operator yang berjumlah 52 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan total samplingsehingga semua populasi dijadikan sampel yakni 52. Tidak Ada hubungan umur dengan gangguan psikologis akiba tkebisingan (χ2hitung = 0,240 dan ρValue = 0,624). Tidak ada hubungan masa kerja dengan gangguan psikologisakibat kebisingan (χ2hitung = 7,520 dan ρValue = 0,023). Ada hubungan antara intensitas kebisingan dengangangguan psikologis akibat kebisingan(ρValue = 0,008). Ada hubungan yang bermakna antara penggunaan alatpelindung telinga dengan gangguan psikologis akibat kebisingan (χ2hitung = 10,505 dan ρValue = 0,001). Sarandalam penelitian ini adalah Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara Sektor Pembangkit Kendari Unit Poasiamelakukan pengendalian kebisingan, baik secara teknis, administratif maupun medis, Diharapkan kepadakaryawan agar menggunakan alat pelindung telinga pada saat bekerja.Kata Kunci: Gangguan Psikologis, Umur, Masa Kerja, Tingkat Kebisingan, Alat Pelindung Telinga.
HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT SANTA ANNA KENDARI 2017 Mawansyah, L.M Tony; Asfian, Pitrah; Saptaputra, Syawal
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.488 KB)

Abstract

Patient-safety menjadi masalah besar di rumah sakit seluruh dunia dan memerlukan perhatian utama. Datamenunjukkan bahwa di negara berkembang , satu dari sepuluh pasien dirugikan/mendapatkan cidera saatmendapatkan perawatan di rumah sakit. Penyebab cidera tersebut adalah berasal dari berbagai kesalahanatau kejadian yang tidak diinginkan. Patient Safety rumah sakit merupakan suatu sistem yang mencegahterjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) akibat tindakan yang dilakukan atau bahkan tidak dilakukan olehtenaga medis maupun non medis. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Desain yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analitic cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipengetahuan, sikap dan motivasi kerja perawat tentang pelaksanaan pati ent safety di Rumah Sakit SantaAnna Kendari tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di Rumah Sakit SantaAnna yang berjumlah 45 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 orang dan teknik pengambilansampel menggunakan Total sampling. Analisis statistik menggunakan uji Chi-squre pada tingkat kepercayaan95% ( =0,05). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara sikap (ρ value = 0,004) denganpelaksanaan patient safety di Rumah Sakit Santa Anna Kendari. Sedangkan pengetahuan (ρ value = 1,000) danmotivasi (ρ value = 0,254) tidak berhubungan dengan pelaksanaan patient safety di Rumah Sakit Santa AnnaKendari.Kata kunci: patient safety, pengetahuan, sikap dan motivasi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA WONONGGERE KECAMATAN POLINGGONA KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 Lantong, Jein Frilly; Asfian, Pitrah; Erawan, Putu Eka
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.488 KB)

Abstract

ISPA merupakan penyakit infeksi saluran nafas yang secara anatomi dibedakan atas saluran nafas atas mulaidari hidung sampai dengan faring dan saluran nafas bawah mulai dari laring sampai dengan alveoli besertaadneksanya yang terjadi akibat invasi infecting agents yang mengakibatkan reaksi inflamasi saluran nafas yangterlibat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA padapekerja penggilingan padi di Desa Wononggere, Kecamatan Polinggona, Kabupaten Kola ka, Sulawesi Tenggara2016. Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik dengan rancangan penelitian menggunakan desaincross sectional study. Lokasi pada penelitian ini dilakukan di Desa Wononggere Kecamatan polingggonaKabupaten Kolaka. Sampel dalam penelitian ini adalah 48 pekerja penggilingan padi. Pengumpulan datadengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi yang berisi daftar pertanyaan tentang faktor yangberhubungan dengan kejadian ISPA pada pekerja penggilingan padi. Faktor -faktor yang berhubungan dengankejadian ISPA dianalisis dengan uji statistik Chi -Square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antarakebiasan merokok dengan kejadian ISPA (p = 0,019), ada hubungan antara penggunaan APD dengan kejadianISPA (p = 0,000), ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian ISPA (p = 0,000) dan ada hubungan antarapaparan debu dengan kejadian ISPA (p = 0,039). Saran untuk pekerja penggilingan padi di Desa Wononggereadalah agar dapat mengubah perilaku mereka seperti mengurangi mengisap rokok dan selalu menggunakanAPD saat bekerja agar terhindar dari paparan debu.Kata Kunci: ISPA, Kebiassan Merokok, Penggunaan APD, Masa Kerja,Paparan Debu Dan Pekerja PenggilinganPadi.
PERBEDAAN PENGALIHAN (COPING) STRES KERJA PADA PERAWAT DI RSJ KOTA KENDARI DAN RSUD BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016. Rizhkal, Muhammad; Asfian, Pitrah; Ardiansyah, Ririn Teguh
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 4 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.743 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i4.1737

Abstract

ABSTRAKPengalihan stres merupakan suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola berbagai stresoruntuk menghadapi situasi stresful. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengalihan stres yangdilakukan oleh perawat pada Rumah Sakit Jiwa Kota Kendari (RSJ) dan Rumah Sakit Umum Daerah BahteramasProvinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016. Metode penelitian ini adalah penelitian observasional analitik denganpendekatan studi komparatif, yang bertujuan untuk mendapatkan apakah perbandingan pengalihan stres kerjapada perawat Rumah Sakit Jiwa Kota kendari (RSJ) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas ProvinsiSulawesi Tenggara tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan antara konfrontasi padaperawat RSJ dan RSUD Bahteramas dengan hasil p = 0,877 (p > 0,1), tidak ada perbedaan antara pemecahanmasalah yang terencana pada perawat RSJ dan RSUD Bahteramas dengan hasil p = 0,0032 (p > 0,1), adaperbedaan antara jarak pada perawat RSJ dan RSUD Bahteramas dengan hasil p = 0,009 (p > 0,1), tidak adaperbedaan antara kontrol diri pada perawat RSJ dan RSUD Bahteramas dengan hasil p = 0,784 (p > 0,1), tidak adaperbedaan antara menerima tanggung jawab pada perawat RSJ dan RSUD Bahteramas dengan hasil p = 0,877 (p >0,1), tidak ada perbedaan antara menghindar pada perawat RSJ dan RSUD Bahteramas dengan hasil p = 0,739 (p >0,1), tidak ada perbedaan antara penilaian positif pada perawat RSJ dan RSUD Bahteramas dengan hasil p = 1 (p >0,1), tidak ada perbedaan antara mencari dukungan sosial pada perawat RSJ dan RSUD Bahteramas dengan hasil p= 0,877 (p > 0,1).Kata Kunci: Pengalihan stres kerja, konfrontasi, pemecahan masalah yang terencana, jarak, kontrol diri, menerimatanggung jawab, menghindar, penilaian positif dan mencari dukungan sosial.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Fitriana, Fitriana; Asfian, Pitrah; Farzan, Amrin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.488 KB)

Abstract

ABSTRAKMotivasi adalah sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang yang akan mengarahkan tindakanseseorang dengan tujuan mencapai suatu hasil yang diinginkannya. Variabel motivasi kerja ini secara operasionaldiukur dengan menggunakan beberapa indikator meliputi kebutuhan, keinginan/harapan, dan lingkungan kerja.Motivasi penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusiasupaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuihubungan status kepegawaian, masa kerja, rekan kerja, kondisi kerja dan gaji dengan motivasi kerja perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bersifat kuantitatif denganpendekatan cross sectional, jumlah sampel 45 responden yang berstatus PNS dan Non PNS yang diperoleh daripopulasi 116 dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive. Data yang diperoleh dalam penelitianini adalah data primer dari kuesioner yang disebarkan kepada perawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasebanyak 34 responden (75,6% perawat) memiliki motivasi kerja tinggi dan 11 responden (24,4% perawat)memiliki motivasi kerja rendah. Dari analisis bivariat antar variabel ditemukan bahwa tidak ada yang memilikihubungan signifikan dengan motivasi kerja perawat terhadap status kepegawaian, masa kerja, rekan kerja, kondisikerja dan gaji. Saran bagi yang berwenang tinggi dalam Rumah Sakit Jiwa untuk memperhatikan perawat yangbekerja di setiap ruangan, tidak hanya terpaku pada satu ruangan saja dan berlaku PNS maupun Non PNSsehingga ketepatan waktu bekerja selalu terjaga.Kata Kunci: Motivasi Kerja, Perawat
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA BENGKEL MOBIL KOTA KENDARI TAHUN 2016 Aswar, Ewin; Asfian, Pitrah; Fachlevy, Andi Faizal
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.719 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1215

Abstract

Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja dan juga pada pengusaha.Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena faktor dari pekerja itu sendiri dan lingkungan kerja yang dalam hal ini adalahdari pihak pengusaha. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan durasi kerja, kelelahan kerja, sikap kerja,pengetahuan k3 dan penggunaan APD dengan kecelakaan kerja pada pekerja bengkel mobil Kota Kendari Tahun 2016.Metode penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untukmendapatkan gambaran mengenai faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja bengkel mobilkota kendari. Penelitian ini dilaksanakan pada 18 Januari – 3 Februari 2016 sampai selesai dengan lokasi penelitian padabengkel mobil Tipe A di Kota Kendari. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh total populasi berjumlah 49 orang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara durasi kerja dengan kecelakaan kerja dimana P>α, terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan kecelakaan kerja dimana nilai P< α dengan nilai hubungan keduavariabel bernilai sedang (phi=0,471), terdapat hubungan antara sikap kerja dengan kecelakaan kerja dimana nilai Pvalue <α dengan nilai hubungan kedua variabel bernilai kuat (phi=0,582), terdapat hubungan antara pengetahuan K3 dengankecelakaan kerja dimana nilai Pvalue < α dengan nilai hubungan kedua variabel bernilai kuat (phi=0,655) dan terdapathubungan antara penggunaan APD dengan kecelakaan kerja dimana nilai Pvalue < α dengan nilai hubungan kedua variabelbernilai sedang (phi=0,418). Sebaiknya para pekerja bengkel mobil lebih diperhatikan dalam aspek durasi kerja, sikap kerja,pengetahuan k3 dan penggunaan APD agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.Kata kunc i: Kecelakaan Kerja, Durasi Kerja, Kelelahan Kerja, Sikap Kerja, Pengetahuan K3, Penggunaan APD, Bengkel Mobil.Value
FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA NELAYAN DI DESA LAMANGGAU KECAMATAN TOMIA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2016 Sarfiah, Sarfiah; Asfian, Pitrah; Ardiansyah, Ririn Teguh
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.648 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1232

Abstract

Salah satu penyakit akibat kerja yang paling banyak dijumpai yaitu dermatitis kontak.Dermatitis Kontak Iritanadalah efek langsung dari bahan iritan baik fisika maupun kimia yang bersifat tidak spesifik padakulit.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontakiritan pada nelayan.Jenis penelitian ini merupakan Observational analitik dengan rancangan penelitianmenggunakan desain potong silang (cross sectional study).Lokasi pada penelitian ini dilakukan di DesaLamanggau Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada tahun 2016.Sampel penelitianadalah nelayan yang berumur 20-68 tahun dengan jumlah responden sebanyak 61 orang yang diambil secaraacak (simple random sampling). Faktor-faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak iritan (variabelterikat) dianalisis dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat signifikan 54,1%. Faktor yang berhubungansecara signifikan adalah personal hygiene dengan hasil uji statistik didapatkan nilai ρ value=0,000<0,05 danlama kontak dengan hasil uji Chi-Square didapatkan nilai ρ value=0,000<0,05, sedangkan riwayat penyakit kulitsebelumnya dan riwayat pekerjaan sebelumnya (variabel bebas) tidak memiliki hubungan yang signifikan.Kesimpulan yang dapat ditarik adalah nelayan di Desa Lamanggau hendaknya memperhatikan kebersihan diri(Personal hygiene) agar tidak mudah terkontaminasi bahan iritan yang mempermudah kulit  mengalamigangguan. Waktu kerja nelayan tidak boleh lebih dari 8 jam/hari karena berada dalam kondisi bas ah danlembab dalam waktu lama dapat mempermudah kulit mengalami gangguan.Cara yang dapat dilakukan untukmencegah terjadinya dermatitis kontak iritan adalah dengan memperhatikan dan meningkatkan kebersihandiri serta mengurangi lama kontak agar terhindar dari gangguan kulit.Kata kunci :Dermatitis, personal hygiene, lama kontak, penyakit kulit, dan nelayan.
PERBEDAAN STRESS KERJA DI TINJAU DARI SHIFT KERJA PAGI SIANG DAN MALAM PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI TAHUN 2016 Sumarto, Iskandar; Asfian, Pitrah; Munandar, Sabril
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.419 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1319

Abstract

shift kerja adalah pengaturan jam kerja oleh suatu tempat kerja untuk mengerjakan sesuatu yangbiasanya di bagi atas kerja pagi,kerja siang dan kerja malam. Stress kerja merupakan respon emosionaldan fisik yang bersifat menganggu atau merugikan yang terjadi pada saat tuntutan tugas tidak sesuaikapabilitas, sumber daya atau keinginan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaantingkat stress di tinjau dari shift kerja pagi siang dan malam pada perawat di rumah sakit umum daerahkota kendari. Penelitian ini mengunakan metode observasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di rumah sakit umum daerah kota kendari yangbekerja di ruang rawat inap yaitu 157 perawat. Teknik pengambilan sampel mengunakan teknikproposional random sampling. Analisis mengunakan uji kruskal-wallis menunjukan bahwah adaperbedaan signifikan tingkat stress kerja antara shift kerja pagi siang dan malam pada perawat di rumahsakit umum daerah kota kendari p value=0,011 dengan tingkat stress tertinggi pada shift kerja malamdengan mean rank sebesar 64,75. Di sarankan adanya perbaikan pengelolan jam kerja sepertipenambahan jam kerja pada shift pagi dan siang yang jam kerjanya 7 jam agar perawat yang bekerjapada shift malam tidak bekerja sampai 11 jam.Kata kunci: shift kerja, stress kerja, perawat
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN 19 NOVEMBER KECAMATAN WUNDULAKO KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 Amried, Elvin Tirtasari; Asfian, Pitrah; ainurafiq, ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.038 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1248

Abstract

Sampai saat ini penyakit DBD masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat diIndonesia. Faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit DBD antara lain faktor host, lingkungan,perilaku hidup bersih dan sehat serta faktor virusnya sendiri (Depkes RI, 2004). Berdasarkan profilkesehatan Kabupaten Kolaka penyakit DBD merupakan penyakit yang endemis di Kabupaten Kolak a.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD diKelurahan 19 November Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016. Jenis penelitian inimenggunakan studi analitik observasional menggunakan metode survei dan wawancara denganpendekatan Cros Sectional Study. Sampel dalam penelitin ini yaitu seluruh penderita dengan gejala DBDyang berasal dari Kelurahan 19 November yang memeriksakan diri di Laboratorium Rumah Sakit UmumKolaka dari bulan Februari-April 2016 sebanyak 46 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakanTotal Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengamatan secara langsung.Hasil penelitian di uji secara statistik dengan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% menggunakanprogram SPSS versi 16.0. hasil penelitian menunjukkan Ada hubungan antara kebiasaan tidur pagi danatau sore (p=0,001), kebiasaan menggantung pakaian (p=0,021), frekuensi pengurasan kontainer(p=0,008), penggunaan obat/anti nyamuk (p=0,008), keberadaan jentik (p=0,003) dengan kejadian DBDdi kelurahan 19 November Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016. Sedangkankeberadaan kasa pada ventilasi tidak mempunyai hubungan terhadap kejadian DBD di Kelurahan 19November Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka Tahun 2016 dengan nilai p=0,563.Kata Kunci : kejadian DBD, Faktor Perilaku, Faktor Lingkungan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SAFETY RIDING PADA SISWA SMA NEGERI 1 WUNDULAKO KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 Colle, Andi Balladho Aspat; Asfian, Pitrah; Andisiri, Wa Ode Sitti Nur Zalmariah
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.314 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1084

Abstract

Safety riding mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkatkeamanan yang cukup baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, agar dapat terhindar dari kecelakaan lalulintas. Kecelakan lalu lintas menjadi masalah global seiring dengan transisi pola penyakit. Di Indonesiakecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh urutan ketiga setelah penyakit jantung dan stroke. Tujuan penelitianini untuk mengetahui hubungan antara kepemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM C), pengetahuan, sikap, dandukungan keluarga dengan perilaku safety riding pada siswa SMA Negeri 1 Wundulako Tahun 2016. Metodepenelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untukmendapatkan gambaran mengenai faktor yang berhubungan dengan perilaku safety riding pada siswa SMANegeri 1 Wundulako. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wundulako pada tanggal 25 Februari sampai5 Maret 2016. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI dan XII yang mengendarai sepeda motor di SMA Negeri 1Wundulako sebanyak 137 siswa. Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan besarsampel 58 siswa. Hasil penelitian terdapat 3 variabel yang memiliki hubungan dengan variabel dependen,yaitu: kepemilikan SIM C (p = 0,041), pengetahuan (p = 0,023), dan dukungan keluarga (p = 0,002). Sedangkanvariabel sikap tidak berhubungan (p = 1,000). Penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan antarakepemilikan SIM C, sikap dan dukungan keluarga dengan perilaku safety riding dan tidak ada hubungan antarasikap dengan perilaku safety riding pada siswa SMA Negeri 1 Wundulako. Penelitian ini menyarankan agarpihak sekolah melakukan pengawasan terhadap siswa yang mengendarai sepeda motor ke sekolah danmenumbuh kembangkan sikap dengan cara sosialisasi safety riding serta aturan lalu lintas bekerjasama denganpihak satuan lalu lintas. Selain itu, perlunya peran orang tua dalam memberikan dukungan kepada anak terkaitperilaku safety riding berupa teguran dan nasihat mengenai kelengkapan alat pelindung diri dan administrasi(SIM dan STNK) serta pihak kepolisian lebih memperketat pengawasan dengan mengadakan sweeping disekitaran wilayah sekolah.Kata kunci: Kecelakaan lalu lintas, safety riding, siswa