Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Manuskripta

Hikayat Purasara: Komunikasi Visual Ilustrasi Wayang pada Naskah Sastra Betawi Abad ke-19 Agung Zainal Muttakin Raden; Mohamad Sjafei Andrijanto
Manuskripta Vol 7 No 1 (2017): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1544.813 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v7i1.87

Abstract

This paper discusses about one of collection National Library of Republic Indonesia, Hikayat Purasara. Its a part of Betawi literature in the end 19th century which contains wayang story in prose form and this manuscript is codex unicus. It has a code with number ML178 in a microfilm roll 660.04. The illustration is very unique because it aims to construct an communication with the plot. In another side, this manuscript indicates culture combinations which bind up in one opus. It uses Jawi script with narrative form and Malay language. But also found Javanese-Sundanese languages with Malay-Betawi dialect. Wayang illustrations in this manuscript is an communication concept which describes social and moral messages. Further more, it has to get more attention like make comics, animations, or films which makes it more attractive and compatible with young generation. It aims to make the opus understood easily and learned the contents by today and future generations. --- Penelitian ini membahas salah satu naskah koleksi Perpustakaan Nasional, yaitu Hikayat Purasara. Naskah ini termasuk dalam sastra Betawi akhir abad 19. Naskah ini memuat kisah wayang yang berbentuk prosa, dan merupakan naskah tunggal. Kode naskah adalah ML178 dan dialihmediakan dalam bentuk mikrofilm dengan nomor rol 660.04. Penyajian ilustrasi wayang yang terdapat dalam naskah ini memiliki keunikan tersendiri, yakni sebuah bentuk komunikasi yang dibangun untuk memperkuat isi cerita. Selain itu, naskah ini menunjukkan adanya akulturasi kebudayaan yang terjalin sehingga menghasilkan sebuah karya yang harmonis. Aksara yang dugunakan adalah aksara Jawi dengan penyampaian cerita bersifat naratif menggunakan bahasa Melayu namun ada pula bahasa Jawa-Sunda yang menggunakan dialek Melayu Betawi. Ilustrasi wayang yang terdapat dalam naskah ini merupakan sebuah bentuk konsep komunikasi yang dituangkan melalui gambar yang mengandung pesan sosial. Karya sastra ini perlu mendapat perhatian antara lain mengubahnya ke dalam bentuk media lain seperti komik atau film animasi, yang menarik bagi generasi muda dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini perlu dilakukan agar karya tersebut lebih mudah dipahami dan dipelajari isi dan pesannya oleh generasi saat ini maupun yang akan datang.