Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Efek Logoterapi dan Psikoedukasi Kelarga terhadap Ketidakberdayaan Klien Penyakit Kronis di Rumah Sakit Umum Susanti Niman; Budi Anna Keliat; Mustikasari Mustikasari
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 2, No 2 (2014): November 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.624 KB) | DOI: 10.26714/jkj.2.2.2014.118-128

Abstract

Powerlessness in chronic diseases caused by physiological factors, medication management, process loss, lack of knowledge, health care systems, social issues, lack of resources beyond the individual, and cultural uncertainty (Lukbin & Larsen, 2013). The purpose of this final scientific work was to determine the effects of logotherapy and family psychoeducation to client’s powerlessness in chronic diseases were treated in public hospitals through Orems's Selfcare Model approach. Nursing implementations logotherapy and family psychoeducatiob provided to 17 clients with chronic illness who were treated 3-6 days and 7 clients were treated 1-2 days.The results of the implementation of logotherapy on the client and the caregiver's family psychoeducation may reduce signs and symptoms of powerlessness, increased ability to cope client and their families with powerlessness and selfcare. The mean increase in the ability of 17 clients who where treated 3 - 6 days higher than the 7 clients are treated 1-2 days. Scientific work is recommended for clients powerlessness due to chronic illness.
The Effect Of Family Psychoeducation On Social Support Among Congestive Heart Failure Patients Susanti Niman; Achir Yani S Hamid; Ice Yulia W
Dunia Keperawatan Vol 8, No 1 (2020): MARCH 2020
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v8i1.7679

Abstract

The prevalence of CHF is increasing every year. The impact of a psychosocial condition requiring comprehensive treatment for CHF in all aspects. One contributing factor to success is the involvement of the family. Purpose: This study aimed to determine the differences of social support towards clients with CHF who were receiving family psychoeducation.  Method: This study used a Quasi -experimental pre-post test without a control group”.  A sample of  25 respondents and sample retrieval techniques with a purposive sampling procedure. The instrument used was an ISSB questionnaire for measuring social support. The intervention group was provided with family psychoeducation that performed 5 sessions. Result and conclusion: The finding this study showed was a significant change before and after the family support family psychoeducation (p-value 0.00<α).  Characteristics of the family and the client is not associated with social support. Family psychoeducation research way recommended developed in a public hospital.
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT STRES IBU YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA Hendrikus Novanolo Laia; Friska Sinaga; Susanti Niman
Jurnal Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2020): April : Health Journal “Love That Renewed”
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.435 KB) | DOI: 10.55912/jks.v8i1.2

Abstract

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan melakukan wawancara pada 10 ibu ABK di SLB, didapatkan ibu mengatakan sering mangalami kelelahan, sakit kepala dalam merawat, mengawasi anak berkebutuhan khusus, kurangnya pembagian tugas dalam membantu mendampingi, mengasuh, dan memberikan informasi tentang cara menghadapi ABK dari suami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat stres ibu ABK di SLB. Dukungan adalah informasi dan umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai, dihargai, dihormati dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban timbal balik. Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan sehari-hari. Metode penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional melalui pendekatan cross­-sectional dengan analisa data menggunakan uji Spearman rank. Instrumen penelitian ini menggunakan angket yang dibagikan pada 146 ibu ABK dengan teknik total sampling. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara dukungan suami dengan tingkat stres ibu yang memiliki ABK di SLB dengan (p-value 0,004 <0,05). Peneliti menyarankan kepada SLB untuk membuat kegiatan “Family Support Group”.
HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN PENGETAHUAN KEHAMILAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI 10 RW DESA CIMANGGU Karlita Tri Agustin; Yosi Maria Wijaya; Susanti Niman
Jurnal Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2021): April : Health Journal “Love That Renewed”
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.603 KB) | DOI: 10.55912/jks.v9i1.25

Abstract

Data Dinas Kesehatan Bandung Barat tahun 2016 angka kematian ibu mengalami peningkatan yaitu 25 ibu. Peran kader penting dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Studi pendahuluan dilakukan dengan wawancara didapatkan 8 ibu hamil yang tidak mengetahui kehamilan risiko tinggi serta belum mendapatkan penyuluhan khusus mengenai bahaya kehamilan risiko tinggi oleh kader kesehatan. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan peran kader dengan pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil di 10 RW Desa Cimanggu. Peran Kader adalah perilaku yang dilakukan kader secara aktif dalam membantu masyarakat untuk menangani masalah kesehatan. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, desain deskriptif korelasi, melalui pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel secara total sampel didapatkan 179 responden. Analisis univariat menunjukkan lebih dari setengah peran kader aktif (58,1%) dan lebih dari setengah pengetahuan ibu hamil baik (62,6%). Analisis bivariat menggunakan uji chi-square menunjukkan ada hubungan peran kader dengan pengetahuan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil (p-value =0.030). Saran kepada kader dan petugas Puskesmas Ngamprah yaitu sebulan sekali melakukan penyuluhan dengan topik yang menarik seputar kehamilan khususnya kehamilan risiko tinggi dengan memberikan leaflet atapun poster saat penyuluhan.
Prevalensi Masalah Emosional: Stres, Kecemasan dan Depresi pada Usia Lanjut Elizabeth Ari Setyarini; Susanti Niman; Tina Shinta Parulian; Sani Hendarsyah
Bulletin of Counseling and Psychotherapy Vol. 4 No. 1 (2022): Bulletin of Counseling and Psychotherapy
Publisher : Kuras Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51214/bocp.v4i1.140

Abstract

This study aims to describe the prevalence of emotional problems in the elderly in West Bandung. This research is quantitative research with descriptive design with research respondents totaling 106 people who seek treatment with physical complaints to Puskesmas DTP Gunung Halu West Bandung. The instrument for measuring the prevalence of emotional problems uses the Indonesian version of DASS 42. Data analysis using frequency distribution. The results obtained for demographic data 57.5% of respondents are female, 41.5% education level is elementary school graduates and 32.1% of respondents are housewives. The prevalence of emotional problems experienced by mild stress was 9.4%, moderate 19.8%, severe 24.5% and very severe 24.5%. The prevalence of anxiety was 19.8% at mild level, 35.8% moderate level, 34.9% severe level and 6.6% very severe level. The prevalence of depression was 16.0% at mild level, 32.1% moderate level and 22.6% severe level. The finding of emotional problems of stress, anxiety and depression in the elderly group indicates the need for mental health services at the level of primary health services such as Puskesmas.
PENGARUH DUKUNGAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP SELF CARE PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE : STUDI LITERATUR Susanti Niman; Yosef Syukurman Ziliwu; Yuanita Ani Susilowati
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) Vol 9 No 2 (2021): Edisi Juli - Desember 2021
Publisher : Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53345/bimiki.v9i2.192

Abstract

Pendahuluan: Congestive Heart Failure merupakan sindrom klinis berbahaya dari gangguan jantung fungsional atau struktural, mengganggu pengisian ventrikel dan sirkulasi sistemik tubuh. Kondisi tersebut menuntut kemampuan perawatan diri dari pasien Congestive Health Failure untuk mempertahankan kesehatannya.Tujuan dari literature review untuk menganalisis dampak edukasi perawat terhadap self care pasien Congestive Heart Failure. Metode: Literature review dengan pencarian artikel menggunakan kata kunci “Congestive Heart Failure”, “edukasi perawat”, dan “perawatan mandiri” dalam basis data PubMed, Google Scholar, dan ResearchGate. Hasil: Hasil dari pencarian artikel didapatkan 12 artikel. Analisis artikel didapatkan bahwa edukasi perawat berdampak terhadap kemampuan self care pasien CHF yang membuktikan bahwa adanya perubahan perawatan diri pada pasien sebelum dan sesudah diberikan edukasi kesehatan oleh perawat. Kesimpulan: Edukasi perawat dapat meningkatkan kemandirian pasien. Kata kunci: Congestive Heart Failure (CHF); edukasi perawat; self care.
Efektifitas Logoterapi terhadap Harga Diri Rendah Situasional pada Mahasiswa Ira Octavia Siagian; Susanti Niman
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 10, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.10.2.2022.337-344

Abstract

Harga diri merupakan komponen yang penting bagi kesehatan dan hubungan interpersonal. Harga diri rendah situasional dapat memicu munculnya masalah kesehatan jiwa pada mahasiswa. Intervensi keperawatan jiwa spesialis dibutuhkan untuk membantu mahasiswa yang mengalami harga diri rendah situasional. Logoterapi sebagai intervensi keperawatan jiwa spesialis dapat membantu individu menemukan makna dan tujuan hidup. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas intervensi logoterapi terhadap harga diri rendah situasional. Desain Penelitian menggunakan desain quasi eksperimen none group pre test-post test. Sampel sebanyak 30 mahasiswa berdasarkan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi mahasiwa kelas regular, semester satu dan mengalami harga  diri rendah situasional. Efektifitas intervensi logotherapi dianalisa menggunakan uji paired sample T Test. Hasil penelitian menunjukkan ρ value 0.016 (ρ˂0,05), terdapat perbedaan yang signifikan antara harga diri rendah situasional sebelum dan setelah dilakukan logoterapi. Dapat disimpulkan bahwa logoterapi terbukti efektif dalam meningkatkan harga diri situasional yang dialami oleh mahasiswa.
Manajemen emosi sebagai bentuk upaya promosi kesehatan jiwa pada remaja susanti niman; Tina Shinta Parulian Siahaan
Jurnal Pengabdiaan Masyarakat Kasih (JPMK) Vol 3 No 2 (2022): April
Publisher : JPMK : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kasih Published by Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52841/jpmk.v3i2.208

Abstract

Promosi kesehatan jiwa merupakan upaya untuk mempertahankan kesehatan jiwa. Remaja menjadi sasaran promosi kesehatan jiwa mengingat tingginya prevalensi masalah kesehatan jiwa di usia ini. Bentuk promosi kesehatan jiwa yang dapat dilakukan pada remaja adalah manajemen emosi. Manajemen emosi penting bagi remaja sebab masa ini adalah masa pencarian identitas diri, selain itu masalah emosi dapat beresiko meningkatkan masalah kesehatan jiwa. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam mengelola emosi serta mencegah munculnya masalah gangguan emosi. Kegiatan dilakukan secara online melalui media zoom. Metode yang digunakan berupa pemberian edukasi kesehatan jiwa melalui ceramah, memberikan leaflet tentang cara mengelola emosi, diskusi serta tanya jawab diakhir kegiatan. Peserta juga mengisi pretest dan posttest. Jumlah peserta 40 orang remaja (12.5% laki-laki dan 87.5% perempuan), usia antara 15 – 21 tahun dengan pendidikan 75% adalah mahasiswa. Hasil dari kegiatan terjadi perubahan yang signifikan dari pengetahuan, dimana sebelumnya diberikan edukasi mean 35.75 dan setelah diberikan menjadi mean 81.00. Remaja harus mengenali penyebab perubahan emosi yang dialami, tidak membiarkan status emosi negatif menetap pada dirinya, melakukan usaha untuk mengatasi emosi negatif dengan cara yang efektif serta mempertahankan emosi yang positif.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI DENGAN HEALTH BELIEF PENGGUNAAN KONDOM PADA WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) Rahmatia; Yosi Maria Wijaya; Susanti Niman
Jurnal Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2022): April : Health Journal “Love That Renewed”
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55912/jks.v10i1.49

Abstract

The data found that female sex workers with a lifespan of 20 to 30 years say do not use condoms during sexual intercourse and do not believe that condoms can prevent sexually transmitted diseases. Behaviors of using condoms among female sex workers can be seen with a health belief approach. This study aims to determine the relationship of sociodemographic characteristics and health beliefs in condom use among female sex workers. Health belief is a concept that expresses the reason of the individual willingness to do healthy behaviors. This study used cross sectional design in 60 female sex workers. Sociodemographic data analysis using frequency distribution, bivariate analysis using Chi-square test. The results show 70.0% of respondents classified as early adulthood, 53.3% respondents had primary education, 65.0% respondents had low an income, 68.3% respondents were married, and 55. 0% of respondents have a low health belief of condom use. Based on statistical analysis showed that there was no significant relationship between age and income with the health belief of condom use (p = <0.05). The researcher give an agency to provide counseling care.
PERBANDINGAN KECEMASAN KEMATIAN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN PADA KOMUNITAS HOMOSEKSUAL DI SAUMLAKI KEPULAUAN TANIMBAR Ferdinan Sihombing; Rosalia; Susanti Niman
Jurnal Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2022): April : Health Journal “Love That Renewed”
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55912/jks.v10i1.52

Abstract

The situation of being transgender and being a homosexual can make them feel like an alien. Homosexual behavior is very risky for the incidence of sexually transmitted diseases and the threat of death. The existence of this awareness of death raises a different response in each person, including anxiety. Not infrequently death anxiety is felt excessively and causes observable symptoms. This study aims to determine differences in death anxiety among homosexual groups in the Perwasi community in Saumlaki, Tanimbar Islands with various educational backgrounds, namely elementary, junior high, and high school/vocational schools. The research method used is comparative descriptive. Sampling used purposive sampling in which only willing homosexuals became research respondents. Death anxiety was measured using Templer's Death Anxiety Scale questionnaire containing 15 questions. It was found that all groups were at a low level of anxiety with a mean value of elementary education 4.46 (+1.330), junior high school education 4.79 (+0.893), and high school/vocational school education 4.83 (+1.466). One-way ANOVA showed no significant difference in anxiety levels between all groups. In conclusion, this study indicated that the three groups of respondents experienced low death anxiety and there was no significant difference in the mean score of death anxiety for all groups based on educational background.