Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL)

Analisis Produksi Dan Laju Dekomposisi Serasah Pada Jenis Mangrove Avicennia Alba Dan Rhizophora Mucronata Di Kelurahan Takkalala Kecamatan Wara Selatan Kota Palopo Abmi, Rahul; Asbar, Asbar; Rustam, Rustam
JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL) Vol 1 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Laut Lestari
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan Fakuktas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiwall.v1i1.421

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi serasah pada jenis mangrove R. mucronata dan A. alba serta Mengetahui laju dekomposisi serasah pada jenis mangrove R. mucronata dan A. alba di Kelurahan Takkalala Kecamatan Wara Selatan Kota Palopo Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April – Mei 2023. Jangka waktu tersebut meliputi studi literatur, pengambilan data di lapangan. Pengambilan data produksi serasah metode yang umum digunakan untuk pengambilan data produksi serasah adalah metode litter-trap atau jaring penampung serasah serta laju dekomposisi serasah pengukuran laju dekomposisi serasah dilaksanakan bersamaan dengan mulai dilakukannya penelitian produktivitas serasah selama 1 bulan dengan interval waktu pengambilan selama 10 hari. Berdasarkan hasil penelitian Produktivitas serasah mangrove Rhizophora mucronata menghasilkan rata rata yakni 2,76 gr/m2/hari (10,07 ton/ha/tahun), dimana serasah pada mangrove Avicennia alba menghasilkan produksi serasa mangrove 2,72 gr/m2/hari (9,91 ton/ha/tahun). Total produksi serasah mangrove R. mucronata sebesar 149,8 ton/ha/tahun dan total produksi A. alba sebesar 138,74 ton/ha/tahun serta laju dekomposisi serasah daun mangrove selama penelitian memperlihatkan bahwa A. alba mengalami laju dekomposisi lebih cepat (0,19 gr/hr) dibandingkan R. mucronata (0.17 gr/hr).
Asosiasi Fauna Akuatik Pada Ekosistem Mangrove Di Pesisir Desa Laliko Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Hairil, Muh; Asbar, Asbar; Hamsiah, Hamsiah
JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL) Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Laut Lestari
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan Fakuktas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiwall.v1i2.422

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik asosiasi fauna terhadap ekosistem mangrove, jenis mengrove dan kerapatan mangrove di pesisir Desa Laliko Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar. pengambilan sampel untuk analisis kerapatan mangrove dilakukan dengan metode transek-kuadrat 10 x 10 m dan pengambilan sampel untuk analisis asosiasi fauna akuatik menggunakan metode transek-kuadrat 1 x 1 m. nilai rata-rata asosisasi fauna akuatik dihitung menggunakan rumus nilai rata-rata per plot, untuk data kerapatan mangrove dihitung menggunakan analisis indeks keasnekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi. Hasil penelitian menunjukkan dan asosiasi fauna akuatik yang di temukan yaitu sebanyak 3 kelas dengan jumlah jenis sebanyak 24 jenis dan jumlah individu secara keseluruhan pada semua stasiun pengamatan sebanyak 254 individu, Keanekaragaman ditemukan keanekaragaman/diversitas di dapatkan sebesar 4,493.
Analisis Karakteristik Fisik Habitat Pantai Tempat Peneluran Penyu Di TWP Pulau Kapoposang Kabupaten Pangkep Eriawan, Erick; Asbar, Asbar; Danial, Danial
JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL) Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Laut Lestari
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan Fakuktas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiwall.v1i2.423

Abstract

Apendik I Konvensi Perdagangan Internasional Fauna dan Flora Spesies Terancam. Banyaknya pengaruh dan ancaman yang menghalangi pertumbuhan dan kelangsungan hidup penyu terutama aktifitas manusia merupakan dampak berkurangnya populasi penyu Pada penelitian ini, metode pengambilan data dilakukan untuk mempelajari karakteristik fisik, biologi, dan distribusi sarang yaitu kedalaman sarang semi alami dan sarang alami mengukur kedalaman sarang menggunakan roll meter. Mengukur suhu sarang alami dan sarang semi alami setiap hari menggunakan soil tester dan thermometer dilakukan empat kali sehari pada waktu pagi (06.00-07.00 WIB), siang (12.00-WIB), sore (18.00-19.00 WIB), dan malam hari (23.00-01.00 WIB) dan kelembapan sarang alami dan sarang semi alami mengukur kelembapan sarang menggunakan soil tester dan Berdasarkan hasil penelitian peneliti dapat mengambil kesimpulan yaitu tingkat penetasan telur penyu hijau pada sarang alami dan sarang semi alami yaitu sebesar 56,46%. Parameter yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penetasan telur yaitu suhu sarang dengan rata– rata 29℃ - 31℃, kelembapan yang stabil untuk masa inkubasi telur penyu hijau yaitu kering kelembapan yang cocok untuk inkubasi telur penyu hijau yaitu 50 cm. Perbandingan masa inkubasi antara sarang alami dan semi alami, sarang yang efektif untuk penetasan telur penyu yaitu sarang semi alami, karena sarang alami sendiri memiliki ancaman predator yang sangat besar.
Pengaruh Angin Monson Terhadap Kelayakan Laut Di Teluk Bone Provinsi Sulawesi Selatan Gusalim, Lili; Asbar, Asbar; Danial, Danial
JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL) Vol 1 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Laut Lestari
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan Fakuktas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiwall.v1i1.426

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Stasiun Maritim Paotere pada Makassar pada bulan Oktober – Desember 2023. Analisis data yang dilakukan yaitu Ketinggian rata-rata Gelombang (SWH), Ketinggian Maksimum Gelombang (MWH), dan kecepatan angin (WS) dengan data Wavewatch-III kemudian diolah menggunakan aplikasi GraDs. Pengaruh angin Munson Timur dan angin Munson Barat terhadap karaketristik gelombang di Teluk Bone Sulawesi Selatan pada saat bulan bulan Maret 2022 - Februari 2023 nelayan harus waspada terhadap adanya potensi gelombang tinggi 2 meter waspada terhadap adanya kecepatan angin 6 – 15 knots dalam Skala Beaufort nomor 2 sampai nomr 4n sedang dan potensi gelombang tinggi 0,5 - 2 meter dengan waktu yang panjang pada bulan Januari, Februari, Juni, Juli Agustus dan Desember. Hubungan tingkat resiko dan keselamatan berlayar berdasarkan karakteristik gelombang pada angin Munson Timur dan angin Munson Barat di Teluk Bone Sulawesi Selatan bulan Maret 2022 - Februari 2023 dengan Standar kesesuaian antara Tinggi Gelombang dengan ukuran Tonase Kapal menunjukkan bahwa wilayah teluk Bone bagian Utara dapat di simpulkan bahwa Sepanjang Tahun aman digunakan untuk kapal <5 GT, untuk Teluk Bone Bagian Tengah aman untuk kapal diatas 5 - 10 GT. Sedangkau untuk Teluk Bone Bagian aman di gunakan untuk kapal 10 – 20 GT. Merupakan ringkasan penelitian berupa bahasa indonesia dan memuat tidak lebih 250 kata dan kata kunci 4-5 kata. Menggunakan Font times new roman ukuran 10.
Kajian Tingkah Laku Ikan Lumba-Lumba Di Perairan Maurole Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur Subhan, Muhamad Subhan; Asbar, Asbar; Yunus, Muhammad
JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL) Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Laut Lestari
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan Fakuktas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiwall.v1i2.454

Abstract

Wilayah Republik Indonesia yang terdiri dari 17.058 pulau itu memiliki keanekaragaman tumbuhan, hewan jasad renik yang tinggi, termasuk tingkat endemisnya. Wilayah Republik Indonesia yang terdiri dari 17.058 pulau itu memiliki keanekaragaman tumbuhan, hewan jasad renik yang tinggi, termasuk tingkat endemisnya. tujuan dalam peneltian ini adalah, Untuk Mengetahui Jenis ikan Lumba-Lumba di perairan Maurole, Ende, Nusa Tenggara Timur, Untuk Mengetahui Tingkah Laku Lumba-Lumba di perairan Maurole, Ende, Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan melibatkan penentuan lokasi dan pengumpulan data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif kuantitatif dengan mengintegrasikan visualisasi titik perjumpaan menggunakan peta atau Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis ikan Lumba – Lumba yang ditemukan di perairan Maureole sebanyak 2 jenis, yaitu jenis Spinner dolphin Sebanyak 94 ekor dan jenis Botlenose dolphin Sebanyak 18 ekor. Tingkah laku ikan Lumba – Lumba di Perairan Maurole adalah Traveling yaitu membentuk kelompok dalam kegiatan mencari mangsa, serta Bowriding yang merupakan aktivitas berenang yang dilakukan Lumba-Lumba mengikuti gerakan ombak dan mengikuti kapal serta dan Avoidence yakni gerakan Lumba-Lumba yang bergerak menghindari kapal.
Analisis Tingkat Kerusakan Ekosistem Mangrove Akibat Aktivitas Masyarakat Kawasan Pesisir Karang-Karangan Kecamatan Bua Kabupaten Luwu Gufron, Ali; Asbar, Asbar; Danial, Danial
JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL) Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Laut Lestari
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan Fakuktas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiwall.v2i1.481

Abstract

Mangrove memiliki banyak manfaat dari berbagai perspektif ekologi, biologi dan ekonomi. Fungsi ekologi antara lain menjaga pantai stabil dan menjadi habitat burung, fungsi biologi adalah untuk membenihkan ikan, udang dan biota laut yang memakan plankton dan fungsi ekonomi adalah sebagai tempat budidaya ikan tambak, tempat rekreasi dan sumber kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis mangrove dan mengetahui tingkat kerusakan hutan mangrove serta pengaruh aktivitias masyarakat terhadap tingkat kerusakan mangrove di Kawasan Pesisir Karang-karangan Kecamatan Bua Kabupaten Luwu. Metode yang digunakan yaitu Metode Transek Garis dan Petak Contoh (Line Transect Plot) yang merupakan sebuah metode untuk mengambil sampel populasi dalam suatu ekosistem Metode ini menggunakan pendekatan petak contoh yang ditempatkan sepanjang garis yang ditarik melintasi wilayah ekosistem tersebut. Setiap stasiun mangrove yang berada disepanjang transek plot yang berukuran 10 m x 10 m (100m2) yang digunakan untuk mangrove kategori pohon minimal tiga petak contoh plot, letakkan petak-petak contoh (plot) secara acak berbentuk kotak dengan ukuran 5 m x 5 m (25m2) yang digunakan untuk mangrove kategori anakan.
Analisis Perubahan dan Faktor Penyebab Kerusakan Garis Pantai Di Ujung Tape Kabupaten Pinrang Tasya, Putri; Danial, Danial; Asbar, Asbar
JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL) Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Laut Lestari
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan Fakuktas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiwall.v2i1.487

Abstract

Perubahan pesisir merupakan salah satu jenis dinamika kawasan pantai yang terjadi tanpa henti. Perubahan pantai yang terjadi pada wilayah tepi laut antara lain disintegrasi sisi laut (scraped spot) dan perluasan pantai (sedimentasi atau pertumbuhan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju dan luas perubahan pantai selama beberapa tahun terakhir di wilayah sisi Samudera Ujung Tape, Rezim Pinrang. Metode yang digunakan adalah metode overlay atau penumpukan tumpeng citra Landsat -8 dan observasi lapangan. Berdasarkan hasil penelitian di kawasan pesisir Pantai Ujung Tape selama kurun waktu 5 periode dengan rata-rata laju abrasi -14,3 m/tahun dan akresi 7,45 m/tahun. Sedangkan luas abrasi -1,8 Ha dan akresi 0,45 Ha disebabkan oleh faktor alam dan manusia. Faktor alogenik meliputi gelombang, arus laut, dan pasang surut. Sedangkan unsur antropogenik memisahkan air atau merusak ombak, kurangnya tanaman bakau, pengumpulan sampah di sekitar kawasan tepi pantai Ujung Tape, dan pengembangan lahan. Kedua variabel ini saling berkaitan dan membawa perubahan terhadap laju dan luas pantai