Claim Missing Document
Check
Articles

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Kemandirian Belajar Siswa SMA Swasta Tunas Pelita Binjai Nurliza Fahmi; Bornok Sinaga; mulyono mulyono
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 14, No 2 (2021): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v14i2.32695

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: (1) menemukan perangkat pembelajaran berkualitas yang dikembangkan melalui pembelajaran berbasis pendekatan matematika realistik, (2) Mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis siswa melalui perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui pembelajaran pendekatan matematika realistik, (3) Mendeskripsikan kemandirian belajar siswa melalui perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui pembelajaran berbasis pendekatan matematika realistik, (4) Mengetahui respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui pembelajaran berbasis pendekatan matematika realistik. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Model pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini diadaptasi dari nodek pengembangan 4-D yang terdiri dari tahap define, design, develop, dan disseminate. Uji coba dilakukan dengan tiga tahap yakni (1) uji validasi ahli; (2) uji coba terbatas; dan (3) uji coba lapangan. Instrument penelitian ini yang digunakan adalah lembar validasi, lembar penilaian terhadap perangkat pembelajaran, dan lembar observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, tes koneksi matematis, dan skala kemandirian belajar. Analisis data kevalidan dan analisis data kepraktisan masing-masing dilakukan dengan menkonversi data kuantitatif berupa skor hasil penilaian menjadi data kualitatif berupa nilai standar. Analisis data keefektifan tes koneksi matematis dilaksanakan dengan cara menentukan persentase ketuntasan minimal, sedangkan skala kemandirian belajar ditinjau dari peningkatan belajarnya. Penelitian ini memperoleh perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS, dan Buku Siswa. Masing-masing perangkat pembelajaran memenuhi kualitas valid, praktis, dan efektif.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA NEGERI 17 MEDAN Randi Tampubolon; Bornok Sinaga; Mulyono Mulyono
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 14, No 1 (2021): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v14i1.24890

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) tingkat kevalidan perangkat pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, 2) tingkat keefektifan perangkat pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah , 3) tingkat kepraktisan perangkat pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, 4) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam penerapan perangkat pembelajaran berbasis masalah. Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Dick and Carey dengan subjek kelas X SMA Negeri 17 Medan. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah RPP, LKPD, BPG, dan BS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar validasi, lembar observasi keterlaksanaan, dan test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria valid baik dalam validitas isi dengan rata-rata 4,38 dan validitas konstruk dengan uji reabilitas r11 sebesar 0,934 ; 2) Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis dilihat dari respon guru siswa dan siswa menytakan praktis, keterlaksanaan perangkat 81,47% pada ujicoba I dan 89,13% pada ujicoba II ; 3) Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria efektif dilihat dari ketuntasan klasikal 38,89% pada ujicoba I dan 91,67% pada ujicoba II, respon siswa 89,81% pada ujicoba I dan 93,33% pada ujicoba II  ; 4) Terdapat peningkatan N-Gain kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan perangkat berbasis masalah yang dikembangkan pada ujicoba I sebesar 0,32 dalam kategori rendah meningkat pada ujicoba II sebesar 0,53 dalam kategori sedang.Kata Kunci: Pengembangan  Perangkat Pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Masalah, Kemampuan Pemecahan Masalah, Model Dick and Carey
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA YANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP Iwan Jepri; Bornok Sinaga; Hermawan Syahputra
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 11, No 2 (2018): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v11i3.22926

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai gaya belajar siswa di SMP Santo Petrus Medan, kemudian menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam pemecahan masalah yang ditinjau dari gaya belajar akomodasi, divergen, konvergen, dan asimilasi. Selain itu, dilakukan wawancara terhadap kesalahan siswa untuk menemukan kesulitan siswa dalam pemecahan masalah. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 33 siswa, diperoleh siswa dengan gaya belajar akomodasi berjumlah 5 siswa (15,15%), siswa dengan gaya belajar divergen berjumlah 8 siswa (24,24 %), siswa dengan gaya belajar konvergen berjumlah 7 siswa (21,21%), dan siswa dengan gaya belajar asimilasi berjumlah 13 orang (39,39%). Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa diperoleh tingkat kemampuan berpikir kreatif dalam kategori tinggi berjumlah 4 siswa (12,12%), kategori sedang berjumlah 7 siswa (21,21%), dan kategori rendah berjumlah 22 siswa (66,66%). Dari hasil wawancara terhadap siswa, untuk gaya belajar akomodasi mengalami kesulitan pada indikator konsep, prosedur, dan prinsip. Pada gaya belajar divergen siswa mengalami kesulitan pada indikator fakta, konsep, dan prinsip. Pada gaya belajar konvergen siswa mengalami kesulitan pada indikator prosedur, fakta, dan prinsip. Pada gaya belajar asimilasi siswa mengalami kesulitan pada indikator fakta, konsep, dan prinsip.Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Gaya Belajar.
ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Khairatun Nisa Rambe; Bornok Sinaga; Asmin Asmin
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 13, No 2 (2020): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v13i3.22912

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui: (1) tingkat kemampuan metakognisi dalam pemecahan masalah matematis ditinjau dari gaya belajar siswa pada pembelajaran berbasis masalah; (2) proses jawaban metakognisi siswa dalam pemecahan masalah matematis ditinjau dari gaya belajarnya pada pembelajaran berbasis masalah; (3) kesulitan metakognisi yang dialami siswa dalam pemecahan masalah matematis ditinjau dari gaya belajarnya pada pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa MTs Negeri 1 Labuhanbatu Selatan yang berjumlah 34 orang. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: (1) Terdapat 7 orang (23,52%) siswa dengan gaya belajar pragmatis, siswa dengan kemampuan tinggi, berada pada tingkat kemampuan metakognisi strategic use, siswa berkemampuan sedang, berada pada tingkat kemampuan metakognisi aware use, dan siswa berkemampuan rendah, berada pada tingkat kemampuan metakognisi tacit use; Terdapat 13 orang (44,11%) siswa dengan gaya belajar reflektor, siswa dengan kemampuan tinggi berada pada tingkat metakognisi reflective use dan strategic use. Siswa berkemampuan sedang, berada pada tingkat kemampuan metakognisi aware use, dan siswa berkemampuan rendah, berada pada tingkat kemampuan metakognisi tacit use; Terdapat 10 siswa (32,35%) dengan gaya belajar teoris, siswa dengan kemampuan sedang, berada pada tingkat kemampuan metakognisi aware use, dan siswa berkemampuan rendah, berada pada tingkat kemampuan metakognisi tacit use; dan terdapat 4 orang siswa dengan gaya belajar aktivis. (2) Kesulitan siswa dengan gaya belajar pragmatis, siswa mengalami  kesulitan pada aspek konsep, prinsip, dan prosedur. Kesulitan siwa dengan gaya belajar reflektor, siswa mengalami pada aspek prinsip, dan prosedur; Kesulitan siswa dengan gaya belajar teoris, siswa mengalami fakta, konsep dan prinsip; dan Kesulitan siswa dengan gaya belajar aktivis, siswa mengalami kesulitan fakta, konsep, dan prosedur.Kata Kunci: Kemampuan Metakognisi, Pemecahan Masalah,  Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Gaya Belajar Honey & Mumford
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN OTENTIK BERBASIS MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Rusmin Sianipar; Bornok Sinaga; Wamington Rajagukguk
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 10, No 1 (2017): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v10i2.8695

Abstract

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah kenyataan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa masih rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada penelitian ini dikembangkan suatu perangkat pembelajaran dan penilaian otentik berbasis model discovery learning yang dapat memampukan siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan tujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran dan penilaian otentik yang efektif, beserta seluruh instrumen penelitian yang terkait dengan penerapan perangkat tersebut dalam pembelajaran matematika pada materi perbandingan. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yakni tahap pertama pengembangan perangkat pembelajaran berbasis model discovery learning dengan mengacu model pengembangan Four-D, dan tahap kedua mengujicobakan perangkat pembelajaran pada 30 siswa SMP Negeri 2 Kualuh Hulu dengan empat kali pertemuan. Rancangan dalam ujicoba menggunakan one group pretest-posttest design.  Temuan hasil penelitian yakni: 1) perangkat pembelajaran yang dihasilkan, berupa: rencana pembelajaran, buku siswa, buku guru, lembar aktivitas siswa, tes kemampuan berpikir kreatif, telah memenuhi kriteria baik/valid; 2) keefektifan perangkat pembelajaran disimpulkan berdasarkan pada: (i) persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa adalah 80,5% dari 30 siswa yang mengikuti tes. (ii) ketercapaian persentase waktu ideal untuk setiap kategori aktivitas siswa dan guru, (iii) rata-rata nilai kategori kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah 3,18, termasuk kategori baik, (iv) respons siswa dan guru terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran adalah positif
ANALISIS KESULITAN PROSES BERPIKIR KREATIF MATEMATIS BERBASIS METAKOGNISI SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Endang Hutauruk; Bornok Sinaga; Mulyono Mulyono
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 11, No 1 (2018): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v11i1.22884

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui: (1) tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis berbasis metakognisi siswa yang diajar menggunakan model Problem Based Learning (PBL); (2) deskripsi proses jawaban kemampuan berpikir kreatif matematis berbasis metakognisi siswa dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Leraning (PBL); (3) kesulitan proses berpikir kreatif matematis berbasis metakognisi siswa yang diajar menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini merupakan penelitian kulaitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 27 Medan kelas VII-5 yang berjumlah 32 orang. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: (1) terdapat 6 siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis kategori tinggi dengan metakognisi tingkat reflective use berjumlah 1 siswa dan metakognisi tingkat strategic use berjumlah 5 siswa; terdapat 12 siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis kategori sedang dengan metakognisi tingkat strategic use berjumlah 10 siswa dan metakognisi tingkat aware use berjumlah 2 siswa; terdapat 14 siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis kategori rendah dengan tingkat metakognisi aware use berjumlah 11 siswa dan metakognisi tingkat tacit use berjumlah 3 siswa; (2) Proses jawaban siswa diamati berdasarkan teori Wallas, maka disimpulkan bahwa: a) siswa dengan kemampuan berpikir kreatif matematis tingkat tinggi dengan metakognisi tingkat reflective use dan strategic use dengan proses jawaban yang memenuhi tahapan persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi, b) siswa dengan kemampuan berpikir kreatif matematis tingkat sedang dengan metakognisi tingkat strategic use bahwa proses jawaban siswa memenuhi tahapan persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi sedangkan siswa dengan metakognisi tingkat aware use beberapa siswa tidak mencapai tahapan verifikasi, c) siswa dengan kemampuan berpikir kreatif matematis tingkat rendah dengan metakognisi tingkat aware use dan tacit use dengan proses jawaban yang tidak memenuhi tahapan iluminasi dan verifikasi; (3) Siswa yang mengalami kesulitan yang dialami oleh siswa tingkat sedang dan rendah yang mencakup pada kesulitan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.Kata Kunci: proses berpikir kreatif, metakognisi,  model problem based learning
ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN dan BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING Fernanda Yossi Ben Siallagan; Bornok Sinaga; Waminton Rajagukguk
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 14, No 1 (2021): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v14i1.27038

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) kemampuan penalaran dan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan menggunakan model penemuan terbimbing. 2) proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. 3) kesulitan dari kemampuan penalaran dan berpikir kreatif matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini melibatkan siswa SMP Parulian 1 Medan Kelas VII sebanyak 28 orang siswa yang diberi perlakuan pembelajaran penemuan terbimbing pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan penalaran matematis siswa dengan model penemuan terbimbing pada kategori tinggi ada 8 siswa, pada kategori sedang ada 14 siswa, dan pada kategori rendah ada 6 siswa. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan model penemuan terbimbing terdapat 5 siswa pada kategori tinggi, 10 siswa pada kategori sedang, dan 13 siswa pada kategori rendah. 2) proses jawaban siswa dideskripsikan maka disimpulkan bahwa: a) tingkat penalaran siswa pada kategori tinggi adalah nominan siswa menyelesaikan masalah mencapai indikator penalaran dan berpikir kreatif dengan sedikit mengalami kesulitan. b) tingkat penalaran siswa pada kategori sedang adalah nominan siswa menyelesaikan masalah pada indikator mampu mengajukan dugaan (conjecture), mampu memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan, mampu menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, dan mampu memeriksa keshahihan argument. Sedangkan pada kemampuan berpikir kreatif matematis tingkat sedang bahwa proses jawaban siswa memenuhi tahapan persiapan, inkubasi, iluminasi dan ada beberapa siswa tidak mencapai tahapan verifikasi c) tingkat penalaran siswa pada kategori rendah adalah nominan siswa tidak mampu mencapai indikator penalaran, sedangkan siswa dengan kemampuan berpikir kreatif matematis tingkat rendah dengan proses jawaban yang tidak memenuhi tahapan iluminasi dan verifikasi. 3) Kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu pada kategori sedang dan rendah yang mencakup pada kesulitan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.Kata Kunci: Penelitian Kualitatif Deskriptif, Kemampuan Penalaran Matematis, Kemampuan Berpikir Kreatif matematis, Penemuan Terbimbing
PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN METAKOGNISI SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR YANG MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN CTL DAN KONVENSIONAL DI SMPN 2 DEWANTARA KABUPATEN ACEH UTARA Nuraini .; Dian Armanto; Bornok Sinaga
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 5, No 1 (2012): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v6i2.1082

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang model pembelajarannya menerapkan CTL dan konvensional; perbedaan kemampuan metakognisi siswa yang model pembelajarannya menerapkan CTL dan konvensional; interaksi antara pembelajaran CTL dan gaya belajar (VAK) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa; interaksi antara pembelajaran konvensional dan gaya belajar (VAK) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa; interaksi antara pembelajaran CTL terhadap kemampuan metakognisi siswa; interaksi antara pembelajaran konvensional dan gaya belajar (VAK) terhadap kemampuan metakognisi siswa; mendeskripsikan kadar aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran CTL dan mendeskripsikan tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan CTL. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini siswa VII SMPN 2 Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Analisis inferensial data untuk melihat perbedaan dilakukan dengan analisis kovarians (ANAKOVA) dan ANOVA 2 jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang diberi pembelajaran CTL dengan konvensional, sedangkan ditinjau dari gaya belajar (VAK) kemampuan komunikasi matematis antara ketiga gaya belajar tidak terdapat perbedaan; terdapat perbedaan kemampuan metakognisi antara siswa yang diberi pembelajaran CTL dengan konvensional, sedangkan jika ditinjau dari gaya belajar (VAK) kemampuan metakognisi siswa tidak terdapat perbedaan. Sedangkan untuk melihat interaksi antara faktor pembelajaran dan gaya belajar digunakan ANAVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran CTL dan gaya belajar (VAK) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa; tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran konvensional dan gaya belajar (VAK) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa; tidak terdapat interaksi antara pembelajaran CTL dan gaya belajar (VAK) terhadap kemampuan metakognisi siswa; terdapat interaksi antara pembelajaran konvensional dan gaya belajar (VAK) tetapi tidak signifikan. Kadar aktivitas aktif siswa dengan pembelajaran CTL berada pada batas toleransi persentase waktu ideal.. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan CTL berada dalam kriteria baik.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MACROMEDIA FLASH MENERAPKAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA Nurliyah Nasution; Bornok Sinaga; Mukhtar Mukhtar
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 11, No 2 (2018): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v11i3.22941

Abstract

Akar masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa dan orientasi pembelajaran matematika yang terjadi selama ini  tidak menekankan siswa pada pemahaman konsep yang baik. Hal ini menyebabkan rendahnya kemampuan  pemahaman konsep siswa  sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan masalah dan cendurung tidak mandiri dalam belajar.  Untuk mengatasi masalah tersebut pada penelitian ini dikembangkan media  pembelajaran macromedia flash yang diterapkan dengan menggunakan model discovery yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dan menumbuhkan sikap kemandirian belajar siswa. Proses pengembangan media dalam penelitian ini untuk melihat kevalidan, kepraktisan dan keefektifan media pembelajaran. Data yang dihasilhan menunjukkan bahwa media pembelajaran yang di kembangkan telah memenuhi tingkat kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Hasil kevalidan  berada pada tingkat valid,  kepraktisan yang dilihat dari keterlaksanaan berada pada kategori tinggi dan keefektivan yang dilihat dari respon siswa menunjukkan respon yang positif, pengelolaan waktu aktivitas siswa mencapai waktu yang ideal dan  hasil belajar siswa  juga memperoleh hasil yang baik. Adapun angket kemandirian belajar siswa setelah  dilakukan proses pembelajaran menggunakan media menunjukkan adanya peningkatan.Kata Kunci: Media  pembelajaran, discovery learning ,  kemampuan pemahaman konsep dan kemandirian belajar
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN MEDIA SOFTWARE AUTOGRAPH TERHADAP KEMAMPUAN SELF-EFFICACY SISWA DI SMA NEGERI UNGGUL SUBULUSSALAM zulfantry zulfantry; Mulyono Mulyono; Bornok Sinaga
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 14, No 2 (2021): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v14i2.28770

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) Pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share berbantuan Software Autograph terhadap kemampuan self-efficacy siswa, (2) Interaksi antara KAM dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share berbantuan Software Autograph terhadap kemampuan self-efficacy siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI SMA Negeri Unggul Subulussalam Tahun Ajaran 2020/2021 berjumlah 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Sampling. Sampel penelitian dipilih dari dua kelas, yaitu kelas XI-1 dijadikan kelas eksperimen dengan model pembelajaran TPS berbantuan Autograph dan kelas XI-2 dijadikan kelas kontrol dengan tidak diberi perlakuan. Instrumen penelitian menggunakan tes Kemampuan Awal Matematis (KAM) dan kemampuan self-efficacy. Uji statistik data menggunakan Uji ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh self-efficacy siswa antara siswa yang diberi pembelajaran Think Pair Share berbantuan Software Autograph dengan siswa yang diberi pembelajaran Biasa yaitu sebesar 77,3%, (2) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal matematis terhadap self-efficacy siswa. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS), Kemampuan Self-Efficacy, Kemampuan Awal Matematis (KAM).