Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Hubungan Karakteristik, Hiperglikemi, dan Kerusakan Saraf Pasien Neuropati Diabetik di RSMH Palembang Periode 1 Januari 2013 Sampai Dengan 30 November 2014 Suri, Muthiah Hasnah; Haddani, Hasnawi; Sinulingga, Sadakata
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 2, No 3 (2015): OKTOBER 2015
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Neuropati diabetik merupakan komplikasi tersering dari penyakit diabetik. Faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya neuropati diabetik adalah lamanya menderita DM, pertambahan usia, jenis kelamin, dan hiperglikemi. Kerusakan saraf pada neuropati diabetik dapat diketahui dengan pemeriksaan ENMG. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan karakteristik, hiperglikemi, dan kerusakan saraf pada pasien neuropati diabetik berdasarkan pemeriksaan ENMG. Metode penelitian adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Sebanyak 63 sampel diambil dari rekam medis dan hasil pemeriksaan ENMG pasien neuropati diabetik di RSMH Palembang periode tahun 2013-2014. Hasil didapatkan penderita neuropati diabetik perempuan 32 orang (50,8%), laki-laki 31 orang (49,2%), usia <55 tahun 25 orang (39,7%), usia >55 tahun 38 orang (60,3%), lama menderita DM <5 tahun 13 orang (20,63%), lama menderita DM >5 tahun 50 orang (79,37%), kadar HbA1C <8 31 orang (49,21), dan kadar HbA1C >8 32 orang (50,79%). Kerusakan saraf tipe axonal-demyelinating 44 orang (69,8%) dan tipe demyelinating 19 orang (30,2%). Tidak ada hubungan antara usia dan kerusakan saraf (p=0,796). Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan kerusakan saraf (p=0,066). Tidak ada hubungan antara lama menderita DM dan kerusakan saraf (p=0,169). Ada hubungan antara kadar HbA1C dan kerusakan saraf (p=0,045; OR 3,13; CI95% 1,002-9,774). Kesimpulan didapatkan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, lamanya menderita DM dan kerusakan saraf. Ada hubungan hiperglikemi dan kerusakan saraf.
Malondialdehyde levels are higher and glutathione levels are lower in preeclampsia than in normal pregnancies Subandrate, Subandrate; Faisal, Mia Esta Poetri Afdal; Anggraini, Nurul Windi; Sinulingga, Sadakata
Universa Medicina Vol 36, No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine, Trisakti University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2017.v36.179-186

Abstract

BackgroundMaternal mortality rate is still a health problem in Indonesia. One major contributor to maternal mortality rate in Indonesia is preeclampsia. One widely accepted theory is that preeclampsia is caused by oxidative stress. Placental hypoxia or ischemia among preeclampsia patients is thought to be the cause of the formation of free radicals such as malondialdehyde (MDA), which decreases endogenous antioxidants such as glutathione (GSH). This study aims to ascertain the difference in plasma malondialdehyde and glutathione levels between healthy and preeclamptic pregnant women.MethodsThis was an observational analytic study of cross sectional design. Research subjects were 30  normal (healthy) pregnant women (NP), and 30 pre-eclamptic pregnant (PE) women. The measurement of plasma MDA and GSH levels was done at the Biochemistry and Molecular Biology laboratories, Faculty of Medicine, Sriwijaya University using Sigma-Aldrich MDA and GSH assay kits. Mann Whitney test was used to analyze the data. ResultsSubjects aged >35 years, with age of gestation >35 weeks and multipara was significantly higher in the PE group compared to the NP group (p=0.016; p=0.01 and p=0.36; respectively). MDA level was significantly higher in the PE group than in the NP group (p=0.002). In contrast, GSH level was significantly lower in the PE group than in the NP group (p=0.003).ConclusionMDA and GSH may reflect vascular complications of PE, and the ensuing increases in lipid peroxidation may play important pathogenic roles.
Hubungan Karakteristik, Hiperglikemi, dan Kerusakan Saraf Pasien Neuropati Diabetik di RSMH Palembang Suri, Muthiah Hasnah; Haddani, Hasnawi; Sinulingga, Sadakata
Biomedical Journal of Indonesia: Jurnal Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/BJI.V4I1.7957

Abstract

Neuropati diabetik merupakan komplikasi tersering dari penyakit diabetik. Faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya neuropati diabetik adalah lamanya menderita DM, pertambahan usia, jenis kelamin, dan hiperglikemi. Kerusakan saraf pada neuropati diabetik dapat diketahui dengan pemeriksaan ENMG. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan karakteristik, hiperglikemi, dan kerusakan saraf pada pasien neuropati diabetik berdasarkan pemeriksaan ENMG. Metode penelitian adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Sebanyak 63 sampel diambil dari rekam medis dan hasil pemeriksaan ENMG pasien neuropati diabetik di RSMH Palembang periode tahun 2013-2014. Hasil didapatkan penderita neuropati diabetik perempuan 32 orang (50,8%), laki-laki 31 orang (49,2%), usia <55 tahun 25 orang (39,7%), usia >55 tahun 38 orang (60,3%), lama menderita DM <5 tahun 13 orang (20,63%), lama menderita DM >5 tahun 50 orang (79,37%), kadar HbA1C <8 31 orang (49,21), dan kadar HbA1C >8 32 orang (50,79%). Kerusakan saraf tipe axonal-demyelinating 44 orang (69,8%) dan tipe demyelinating 19 orang (30,2%). Tidak ada hubungan antara usia dan kerusakan saraf (p=0,796). Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan kerusakan saraf (p=0,066). Tidak ada hubungan antara lama menderita DM dan kerusakan saraf (p=0,169). Ada hubungan antara kadar HbA1C dan kerusakan saraf (p=0,045; OR 3,13; CI95% 1,002-9,774). Kesimpulan didapatkan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, lamanya menderita DM dan kerusakan saraf. Ada hubungan hiperglikemi dan kerusakan saraf.
Hubungan Profil Lipid dengan Kejadian Ulkus Kaki Diabetik pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Sinulingga, Sadakata; Kohar, Evlin; Subandrate, Subandrate
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 1 No. 3 (2018): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.415 KB)

Abstract

Diabetic foot ulcersare long-term complications of diabetes mellitus that may increase morbidity and mortality, also reduce the quality of life of the patients. One of the causes of diabetic foot ulcers is peripheral arterial disease due to dyslipidemia. This study was conducted to determine the relationships of lipid profile with diabetic foot ulcers in patients with type 2 diabetes mellitus. Analytical observational study with cross-sectional design was conducted in 69 diabetic patients. Data was retrieved secondarily by observing the medical records. Total cholesterol, triglycerides, LDL, HDL, and consumption of lipid-lowering drugs of the patients were all recorded. Documented variables were analyzed using Fisher Exact test if Chi-square test criterias were not fulfilled. There was a significant association between diabetic foot ulcers with total cholesterol (p=0,001) and HDL (p=0,015), while triglycerides (p=0,393) and LDL (p=0,176) did not have a significant association with diabetic foot ulcers.Multivariable logistic regression identified HDL (B=2,221, S.E.=1,131, Wald=3,855, p=0,050, exp(B)=9,220 IK95% 1,004–84,691)as the most influential lipid profile fraction to the incident diabetic foot ulcers. Total cholesterol and HDL had a significant association with diabetic foot ulcers. The most influential lipid profile fraction to the incident diabetic foot ulcers is HDL.
Hubungan Obesitas dengan Kadar Asam Urat Darah pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Soputra, Ezra Hans; Sinulingga, Sadakata; Subandrate, Subandrate
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 1 No. 3 (2018): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.872 KB)

Abstract

Uric acid is the end product of purine catabolism which is sinthesized especially by the liver and excreted through urinary tract. Increased blood uric acid levels can cause many disease such as gout arthritis, hipertension, and renal disease. Individual with obesity often have lower renal excretion rate and may have increased production of uric acid. This study is conducted to determine the relationship of obesity and blood uric acid levels.This Study with cross-sectional design took a sample of 119 students of Medical Education Program Study at Medical Faculty of the Sriwijaya University by consecutive sampling. Body weight, body height, and uric acid levels then are taken using measurement tools appropriate, categorized, and processed according to research objectivesThe study found that 27,5% female and 10,3% male have hyperuricemia. A total of 39,3% obese students and 16,5% non-obese students have high level of uric acid. The result of bivariate analysis showed that there is a significant relationship between obesity and gender with blood uric acid levels (p=0,022 and 0,035 respectively). After multivariate analysis, factor that has relationship with uric acid level is obesity.Obesity have a significant relationship with uric acid levels.
Pengaruh Minyak Ikan Toman (Channa micropeltes) Terhadap Fungsi Kognitif Mencit Putih (Mus musculus L.) Galur Swiss Webster Jantan Zulissetiana, Eka Febri; Cahyaputra, ariefqi Naufaldi; Sinulingga, Sadakata
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 2 No. 2 (2019): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.666 KB)

Abstract

Salah satu faktor utama yang memengaruhi fungsi kognitif adalah asupan zat gizi. Asupan zat gizi yang harus diperhatikan antara lain asam lemak omega-6, asam lemak omega-3 seperti Eicosapentaenoic Acid (EPA) dan Docosahexaenoic Acid (DHA) dan asam lemak tak jenuh. Omega-3 banyak dikandung pada ikan salah satunya ikan toman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak ikan toman (Channa micropeltes) terhadap fungsi kognitif mencit putih (Mus musculus L.) galur Swiss Webster jantan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre-posttest with control group design. Subjek penelitian adalah 30 ekor mencit putih (Mus musculus L.) galur Swiss Webster jantan, umur 4-10 minggu, berat badan 20-35 gram yang dibagi menjadi 5 kelompok: kontrol positif (K1), kelompok kontrol negatif (K2), kelompok mencit yang diberikan dosis minyak ikan toman sebanyak 5% (K3), kelompok mencit yang diberikan dosis minyak ikan toman sebanyak 10% (K4) dan kelompok mencit yang diberikan dosis minyak ikan toman sebanyak 20% (K5) masing-masing sebanyak 6 ekor mencit. Fungsi kognitif dinilai menggunakan Uji MWM yang dilakukan sebanyak 2 kali. Pemberian minyak ikan toman selama 14 hari (p<0,05) mengurangi waktu latensi pada dosis tinggi (20%). Sementara itu, kelompok dengan dosis rendah dan sedang (5% dan 10%) tidak menunjukkan adanya pengaruh pemberian minyak ikan toman terhadap waktu latensi. Minyak ikan toman (Channa micropeltes), dosis 20% meningkatkan fungsi kognitif mencit putih (Mus Musculus L.) galur Swiss Webster jantan.
Hubungan Usia Anak Diabetes Mellitus dengan Katarak di Poliklinik Mata Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Hasmeinah, Hasmeinah; Sinulingga, Sadakata; Nugraha, Doni S
Syifa'Medika Vol 2, No 1 (2011): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v2i1.2857

Abstract

DM dan katarak
Hubungan Karakteristik, Hiperglikemi, dan Kerusakan Saraf Pasien Neuropati Diabetik di RSMH Palembang Muthiah Hasnah Suri; Hasnawi Haddani; Sadakata Sinulingga
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 4 No. 1 (2018): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Neuropati diabetik merupakan komplikasi tersering dari penyakit diabetik. Faktor risiko yang mempengaruhitimbulnya neuropati diabetik adalah lamanya menderita DM, pertambahan usia, jenis kelamin, dan hiperglikemi.Kerusakan saraf pada neuropati diabetik dapat diketahui dengan pemeriksaan ENMG. Tujuan penelitian ini untukmenganalisis hubungan karakteristik, hiperglikemi, dan kerusakan saraf pada pasien neuropati diabetikberdasarkan pemeriksaan ENMG. Metode penelitian adalah analitik observasional dengan desain cross sectional.Sebanyak 63 sampel diambil dari rekam medis dan hasil pemeriksaan ENMG pasien neuropati diabetik di RSMHPalembang periode tahun 2013-2014. Hasil didapatkan penderita neuropati diabetik perempuan 32 orang (50,8%),laki-laki 31 orang (49,2%), usia <55 tahun 25 orang (39,7%), usia >55 tahun 38 orang (60,3%), lama menderita DM<5 tahun 13 orang (20,63%), lama menderita DM >5 tahun 50 orang (79,37%), kadar HbA1C <8 31 orang (49,21),dan kadar HbA1C >8 32 orang (50,79%). Kerusakan saraf tipe axonal-demyelinating 44 orang (69,8%) dan tipedemyelinating 19 orang (30,2%). Tidak ada hubungan antara usia dan kerusakan saraf (p=0,796). Tidak adahubungan antara jenis kelamin dan kerusakan saraf (p=0,066). Tidak ada hubungan antara lama menderita DM dankerusakan saraf (p=0,169). Ada hubungan antara kadar HbA1C dan kerusakan saraf (p=0,045; OR 3,13; CI95%1,002-9,774). Kesimpulan didapatkan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, lamanya menderita DM dankerusakan saraf. Ada hubungan hiperglikemi dan kerusakan saraf.
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA DAUN BENALU KERSEN (Dendrophthoe pentandra L.Miq) PADA TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Az Zahra, Fatihah; Subandrate, Subandrate; Safyudin, Safyudin; Sinulingga, Sadakata
Jurnal Fitofarmaka Indonesia Vol 9, No 1 (2022): JURNAL FITOFARMAKA INDONESIA
Publisher : Jurnal Fitofarmaka Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jffi.v9i1.726

Abstract

Kersen parasite leaves (Dendropthoe pentandra L. Miq) is a type of parasite that is hemiparasitic and contains active compounds, namely, flavonoids, terpenoids and tannins. This compound has benefits as an antihyperglicemic. This study aims to determine the effect of lowering blood glucose levels from the infusion of Kersen parasite leaves (Dendrophthoe pentandra L. Miq) in male rats induced by alloxan. This research is a laboratory experimental study with a randomized preposttest one group design. The study used alloxan-induced male rats which were divided into 3 dosage groups (38 mg / kg, 77 mg / kg, and 154 mg / kg). In the results of the mean blood glucose levels of rats, there was a decrease in blood glucose levels on the 0th day of treatment, on the 7th day after the treatment there was an increase in blood glucose levels and on the 14th day after the treatment there was a decrease in blood glucose levels except in the dose II group and III. In this study, Kersen parasite leaf infusion had no effect on reducing blood glucose levels of alloxan-induced male white rats.
Efek inhibisi infusa daun benalu kersen (dendrophthoe pentandra (L.) miq) terhadap enzim alfa-glukosidase Naomi W Tioline; Sadakata Sinulingga; S Subandrate; F Fatmawati; S Safyudin
Jurnal Teknik Kimia Vol 27 No 3 (2021): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v27i3.767

Abstract

Daun benalu kersen (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq) memiliki potensi sebagai antidiabetes dengan cara menghambat enzim α-glukosidase karena memiliki metabolit sekunder berupa, tanin, saponin, alkaloid, terpenoid, dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek inhibisi daun benalu kersen terhadap enzim α-glukosidase. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium secara in vitro dengan metode spektrofotometri yang dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya. Daun benalu didapatkan dari penduduk lokal di Kota Palembang. Infusa daun benalu kersen dibagi menjadi 5 konsentrasi (100 ppm, 50 ppm, 25 ppm, 12,5 ppm dan 6,25 ppm), kemudian dilakukan uji inhibisi. Penelitian ini menggunkan akarbose sebagai kontrol positif. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa infusa daun benalu kersen mengandung flavonoid, tanin, terpenoid, dan alkaloid. Infusa daun benalu kersen mampu menghambat enzim α-glukosidase dengan nilai IC50 sebesar 81,27 ppm. Infusa daun benalu kersen memiliki potensi sebagai antidiabetes karena memiliki efek inhibisi terhadap enzim α-glukosidase dengan tingkat kekuatan aktif.