Irin Caisarina
Jurusan Teknik Arsitektur Dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Kajian Penentuan Tarif Bus Trans Koetaradja berdasarkan Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) Anggraini, Renni; Sugiarto, Sugiarto; Caisarina, Irin; Ahlan, Muhammad; Rahmani, Dhuyufur; Jalil, Erlinawati
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 25, Nomor 1, JULI 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.002 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v25i1.22076

Abstract

Trans Koetaradja bus is managed by the government of Aceh Province to improve the urban public transport system. In order to appeal people to use this bus, the local government provides subsidy and applies the free fare, until today. It is expected that, when the subsidy is revoked in a few years ahead, people will get accustomed to use this bus. This research was conducted to observe public perceptions on the desired fare through ability to pay (ATP) and willingness to pay (WTP) analysis. Primary data was collected by doing survey over distributing questionnaires to the citizen. The bus corridors observed were on corridors I, III, and IV. The results showed that, the ATP-WTP of students were above the operator’s proposed tariff for all corridors. However, to attract those students to use the bus, it is recommended that the operator's proposed tariff (IDR 2,000 for each corridor) should be applied. For the general public category (PNS/TNI/Polri, Private Employees, Housewives, and other communities), the proposed tariff for each corridors were in between the average value of ATP-WTP. In that sense, tariff determination can be applied based on the average WTP value. However, the operator's proposed tariff for the public is still also feasible, subject to improving the level of services.
AKSES PENYANDANG DISABILITAS TERHADAP LAYANAN DAN FASILITAS TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA BANDA ACEH Rizkiya, Putra; Yusuf, Myna Agustina; Caisarina, Irin
Arsitekno Vol 8, No 1 (2021): Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v8i1.3833

Abstract

Terwujudnya kota inklusif merupakan salah satu tujuan global dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030. Kota inklusif merupakan sebuah prinsip untuk menciptakan ruang kota yang ramah bagi semua kalangan termasuk penyandang disabilitas, yang merupakan salah satu kelompok marginal di perkotaan. Kota Banda Aceh telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai kota inklusif namun masih memerlukan peningkatan signifikan dalam berbagai bidang, termasuk transportasi. Isu transportasi memegang peranan krusial karena transportasi mempengaruhi mobilitas dan integrasi warga dalam ruang kota. Penelitian ini bertujuan untuk menilai akses penyandang disabilitas terhadap pelayanan dan fasilitas transportasi publik khususnya dalam transportasi publik kota yaitu Trans Kutaraja dan jalur pedestrian. Data dikumpulkan melalui pengisian instrumen tingkat akses penyandang disabilitas terhadap layanan dan fasilitas transportasi yang diikuti dengan wawancara dengan perwakilan dari organisasi penyandang disabilitas. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyandang disabilitas menilai akses ke pelayanan transportasi publik Trans Kutaraja dan jalur pedestrian masih kurang baik. Kondisi ini diakibatkan oleh kurang baiknya penerapan desain universal dan fasilitas akomodasi yang layak di halte dan jalur pedestrian yang belum ramah penyandang disabilitas. Hal ini menyebabkan hambatan fisik sehingga mereka sulit mengakses pelayanan dan fasilitas transportasi. Sulitnya mobilitas menghambat partisipasi penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari dan mengakibatkan penyandang disabilitas terasingkan dari ruang kota.
AKSES PENYANDANG DISABILITAS TERHADAP LAYANAN DAN FASILITAS TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA BANDA ACEH Putra Rizkiya; Myna Agustina Yusuf; Irin Caisarina
Arsitekno Vol 8, No 1 (2021): Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v8i1.3833

Abstract

Terwujudnya kota inklusif merupakan salah satu tujuan global dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030. Kota inklusif merupakan sebuah prinsip untuk menciptakan ruang kota yang ramah bagi semua kalangan termasuk penyandang disabilitas, yang merupakan salah satu kelompok marginal di perkotaan. Kota Banda Aceh telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai kota inklusif namun masih memerlukan peningkatan signifikan dalam berbagai bidang, termasuk transportasi. Isu transportasi memegang peranan krusial karena transportasi mempengaruhi mobilitas dan integrasi warga dalam ruang kota. Penelitian ini bertujuan untuk menilai akses penyandang disabilitas terhadap pelayanan dan fasilitas transportasi publik khususnya dalam transportasi publik kota yaitu Trans Kutaraja dan jalur pedestrian. Data dikumpulkan melalui pengisian instrumen tingkat akses penyandang disabilitas terhadap layanan dan fasilitas transportasi yang diikuti dengan wawancara dengan perwakilan dari organisasi penyandang disabilitas. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyandang disabilitas menilai akses ke pelayanan transportasi publik Trans Kutaraja dan jalur pedestrian masih kurang baik. Kondisi ini diakibatkan oleh kurang baiknya penerapan desain universal dan fasilitas akomodasi yang layak di halte dan jalur pedestrian yang belum ramah penyandang disabilitas. Hal ini menyebabkan hambatan fisik sehingga mereka sulit mengakses pelayanan dan fasilitas transportasi. Sulitnya mobilitas menghambat partisipasi penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari dan mengakibatkan penyandang disabilitas terasingkan dari ruang kota.
KAJIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG JALAN DI KABUPATEN NAGAN RAYA Hendra Elfriadi; Sugiarto Sugiarto; Irin Caisarina
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan Vol 3, No 3 (2020): Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan
Publisher : Prodi Magister Teknik Sipil Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jarsp.v3i3.16644

Abstract

As one of the district that engage on the agriculture and plantation sector, Nagan Raya needs to be supported the facilities and infrastructure correspondingly, quality of transportation, and appropiate in MSS that mobility of goods and services can run smoothly. Anonymous (2015) had been defining of the planned local activity center ( LAC), regional activity center (RAC), Environment service center ( ESC), and classification of system network road. The purpose of this research are to evaluate the  practice MSS of road field in Nagan Raya, to specify MSS of road field based on connectivity indicator between region that accordance with SP in Nagan Raya, and also to evaluate fulfillment Minimum Service Standard of road field based on presentation indicator of road condition level in Nagan Raya. This reasearch conducted with collecting the datas that are Hamlet Neighbour book in Nagan Raya, condition data, and DFAA. The use of connectivity MSS on 2015 in Padang Rubek - Lueng Baro is 91,29 percent, Babussalam – Lueng Baro is 91, 78 percent, and Alue Bilie – Lueng Baro is 90,4 percent. The value of roadcondition by made the survey of road condition with visual method categorized at good (B), and medium (S) with each amount are 90,78 percent, and 9,22 percent. The value of road condition by made the survey of specific road condition categorized at good in the amount is 96, 51 percent, medium in the amount is 1,94 percent, and lightly damaged in the amount is 1,55 percent. The compliance of road field in Nagan Raya by made survey of specific road condition in the amount is 164,10 percent, meanwhile on the survey of road condition in visual method in the amount is 166,67 percent
ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KARYAWAN DAN BUKAN KARYAWAN (STUDI KASUS JALAN BANDA ACEH – MEDAN KM 9 – KM 9,5 DESA LAMBARO KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR) Rachmad Muchlas; Renni Anggraini; Irin Caisarina
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan Vol 1, No 4 (2018): Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan
Publisher : Prodi Magister Teknik Sipil Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jarsp.v1i4.12453

Abstract

Employees who work in the Jantho city parked vehicle in the Lambaro village Ingin Jaya subdistrict Aceh Besar district. Lack of parking locations motorcycle and car causing the vehicle to be chaotic parking. This study aims to analyze the characteristics of the street parking in Banda Aceh – Medan road KM 9 - KM 9,5 . Primary data is data volume required duration of parking and parking, then the data were analyzed using analysis of the characteristics of the park include the calculation of the volume of parking, the average duration of parking, parking capacity, indexes parking and parking plot needs. Results of the analysis showed that the characteristics of parking street parking conditions Banda Aceh - Medan road KM 9 - KM 9,5 already can not accommodate parking requests motorcycle and car. Number of parking plots needs at that location is for motorcycle are as much as 275 stall and parking for car are 44 parking stalls.
EVALUASI SARANA DAN PRASARANA PARIWISATA PANTAI PASIR PUTIH DESA LAMREH KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR Riki Kurniawan; Renni Anggraini; Irin Caisarina
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan Vol 2, No 4 (2019): Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan
Publisher : Prodi Magister Teknik Sipil Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jarsp.v2i4.14947

Abstract

Pasir Putih Beach located in Lamreh Village is a unique and distinctive tourist attraction which differs from the beaches in other regions. The existence of this beach has not been balanced with the availability of adequate facilities and infrastructure, to provide comfort and activity for tourists. The physical potential found on Pasir Putih Beach is the unique white sand with treesgrowing in the water, calm waves, existing local traditional fishing boat bases, photogenic spots, places which often used as camping sites and barbecues, it is far from the city noise, and close to other tourist objects such as Bukit Suharto Peak, Bukit Lamreh, and Ujung Kelindu. The non-physical potential found in Pasir Putih Beach is the friendly attitude, and the culture of the community. This study aims to identify existing conditions of tourism facilities and infrastructure in Pasir Putih Beach, the level of community participation in tourism development, and to identify strategies for developing tourism facilities and infrastructure. Primary data is obtained through the distribution of questionnaires, observations and interviews. Data analysis used descriptive analysis and SWOT. The results showed that the tourism facilities and infrastructure in Pasir Putih Beach were mostly in accordance with 12 indicators (52.17%). In the development of Pasir Putih Beach tourism, the level of community participation is still low, 72.95% of the community has never participated. The strategy for the development of tourism facilities and infrastructure in Pasir Putih Beach is to increase the quantity and quality of facilities and infrastructure, increase community participation/involvement in facilities and infrastructure maintenance activities, implement legal products in the development of facilities and infrastructure, and form partnerships that can strengthen collaboration in developing the infrastructure.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TARIF BUS TRANS KOETARADJA BERDASARKAN ABILITY TO PAY (ATP) Dhuyufur Rahmani; Renni Anggraini; Irin Caisarina
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan
Publisher : Prodi Magister Teknik Sipil Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jarsp.v1i1.10344

Abstract

A fare is a cost that should be paid by the user of the public transportation. The fare is set by the operator who provides the service of the transportation. The aim of this study is to determine the characteristics of the respondents, to analyze the fare based on Ability to Pay (ATP), and to investigate financial feasibility of the ATP fare of Trans Koetaradja bus. The study focuses on Corridor I of Keudah-Darussalam Trans Koetaradja route. Primary data was obtained using questionnaire survey with Stated Preference (SP) method. The sampling technique is Stratified Random Sampling. The target population is the resident of Kutaraja, Kuta Alam and Syiah Kuala districts. The respondents are divided into school students, university students and elderly/disabilities. The results of this study suggest that the ATP fare of Trans Koetaradja service is Rp. 3.200 (school students), Rp. 3.300 (university students), Rp. 3.500 (general public) and Rp. 3.400 (elderly/disability). The estimated gross income by the operator from this ATP fare is Rp. 1.074.590.000/year. The estimated VOC is Rp.13.544.838.955/bus/year. The calculation of investment feasibility of NPV with the rate of Rp. 317.330.243, BCR is around 1,029. Return capital of the ATP’s fare in the year 2016 - 2026 is the 10th year. Return of financial capital is low (around 15 years). The value of IRR is 16,30% which is more than level of interest of IRR greater than 14%. The result of financial feasibility ATP’s fare, WTP and fare of Transportation Department Aceh (Trans Koetaradja bus) is favorable and feasible.
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI BANTARAN SUNGAI KRUENG DAROY Farisa Sabila; Irin Caisarina; Afifa Salsabila
Rumoh Vol. 11 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1510.848 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v11i2.154

Abstract

Pesatnya perkembangan pembangunan kota memicu terjadinya kelangkaan lahan akan tempat tinggal bagi masyarakat. Ketidakmampuan akan penyediaan lahan-lahan permukiman baru juga memicu berkembangnya kawasan-kawasan permukiman yang tidak sesuai dengan peruntukan lahannya. Adapun salah satu contoh yang lazim ditemukan dari fenomena perubahan guna lahan ialah tumbuhnya permukiman kumuh di sempadan sungai. Kawasan bantaran sungai Krueng Daroy, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar mengalami permasalahan terkait ketidaksesuaian penggunaan lahan berupa berkembangnya permukiman kumuh di bantaran sungai sejak tahun 1989 hingga saat ini. Hal yang sangat mengkhawatirkan adalah kawasan ini merupakan kawasan yang mengalami kerentanan akibat ancaman banjir sepanjang tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik permukiman kumuh di bantaran Sungai Krueng Daroy melalui identifikasi terhadap pola perkembangan spasial kawasan permukiman kumuh dan aspek fisik dan non fisik yang membentuk kawasan kumuh di bantaran Sungai tersebut serta menelusuri faktor pemicu berkembangnya permukiman kumuh di kawasan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif untuk menemukan karakteristik serta faktor yang mendasari terbentuknya permukiman kumuh melalui observasi dan kuisioner terhadap persepektif masyarakat terkait permukiman kumuh. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pola penggunaan lahan eksisting yang berada di kawasan sempadan sungai Krueng Daroy didominasi aktivitas permukiman dengan kondisi permukiman yang tidak sesuai dengan standar rumah layak huni. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya kawasan kumuh di Krueng Daroy adalah faktor demografi, sosial ekonomi, akses terhadap fasilitas publik, preferensi, regulasi, sosialiasi serta partisipasi masyarakat dalam menyusun arahan rencana tata ruang. Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan membuka gagasan bagi studi lanjutan untuk memberikan rekomendasi terkait penyelesaian permasalahan kumuh di kawasan Krueng Daroy agar kawasan sungai tetap terjaga serta membuka opsi kepada masyarakat agar dapat hidup dengan layak pada area permukiman yang direkomendasikan nantinya.
PENGEMBANGAN WILAYAH MELALUI SEKTOR UNGGULAN: PERSEPSI STAKEHOLDER : Studi Kasus: Kabupaten Aceh Besar Myna Agustina Yusuf; Irin Caisarina; Sanna Nadia
Rumoh Vol. 11 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.33 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v11i2.165

Abstract

Salah satu tujuan pengembangan wilayah adalah meningkatkan ekonomi dan mensejahterakan masyarakat. Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang masih belum maju dalam pengembangan wilayahnya jika dibandingkan dengan kota/kabupaten di sekitarnya. Pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Besar cukup penting dilakukan terutama memiliki sektor beragam dalam wilayah administratif yang sangat luas yaitu 404,35 Km2. Pengembangan dapat dilakukan melalui sektor unggulan wilayah yang menggambarkan potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi dalam lingkup kabupaten. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sektor unggulan daerah Kabupaten Aceh Besar, memetakan potensi dan peluangnya kemudian merekomendasikan pengembangan wilayahnya berdasarkan persepsi stakeholder. Data yang digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten dan hasil wawancara. Sektor unggulan ditetapkan dalam tiga tahapan analisis sektor ekonomi wilayah yaitu Location Quotient (LQ), Shift Share, dan Klassen Typology. Perumusan strategi didasarkan atas olahan hasil wawancara dan analisis SWOT. Hasil analisis sektor unggulan menunjukkan yang memiliki pertumbuhan serta kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Aceh Besar adalah kontruksi, sektor transportasi dan pergudangan, sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor, sektor informasi dan komunikasi serta sektor real estate. Potensi utamanya adalah lokasinya yang strategis, namun kualitas SDM rendah sebagai kelemahan utamanya. Langkah pengembangan wilayah yang dapat dilakukan adalah membangun tenaga kerja memiliki kualitas kompetensi tinggi, mengembangkan inovasi teknologi BIM (Building Information Modelling), meningkatkan produksi komoditas yang berpotensi dan memiliki nilai jual tinggi, meningkatkan potensi SDM untuk memaksimalkan potensi, melakukan pengembangan sistem transportasi yang terintegrasi dengan transportasi Kota Banda Aceh, meningkatkan pembangunan infrastruktur yang mendukung pengembangan informasi dan komunikasi, dan melakukan pengendalian pembangunan perumahan.
PENGARUH GREEN INFASTRUCTURE TERHADAP PERENCANAAN PROGAM INISIASI GREEN CITY BANDA ACEH 2023: The Influence of Green Infrastructure on the Planning of the Green City Banda Aceh 2023 Initiation Program Riza Fitri; Irin Caisarina
Rumoh Vol. 12 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.655 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v12i1.189

Abstract

Sebagai upaya mengatasi berbagai persoalan dan mendukung pengembangan Kota Banda Aceh, seperti kurangnya green infrasructure yang dapat digunakan sebagai pemasok energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu Kota Banda Aceh sudah merencanakan program inisiasi green city yang akan dicanangkan dikembangkan pada tahun 2023 mendatang. Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi para perencana dalam menentukan perencanaan dan perancangan konsep green city yang akan ikut terlibat pula perencanaan-perencanaan green infrastructure. Maka dalam penelitian ini fokus yang akan dikaji mengenai keberadaan serta pengaruh green infrastructure terhadap perancanaan program inisiasi green city di Kota Banda Aceh yang akan diterapkan oleh pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode studi metode kualitatif deskriptif dan studi kepustakaan terkait green infrastructure dan green city. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran terkait pengaruh penggunaan green infrastructure dalam mewujudkan program inisiasi green city yang akan diterapkan untuk kota Banda Aceh tahun 2023 mendatang.