cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
JURNAL ENGGANO
Published by Universitas Bengkulu
ISSN : 26155958     EISSN : 25275186     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Enggano is published twice a year, in April and September, and contains a mixture of academic articles and reviews on all aspects of marine science and fisheries.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2" : 10 Documents clear
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Halimeda macroloba DARI PANTAI TELUK AWUR, JEPARA, JAWA TENGAH Ahmad Fadhil Muzaki; Wilis Ari Setyati; Subagiyo Subagiyo; Rini Pramesti
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.308 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.144-155

Abstract

Antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh berfungsi sebagai mekanisme perlindungan terhadap serangan radikal bebas memiliki jumlah yang terbatas. Antioksidan eksogen yang aman dan mudah diperoleh adalah antioksidan dari bahan alam seperti Halimeda macroloba yang mengandung senyawa bioaktif meliputi fenol, klorofil a dan b, serta karotenoid. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. H. macroloba diperoleh dari Pantai Teluk Awur - Jepara dicuci bersih dengan air tawar dan diblender. Sampel dimaserasi pada pelarut metanol, etil asetat, dan n-heksan, serta diuapkan dengan rotary evaporator. Aktivitas antioksidan ditentukan dari nilai IC50. Nilai ini diperoleh dari persamaan kurva regresi linier pada nilai inhibisi yang terdeteksi dari nilai absorbansi DPPH murni terhadap pengaruh ekstrak H. macroloba yang diukur pada panjang gelombang 517 nm. Kadar total fenol diuji menggunakan larutan Folin-Ciocalteu dengan asam galat sebagai larutan standar yang diukur pada panjang gelombang 725 nm. Kadar klorofil a, b, dan  karotenoid diukur pada panjang gelombang 663 nm, 646 nm, dan 470 nm. Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50ekstrak metanol sebesar 38,57 ppm, etil asetat 1567,27 ppm dan n-heksan 259,34 ppm. Kadar total fenol pada masing-masing  ekstrak adalah 87,10; 140,78 dan 102,24 (mg GAE/g berat basah sampel), kadar klorofil a sebesar 25,56; 28,44 dan 0,41 (mg/g berat basah sampel), kadar klorofil b sebesar 42,10; 41,94 dan 0,61 (mg/g berat basah sampel), dan kadar karotenoid sebesar 97,92; 85,68 dan 2,34 (µ mol/g berat basah sampel). Nilai IC50 dari ekstrak metanol termasuk kategori aktivitas antioksidan sangat kuat sedangkan ekstrak etil asetat dan n-heksan termasuk kategori aktivitas antioksidan sangat lemah.
BIOAKTIVITAS ANTIVIBRIOSIS DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA PADA EKSTRAK YEAST DARI SEDIMEN EKOSISTEM MANGROVE KARIMUNJAWA Sabrina Alisha Devi; Wilis Ari Setyati; Dyah Ayu Wulandary; Ega Saputra
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.985 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.156-163

Abstract

Yeast adalah mikroorganisme yang tidak dapat membentuk misellium.. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan mengidentifikasi golongan senyawa dari ekstrak yeast. Metode penelitian yang dilakukan antara lain 1). Sampling dan isolasi, 2). Kultur Massal, 3). Uji Bioassay dengan bakteri Vibrio harveyi dan  Vibrio cholerae, (4). Analisis fitokimia, (5). Identifikasi Molekular menunjukkan bahwa isolat KM 3 memiliki kemiripan 99% dengan Candida fermentati. KM 3 memiliki aktivitas antibakteri. Uji fitokimia yang dilakukan mengidentifikasi golongan senyawa saponin, flavonoid, kuinon, tanin, alkaloid, steroid, dan triterpenoid.
ANALISIS PARAMETER OSEANOGRAFI DAN LINGKUNGAN EKOWISATA PANTAI DI PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU Apriliansyah Apriliansyah; Dewi Purnama; Yar Johan; Person Pesona Renta
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.65 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.211-227

Abstract

Ekowisata pantai adalah kegiatan ekowisata yang dilakukan di daerah pantai pada umumnya memanfaatkan sumberdaya pantai dan permukaan air. Pantai Panjang Kota Bengkulu merupakan pantai yang terdapat di bagian barat Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Pantai Panjang yang membentang sepanjang 7 km dengan luas 84,09 ha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis parameter oseanografi dan lingkungan ekowisata pantai di Pantai Panjang Kota Bengkulu. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survei. Hasil penelitian ini diperoleh sebaran parameter oseanografi dan lingkungan dalam kondisi mendukung untuk kegiatan ekowisata pantai. Parameter-parameter tersebut yaitu tipe pantai, lebar pantai (m), material dasar perairan, kecepatan arus, kecerahan perairan (%), penutupan lahan pantai, biota berbahaya, ketersediaan air tawar (m) dan kedalaman perairan (cm).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN POPULASI RHIZOPHORA APICULATA BERDASARKAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PADA KAWASAN INDUSTRI PERMINYAKAN DAN NON KAWASAN INDUSTRI DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) Syahrial Syahrial; Dietriech G Bengen; Tri Prartono; Bintal Amin
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.635 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.228-240

Abstract

Kajian faktor penentu kesehatan populasi Rhizophora apiculata telah dilakukan pada ekosistem mangrove sekitar kawasan industri perminyakan dan non kawasan industri di Provinsi Riau yang berdasarkan karakteristik lingkungannya dengan menggunakan Analisis PCA. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2014 di pesisir pantai Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis dengan tujuan sebagai dasar evaluasi terhadap pengelolaan mangrove di Provinsi Riau kedepannya. Pengukuran kualitas perairan dilakukan dengan cara insitu dan sampel sedimen diambil menggunakan eckman grab pada daerah intertidal dengan kedalaman air 5 – 10 m. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kesehatan populasi R. apiculata dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor pertama adalah parameter logam berat Pb, pH, suhu dan DO. Faktor kedua adalah parameter TPH dan trigliserida. Sementara faktor ketiga adalah salinitas dan potensial redoks. Kemudian masing-masing faktor memiliki nilai varian yang berbeda-beda yakni 33.36% (faktor pertama), 30.34% (faktor kedua) dan 15.57% (faktor ketiga). Dari ketiga faktor tersebut, yang paling mempengaruhi kondisi kesehatan populasi R. apiculata pada kawasan industri perminyakan dan non kawasan industri di Provinsi Riau adalah parameter logam berat Pb, pH, suhu dan DO.
APLIKASI VARIASI LAMA MASERASI BUAH MANGROVE Avicennia marina SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI IKAN NILA (Oreochromis sp.) Fenny Utari; Nurlaila Ervina Herliany; Bertoka Fajar SP Negara; Aradea Bujana Kusuma; Maya Angraini Fajar Utami
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.057 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.164-177

Abstract

Pengawetan merupakan salah satu proses untuk mempertahankan kesegaran mutu pada ikan.  Penyebab utama proses kemunduran mutu pada ikan adalah aktivitas mikroba yang terdapat pada tubuh ikan. Penelitian ini bertujuan untuk memperolehlama maserasi buah mangrove Avicennia marina yang optimal sebagai pengawet ikan nila.  Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap maserasi dan tahap aplikasi menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan : tidak diaplikasikan dengan maserat buah mangrove A. marina (K) dan diaplikasikan dengan maserat buah mangrove A. marina yang direndam selama 12 (A), 24 (B) dan 36 (C) jam.  Analisis yang digunakan adalah Analisis sidik ragam (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95%, dan jika terjadi beda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar pH, kadar protein dan uji organoleptik pada ikan menunjukkan bahwa ikan nila yang tidak direndam dalam maserat buah mangrove (kontrol) menghasilkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan ikan nila yang diaplikasikan dengan maserat buah mangrove. Berdasarkan analisis sidik ragam (ANOVA) perlakuan memberikan pengaruh beda nyata terhadap kadar pH, kadar protein, dan nilai organoleptik ikan.  Secara umum, kadar pH, kadar protein, dan nilai organoleptik menunjukkan nilai optimal pada perlakuan pemberian maserat hasil maserasi 12 jam.
STRUKTUR KOMUNITAS HUTAN MANGROVE DI PULAU SIBU KOTA TIDORE KEPULAUAN PROVINSI MALUKU UTARA Abdurrachman Baksir; Nebuchadnezzar Akbar; Irmalita Tahir; Irfan Haji; Muhajirin Ahmad; Raismin Kotta
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.954 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.178-196

Abstract

Ekosistem mangrove di pesisir pulau Sibu mendapatkan berbagai macam tekanan pemanfaatan dari manusia. Hal ini memberikan gambaran bahwa perlu danya informasi ekologi. Stasiun penelitian ditetapkan sebanyak 3 stasiun, yang meliputi bagian utara, selatan dan timur Pulau Sibu. Pengambilan contoh mangrove, di lakukan dengan menggunakan metode transect quadrant dan spot check. Hasil penelitian diperoleh ketebalan hutan mangrove dikawasan Pulau Sibu berdasarkan pengamatan adalah 410 meter (Stasiun I),  321 meter (Stasiun II) dan 389 meter (Stasiun III). Komposisi jenis hutan mangrove dari hasil pengamatan dan identifikasi diperoleh sebanyak 10 jenis dari 4 famili. Nilai struktur komunitas dan vegetasi mangrove berdasarkan stasiun pengamatan diperoleh 24,44 ind/ m2 dan diikuti oleh stasiun II dengan nilai 24,17 ind/ m2  dan terendah pada stasiun III yaitu 18,83 ind/m2. Kategori peluang kehadiran jenis ditemukan paling tinggi terdapat pada stasiun I yakni 5,00 ind/m2, kemudian stasiun II dengan nilai 4,17  ind/m2  dan stasiun III yakni 2,83  ind/m2. Persentasi tutupan tertinggi vegetasi mangrove ditemukan pada stasiun stasiun I yaitu 18,19, disusul stasiun II sebesar 15,29 dan terendah stasiun III dengan nilai 12,49. Kategori nilai penting untuk keseluruhan stasiun memiliki nilai sama yaitu 300 %. Struktur komunitas hutan mangrove di Pulau Sibu berdasarkan indeks ekologi (nilai kerapatan, frekuensi jenis, tutupan dan nilai penting) cukup baik, sedangkan keanekaragaman spesies masngrove termasuk dalam kategori sedang. Kata kunci : Ekologi, Mangrove, Pulau Sibu, spot check , transect quadrant
KOMUNITAS IKAN PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG DI PULAU SIBU KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN Rina Rina; Salim Abubakar; Nebuchadnezzar Akbar
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.447 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.197-210

Abstract

Penelitian bertujuan untuk melihat komposisi jenis dan indeks ekologi ikan pada ekosistem lamun dan terumbu karang di Pulau Sibu Kecamatan Oba Utara. Proses penangkapan ikan baik pada ekosistem padang lamun maupun terumbu karang menggunakan jaring insang dengan panjang 50 meter dan lebar 2 meter dan ukuran mesh size 2,5 inchi. Komposisi jenis hasil tangkapan pada ekosistem terumbu karang sebanyak 16 spesies yaitu Tylosurus crocodiles, Cheilio inermis, Gerres oyena, Choerodon robustus, Parupeneus berbirinus,  Sillago sihama, Hermigymnus melapterus, Lethrinus erythropterus, Lutjanus decussates, Lutjanus fulvilamma, Lutjanus bengalensis,  Siganus canaliculatus, Siganus chrysospilos, Caranx melampygus, Selar boops dan Cephalopholis microprion. Sedangkan pada ekosistem padang lamun sebanyak 13 spesies yaitu Myripristis burndti, Tylosorus strongylurus, Caranx melampygus, Siganus canaliculatus, Siganus chrysospilos, Sillago sihama, Lutjanus ehrenbergii, Lutjanus decussates, Lutjanus fulvilamma, Monotaxis granduculis, Parachaetodon ocellatus, Hermigymnus melapterus dan Sphyraena jello. Keanekaragaman jenis ikan baik pada ekosistem terumbu karang maupun padang lamun tergolong sedang, tidak ada jenis yang mendominasi serta penyebaran jenisnya sangat merata. Hasil tangkapan jenis ikan antara ekosistem terumbu karang dan padang lamun memiliki kemiripan. Kata Kunci : Ikan, lamun, terumbu karang
ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN TEKNIS PENANGKAPAN RAWAI DASAR DI DESA KOTA BANI KECAMATAN PUTRI HIJAU KABUPATEN BENGKULU UTARA Wisnu Linggo Franjaya; Zamdial Zamdial; Ali Muqsit
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.037 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.261-274

Abstract

Pancing rawai dasar merupakan alat tangkap dominan yang digunakan oleh nelayan di Desa Kota Bani Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perikanan tangkap pancing rawai dasar di sentra perikanan Desa Kota Bani, Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini menggunakan metode Survei dengan teknik observasi dan wawacara. Analisis data dilakukan dengan metode statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai produktivitas perikanan rawai dasar di desa kota bani diperoleh nilai produktivitas per trip sebesar 3 kg dan produktivitas pertahun sebesar 6000 kg. Ukuran alat tangkap pancing rawai di Desa Kota Bani Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara dengan panjang tali utama rata-rata 1.000 meter, panjang tali cabang 1 depa atau 1,5 meter, mata pancing rata-rata 100 - 200 mata pancing, tanda atau bendera 2 buah, pelampung berjumlah rata-rata 5 buah, pemberat rata-rata berjumlah 5. Ukuran kapal rata-rata panjang 10 meter, tinggi 1 meter, lebar 1,5 meter, dengan ukuran rata-rata adalah 3 GT. Mesin penggerak yang digunakan adalah mesin tempel 15 PK dengan jenis BBM yang digunakan yaitu pertalite yang dicampurkan dengan oli merek Castrol 2T. Jumlah anak buah kapal (ABK) perahu/kapal nelayan penangkapan ikan berjumlah 2 orang dalam satu perahu/kapal. Metode pengoperasiaan Pancing Rawai Dasar dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: Persiapan, Setting, Drafting dan Haulling. Kedalaman daerah penangkapan ikan nelayan berkisar antara 10 – 20 meter dengan ikan hasil tangkapan Pancing Rawai Dasar terdiri dari 5 jenis, yaitu ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus), ikan manyung (Arius thalassinus), ikan kerapu (Epinephelus sp.), ikan hiu putih (Selachimorpha) dan ikan pari (Dasyatis sp.). 
ANALISIS RESIKO KESEHATAN PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA TIRAM (Saccostrea cucullata) DI PESISIR SALO PALAI, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Irwan Ramadhan Ritonga; Muchlis Effendi; Hamdhani Hamdhani
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.714 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.241-249

Abstract

Tiram di pesisir Salo Palai, Muara Badak sangat rentan terkontaminasi oleh logam berat yang disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan seperti terjadi secara alami, aktivitas antropogenik, perubahan iklim, dan bioakumulasi pencemaran lingkungan. Tiram (Saccostrea cucullata) dipilih untuk deteksi logam berat, dikarenakan tiram merupakan salah satu makanan laut yang dikonsumsi oleh penduduk di Salo Palai. Konsentrasi kadar Pb, Cd, dan Cu pada tiram ditentukan dengan metode destruksi asam dan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Penilaian resiko dilakukan untuk menentukan total paparan logam berat di masyarakat pesisir Salo Palai. Berdasarkan hasil analisis, konsentrasi rata-rata Pb dan Cd pada tiram lebih rendah dari Uni Eropa (2006), BSN (2009), dan China (2013), sedangkan rata –rata konsentrasi Cu rata-rata lebih tinggi dari standar Dirjen POM (1989). Kisaran nilai perkiraan asupan harian (EDI) oleh masyarakat untuk masing masing Pb (0.0000 – 0.0001) g/hari/kg, Cd (0.0000 – 0.0001) ?g/hari/ kg, dan Cu (0.0013 - 0,0213) ?g/hari/kg. Kemudian, kisaran nilai bahaya target (THQ) untuk Pb (0.0015 – 0.0249), Cd (0.0055 – 0.0913), dan Cu (0.0319 – 0.5321). Secara umum, semua nilai THQ pada tiram lebih rendah dari 1.0. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa tiram yang berasal dari pesisir Salo Palai, Kalimantan Timur masih layak untuk dikonsumsi, dan tidak ada efek buruk  yang terjadi bagi masyarakat yang terpapar Pb, Cd, dan Cu. 
IDENTIFIKASI MOLEKULER ISOLAT BAKTERI SELULOLITIK DARI MANGROVE SUNGAILIAT DAN TUKAK SADAI DI PULAU BANGKA Ardiansyah Kurniawan; Suci Puspita Sari; Euis Asriani; Andi Kurniawan; Abu Bakar Sambah; Asep Awaludin Prihanto
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.351 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.250-260

Abstract

Bakteri selulolitik memiliki kemampuan degradasi selulosa dan membuat karbohidrat lebih mudah dicerna bagi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri selulolitik di tanah, kayu lapuk dan daun dari mangrove pulau Bangka melalui skrining dan analisis gen 16s rRNA. Penelitian dilakukan dari September 2017 hingga Maret 2018. Isolat TSL7 dan TSS4 dari Mangrove Tukak Sadai dan SLS5 dari Mangrove Sungailiat yang memiliki kemampuan mendegradasi selulosa terbesar berdasarkan hasil skrining menjadi isolat yang diidentifikasi pada gen 16S rRNA untuk diurutkan dan analisis BLAST. Analisis gen bank menunjukkan kedekatan dengan Pseudomonas aeruginosa dengan query cover 37% - 87%. Hasil query cover rendah dihasilkan karena sekuens yang sesuai pendek. Kontaminasi dan perubahan komunitas karena seleksi lingkungan dengan adanya logam berat dapat menjadi penyebab dominasi Pseudomonas aeruginosa. Pseudomonas aeruginosa yang bersifat patogen tidak disarankan untuk diaplikasikan sebagai pendegradasi selulosa pakan ternak. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10