Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ANALISA LAJU KOROSI KETEBALAN PIPA BAJA KARBON PADA PROSES PEMBAKARAN DI UNIT BOILER Herry Darmadi; Novia Nelza; Muhammad Iqbal Harapan Muslim Siregar; Dian Kurnia; Yudhi Bastanta
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Elektro dan Komputer Vol 3 No 1 (2023): Maret, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Elektro dan Komputer
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trianandra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/juritek.v3i1.920

Abstract

The demand for electrical energy continues to increase along with the increase in economic growth in Indonesia, where currently almost all equipment used by humans depends on electrical energy. The steam power generation system is one of the power generation systems that are commonly used in industries and other power plants. In general, a steam power generation system consists of several main components, namely: pumps, steam turbines, boilers, generators and condensers. Boilers are composed of several components such as pipes, chimneys, superheaters, steam drums, economizers, and other important components. One of the most important components in the boiler system is the boiler pipe which plays a role in helping the combustion process to be used in the boiler. Loss of boiler pipe thickness due to corrosion is one of the important factors that really need to be considered in the boiler combustion process at PLTU. Loss of thickness of the boiler pipe in the combustion process that is too large can cause pipe leakage which results in the interruption of the combustion process in the boiler pipe. So to overcome this problem, checks are carried out to carry out maintenance on the boiler pipe to avoid leaks in the boiler pipe. After the calculation, the average reduction in pipe thickness due to corrosion is 0.1465 mm/yr
Nilai Gaya Tekan Yang Dibutuhkan Oleh Dinding Pemecah Dalam Memecahkan Nut Pada Stasiun Ripple Mill Herry Darmadi
Jurnal Teknik Mesin dan Mekatronika (Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics) Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Teknik Mesin dan Mekatronika (Journal of Mechanical Engineering and Mecha
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33021/jtmm.v8i1.4124

Abstract

Ripple mill is there at the kernel station. The function of this ripple mill is that of a breaking or breaking shell from the sawmill's core by having a centrifugal (far from the center of spin) that produces ripple mills, which releases the seed from the rotor and gives it a powerful impact that causes the shell to shatter. The principle of ripple mill is that a pinch, a grinding of beans between the gaps a cistern rotorassembly with the ripple mill plate. It's called a saw seed that feeds from above the ripple mill and gets it repeatedly between the ripple plate and the moving rotor. The pressure style is a force that tends to press or destroy material. In the industry we also employ ripple mill force, for example. The sliding voltage is a stylistic link alluding to the surface of an expanding cross-section. This study aims to know how much pressure force is needed for ripple mills during the shell- breaking process, and how much slide tension occurs to the stake in the shell- breaking process. From the research that has been done, the pressure force that wall breakers need to break the nut at 31.18 n for the process to break down properly, and the shifting tension that occurs in a stake of 0.0686 n /mm2 so that the stake can last longer in its usage of ripple mill.
Pengaruh Kuat Arus Pengelasan SMAW Terhadap Kekuatan Tarik dengan Metode Double Joint pada Material Baja Carbon Bukhari Bukhari; Herry Darmadi; Muhammad Iqbal Harapan Muslim Siregar; Poltak Evencus Hutajulu; Dian Kurnia; Noer Akbar Tambunan
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v19i1.8048

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kuat arus pengelasan  terhadap kekuatan tarik hasil pengelasan bahan baja carbon dengan metode SMAW menggunakan elektroda E7018. Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian kuat arus pengelasan dengan beberapa variasi kuat arus yaitu 80A, 100A, 120A, pengujian ini akan diketahui daya tahan material baja carbon yang telah dilakukan pengelasan dan direpresentatifkan pada grafik kuat arus vs tegangan Tarik.  pada pengelasan bahan baja  carbon dengan metode SMAW menggunakan elektroda E7018 melalui metode   Non Destructive Test (NDT) pada penelitian ini didapat hasil pengujian yang paling sesuai dari tiga hasil pengujian yang telah dilakukan yaitu dengan menggunakan arus pengelasan 120 Ampere dengan hasil pengujian tarik sebesar 1,2063 kgf/mm2. Untuk hasil pengujian cacat las dengan metode penetrant maka di peroleh arus yang paling bagus dikarenakan mengalami kecacatan paling sedikit dalam melakukan pengelasan bahan baja carbon yaitu dengan menggunakan arus 120 Ampere. Manfaat dari penelitian ini yaitu diketahuinya arus yang sesuai pada proses pengelasan bahan baja carbon dengan metode SMAW menggunakan elektroda E7018 serta dapat mengetahui kekuatan dan kualitas hasil pengelasan       dengan metode Non Destructive Test (NDT) yang terbaik yang mana dengan menggunakan arus 120 Ampere, diketahui terdapat cacat las porositas. porositas yang terjadi dapat berupa cacat pengelasan dengan hasil pengelasan yang  berlubang-lubang keci l pada weld metal (logam las) baik berada dipermukaan maupun didalamnya
BESARNYA GAYA RADIAL YANG TERJADI PADA SEPASANG RODA GIGI LURUS AKIBAT ADANYA SUDUT TEKAN DARI RODA GIGI PENGGERAK DI ALAT DOUBLE DECK BUNCH CRUSHER Hariski Panggabean; Herry Darmadi
JURNAL VOKASI TEKNIK Vol 1 No 02 (2023): JURNAL VOKASI TEKNIK (JUVOTEK)
Publisher : CV MEDAN TEKNO SOLUSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Roda gigi merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran poros sehingga sistem mekanisme mesin dapat bekerja dengan fungsinya. Roda gigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel. Roda gigi lurus digunakan sebagai penggerak roller pada alat Double Deck Bunch Crusher. Ketika dua buah roda gigi lurus saling terhubung berputar, maka timbul sebuah gaya yang terjadi dari kedua roda gigi yang berkontakan, pada roda gigi lurus A (penggerak) akan menekan kedalam arah menuju titik pusat roda gigi lurus B (yang digerakkan). Gaya yang bekerja pada roda gigi lurus tersebut adalah Gaya Radial (Fr). Gaya Radial adalah gaya yang bekerja secara tegak lurus dengan sumbu poros yang menyebabkan kedua roda gigi saling mendorong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya gaya tangensial dan gaya radial pada sepasang roda gigi lurus pada saat alat Double Deck Bunch Crusher beroperasi. Dari hasil perhitungan didapatkan gaya tangensial di sepasang roda gigi lurus pada bagian atas sebesar 263747,629 Kg dan gaya tangensial di sepasang roda gigi lurus pada bagian bawah sebesar 282444,157 Kg sedangkan gaya radial di sepasang roda gigi lurus pada bagian atas sebesar 95996,286 Kg dan gaya radial di sepasang roda gigi lurus pada bagian bawah sebesar 102801,265 Kg.
Rancang Bangun Sistem Pengangkat Pada Forklift Mini Dengan Kapasitas Angkat Maksimum 150 Kg Oktavian, Halvian; Malik, Yulianti; Darmadi, Herry; Kurnia, Dian
IRA Jurnal Teknik Mesin dan Aplikasinya (IRAJTMA) Vol 3 No 1 (2024): April
Publisher : CV. IRA PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56862/irajtma.v3i1.98

Abstract

Forklifts are one solution to this problem. Material to be lifted This mini forklift is limited to a maximum weight of 150 kg. Therefore, equipment The lifter is designed in such a way that it is able to withstand the maximum load at the time operated. In the lifting system on this mini forklift, a 12 volt battery is used provides supply to the linear actuator where the linear actuator will move or control system mechanism. In this study, a tool was used to control outward movement The entry actuator is a push button. Based on the results that have been obtained starting from planning to testing, obtained stable forklift results during lifting and carries loads with a maximum lifting capacity of 150 kg and a lifting height of 140 cm.
Pengaruh Variasi Sudut Kemiringan terhadap Beban Maksimum Screw Conveyor pada Unit Sterilizer Vertikal di PT X Darmadi, Herry; Hasibuan, Wendi; Muttaqin, Maraghi; Lumbantoruan, Sorta
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14186

Abstract

Screw conveyor merupakan salah satu pemindahan bahan yang digunakan didalam industri yang bertujuan untuk mengangkut material. Pemilihan penggunaan screw conveyor untuk mengangkut material tersebut dikarenakan lebih efektif dalam memindahkan material, lebih ramah terhadap lingkungan serta memilki struktur yang sederhana dan sangat efisien. Pengaruh sudut kemiringan screw conveyor dengan variasi 10°, 15°, 20° terhadap beban maksimum. Objek observasi yang penulis tuangkan dalam penelitian ini adalah pengaruh sudut kemiringan screw conveyor terhadap beban maksimum pada sudut screw conveyor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemiringan screw conveyor dengan variasi 10°, 15°, 20° terhadap beban maksimum, dan mengetahui besarnya beban maksimum akibat pengaruh sudut kemiringan. Manfaatnya, memahami bagaimana pengaruh sudut kemiringan screw conveyor dengan 10°, 15°, 20°. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan besarnya kapasitas screw conveyor dan beban maksimum di PT. X diperoleh besar kapasitas screw conveyor dengan variasi 10° menghasilkan kapasitas 15,1 ton/jam pada variasi 15° menghasilkan kapasitas 13,2 ton/jam dan variasi 20° menghasilkan kapasitas 12,2 ton/jam.
BESARNYA TEGANGAN TARIK YANG DIIZINKAN PADA RANTAI UNTUK MEMUTAR TIPPLER LORI YANG BERISI TANDAN BUAH MATANG (TBM) DI PT Z Saputra Tarigan, Juliastio; Darmadi, Herry; Kurnia, Dian
JURNAL VOKASI TEKNIK Vol 1 No 03 (2023): JURNAL VOKASI TEKNIK (JUVOTEK)
Publisher : CV MEDAN TEKNO SOLUSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chain (rantai) merupakan serangkaian link atau cincin yang saling terhubung atau terpasang satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk memanjang, rantai digunakan untuk memindahkan beban atau sebagai pengganti tenaga tambahan, salah satu rantai yang sering digunakan adalah terbuat dari logam paling keras yaitu baja. Salah satunya adalah chain roller yang terpasang pada Tippler, dimana rantai ini berfungsi untuk menuangkan Tandan Buah Matang dari Lori. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Tippler untuk memutar Tippler Lori yang berisi Tandan Buah Matang. Berdasarkan perhitungan yang telah penulis lakukan, maka diperoleh besarnya beban yang terjadi pada rantai adalah sebesar 5610 Kgf. Dan besarnya Tegangan Tarik yang diizinkan pada rantai adalah sebesar 1225 Mpa
PENGARUH UKURAN BAUT UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN SAMBUNGAN PADA FLEKSIBEL KOPLING FLANGE DI UNIT THERMAL OIL HEATER K S Harefa, Paul; irwansyah, irwansyah; Darmadi, Herry; Asyrori Sidabutar, Naqasya; Kurnia, Dian
JURNAL VOKASI TEKNIK Vol 2 No 2 (2024): JURNAL VOKASI TEKNIK (JUVOTEK)
Publisher : CV MEDAN TEKNO SOLUSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam industri, penggunaan Thermal Oil Heater (TOH) digunakan untuk menghasilkan sistem panas dengan cara memanaskan oli yang akan digunakan dalam proses produksi pada unit-unit yang membutuhkan sistem pemanas. Pada unit TOH menggunakan pompa untuk dapat memindahkan fluida, yang mana keterpasangan pompa menggunakan kopling flange untuk menyambungkan motor dan pompa magnet guna memindahkan thermal oil. Ukuran dan material baut serta mur pada kopling flange sangat penting untuk memastikan keamanan dan efisiensi operasional, mempertimbangkan putaran, daya, dan ekspansi thermal. Melalui observasi, dokumentasi, wawancara, dan studi literatur, penelitian menunjukkan bahwa diameter nominal baut yang optimal adalah 9,52 mm dengan jarak keterpasangan 60 mm, sesuai dengan standar industri seperti American National Standards Institute (ANSI), International Organization for Standardization (ISO), dan Japan International Standard (JIS) untuk menghindari kegagalan sambungan dan kerusakan pada kopling flange.
KEKUATAN LELAH (FATIGUE) PADA PEGAS ULIR TEKAN DI UNIT VIBRATING SCREEN AKIBAT ADANYA BEBAN SIKLIK (BERULANG) YANG DIHASILKAN OLEH GETARAN BANDULDENGAN MENGGUNAKAN UJI FATIK (FATIGUE TEST) Darmadi, Herry; Tarigan, Nurlianna; Sitompul, Roganda; Kurnia, Dian
Jurnal Mekanova : Mekanikal, Inovasi dan Teknologi Vol 10, No 1 (2024): April
Publisher : universitas teuku umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jmkn.v10i1.9360

Abstract

Pegas merupakan sebuah elemen fleksibel yang digunakan untuk menghasilkan gaya atau torsi dan pada saat yang sama menyimpan energi. Pada vibrating screen, pegas ulir tekan digunakan sebagai pendistribusian gaya yang dihasilkan oleh getaran bandul. Getaran bandul pada vibrating screen memberikan beban siklik (berulang) terhadap pegas, yang mengakibatkan pegas mengalami kelelahan pada sifat elastisitasnya secara berkala. Kelelahan yang terjadi pada pegas merupakan faktor penyebab berkurangnya effisiensi berdasarkan kuantitas. Karena pegas dapat mengalami kelelahan maka haruslah diperhitungkan kekuatan lelah (fatigue) pegas yang akan digunakan, guna menghindari terjadinya kerusakan pada pegas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kelelahan pada pegas ulir tekan dengan bahan baja Carbon AISI 1045 dengan kategori baja Carbon menengah menggunakan alat uji mesin rotary bending. Pada pengujian kelelahan menggunakan beban 20 Kg (I), 30 Kg (II), dan 40 Kg (III) besarnya tegangan lentur (σl) pada bahan uji I, II, dan III adalah 101,92 Mpa, 152,88 Mpa, dan 203,84 Mpa. Besarnya tegangan patah (σB) pada bahan uji I, II, dan III adalah 28,30 Kg/mm2, 42,46 Kg/mm2, dan 56,61 Kg/mm2. Waktu yang dibutuhkan pada bahan uji I, II, dan III adalah 78,40 menit, 5,59 menit, dan 1 menit. Siklus yang yang terjadi pada bahan uji I, II, dan III adalah 73829 putaran, 5612 putaran, dan 938 putaran.
BESARNYA DEFORMASI YANG DISEBABKAN OLEH TEKANAN TBR (TANDAN BUAH REBUS) TERHADAP POROS BUNCH CRUSHER Darmadi, Herry; Kurnia, Dian; Malau, Frans Aditiya
Jurnal Mekanova : Mekanikal, Inovasi dan Teknologi Vol 9, No 2 (2023): Oktober
Publisher : universitas teuku umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jmkn.v9i2.8498

Abstract

The research object observed was the amount of deformation caused by the pressure of the TBR (Boiled Fruit Bunches) on the shaft of the bunch crusher. Bunch crusher is a tool that functions to crush loose lumps left in empty bundles by pressing the stacks between two rollers rotating in opposite directions. Operation of a bunch crusher that exceeds its processing capacity and as a result of continuous pressure can cause the shaft of the bunch crusher to experience a deflection which will disrupt the ongoing processing of palm oil. This study aims to determine the magnitude of the bending moment and the magnitude of the deflection in the shaft of the bunch crusher due to the pressure of the boiled fruit bunches. From the day of the research, it was concluded that the bending moment on the bunch crusher shaft when separating the loose fruit bunches from the boiled fruit bunches was 84194,3 kg.mm and the magnitude of the deflection on the bunch crusher shaft due to the TBR (boiled fruit bunches) pressure when separating the loose fruit bunches from the bunches was 0,000155 cm.