Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pemetaan Jalur Objek Daerah Tujuan Wisata Air Terjun Nyarai Nagari Salibutan Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Endah Purwaningsih; Fitra Arya Dwi Nugraha; Bigharta Bekti Susetyo; Adek Andreas Putra; Randi Kurnia
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 5 No 1 (2023): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v5i1.253

Abstract

Air Terjun Nyarai pada tahun 2014 mulai dikembangan menjadi daerah tujuan wisata, seiring dengan boomingnya sosial media yang memberitakannya. Pada proses perkembangannya terdapat tantangan dan permasalahan, salah satunya ada pada informasi data dalam bentuk peta. Peta yang dimaksud bertujuan agar wisatawan bisa tahu dan membantu pula pengelola dalam merencanakan pengembangan Objek Daerah tujuan Wisata (ODTW) Air Terjun Nyarai ini. Pengabdian ini bertujuan untuk memetakan jalur dan situs/spot yang menarik di Air Terjun Nyarai. Pengabdian ini merupakan menggunakan metode partisipatif survey dengan mengedepankan diskusi dan pendekatan proses. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa Panjang jalur ODTW Air Terjun Nyarai kurang lebih 5,8 Km yang dapat ditempuh berjalan kaki selama 2-3 jam. Sepanjang jalur terdapat beberapa spot/situs atraksi wisata diantaranya Camping Ground, Lubuk Ngungun, Lubuk Batu Tudung, Lubuk Sikayan Kudu, Batu Gantung, Makam PRRI, dan Air Terjun Nyarai. Pemandangan selama trekking sangat indah dan wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan alam, bahkan bisa memberi makan ikan di sungai
Pemetaan tingkat risiko bencana tanah longsor di Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Muhammad Sauki Al Farisy; Rudi Hartono; Purwanto Purwanto; Bigharta Bekti Susetyo
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 5 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um063v3i5p461-471

Abstract

The Wonosalam District, located in Jombang Regency, East Java Province, has a history of multiple landslides in the last 5 years. This is because the district is situated in the Mount Anjasmara Area which is part of a steep mountain range, resulting in a distinct geological structure and high degree of slope. This makes the district highly susceptible to landslides, particularly due to its location. To mitigate potential losses from disasters, a mapping of the landslide risk level has been created to proactively address the issue. The landslide risk mapping is based on a geographic information system that incorporates scoring, weighting, and overlay techniques. The scoring and weighting process is in accordance with Perka BNPB No. 2 of 2012 and has been modified to suit the local conditions on the ground. The landslide disaster risk mapping produced results indicating the risk levels in 9 villages in the Wonosalam District. Out of these, Galengdowo, Distance, and Carangwulung Villages were classified as having a medium risk level, while the remaining 6 villages (Wonomerto, Sambirejo, Wonosalam, Panglungan, Wonokerto, and Sumberjo) were considered to have a low risk level. Kecamatan Wonosalam yang terletak di Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, memiliki sejarah longsor dalam 5 tahun terakhir. Hal ini karena kabupaten ini terletak di Kawasan Gunung Anjasmara yang merupakan bagian dari rangkaian pegunungan yang terjal, sehingga menghasilkan struktur geologi yang khas dan kemiringan lereng yang tinggi. Hal ini membuat kabupaten ini sangat rentan terhadap tanah longsor, terutama karena lokasinya. Untuk memitigasi potensi kerugian akibat bencana, pemetaan tingkat risiko tanah longsor telah dibuat untuk secara proaktif mengatasi masalah tersebut. Pemetaan resiko tanah longsor didasarkan pada sistem data geografis yang mencampurkan metode skoring, pembobotan, serta overlay. Proses kajian serta pembobotan cocok dengan Perka BNPB Nomor. 2 Tahun 2012, serta sudah dimodifikasi cocok dengan keadaan setempat di lapangan. Pemetaan risiko bencana tanah longsor menghasilkan tingkat risiko di 9 desa di Kecamatan Wonosalam. Dari jumlah tersebut, Desa Galengdowo, Jarak, dan Carangwulung tergolong memiliki tingkat risiko sedang, sedangkan 6 desa lainnya (Wonomerto, Sambirejo, Wonosalam, Panglungan, Wonokerto, dan Sumberjo) tergolong memiliki tingkat risiko rendah.
Pemetaan tingkat risiko bencana tanah longsor di Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Muhammad Sauki Al Farisy; Rudi Hartono; Purwanto Purwanto; Bigharta Bekti Susetyo
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 7 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um063v3i7p773-783

Abstract

The Wonosalam District, located in Jombang Regency, East Java Province, has a history of multiple landslides in the last 5 years. This is because the district is situated in the Mount Anjasmara Area, part of a steep mountain range, resulting in a distinct geological structure and high slope. This makes the district highly susceptible to landslides, particularly due to its location. To mitigate potential losses from disasters, a mapping of the landslide risk level has been created to proactively address the issue. The landslide risk mapping is based on a geographic information system that incorporates scoring, weighting, and overlay techniques. The scoring and weighting process is in accordance with Perka BNPB No. 2 of 2012, and has been modified to suit the local conditions on the ground. The landslide disaster risk mapping produced results indicating the risk levels in 9 villages in the Wonosalam District. Out of these, Galengdowo, Distance, and Carangwulung Villages were classified as having a medium risk level, while the remaining 6 villages (Wonomerto, Sambirejo, Wonosalam, Panglungan, Wonokerto, and Sumberjo) were considered to have a low risk level. Kecamatan Wonosalam yang terletak di Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, memiliki sejarah longsor dalam 5 tahun terakhir. Hal ini karena kabupaten ini terletak di Kawasan Gunung Anjasmara yang merupakan bagian dari rangkaian pegunungan yang terjal, sehingga menghasilkan struktur geologi yang khas dan kemiringan lereng yang tinggi. Hal ini membuat kabupaten ini sangat rentan terhadap tanah longsor, terutama karena lokasinya. Untuk memitigasi potensi kerugian akibat bencana, pemetaan tingkat risiko tanah longsor telah dibuat untuk secara proaktif mengatasi masalah tersebut. Pemetaan resiko tanah longsor didasarkan pada sistem data geografis yang mencampurkan metode skoring, pembobotan, serta overlay. Proses kajian serta pembobotan cocok dengan Perka BNPB Nomor. 2 Tahun 2012, serta sudah dimodifikasi cocok dengan keadaan setempat di lapangan. Pemetaan risiko bencana tanah longsor menghasilkan tingkat risiko di 9 desa di Kecamatan Wonosalam. Dari jumlah tersebut, Desa Galengdowo, Jarak, dan Carangwulung tergolong memiliki tingkat risiko sedang, sedangkan 6 desa lainnya (Wonomerto, Sambirejo, Wonosalam, Panglungan, Wonokerto, dan Sumberjo) tergolong memiliki tingkat risiko rendah.
Sosialisasi Penggunaan Geo-Augmented Reality untuk Pembelajaran Geografi bagi Guru MGMP Geografi di Sumatera Barat Arie Yulfa; Ernawati Ernawati; Dian Adhetya Arif; Bigharta Bekti Susetyo; Bayu Wijayanto; Adek Andreas; Firma Maulidna; M. Mursyid Alfahri
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 5 No 3 (2023): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v5i3.445

Abstract

Relevant media is needed to support the achievement of indicators in the learning process. The purpose of making the Geo-Augmented Reality SOP module is that schools will be skilled in using and utilizing Geo-AR media in geography learning. This Geo-AR media really helps students and teachers to understand teaching material better and it is hoped that making modules in the use of Geo-AR can make it easier for Geo-AR media users. So, it is necessary to develop Standard Operating Procedures (SOP) based on 4D development that support learning. The aspect of internalizing understanding of material and values ​​will increase as the Geo-AR media used can be felt and used by students in 4 Dimensional form. Devotion in the form of developing SOP Geo-AR is used to make it easier to prepare learning designs that can provide an overview of field conditions in real time. Making this media-based learning module is urgently needed to achieve indicators of achievement in the geography learning process that has been designed. The results of this development are module products, training and socialization to community service partner schools.
DESKRIPSI JENIS KEKAR DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI DIPS DAN MEGASKOPIS BATUAN BEKU DI GUNUNG BUKITCULA, CIPARAY, KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT Fadhilla Oktari; Puput Bella Mulbes; Suci Kurniati; Romi Setiawan; Putri Raudatul Jannah; Muhammad Reza Fahlevi; Yovy Irfanolla; Khairunnisa Khairunnisa; Gusti Rahayu; Noveri Mulya; Bigharta Bekti Susetyo
JURNAL BUANA Vol 4 No 5 (2020)
Publisher : JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/student.v4i5.1390

Abstract

This research to determine the number of burly and determine the characteristics of igneous rocks in Bukit Cula. The research method used is descriptive quantitative survey. This research was conducted by using a tool that is a geological compass to determine the direction of the stocky and determine the process of sedimentary rock sampling and igneous description of rocks by megascopically. The results of this study obtained several strike-dip values. The strike-dip data is then processed using DIPS software to produce the Rosette Diagram. DIPS is used to analyze the direction of orientation of geological data that is muscular. In the results of observations made, there were 24 muscular burles. Based on strike-dip measurements on Mount Bukitcula it has a horizontal fault. The igneous rock found in Bukitcula Mountain is a type of andesite igneous rock