Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

SEBARAN MANGROVE SEBELUM TSUNAMI DAN SESUDAH TSUNAMI DI KECAMATAN KUTA RAJA KOTA BANDA ACEH Saputra, Syifa; Sugianto, Sugianto; Djufri, Djufri
Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Edukasi dan Sains Biologi
Publisher : Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebaran mangrove di Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh belum merata dikarenakan belum adanya perhatian khusus dari pemerintah dan stakeholder lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran mangrove di Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pengolahan data dilakukan dengan survei dan observasi. Analisis data dijelaskan secara deskriptif. Hasil penelitian luas mangrove tahun 2004 sebelum tsunami 66,25 ha dan tahun 2015 setelah tsunami 47,9 Ha, mangrove yang ada di lokasi penelitian mengakibatkan penyusutan sebesar 18,6 Ha yang disebabkan oleh gelombang tsunami pada tahun 2004. Simpulan terdapat 18 jenis mangrove yang sudah dewasa dan tersebar di 3 titik lokasi penelitian yaitu Gampong Jawa, Gampong Pande dan Gampong Peulanggahan sedangkan mangrove yang paling dominan terdapat di Gampong Jawa. Kata kunci :  Manggrove, Tsunami, Banda Aceh
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI Saputra, Syifa
Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Vol 5, No 2 (2016): JURNAL EDUKASI DAN SAINS BIOLOGI
Publisher : Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran discovery learning berbasis lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa pada materi keanekaragaman hayati. Metode Penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai t-hitung 5,58 dengan signifikasi 0,00 lebih rendah dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak. Berarti terdapat pengaruh model pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Kata kunci            : Discovery Learning, Lingkungan Sekolah dan Keanekaragaman Hayati.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Konsep Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Melalui Model Pembelajaran Diskursus Multy Reprecentacy (DMR) Syifa Saputra; Mawardi Mawardi; Azwir Azwir; Afkar Afkar
SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2020): Seminar Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang proses belajar mengajar penting dilakukan agar hasil pembelajaran dapat dievaluasi sehingga dapat dilihat hasil belajar siswa meningkat ataupun tidak. Penggunaan model pembelajaran Diskursus Multy Reprecentacy (DMR) bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas guru dan siswa serta respon siswa terhadap materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di kelas VIII SMP Negeri 1 Juli Kabupaten Bireuen. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif, yang dirancang dalam 2 siklus. Sumber data yaitu siswa kelas VIII6 SMP Negeri 1 Juli yang berjumlah 28 orang. Data penelitian didapatkan melalui tes, obsevasi, angket dan catatan lapangan kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Tahapan penelitian dilakukan dengan perencanaan, pelaksanan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian didapatkan bahwa penerapan model pembelajaran Diskursus Multy Reprecentacy pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I dengan presentase 75% dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 92%. Aktivitas guru pada siklus I dengan persentase rata-rata 76% dan pada siklus II meningkat menjadi 94%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I dengan persentase rata-rata 72%, dan pada siklus II meningkat menjadi 91.5%. Respon siswa berada pada katagori baik, hal ini terbukti dari perolehan jawaban siswa yang menyatakan setuju sebesar 88% dan yang menyatakan tidak setuju hanya 12% dari keseluruhan siswa. Sehingga penggunaan model DMR dapat meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas guru serta respon siswa pada semua siklus yang sudah dilaksanakan.
KERAGAMAN JENIS ECHINODERMATA BERDASARKAN ZONA LITORAL DI PANTAI PASIR PUTIH UJONG BATEE KABUPATEN ACEH BESAR PROVINSI ACEH Azwir Azwir; Musriadi Musriadi; Syifa Saputra
Bioedukasi Jurnal Pendidikan Biologi Vol 10, No 2 (2019): BIOEDUKASI, NOVEMBER 2019
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/bioedukasi.v10i2.2482

Abstract

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) Syifa Saputra
Jurnal Biology Education Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.352 KB) | DOI: 10.32672/jbe.v9i2.3636

Abstract

Dalam proses pembelajaran biologi, guru diharapkan dapat menciptakan situasi belajar yang menarik bagi siswa baik di dalam dan di luar kelas. Wawancara dengan guru biologi SMA Negeri 2 Bireuen menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum memahami struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Penelitian ini mengikutsertakan seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 223 siswa. Sampel merupakan siswa kelas XI MIA 6 dengan 35 siswa pada kelas eksperimen dan kelas XI MIA 5 siswa dengan 32 siswa pada kelas kontrol. Teknik analisis data berpa uji normalitas dan uji keseragaman. Hasil untuk keterampilan proses ilmiah adalah dengan persentase minimum 58,75, persentase maksimum 73,5, rata-rata 63,96, dan standar deviasi 3,91. Rata-rata persentase keterampilan proses ilmiah siswa pada kelas eksperimen adalah 72,82 lebih tinggi dari rata-rata persentase 63,96 pada kelas kontrol. Perhitungan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap data siswa kelas kontrol yang diajarkan dengan pendekatan saintifik diperoleh 0,000 p (tajam penglihatan). Karena p (tajam penglihatan) yaitu 0,000 0,05 hipotesis ditolak. Maka terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning dipadu media audio visual dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas XI pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMA Negeri 2 Bireuen.
TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) SEBAGAI MODEL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA Syifa Saputra; Khairul Khairul; Azwir Azwir; Kamalliansyah Walil
Jurnal Biology Education Vol 8, No 1 (2020): Edisi Maret 2020
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.829 KB) | DOI: 10.32672/jbe.v8i1.2015

Abstract

Penerapan model pembelajaran team accelerated instruction (TAI) dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, aktvitas guru serta respon siswa pada materi sistem gerak manusia. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas melalui perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Peusangan pada siswa kelas VIII/2 yang berjumlah 22 orang siswa. Data yang didapatkan berupa hasil tes belajar siswa, hasil observasi, dan hasil catatan lapangan. Hasil tes siklus I belum tuntas didapatkan oleh siswa karena hasil yang dicapai siswa 69,7%. Hasil tes siklus II skor yang dikumpulkan oleh siswa mencapa 87,9%. Membuktikan bahwa pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan sudah baik dan secara umum tuntas. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem gerak pada manusia.
INFENTARISASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) DI HUTAN KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Azwir Azwir; Maulidia Maulidia; Jalaluddin Jaluddin; Syifa Saputra
Jurnal Biology Education Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Biologi Education
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.516 KB) | DOI: 10.32672/jbe.v10i1.4386

Abstract

Kenaekaragaman adalah gabungan antara jumlah spesies dan jumlah individu masing-masing dalam satu komunitas. Lumut merupakan tumbuhan yang digolongakan tingkat rendah karena belum dapat dibedakan akar, batang, dan daunnya Tujuan penelitian ini adalah untuk; mengetahui jenis-jenis tumbuhan lumut yang terdapat di Hutan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar sebagai Media Pembelajaran Biologi. Rancangan penelitian yang digunakan untuk memperoleh data lapangan, yaitu dengan menggunakan metode jelajah, dimana melakukan penjelajahan atau pengamatan di lokasi pengamatan. Pengambilan sampel secara purposive sampling pada Hutan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 zona pengamatan dan masing-masing titik pengamatan terdiri dari 1 Line Transek dan setiap Line Transek diletakan 5 plot berukuran 5m x 5m. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 15 spesies tumbuhan lumut yang terdiri dari 9 Famili. Jumlah total individu dari keseluruhan spesies lumut (Bryophyta) di Hutan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, yaitu 643 individu. Hasil penelitian ini adalah: 1) Jenis Tumbuhan Lumut yang terdapat di Hutan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar terdiri dari 15 jenis dari 9 famili, yaitu Marchantiaceae, Pottiaceae, Fissidentaceae, Hypnaceae, Catagoniaceae, Bartamiaceae, Brachytheciaceae, Calymperaceae, dan Plagiochilaceae; 2) Hasil penelitian ini dimanfaatkan dalam media pembelajaran Biologi. 
EKSPLORASI SERANGGA PADA PERTANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) YANG MENGHASILKAN DAN YANG BELUM MENGHASILKAN DI DESA BELACAN KECAMATAN MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA Aidil Amar; Diah Fridayanti; Syamratul Achwan; Syifa Saputra
AGROSCIENCE (AGSCI) Vol 13, No 1 (2023): June
Publisher : Fakultas Sains Terapan, Universitas Suryakancana Cianjur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/agsci.v13i1.2927

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hama dan penyakit yang menyerang tanaman kakao, yang sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman kakao (Theobroma cacao L.). Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi serangga pada tanaman kakao yang menghasilkan dan yang belum menghasilkan serta mengetahui berpotensi musuh alami yang terdapat di dua lahan tanaman kakao (Theobroma cacao L.) di Desa Belacan Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya dan Laboratorium Hama Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas AL Muslim, Matang Glumpang dua pada bulan April sampai September 2022. Metode sampling dilakukan menggunakan transek garis di tiga stasiun dan setiap statiun ditarik dua transek. Sampel dikumpulkan menggunakan teknik perangkap jebak dan teknik perangkap jaring serta piring kuning. Data yang dianalisis berupa data kualitatif yaitu jenis serangga dan data kuantitatif yaitu kepadatan populasi. Hasil penelitian menunjukkan serangga yang tertangkap, pada lahan kakao terdiri dari 10 ordo dan 66 famili. Nilai indeks keanekaragaman serangga pada lahan belum menghasilkan adalah 1,88 (sedang), sedangkan nilai indeks keanekaragaman serangga pada lahan menghasilkan sebesar 3,34 (sedang) nilai indeks kemerataan serangga pada lahan belum menghasilkan  adalah 0,78 (tinggi), sedangkan pada lahan yang menghasilkan adalah 0,85.
PENGUATAN KETERAMPILAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA LEMBAGA PENGELOLA HUTAN DESA UNTUK KONSERVASI DAN PENGEMBANGAN EKOWISATA Syifa Saputra; Reza Fahmi; Ajmir Akmal; Sri Wahyuni; Sayed Ahmad Zaki Yamani; Nuraida Nuraida; Uchti Nuzul Qhinanti Lubis
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.17176

Abstract

Abstrak: Permasalahan: (1) 60% masyarakat masih melakukan pemburuan satwa liar; (2) 55% masyarakat masih melakukan penebangan liar yang dilakukan oleh masyarakat; (3) 75% LPHD dan masyarakat belum memahami fungsi dan tugas masing-masing; (4) 100% belum adanya perencanaan pengembangan wisata alam; dan (5) 60% masyarakat masih belum memahami adanya nilai tambah hasil hutan dan ekowisata alam yang akan direncanakan. Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan meningkatan sumber daya manusia dalam mengelola hutan dan ekowisata alam Puncak Gunung Geurudong. Metode yang digunakan adalahpemberian pelatihan peningkatan keterampilan pengelola hutan desa dalam mengelola ekowisata alam puncak gunung Geurudong kepada 25 anggota LPHD. Dengan menggunakan metode retrospektif (before-after), hasil dari pengabdian adalah (1) 100% masyarakat sudah tidak melakukan pemburuan satwa liar dan melarang orang-orang dari luar desa untuk melakukan pemburuan satwa liar; (2) 75% masyarakat sudah tidak melakukan penebangan liar; (3) 90% LPHD dan masyarakat sangat memahami fungsi dan tugas masing-masing; (4) perencanaan pengembangan wisata alam hampir rampung 50%; dan (5) 75% masyarakat memahami adanya nilai tambah hasil hutan dan ekwisata alam yang akan direncanakan.Abstract: Problems: (1) 60% of the community still hunts wildlife; (2) 55% of people still do illegal logging carried out by the community; (3) 75% of LPHD and the community do not understand their respective functions and duties; (4) 100% there is no natural tourism development planning; and (5) 60% of the community still does not understand the added value of forest products and natural ecotourism that will be planned. Community service activities aim to increase human resources in managing forests and natural ecotourism at Geurudong Mountain Peak. The method used is the provision of training to improve the skills of village forest managers in managing the natural ecotourism of Geurudong Mountain Peak to 25 LPHD members. By using the retrospective method (before-after), the results of the service are (1) 100% of the community has not hunted wildlife and prohibited people from outside the village from hunting wildlife; (2) 75% of the community has not conducted illegal logging; (3) 90% of LPHD and the community fully understand the functions and duties of each; (4) planning for the development of nature tourism is almost 50% complete; and (5) 75% of the community understands the added value of forest products and nature tourism that will be planned.
Assessment of Riparian Ecosystem Health in the Tamiang River, Aceh, Indonesia as Remains Habitat of Batagur borneoensis (Schlegel & Muller, 1844): Riparian Habitat Quality for Tuntong Laut (Batagur borneoensis) Syifa Saputra; Endang Arisoesilaningsih; Nia Kurniawan; Catur Retnaningdyah
Journal of Tropical Life Science Vol. 13 No. 3 (2023)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jtls.13.03.10

Abstract

The riparian zone along the Tamiang River, Aceh Province, is an important habitat for the survival of the tuntong laut (Batagur borneoensis) which is already threatened with extinction. This study aims to evaluate the quality and role of the riparian zone as a habitat for B. borneoensis along the Tamiang River, which can then be used as a reference in conservation. Riparian habitat quality was assessed by calculating the Qualitat del Bosc de Ribera (QBR) index, which was determined based on the total riparian cover, cover structure, cover quality, and channel alteration. In addition, observations of water quality (salinity, turbidity, and dissolved oxygen (DO)) and the number of riparian vegetation species were also carried out. Monitoring was carried out at five stations: Iyu River, Kampung Baru, Batang Lawang, Pusong Kapal Dermaga, and Pusong Kapal. The results showed variations in water quality between locations with DO and turbidity levels exceeding the quality standards set by the government. The richness of the types of riparian vegetation found ranged from 0-8 species (seedlings), 2-7 species (saplings), and 1-4 species (poles). The quality of riparian habitats in all study locations experienced significant degradation, including the euhemerobic and polyhemerobic (Hemeroby) categories, Cultural assisted system and Semi-transformed system (Naturalness), and Extreme degradation to poor-fair quality (QBR). The presence of B. borneoensis in the research location can adapt to the poor quality of riparian habitat. However, the density decreases significantly at higher salinity.