Rini Pramesti
Department Of Marine Sciences, Faculty Of Fisheries And Marine Sciences, Diponegoro University

Published : 80 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Rendahnya Intensitas Cahaya Terhadap Caulerpa racemosa (Forsskål) 1873 (Ulvophyceae:Caulerpaceae) Sitorus, Elfonso Robby; Santosa, Gunawan Widi; Pramesti, Rini
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.086 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v9i1.25376

Abstract

ABSTRAK: Caulerpa racemosa merupakan spesies rumput laut hijau (Chlorophyta) yang hidup di daerah pasang surut maupun daerah yang bebas dari pasang surut. Permintaan pasar yang setiap tahun meningkat, sehingga dilakukan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya yang berbeda pada pertumbuhan C. racemosa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratoris dan rancangan percobaan yang dipakai adalah Rancanagan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 2 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini dengan intensitas cahaya pada A= ± 1000 lux; B= ± 500 lux; C= ± 300 lux. Pencapaian berat basah rata-rata sebagai berikut: A= ± 0,84 gram ; B= ± 1,06 gram ; C= ± 1,13 gram. Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) C. racemosa adalah: A= 1,29 ± 0,04% per hari ; B= 1,12 ± 0,06% per hari ; C= 0,4 ± 0,09% per hari. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan intensitas cahaya yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap berat dan laju pertumbuhan spesifik C. racemosa (p<0,01). ABSTRACT: Caulerpa racemosa is a species of green seaweed (Chlorophyta) that live in tidal areas and areas free from tides. The market demand of C. racemosa continues to increase, it is necessary to conduct cultivation for its production. The purpose of this research was to determine the effect of different light intensities on the growth of C. racemosa. This research used an experimental laboratory method and the experimental design used was a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 3 treatments and 2 replications. The treatment in the research was by measuring the light intensity at A = ± 1000 lux; B = ± 500 lux; C = ± 300 lux. The results showed that the average wet weight gained was : A = ± 0.84 gram ; B = ± 1.06 gram ; C = ± 1.13 grams. Specific growth rates of C. racemosa were: A = 1.29 ± 0.04% per day ; B = 1.12 ± 0.06% per day ; C = 0.4 ± 0.09% per day. The results of this study indicated that the treatment of different light intensities significantly affected the specific weight and grow rate of C. racemosa (p < 0.01).
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Turbinaria Decurrens Bory De Saint-Vincent Dari Pantai Krakal, Gunung Kidul, Yogyakarta Islami, Faishal; Ridlo, Ali; Pramesti, Rini
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.046 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.11422

Abstract

Turbinaria decurrens merupakan salah satu rumput laut cokelat yang belum banyak dimanfaatkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi antioksidan T. decurrens dari ekstrak n-heksan (non-polar) dan metanol (polar), menentukan kadar total fenol dan biopigmen (klorofil a, klorofil b, dan karotenoid).Materi yang digunakan adalah T. decurrens yang diambil dari Pantai Krakal, Gunung Kidul, Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif. T. decurrensdimaserasi dengan pelarut metanol, diuapkan dengan rotary evaporator dan dipartisi dengan pelarut n-heksan menggunakan corong pemisah. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan nilai IC50.Penentuan nilai IC50 ekstrak kasar metanol dan n-heksan T. decurrens dilakukan dengan metode penangkapan radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) pada λ=517 nm. Kadar total fenol diuji dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteu dengan asam galat sebagai standar pada λ=725 nm, kadar klorofil diukur pada λ=663 nm dan λ=646 nm dan karotenoid pada λ=470 nm.Data dianalisis menggunakan analisa ragam Independent Samples Test.Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 670,603 ppm lebih tinggi dibandingkan ekstrak n-heksan (1201,853 ppm). Kadar total fenolik (61,127 mgGAE/g ekstrak), klorofil a (1,518 mg/g), dan klorofil b (1,558 mg/g) ekstrak n-heksan lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak metanol. Kadar total karotenoid ekstrak T. decurrens hanya ditemukan dalam ekstrak metanol (0,459µmol/g). Hasil ini menunjukkan total karotenoid pada ekstrak metanolT. decurrens berkaitan erat dengan aktivitas antioksidan yang tergolong ke dalam antioksidan lemah
Pengaruh Perbedaan Jenis Dan Konsentrasi Larutan Alkali Terhadap Kekuatan Gel Dan Viskositas Karaginan Kappaphycus alvarezii, Doty Romenda, Ardiawan Pandu; Pramesti, Rini; Susanto, Antonius Budi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.347 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i1.2065

Abstract

Carrageenan is a seaweed sap extracted by water or alkali solution from certain species Rhodophyceae class (red algae). The raw materials are used in various food and non-food industrial. The process of making SRC performed by using alkali type strong base KOH and NaOH with 4%, 6% and 8% concentration. Analysis is measured gel strength and viscosity of each type and concentration. KOH alkali treatment values are 4, 6 and 8% of the gel strength is 192.00 ± 1.12 g/m²; 630.71 ± 10.32 g/m²; 385.85 ± 3.70 g/m². NaOH 4, 6 and 8% of the gel strength is 184,63 ± 4,48 g/m²; 321,26 ± 46,12 g/m²; 452,24 ± 125,45 g/m². KOH alkali treatment values are 4, 6 and 8% of the viscosity was 22.24 ± 0.20 cPs; 24.61 ± 0.3 cPs; 20.00 ± 0.15 cPs; NaOH 4, 6 and 8% of the viscosity is cPs 22.58 ± 0.26; 25.07 ± 0.17 cPs; 25.07 ± 0.17 cPs. Based on the results of the study the highest gel strength is at 6% KOH and highest viscosity at 6% NaOH.
Hasil Kandungan Agar Ekstraksi Non-Alkali Gracilaria sp. yang Tumbuh di Lingkungan Berbeda Andiska, Prismabella Wilis; Susanto, AB; Pramesti, Rini
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.963 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i4.24860

Abstract

ABSTRAK: Gracilaria sp. merupakan rumput laut merah penghasil agar yang banyak digunakan untuk industri pangan maupun non pangan lainnya. Ekstraksi ini umumnya menggunakan alkali yang berdampak pada lingkungan dan keamanan bahan pangan. Informasi tentang ekstraksi perlakuan non alkali di Indonesia untuk industri pangan diduga belum ada sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji apakah ekstraksi non alkali dari Gracilaria sp. dapat menghasilkan agar, rendemen, kandungan proksimat serta dianalisis FTIR dari kedua lokasi yang berbeda (laut dan tambak). Metode ekstraksi dilakukan dengan merebus sampel kering hingga didapatkan agar, yang selanjutnya dikeringkan dan dijadikan tepung. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi perlakuan non alkali dari kedua lokasi dapat menghasilkan rendemen dengan nilai rendah (14-15,31%). Kadar air tertinggi (15,40±0,59%) terdapat pada agar sampel dari laut, kadar abu tertinggi (41,45±0,59%) pada sampel kering dari laut, kadar protein tertinggi (8,59±0,26%) pada sampel kering dari tambak, kadar lemak tertinggi (0,63±0,13%) pada agar sampel dari laut, dan karbohidrat tertinggi (67,19±0,86%) pada sampel kering dari tambak. Hasil FTIR menunjukkan agar mengandung komposisi gugus galaktosa 3,6-anhydro-L-galaktosa. ABSTRACT: Gracilaria sp. is a red seaweed which is known as an agarophyte and widely used for food and other non-food industries. Generally agar extraction uses alkali which has an environmentally impact and food safety. Non-alkaline extraction treatment for food grade is still under observed in Indonesia. The purpose of this research is to access whether agar extraction of Gracilaria sp. can be carried out, as well as the amount of agar yield, proximate contents and FTIR analysis from two different locations. The extraction method is done by boiling a dry sample to obtain agar, which is then dried and turned into flour. The results showed that the extraction of non-alkaline treatment could be carried out on Gracilaria sp. with low yield (14-15.31%). The highest water content (15.40±0.59%) found in agar from dried seaweed form the sea, highest ash (41.45±0.91%) in dried seaweed from the sea, highest protein (8.59±0.26%) in dried cultured seaweed, highest fat (0.63±0.13%) in agar from the sea, and highest carbohydrate (67.19±0.86%) in dried cultured seaweed. FTIR analysis showed that the agars contained a composition of galactose groups of 3,6-anhydro-L-galaktose. 
Pengaruh Perendaman Larutan KOH dan NaOH Terhadap Kualitas Alginat Rumput Laut Sargassum polycycstum C.A. Agardh Mirza, Mohamad; Ridlo, Ali; Pramesti, Rini
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.102 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i1.2053

Abstract

Sargassum polycystum seaweed is a type of brown algae that contains alginate. Alginate from S. polycystum did not optimally and alginate has an importnat role from a variety of industries. Alginate ekstraction obtained by submersion wes using NaOH and KOH solvent, then continued using Na2CO3 solvent. The purpose of this research was to determine the effect of immersion with KOH and NaOH with concentration 0,3%, 0,5% and 0,7% solution to the quality alginate from brown seaweed S. polycystum. Experimental design used was Rancangan Acak Lengkap (RAL). The results showed that aging of the KOH solution has a lower water content and higher viscosity than NaOH solution. The concentration of the solution used also affects the yield, moisture content, ash content and viscosity alginate S. polycystum. The higher concentration of the solution then the yield, moisture content and lower ash content, while viscosity alginate increased. The best results obtained in the treatment with a solution of KOH concentration of 0.7%.
Struktur Dan Komposisi Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove Di Kecamatang Genuk Kota Semarang Tarida, Tarida; Pribadi, Rudhi; Pramesti, Rini
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.466 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25899

Abstract

ABSTRAK : Kawasan mangrove di pesisir Kecamatan Genuk Kota Semarang merupakan daerah dengan tingkat kegiatan manusia yang tinggi. Lahan ini banyak dikonversi menjadi lahan pemukiman, perindustrian dan tambak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi gastropoda pada kawasan mangrove. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga September 2015. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dan pengumpulan sampel menggunakan Sample Survey Method. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 lokasi, masing-masing lokasi terdiri dari 3 transek yang berukuran 5m x 5m. Sampel yang diperoleh diawetkan dan diidentifikasi (FAO Volume 1, 1998). Hasil penelitian diperoleh 9 spesies gasropoda dari 5 famili yaitu Sphaerassiminea miniata (Assiminidae), Cassidula nucleus, C.aurisfelis (Ellobidae), Littorina melanostoma (Littorinidae), Neritina violacea (Neritidae), Telescopium telescopium, Cerithidea obtusa, Terebralia palustris dan Pleuroploca trapezium (Potamididae). Spesies yang dominan adalah C.nucleus dan C.aurisfelis. Rata-rata kelimpahan gastropoda di seluruh lokasi adalah 98 ind/25m² hingga 155 ind/25m². Indeks keanekaragaman (H’) sebesar 0,96 – 1,17 termasuk kedalam kategori rendah-sedang. Indeks keseragaman (e) sebesar 0,72-0,80 termasuk dalam kategori sedang-tinggi. Indeks dominasi (c) menunjukkan tidak adanya spesies yang mendominasi pada lokasi penelitian. Secara keseluruhan pola sebaran gastropoda menunjukkan sebaran yang mengelompok (Clummped). Dan nilai indeks kesamaan komunitas antar lokasi yaitu 54,5% hingga 75%, berkategori sedang-tinggi. ABSTRACT : The area of mangroves in the coastal Kecamatan Genuk are high levels of human activity. Mangrove area were converted to settlements, industry and aquaculture. The purpose of this research would to determine the implementation about the structure and composition of  gastropod community at mangrove area. This research was conducted during July to September 2015. The method of this reseach is descriptive method and the collection of samples using the Sample Survey Method. This reseach divided at 3 locations, sampling performed measuring 5 m x 5 m. The samples obtained were preserved and identified (FAO book Volume 1, 1998). Results of this reseach was found 9 gasropods from 5 families namely, Sphaerassiminea miniata (Assiminidae), Cassidula nucleus, C.aurisfelis (Ellobidae), Littorina melanostoma (Littorinidae), Neritina violacea (Neritidae), Telescopium telescopium, Cerithidea obtusa, Terebralia palustris and Pleuroploca trapezium(Potamididae). The most dominant species is C.nucleus and C.aurisfelis. The average gastropod abundance of all locations ranged between 98 ind/25 m² up to 155 ind/25 m². The index of diversity (H') ranging between 0.96 –1.17 including low-medium category. The uniformity index (E) ranges from 0.72-0.80 is included in the category of medium-high. Dominance index (c) indicates the absence of a dominant species this research. The pattern of distribution gastropods indicating a clumped distribution. While the index value similarity between Community research location ranged from 54.5% to 75%, medium-high categories.
Analisis Parameter Fisika dan Kimia Karaginan Kappaphycus alvarezii Doty 1985 (Florideophyceae : Solieriaceae) Dengan Variasi Ekstraksi dari Perairan Bluto Wulandari, Nursiana Suci; Pramesti, Rini; Susanto, AB.
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.423 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i4.25275

Abstract

Kappaphycus alvarezii merupakan rumput laut merah penghasil karaginan yang dimanfaatkan dalam berbagai industri dan diperoleh melalui ekstraksi. Ekstraksi umumnya menggunakan larutan alkali sebagai pelarut dalam proses pemanasan maupun perendaman. Ekstraksi tanpa larutan alkali masih jarang dilakukan. Ekstraksi cara alkali, non-alkali maupun pre-treatment alkali mempengaruhi kualitas karaginan sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan penelitian untuk memperoleh karaginan kualitas terbaik dari 3 metode ekstraksi. Parameter yang diambil meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, kekuatan gel, viskositas dan analisis FTIR. Karaginan dihasilkan melalui ekstraksi secara alkali dengan pemanasan KOH, pre-treatment alkali dengan perendaman KOH sebelum pemanasan dan ekstraksi native pemanasan dengan air suling. Hasil penelitian didapatkan nilai rendemen terbaik dengan metode alkali (36,68±2,33%). Kadar air terbaik metode pre-treatment (3,91±0,84%). Kadar abu terbaik metode alkali (32,7±2,42%). Kekuatan gel terbaik dengan metode alkali (519±29,01g/cm2). Viskositas terbaik metode native (70,43±0,74 cPs). Hasil FTIR menunjukkan sampel yang dihasilkan jenis kappa karaginan. Kappaphycus alvarezii produces carrageenan which is widely used for industrial and obtained through extraction. Generally the extraction is using an alkaline solution as a solvent of heating or soaking process. Extraction without alkaline solution is infrequently performed. Different extraction methods affect the quality of the carrageenan, therefore the research has to be done. The purpose of this research is to obtain the best quality carrageenan from 3 different extraction methods. The parameters performed yield, water content, ash content, gel strength, viscosity and FTIR analysis. Carrageenan are produced through alkaline extraction treatment with KOH, pre-treatment alkaline with KOH and native extraction with distilled water. The results showed the best yield was alkaline method (36.68±2.33%), the best water content was pre-treatment method (3.91±0.84%), the best ash content was the alkaline method (32.7±2.42%), the best gel strength was the alkaline method (519 ± 29.01g/cm2), the best viscosity was the native method (70.43±0.74 cPs). Analysis FTIR showed the samples produced kappa carrageenan.
Pengaruh Konsentrasi NaOH yang Berbeda Terhadaap Mutu Agar Rumput Laut Gracilaria verrucosa Kusuma, Wakhid Indra; Santosa, Gunawan Widi; Pramesti, Rini
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.176 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i2.2473

Abstract

ponds in Indonesian. Agar from G. verrucosa is widely used in the food industry, one of which is used as a thickener or stabilizer of food. However, a good quality of agar with high durability needs developed. The purpose of this study with the addition of NaOH before extracted is to determine the effect of different concentrations of NaOH on the agar quality of seaweed G. verrucosa. This study was conducted from July 30 until August 16, 2012 in Plant Tissue Culture Laboratory, Faculty of Science and Mathematics - University of Diponegoro. Sampling was conducted on July 21, 2012. G. verrucosa was obtained from local ponds Tambak Harjo, Krapyak, District of West Semarang - Semarang. The method used was laboratory experimental methods with completely randomized design (CRD) to determine differences in the concentration of NaOH. The results showed that the effect of the concentration of NaOH affected the gel strength, sulphate content, ash content, moisture content, and yield on agar G. verrucosa (p Ë‚ 0,05). The higher the concentration of NaOH the higher gel strength, ash content, water content, and yield, but lowering sulphate levels. The best results obtained in the treatment with NaOH solution concentration of 6 %.
Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Ulva sp. dari Pantai Krakal-Yogyakarta Kurniasih, Setia Devi; Pramesti, Rini; Ridlo, Ali
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.77 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.11423

Abstract

Ulva sp. merupakan salah satu rumput laut hijau yang belum banyak dimanfaatkan. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidanekstrakmetanol dan ekstrak n-heksanUlva sp. yang dinyatakan dalam nilai IC50, sertamenentukan kadarfenolat, klorofil a, klorofil b, dan karotenoid. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif. Materi yang digunakan adalah rumput laut hijau Ulva sp. dari Pantai Krakal, Gunungkidul-Yogyakarta.Penentuan aktivitas antioksidandilakukan dengan metode penangkapan radikal DPPH(1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl) pada λ=517 nm. Kadar fenolatdiuji menggunakan metode Folin-Ciocalteu dengan asam galat sebagai standar pada λ=725 nm. Kadar klorofildiukur pada λ=663 nm dan λ=646 nm dan karotenoid diukur pada λ=470 nm.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak n-heksan sebesar 448,659 ppm, sedangkan ekstrak metanol sebesar 515,631 ppm.Kadar fenolat (82,683 mgGAE/g ekstrak), kadar klorofil a (2,674 mg/g), klorofil b (1,978 mg/g) dan karotenoid (1,078 mg/g) pada ekstrak n-heksan lebih tinggi dibanding ekstrak metanol. Senyawa fenolat,klorofil a, klorofil b, dan karotenoid pada ekstrak n-heksan Ulva sp. berpotensi sebagai penyumbang aktivitas antioksidan, dimana tergolong dalam antioksidan sangat lemah (>200 ppm).
Morfometri Portunus pelagicus Linnaeus, 1758 (Malacostraca : Portunidae) Pada Fase Bulan Yang Berbeda Di Perairan Betahwalang, Demak Putra, Errizal Machmud; Pramesti, Rini; Santosa, Gunawan Widi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.283 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i2.25104

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas unggulan Indonesia. Perairan Betahwalang, Kabupaten Demak memiliki sumberdaya rajungan yang  potensial dengan tingkat eksploitasi yang tinggi. Rajungan ini ditangkap setiap hari tanpa memperhatikan faktor alam berupa fase bulan yang menyebabkan menurunnya populasi. Informasi penangkapan berdasarkan fase bulan diperlukan agar populasi rajungan dapat terjaga. Tujuan Penelitian ini adalah mengkaji jumlah dan sebaran morfometri rajungan yang tertangkap pada fase bulan purnama dan bulan baru di perairan Betahwalang. Penelitian ini dilakukan dari November 2017 sampai Februari 2018 di perairan Betahwalang. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Penentuan lokasi penelitian berdasarkan area penangkapan rajungan di perairan Betahwalang. Pengambilan data dilakukan 8 kali dari tanggal 5 November 2017 sampai 18 Februari 2018. Pengambilan data berupa jumlah, lebar karapas, berat, jenis kelamin rajungan, dan parameter lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan total rajungan tertangkap yaitu 448 ekor, 296 ekor pada Bulan Purnama dan 152 ekor pada Bulan Baru. Morfometri rajungan ukuran ≤ 10 cm pada Bulan Purnama 190 ekor lebih banyak dari Bulan Baru 90 ekor. Rajungan ukuran > 10 cm pada Bulan Baru 106 ekor lebih banyak dari Bulan Baru 62 ekor. Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus) is Indonesia's flagship commodity. The waters of Betahwalang, Demak Regancy have potential Blue Swimming Crab resources with high levels of exploitation.  The crabs are catched every day regardless of natural factors, such as the moon phase that causes the population to decline. Blue Swimming Crab catch’s information based on the moon phase is required for the population to sustaine. The purpose of this research is to study the amount and distribution of Blue Swimming Crab morphometry catched on the full and new moon phase in Betahwalang waters. The study was conducted from November  2017 till February 2018 in the waters of Betahwalang. The research method used was descriptive method. Determination of research location based on Blue Swimming Crab catching area in Betahwalang waters. The data were collected 8 times from November 5, 2017 till February 18, 2018. Data were collected in number, width of carapace, weight, sex, and environmental parameters. The results showed total of catched crabs, were 296 crabs on Full Moon, and 152 crabs on New Moon. Blue Swimming Crab morphometry size ≤ 10 cm on Full Moon was 190 crabs more than New Moon was 90 crabs. Then, in Size> 10 cm on New Moon was 106 crabs more than New Moon was 62 crabs.
Co-Authors A. B. Susanto A.B. Susanto A.B. Susanto A.B. Susanto AB Susanto AB. Susanto Adam Sojuangon Pasaribu Adi Santoso Agus Sabdono Ahmad Fadhil Muzaki Ahmad Saddam Habibi Akbar, Muhamad Rahadian Akmal Nasrulloh Alfi Satriadi Ali Djunaedi Ali Ridlo Ananta, Raditya Rizki Andiska, Prismabella Wilis Anisah Harahap Antonius Budi Susanto Ardiawan Pandu Romenda Ardiawan Pandu Romenda Bambang Yulianto C. Wiencke Chrisna Adhi Suryono Dafit Ariyanto Dara Ramadhania Istiqomahani Delianis Pringgenies Desni Elfrida Samosir Dini, Puti Sukma Rahma Edi Wibowo Kushartono Ega Hagita Testi Eldita Amalia Elfonso Robby Sitorus Endang Supriyantini Errizal Machmud Putra Faishal Islami, Faishal Feri Setiawan G. O. Kirst Galih S. Adiguna Gandang Herdananto Nugroho Ghofari, Miftahul Akhyar Gunawan Widi Santosa Hidayati, Jelita Rahma Ihsan Mahfudh Ika Asri Desanti Intan Budi Setiasih Irwani Irwani Istiqomahani, Dara Ramadhania Karla Lutfia Rahmadanti Koesoemadji Koesoemadji Lovensia Zukruff Albasit Mahfudh, Ihsan Maya Puspita Meli Ayu Pangestika Miftahul Akhyar Ghofari Mohamad Mirza Mohamad Mirza Muhamad Ihsan Muhamad Rahadian Akbar Muhammad Abdul Zaky Muhammad Zainuddin Muhammad Zainuddin Nasrulloh, Akmal Nirwani Nirwani Nirwani Soenardjo Nursiana Suci Wulandari Pasaribu, Adam Sojuangon Prismabella Wilis Andiska Puti Sukma Rahma Dini Putra, Errizal Machmud Raden Ario Radhian Wikanarto Widodo Raditya Rizki Ananta Rozi Hamdani Rudhi Pribadi Satria Sakti Budi Leksono, Satria Sakti Budi Sebastian Margino Setia Devi Kurniasih, Setia Devi Setiasih, Intan Budi Siti Rudiyanti Sitorus, Elfonso Robby Sri Sedjati Subagiyo Subagiyo Subagiyo Subagiyo Sunaryo Sunaryo Susanto, AB. Tarida Tarida Tarida, Tarida Testi, Ega Hagita Titis Buana Tiurma S Triyanto Triyanto Wahid Agung Saputra Wahyu Bagio Leksono Wakhid Indra Kusuma Widodo, Radhian Wikanarto Wilis A Setyati Wilis Ari Setyati Wulandari, Nursiana Suci Yohanes Oktaviaris Yulandaris Marsa Zaky, Muhammad Abdul