Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN KEPADA KEPUASAN PASIEN BPJS DI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2016 Murtiana, Eka; Majid, Ruslan; Jufri, Nur Nashriana
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 4 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.569 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i4.1742

Abstract

Rumah sakit sebagai salah satu sub-sistem pelayanan kesehatan memberikan dua jenis pelayanan kepadamasyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan administrasi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kepuasan pasienmerupakan salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk selalu menjagakepercayaan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat memenuhi keinginan pasien danmeningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Salah satu pengguna jasa pelayanan kesehatanadalah peserta Badan Penyelenggara Jaminanan Sosial (BPJS). Tingginya minat masyarakat menjadi peserta BPJSKesehatan tidak diiringi dengan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang mereka dapatkan. Jenis penelitianyang digunakan adalah penelitian crossectional. Populasi pada peneltian ini adalah seluruh pasien BadanPenyelenggara Jaminan Sosial yang datang berobat di RSUD Kota Kendari pada bulan Januari 2015 yangberjumlah 2.776 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang datang berobat di RSUD Kota Kendariyang terdiri dari pasien rawat jalan dan rawat inap berjumlah 96 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitusimple random sampling dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi–square. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ada hubungan mutu pelayanan administrasi dengan kepuasan pasien dengan nilai p = 0.00 <0.05, ada hubungan mutu pelayanan dokter dengan kepuasan pasien dengan nilai ρValue= 0.00 < 0.05, adahubungan mutu pelayanan perawat dengan kepuasan pasien dengan nilai p = 0.00 < 0.05, ada hubungan mutusarana dan prasarana dengan kepuasan pasien dengan p = 0.00 < 0.05, ada hubungan lingkungan rumah sakitdengan kepuasan pasien dengan nilai p = 0.00 < 0.05.Kata kunci: rumah sakit, mutu pelayanan kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminanan Sosial (BPJS) Kesehatan
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT LAMBAKARA TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2017 Samsinar, Samsinar; Majid, Ruslan; Rasma, Rasma
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 8 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.697 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i8.3898

Abstract

Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:menurunnya daya beli masyarakat, kurangnya minat masyarakat untuk berobat ke Puskesmas, aksesgeografis ke sarana pelayanan kesehatan sulit. Masalah kurangnya pemanfaatan Puskesmas antara lainterkait dengan pendidikan masyarakat yang rendah yang juga mempengaruhi kurangnya pengetahuanmasyarakat tentang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungandengan perilaku masyarakatLambakara terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di PuskesmasLainea Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik denganrancangan cross sectional study. Populasi yaitu jumlah penduduk Desa Lambakara yang berjumlah 199KK. Sampel penelitian yaitu penduduk DesaLambakara sebanyak 35 responden. Berdasarkan hasilpenelitian menunjukkan bahwa dari 35 responden yang memanfaatkan sebanyak 16 responden (45,7%)dan tidak memanfaatkan sebanyak 19 responden (54,3%).Dari hasil uji statistic menggunakan chi squarepengetahuan (0,012) sikap (0,004), aksespelayanan (0,030). Berhubungan dengan pemanfaatanpelayanan kesehatan oleh masyarakat Desa Lambakara Di Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe SelatanTahun 2017.Kata Kunci :Pengetahuan, Sikap, AksesPelayanan
STUDI PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA (RJTP) PADAPESERTA BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS PERUMNAS KOTA KENDARI TAHUN 2016 parman, parman; Majid, Ruslan; Lisnawaty, Lisnawaty
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 5 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.36 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i5.2096

Abstract

ABSTRAKPelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkatpertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat di berikan atas rujukan dari pelayanan kesehatantingkat kedua atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat darurat, kekhususan permasalahan kesehatanpasien, pertimbangan geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas Tingginya rasio rujukan di PuskesmasPerumnas melebihi standar ketetapan BPJS Kesehatan 15% berpengaruh pada tingginya pelayanan di rumah sakit.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran umum pelaksanaan sistem rujukan rawat jalan tingkatpertama peserta BPJS Kesehatan di Puskesmas Perumnas Kendari tahun 2016. Data primer berasal dari informankunci dan informan biasa yaitu mereka yang di anggap secara baik dan benar yang berjumlah 6 orang denganrincian 1 informan kunci dan 5 informan biasa sedangkan data sekunder di peroleh dari instansi terkait penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi aspek kebijakan system rujukan belum berjalan dengan baikdilihat dari tingginya rasio rujukan yang mencapai 16% melebihi dari standar ketetapan BPJS Kesehatan yaitu 15%,ketersediaan dokter telah memenuhi standar SDM, ketersediaan obat-obatan belum lengkap, ketersediaanfasilitas dan alat kesehatan medis fasilitas pelayanan kesehatan belum lengkap dan masih ada beberapa Pasienyang meminta rujukan namun apabila masih dapat ditangani di Puskesmas Perumnas maka tidak akan diberirujukan.Kata Kunci: Sistem Rujukan RJTP, BPJS Kesehatan, Puskesmas Perumnas
FAKTOR YANG BERPERAN DALAM KEGAGALAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABELI TAHUN 2018 Kemala, Dila Asti Asti; Majid, Ruslan; Bahar, Hartati
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 4, No 1 (2019): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.429 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v4i1.5538

Abstract

Asupan gizi yang tepat bagi anak adalah ASI Eksklusif. ASI Eksklusif merupakan makanan pertama,utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah karena mengandung berbagai zat yang dibutuhkan bayidalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, serta dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit.Berdasarkan data Dinas kesehatan Kota Kendari yang tercatat dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015,yang memiliki cakupan pemberian ASI Eksklusif paling terendah di antara 15 Puskesmas yang ada di KotaKendari adalah di Wilayah kerja Puskesmas Abeli pada 3 tahun terakhir ini yaitu pada tahun 2013 sekitar31,27%, tahun 2014 sekitar 43,11%, dan tahun 2015 sekitar 57,23%, serta data Puskesmas Abeli tahun 2017menunjukan persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif hanya sebesar 46,25% danbelum mencapai target Nasional yaitu 80%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yangberperan dalam kegagalan praktik pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Abeli tahun 2018. Jenispenelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalahseluruh ibu yang memiliki bayi usia 7-24 bulan yang berjumlah 451 bayi sesuai dengan data sasaran Puskesmas Abeli Kota Kendari dengan jumlah sampel sebanyak 208 responden yang diperoleh menggunakanteknik proportional random sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan ujiChi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu (p=0,023) dan dukungankeluarga (p=0,001) dengan kegagalan praktik pemberian ASI Eksklusif. Tidak terdapat hubungan antaradukungan tenaga kesehatan (p=0,976) dan promosi susu formula (p=0,855) dengan kegagalan praktikpemberian ASI EksklusifKata kunci : ASI Eksklusif, Pengetahuan, Dukungan Keluarga
STUDI SPASIAL PERSEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2013-2016 Mulyati, Sri Ayu; Majid, Ruslan; Ibrahim, Karma
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.886 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1360

Abstract

DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit DBD tidak ditularkansecara langsung dari orang ke orang, tetapi ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegyptiyang menimbulkan beberapa gejala, salah satunya gejala demam tinggi. Kasus DBD di Puskesmas Lepo-Lepotiap tahun mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan Penemuan penderita DBD daritahun 2013 hingga tahun 2015 sebanyak 111 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusipersebaran penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2013-2016. Jenispenelitian ini yaitu penelitian deskriptif spasial epidemiologi dengan desain pattern analysis (analisis polapersebaran). Penelitian ini menggunakan pemodelan Sistem Informasi Geografis  melalui analisis spasial untukmendapatkan pola persebaran penyakit DBD serta mengidentifikasi persebaran penyakit DBD. Populasi dalampenelitian ini yaitu seluruh penderita kasus DBD yang tercatat di register puskesmas lepo-lepo tahun 20132016,yangberjumlah111orang.HasilpenelitianinimenunjukanbahwaterjadipeningkatanjumlahkasusDBDdiwilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo setiap tahun. Penderita terbanyak pada kelompok umur 15-23 tahunsebanyak 46 orang (41,44%)  dan lebih banyak terjadi pada perempuan sebanyak 57 orang (51,35%). KelurahanBaruga merupakan kelurahan yang paling banyak memiliki kasus DBD. Tingkat pendidikan SMA paling banyakterkena penyakit DBD. Dari 48 rumah yang diperiksa, 34 rumah memiliki jentik nyamuk dan 14 rumah tidakmemiliki jentik nyamuk. Sedangkan pola persebaran DBD yaitu berpola mengelompok dengan nilai NNI yangmengecil yaitu -20.15. Pihak puskesmas diharapkan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan padamasyarakat, melakukan pelatihan dan membentuk kader jumantik agar dalam melaksanakan PemberantasanSarang Nyamuk (PSN) bisa lebih optimal.Kata Kunci: Spasial, Persebaran, Demam Berdarah Dengue.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA WANTULASI KECAMATAN WAKORUMBA UTARA KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2015 Jumiati, Jumiati; Majid, Ruslan
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 1, No 3 (2016): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.835 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v1i3.1253

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi akut dan menular yangdisebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan sering menimbulkanwabah/kejadian luar biasa (KLB). Insidensi penyakit DBD meningkat secara dramatis diberbagaiNegara di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Tahun 2014,  jumlah kasus DBD diIndonesia berjumlah 100.347 kasus dengan jumlah kematian 907 orang (Incidence Rate/Angkakesakitan=39.80 per 100.000 penduduk dan CFR=0.90%). Pada tahun 2015, untuk pertama kalinyadilaporkan adanya kasus DBD di Desa Wantulasi dengan total penderita berjumlah 24 orang. Tujuandari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor risiko kejadian penyakit DBD di Desa WantulasiKecamatan Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2015. Desain penelitian ini adalahanalitik observasional dengan rancangan case control. Sampel terdiri dari 24 kasus dan 24 kontroldengan rasio 1:1 dipadankan menurut alamat/dusun. Analisis data dilakukan dengan menggunakanuji Mc Nemar. Pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen ditentukanberdasarkan Odds Ratio (OR) pada Confidens Interval (CI) 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwasecara signifikan yang merupaka faktor risiko kejadian penyakit DBD di Desa Wantulasi yaitu UpayaPemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) nilai (OR = 3.25 ; p=0.049) dan menggantung pakaian (OR=5 ;p=0.039). Sedangkan variable yang bukan merupakan faktor risiko kejadian DBD di Desa Wantulasiyaitu kebiasaan tidur siang (OR=1.6 ; p=0.581), penggunaan obat anti nyamuk (repellent) (OR=2.75 ;p=0.118) serta penggunaan kelambu (OR= 1.25 ; p=1.000). Diharapkan agar masyarakatmeningkatkan pencegahan dan penanggulangan DBD secara komprehensif dan berkesinambunganagar terhindar dari penyakit DBD dan dapat meminimalisir risiko penyakit DBDKata Kunci : Faktor risiko, Demam Berdarah Dengue, PSN, menggantung pakaian
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI TENTANG DESMINOREA (NYERI HAID) DENGAN TINGKAT STRESS PADA SISWI KELAS X SMA NEGERI 1 BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT TAHUN 2018 Yelti, Sukma; Majid, Ruslan; Rezal, Farid
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 4, No 1 (2019): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.202 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v4i1.5784

Abstract

Dismenorea merupakan gangguan menstruasi yang umum dialami oleh remaja. Prevalensi dismenore lebih dari50% di hampir setiap negara di dunia. Di Indonesia diperkirakan sekitar 55% wanita Indonesia mengalamidismenorea. Banyak faktor risiko terjadinya dismenore, di antaranya, usia, tingkat pengetahuan, sumber informasi,riwayat keluarga, stres dan lain-lain. Meski tidak terlalu membahayakan, dismenore tetap dapat menggangguaktivitas sehari-hari salah satunya terganggunya aktivitas belajar siswi. Tujuan penelitian diketahuinya hubunganantara tingkat pengetahuan tentang desminorea (nyeri haid) dengan tingkat stress pada siswi Kelas X SMA Negeri1 Barangka Kabupaten Muna Barat Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Populasi terdiriatas seluruh siswi kelas X berjumlah 54 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 54 karena menggunakan tekniktotal samping. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner self-reported, termasuk infromasi responden,pengetahuan tentang dismenore dan tingkat stress. Analisis dalam penelitian ini berupa analisis univariat denganmenggunakan software pengolah data. Analisis bivariat menggunakan uji korasional Sperman dan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang disemenore dengan tingkatstress p value = 0,007 dengan nilai korelasi sebesar -0,517 yang artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan siswimaka tingkat stress akan berkurang.Kata Kunci: Pengetahuan, Dismenorea, Tingkat Stress. 
ANALISIS DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENU-BENUA KOTA KENDARI TAHUN 2017 Darwis, Rifka Ekariyani; Majid, Ruslan; ainurafiq, ainurafiq
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.259 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.2865

Abstract

Gizi kurang adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.Balita yang mengalami gizi kurang memiliki tingkat morbiditas lebih tinggi dari berbagai penyakit. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat BBLR, riwayat pemberian ASI eksklusif, riwayat penyakitinfeksi, pendapatan ekonomi keluarga dan pola asuh makan terhadap kejadian gizi kurang pada balita usia 1259bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Benu-Benua Kota Kendari 2017. Penelitian ini menggunakan rancanganpenelitian epidemiologi analitik observasional dengan desain case control dan prosedur non matching.Populasi dalam penelitian ini 2.427 balita dengan jumlah sampel sebanyak 40 kasus dan 40 kontrol,pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balitadengan riwayat BBLR memiliki risiko 7 kali lebih besar menderita gizi kurang dibandingkan balita denganriwayat BBLN (OR= 7,400; 95%CI= 1,939 – 28,245; P-value = 0,003). Tidak ada hubungan yang signifikan antarariwayat pemberian ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi, pendapatan ekonomi keluarga dan pola asuh makandengan kejadian gizi kurang. Bagi ibu yang memiliki anak balita dengan berat badan lahir rendah, kedepannyapada saat hamil agar mengkonsumsi makanan yang bergizi sehingga ibu tidak berisiko kekurangan energikronik (KEK) karena berisiko melahirkan anak BBLR dengan pertumbuhan yang t erhambat.Kata kunci : balita, gizi kurang, determinan
ANALISIS SOSIAL BUDAYA DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI DI KECAMATAN LAWA KABUPATEN MUNA BARAT TAHUN 2017 Fitria, Fetty; Majid, Ruslan; Rezal, Farid
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.075 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v3i2.3991

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi yang mengandung nutrisi optimal baik kualitas maupunkuantitasnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui Sosial Budaya Dalam Pemberian ASI Pada Bayi Di Kecamatan LawaKabupaten Muna Barat Tahun 2017. Jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomonologis.Pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling. Informan kunci 5 orang ibu menyusui dan informanbiasa 2 orang dukun, 1 orang tokoh masyarakat dan 1 orang bidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan yangdi anjurkan selama menyusui yaitu kacang-kacangan, daun katuk, jantung pisang, daun melinjo, kangkung, ikan bakar,telur rebus, dan daging. Sedangkan Makanan yang di pantang nanas, nangka, papaya, langsat, pisang, ter ong, ikanbasah, ikan asin, ikan pari dan tidak boleh konsumsi garam, minum es, makanan pedis, santan dan makanan berminyakselama 44 hari. Dukungan pemberian ASI di peroleh dari suami, mertua, ibu, kakak kandung dan keluarga lainnya sertatenaga kesehatan. Kegagalan pemberian ASI Eksklusif dikarenakan beberapa alasan seperti tidak keluarnya ASI padahari pertama, bayi menangis dan budaya masyarakat setempat seperti pemberian jagung halus, daun pare, air putihdan madu pada saat bayi di lahirkan. Perilaku atau kebiasaan ibu menyusui yaitu tidak boleh keluar rumah pada saatmendung, rintik-rintik, magrib, subuh, mandi air panas selama 44 hari, tidak boleh menyusui pada saat makan yangpanas dan harus pakai stagen. Sumber informasi ini berasal dari orang tua, dukun, dan budaya masyarakat secara turuntemurun.DisarankankepadatenagakesehatanagarmelakukanpenyuluhankepadamasyarakattentangASIEksklusifdanmeyakinkanmasyarakatbahwaibumenyusuimemerlukanmakananyangbergizi.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 nursusila, nursusila; Majid, Ruslan; Ahmad, La Ode Ali Imran
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 2, No 6 (2017): JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.712 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v2i6.3411

Abstract

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500gram tanpa memandang masa kehamilan. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita,juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan danperkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui besar faktor risiko kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Provinsi SulawesiTenggara Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan casecontrol study. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu bersalin di Rumah Sakit Umum BahteramasProvinsi sulawesi Tenggara. Yang melahirkan BBLR (kasus) dan BBLN (kontrol) pada bulan januari sampaiNovember tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 94 responden yang terdiri dari 47 kasus dan 47kontrol berdasarkan maching (Umur) dengan Tehnik PurposiveSampling. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa Antenatal Care (OR = 2,601, 95% C1= lower limit 1,131 upper limit 5,980) dan Anemia (OR= 6,036, 95%C1= lower limit 2,326, upper limit 15,663), merupakan faktor risiko kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)di RSU Bahtermas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Sedangkan Paritas bukan merupakan faktor risikokejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan nilai (OR= 1,190, 95% C1= lower limit 0,525, upper limit2,634).Kata Kunci : Berat Badan Lahir Rendah, Antenatal Care (ANC), Anemia, Paritas .